Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salsa Syafitri

NIM : 2204010046
Kelas : Farmasi B
Resume Baltic Journal Of Law & Politics
Sejak zaman dahulu, masyarakat Sunda masing-masing memiliki tiga lembaga yang
memiliki tugas berbeda. Ketiga lembaga tersebut memiliki kekuasaan di masing-masing
bidang. Model pembagian/pemisahan kekuasaan adat Sunda dan aturan-aturan lainnya
dijelaskan dengan jelas dalam teks fragmen carita parahyangan (FCP) (abad ke-16); prebu
tidak semata-mata menentukan ini dilakukan atas kesepakatan dengan Rama dan sisi Resi.
Prebu-Rama-Resi disebut Tri Tangtu Di Buana (tiga kelompok yang menentukan roda
kekuasaan di dunia) (Permana, 2015).
Sistem kekuasaan dalam masyarakat sunda saat itu memang harus terbagi-bagi bahwa
yang satu dipisahkan dari yang lain sehingga kekuasaan kerajaan tidak terkonsentrasi satu
tangan (raja). Itu dapat mencegah tindakan sewenang-wenang dari penguasa, dan politik
kebebasan di kerajaan akan dijamin. Dalam Tri Tangtu Di Buana, banyak politik kegiatannya
mengandung aspek komunikasi politik antar pemegang kekuasaan. Aspek komunikasi politik
diwujudkan dalam komunikasi politik kegiatan yang terjadi dalam pembagian/pemisahan
kekuasaan dan pembagian kekuasaan di Kerajaan Sunda. Tri Tangtu Di Buana masih
berwujud kapuunan lembaga (pemerintah) masyarakat adat Baduy yang disebut Tangtu Telu
(Sumarlina, 2016).
Dan Nimmo merumuskan komunikasi politik sebagai suatu kegiatan yang bersifat
politik berdasarkan konsekuensi aktual dan potensial, yang mengatur perilaku dalam kondisi
konflik (Ardial, 2010).
Sementara itu, Mark Roelofs dan Barn Lund menyatakan bahwa “Politik adalah
pembicaraan atau lebih tepatnya kegiatan politik (politicing) is talking”. Ungkapan ini
menyiratkan bahwa komunikasi politik lebih menitikberatkan pada bobot materi konten yang
mengandung pesan politik (Harun & AP., 2006).
Dapat dikatakan, siapa yang memulai komunikasi merupakan indikator kekuasaan.
Komunikasi yang menempatkan manusia pada posisi yang lebih rendah merupakan salah satu
bentuk pelaksanaan kekuasaan. Kekuasaan itu positif dalam arti dapat mencapai tujuannya
dan menyelesaikan masalahnya. Foucault menyatakan bahwa pelaksanaan kekuasaan
menciptakan pengetahuan dan kumpulan baru informasi. Kekuasaan adalah kekuatan positif
ketika dibagikan, dikembangkan pada orang lain, dan digunakan dengan bijak. Kekuasaan
sangat erat kaitannya dengan komunikasi karena komunikasi dapat menentukan hasil:
pengetahuan, keyakinan, dan tindakan. Komunikasi adalah mekanisme untuk melatih
pengaruh (kekuasaan) (Pace & Faules, 2006).
Tri Tangtu Di Buana tercermin dalam tiga kapuunan di Baduy, yaitu Puun Cibeo,
Cikartawana, dan Cikeusik. Ketiga kapuunan tersebut secara kolektif disebut Tangtu Telu,
yang merupakan representasi dari Tri Tangtu Di Buana Baduy. Saat ini, di Baduy juga ada
beberapa pemilihan pejabat internal yang melibatkan Tri Tangtu Di Benua itu ada. Kegiatan
ini juga mengandung aspek komunikasi politik. Bundar ketiga lembaga kapuunan tersebut,
beberapa jabatan berfungsi sebagai pembantu dan corong kepada masyarakat Baduy atau
berhubungan dengan pihak luar (the pemerintah). Berikut beberapa jabatan dalam lembaga
kapuunan yang dimainkan peran penting dalam pemerintahan di Baduy.
Puun
Puun adalah posisi tertinggi di daerah tangtu (Cibeo, Cikartawana,Cikeusik). Mereka
tidak hanya memimpin di desa tangtu mereka tetapi juga memimpin masyarakat Baduy
secara keseluruhan. Menurut adat dan peraturan yang berlaku (pikukuh), dan kedudukan
puun ini diwariskan secara turun-temurun (secara genealogis), kecuali hal-hal lain tidak
memungkinkan pewarisan posisi secara silsilah ini. Jika ini terjadi, kedudukan puun dapat
diwariskan kepada kerabat dekat. Kehormatan panggilan untuk puun adalah "girang".
