Anda di halaman 1dari 3

Nama: Yoel Adinata Tenardi

NIM: 042114253004

Kelas: A2M

1.Audit Risk Model

Model risiko audit adalah model yang dapat membantu auditor memutuskan berapa banyak dan
jenis bukti apa yang harus dikumpulkan dan di akumulasi untuk setiap tujuan audit yang relevan.

Audit risk model dapat digambarkan sebagai:

PDR = AAR / (IR x CR)

Dimana pengertian masing-masing variable dalam audit risk model tersebut adalah sebagai berikut:

-Planned detection risk atau risiko deteksi yang direncanakan adalah risiko bahwa bukti audit untuk
tujuan audit akan gagal. mendeteksi salah saji yang melebihi materialitas kinerja.

-Inherent risk atau risiko bawaan mengukur penilaian auditor terhadap kerentanan suatu pernyataan
risiko bawaan dan mengukur penilaian auditor terhadap kerentanan suatu pernyataan salah saji
material, sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal terkait. Jika auditor
menyimpulkan bahwa kemungkinan besar salah saji ada, auditor Akan menyimpulkan bahwa risiko
yang melekat tinggi.

-Control risk atau risiko pengendalian mengukur penilaian auditor terhadap risiko bahwa salah saji
material dapat terjadi dalam suatu pernyataan dan tidak dicegah atau dideteksi pada waktu yang
tepat. berdasarkan kontrol internal klien.

-Acceptable audit risk adalah risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran seberapa bersedia
auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan dapat disalahartikan secara material setelah audit
selesai dan Pendapat yang tidak dimodifikasi telah dikeluarkan. Ketika auditor memutuskan yang
lebih rendah dapat diterima risiko audit, mereka ingin lebih yakin bahwa laporan keuangan tidak
salah saji secara material.

2. sebagai berikut:

Test of control atau tes atas pengendalian adalah test terhadap bukti-bukti pembukuan yang
mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang
terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen,
sedangkan pengujian substantif atas transaksi adalah prosedur yang digunakan dalam rangka
menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Tujuan dari
pengujian substantif atas transaksi adalah untuk menentukan apakah semua tujuan audit berkaitan
dengan transaksi (transaction-related audit objectives) telah terpenuhi.

Contoh:

1.test of control

- Wawancara dengan staf perusahaan(inquiry). Auditor melakukan wawancara kepada


semua orang pada semua tingkatan di perusahaan. Wawancara dengan staf perusahaan
(inquiry). Auditor melakukan wawancara kepada semuaorang pada semua tingkatan di
perusahaan. Tujuannya adalah untuk mencari bukti-bukti untukmembuat kesimpulan dari
informasi yang didapatkan dari masing-masing orang adalah untuk mencari bukti-bukti
untukmembuat kesimpulan dari informasi yang didapatkan dari masing-masing orang.

- Uji jejak audit atau informasi. Auditor memilih transaksi dari berbagai tingkatan didalam
system perusahaan untuk diuji sebagai bukti tambahan.

2. Pengujian substantif atas transaksi terkait penerimaan kas yang tercatat adalah untuk dana yang
benar-benar diterima oleh perusahaan

-meninjau jurnal penerimaan tunai dan master file untuk Transaksi yang tidak biasa dan
jumlah.

-melacak entri tanda terima kas dari penerimaan uang tunai entri jurnal ke bank
pernyataan.

-Siapkan bukti uang tunai tanda terima.

3. reasonable assurance adalah konsep yang membahas tentang asurans yang layak adalah
asurans yang tinngi, tetapi bukan pada tingkat tinggi yang mutlak. Asurans yang layak dicapai
ketika auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menekan risiko audit.

Konsep reasonable assurance ini didasari oleh:

a. Sifat Pelaporan yang membutuhkan judgement management yang bisa dikatakan subjektif
oleh karena itu terdapat kendala dalam mencapai tingkat assurans yang mutlak.
b. Sifat dari bukti audit sendiri dimana kebanyakan pekerjaan audit dalam merumuskan
pendapatnya adalah mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. Bukti ini cenderung
bersifat persuasif, dan tidak konklusif.
c. Sifat Prosedur Audit dimana sebaik apapun prosedur audit yang dibuat, kita tidak bisa
melakukan audit 100% atau full audit terhadap keseluruhan populasi, karena saat audit
kita hanya mengambil sampel saja yang menggambarkan populasi tersebut.
d. Informasi yang diterima auditor tidak mungkin 100% tepat karena beberapa informasi
tersebut diberikan oleh personal (inqury management)

Atas alasan-alasan di atas maka auditor hanya memberikan reasonable assurance, bukan absolute
assurance.

4. Bukti audit diatur dalam SA 500, sebagi berikut:

APPROPRIATE (TEPAT):

Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti, yang berarti relevansi dan keandalannya dalam
memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan terkait. Jika bukti
dianggap sangat tepat, Ini sangat membantu dalam membujuk auditor bahwa laporan keuangan
dinyatakan secara adil. Didalam bukti yang tepat terdapat komponen relevansi dan realibiltas dari
bukti itu sendiri. Bukti yang relevan adalah bukti-bukti yang mampu membawa auditor terhadap
suatu keputusan dalam menjawab tujuan audit yang dialkukan. Bukti yang reliabel adalah bukti yang
didapatkan dari sumber-sumber yang terpercaya.

SUFFICIENT (CUKUP):
kecukupan bukti audit diukur terutama oleh ukuran sampel auditor pilih. Hal ini dipengaruhi
seberapa besar resiko-resiko terkait yang telah diidentifikasi oleh auditor pada tahap perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai