Anda di halaman 1dari 2

Pengertian

Kedokteran kerja , dahulu disebut kedokteran industri , adalah cabang kedokteran yang berkaitan
dengan pemeliharaan kesehatan serta pencegahan dan pengobatan penyakit serta cedera yang tidak
disengaja pada penduduk yang bekerja di tempat kerja. Secara historis, kedokteran kerja terbatas
pada pengobatan cedera dan penyakit yang terjadi pada pekerja produksi saat bekerja. Selama
bertahun-tahun, hal ini berubah, dengan karyawan di pabrik, pabrik, dan kantor memenuhi syarat
untuk layanan medis. Program kesehatan perguruan tinggi atau sekolah dapat dianggap sebagai
perpanjangan dari kedokteran kerja.

Kedokteran okupasi atau dikenal juga dengan istilah ilmu kesehatan kerja cabang kedokteran yang
dilihat dari pandangan dan risiko kesehatan yang mungkin dihadapi seseorang di tempat kerja.
Diperuntukkan bagi perusahaan atau badan usaha dengan karyawan mereka, dan berfokus pada
pencegahan, evaluasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi masalah kesehatan yang mungkin
dialami di tempat kerja. Ini juga menjamin bahwa perusahaan mematuhi undang-undang tentang
keselamatan kerja.

Tujuan

Tujuan spesifik dari kedokteran okupasi adalah:

bahayakan potensi bahaya di tempat kerja untuk memastikan keamanan pekerja

Menjaga kesehatan fisik dan mental pekerja

Mencegah kecelakaan kerja dan cedera

melakukan penilaian kesehatan dan kebugaran pekerja untuk menentukan apakah mereka cocok
untuk bekerja

Mendiagnosis dan mengobati kecelakaan kerja

Rehabilitasi pekerja yang sakit atau terluka dalam menjalankan kontrak kerja

memuji dan melaksanakan program kesehatan & keselamatan di tempat kerja

HUBUNGAN

Adapun hubungan antara kedokteran kerja dengan penerapan k3 yaitu Memahami dan
melaksanakan peraturan perundangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja Mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara :

a. Mengenal bahaya dan resiko terjadinya bahaya keselamatan dan bahaya kesehatan

b. Menilai bahaya dan resiko di tempat kerja

c. Penata laksanaan dan pengendalian bahaya di tempat kerja. Monitoring lingkungan kerja.

 Seperti yang tertera dalam (Permen No. Per-03/Men/1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja, Pasal 2)
yang berbunyi:
 Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja, Pemeriksaan Berkala dan Pemeriksaan KhususPembinaan
Dan Pengawasan Atas Penyesuaian Pekerjaan Terhadap Tenaga Kerja.Pembinaan Dan
Pengawasan Terhadap Lingkungan Kerja.Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Perlengkapan
Saniter.Pembinaan Dan Pengawasan Perlengkapan Untuk Kesehatan Tenaga Kerja.Dan
Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Yang Mempunyai Kelainan Tertentu Dalam Kesehatannya.
Kemudian adapun undang undang yang mengatur kedokteran kerja dengan penerapan k3 yaitu:
 UU No.1/1970 pasal 8 pemeriksaan kesehatan oleh dokter yang ditunjuk Permenaker No.01/1976
pelatihan Permenaker No.02/1980 pemeriksaan kes oleh dokterParamedis: Permenaker
No.01/1979Ahli K3: Permenaker No.02/1992Ahli K3 Kimia: Petugas K3 Kimia Kepmennaker
No. 187/Men/1999
 Program / Kegiatan: Syarat-syarat K3 (U.U. No. 1 tahun 1970 pasal 3 > memelihara kes, pasal 8
>pemeriksaan kesehatan, pasal 10 > P2K3 Tugas Pokok (Permennakertrans No. Per.
03/Men/1982)
 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja : UU. No. 1 tahun 1970Permennakertrans No. Per.
02/Men/1980 (awal, berkala, khusus)Permennaker No. Per. 04/Men/1995 Perusahaan Jasa K3 >
pemeriksaan kesja dan lingk
 Pembinaan & Pengawasan Lingkungan KerjaPMP 7 tahun 1964 Sanitasi dan penerangan SE No. 1
tahun 1997 tentang NAB KimiaKepmennaker No. Per. 51/Men/1999 tentang NAB FisikaSNI
 PestisidaPP No. 7 tahun 1973, Pengawasan peredaran,penyimpanan dan penggunaanPermennaker
No. Per. 03/Men/1986, syarat K3 pengelolaan
AsbesPermennaker No. Per. 03/Men/1985, K3 Pemakaian asbes
 Pelaporan PAKUU No. 1 tahun 1970 pasal 11,melaporkan kecelakaanPP No. 14 tahun 1993 pasal
18,19 melaporkan kecelakaan kerja dan PAKKeppres No. 22 tahun 1993, peny. krn hubungan
kerjaPermennaker No. Per. 01/Men/1981, kewajiban melaporkan PAKPermennaker No. Per.
03/Men/1998,ttg dokter penasihatKepmennakertrans No. Kep. 79/Men/2003, pedoman dignosis
penilaian cacat akibat kecelakaan atau PAK

STRATEGI

Model strategi K3 berdasarkan tahapan terdiri dari kebijakan K3 (komitmen dan kebijakan
perusahaan tentang K3, kebijakan K3 dan standar K3 pada IKM), perencanaan (peraturan sanksi
pelanggaran, klasifikasi tingkat bahaya pekerjaan, kotak saran dari pekerja, tempat kerja ergonomis,
stasiun kerja sesuai antropometri, struktur organisasi K3, SOP pra pekerjaan, pengenalan K3, pesan -
pesan K3), pelaksanaan dan operasi (sosialisasi penggunaan alat pelindung diri, fasilitas kipas angin,
penambahan ventilasi, penambahan lampu, implementasi 5S, program pelatihan keahlian K3,
Sosialisai penerapan K3, Sosialisasi tentang prosedur keselamatan kerja untuk pelaksana pekerjaan
yang berpotensi bahaya, sosialisasi tentang prosedur keselamatan kerja untuk pelaksana pekerjaan
yang berpotensi bahaya, Program Pelatihan penerapan K3, tanda - tanda peringatan K3, poster
peraturan dan sanksi K3 di lingkungan perusahaan, tanda peringatan pada tempat yang memiliki
potensi bahaya, petunjuk penggunaan APAR, Pelatihan K3 untuk pelaksanaan pekerjaan yang
berpotensi bahaya) , pemeriksaan (inspeksi , mesin dan peralatan, inspeksi alat K3, inspeksi resiko
dalam pekerjaan, pemeriksaan alat pelindung diri, Memeriksa APAR) dan audit dan evaluasi ( audit
K3, audit internal, audit eksternal) dan Berdasarkan hasil verifikasi dari beberapa ahli K3 dan pemilik
83 IKM dapat disimpulkan bahwa strategi usulan untuk penerapan manajemen K3 dapat diterima
dan diterapkan pada industri kecil.

Anda mungkin juga menyukai