Jaro Tangtu (Kokolotan)
Setiap puun memiliki jaro tangtu yang merupakan tangan kanan sekaligus wakilnya
dalam keseharian pelaksanaan urusan pemerintahan kapuunan. Tugas mereka mencakup
semua jenis urusan yang berkaitan dengan puun, dan mereka memiliki tugas yang paling
menantang dibandingkan dengan pejabat lainnya. Bisa dikatakan mereka adalah ujung
tombak komunikasi puun karena tugas utamanya adalah sebagai juru bicara dan kurir dalam
menyampaikan pesan yang telah diberikan kepada masyarakat Baduy secara luas. Merekalah
yang pergi sana-sini menyampaikan pesan dan menjadi penyambung lidah orang Baduy
masyarakat ke puun. Mereka juga berkoordinasi dengan jaro pamaréntah untuk eksternal
urusan (pemerintah pusat) dan kokolot lembur sebagai pemimpin di Baduy Luar (panamping)
desa.
Jaro Pamaréntah
Kepemimpinan formal Desa Kanekes disebut jaro pamaréntah. Itu orang yang
memegang posisi ini menangani berurusan dengan pihak luar, terutama dengan pemerintah
daerah/provinsi. Secara hierarki berada di bawah kecamatan kepala, tetapi dalam urusan
rutin, dia tunduk pada tiga puun. Kandidat jaro ini warga Desa Kanekes harus mendapatkan
restu dari tiga puun sebelum menjadi disampaikan kepada Bupati Lebak (melalui camat)
untuk dikukuhkan sebagai kepala desa. Karena jaro pamaréntah pasti berasal dari Baduy asli
masyarakat, tabu untuk menulis. Kegiatan menulis dilakukan oleh juru tulis (carik) diambil
dari orang non-Baduy (orang luar).
Kokolot Lembur
Kokolot lembur adalah kepala/penanggung jawab pemerintahan di setiap panamping
desa. Orang yang memegang posisi ini harus bisa lebih tua atau harus bisa untuk bertindak
seperti orang tua oleh warga. Kokolot lembur juga bertugas mengawinkan dua sejoli yang
hendak kawin (bertindak sebagai lurah). Dia juga menyimpan alat-alat untuk upacara rutin.
Puun, jaro tangtu, jaro pamaréntah dan kokolot lembur adalah lembaga-lembaga itu ada
dalam lembaga kapuunan Baduy. Berikut proses dari memilih dan mengangkat beberapa
pejabat di lembaga kapuunan di Baduy.
Kesimpulan
Aspek komunikasi politik diwujudkan dalam komunikasi politik kegiatan yang terjadi
dalam pengangkatan puun terjadi ketika seseorang kesurupan oleh arwah karuhun
mengangkat puun baru. Orang kerasukan ini juga sering memberikan nasihat dan alasan
memilih seseorang untuk menjadi puun. Karena ini menyangkut politik peristiwa, yaitu
penunjukan orang-orang yang akan menduduki kekuasaan, proses ini termasuk dalam salah
satu kegiatan komunikasi politik. Selanjutnya aspek komunikasi politik terkandung dalam
penunjukan jaro tangtu diwujudkan dalam kegiatan komunikasi politik saat puun menugaskan
jabatan kepada orang-orang yang akhirnya dibariskan menjadi jaro tangtu. Politik
Komunikasi yang berlangsung bersifat tatap muka dan dihadiri oleh orang-orang berpengaruh
warga di desa tangtu. Karena menyangkut pemerintah dan pemberian kekuasaan, proses ini
termasuk dalam komunikasi politik.
Hampir sama dengan proses pengangkatan jaro tangtu aspek komunikasi politik yang
diwujudkan dalam komunikasi politik kegiatan yang terdapat dalam proses pengangkatan jaro
pamaréntah terjadi ketika para puun memberikan restu kepada calon jaro pamaréntah untuk
menjabat sebagai Kepala Desa Kanekes. Jaro pamaréntah diberi wewenang dan kekuasaan
untuk menjembatani masyarakat Baduy dengan pihak luar, dalam hal ini pemerintah. Jadi,
puun memberi dia berdaulat sebagai pemimpin formal wilayah Baduy, menjabat sebagai
Kepala Desa Kanekes.

Anda mungkin juga menyukai