Anda di halaman 1dari 5

Slamet Bayu Nugroho (2032500049)

Syavia Alivia Zahra (2132500121)


Rizkya Audrey Maharani
(2132500154)

AUDIT EVIDENCE
(BUKTI AUDIT)
Kelompok 6
Nature of Evidence (Sifat Bukti)
◦ Bukti audit sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk
menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan, Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya
dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara
wajar Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, seperti
perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat diperjualbelikan, dan informasi
yang kurang persuasif, seperti respons atas pertanyaan-pertanyaan dari para
karyawan klien.
Audit Evidence Decisions (Keputusan Bukti Audit)
◦ Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit
yang tepat, yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disankan secara
wajar. Ada empat keputusan mengenai bukti apa yang haru dikumpulkan dan berapa banyak
◦ 1. Prosedur audit yang akan digunakan
◦ 2. Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut
◦ 3. Item-item mana yang akan dipilih dari populasi
◦ 4. Kapan melaksanakan prosedur tersebut
Persuasiveness of Evidence (Persuasi Bukti)
◦ Standar pekerjaan lapangan, mewajibkan auditor untuk mengumpulkan bukti
audit yang tepat dan mencukupi untuk mendukung pendapat yang akan
diterbitkan. Karena sifat bukti audit serta pertimbangan biaya dalam
melaksanakan audit, tidak mungkin bagi auditor untuk memperoleh keyakinan
100% bahwa pendapatnya benar. Namun, auditor harus yakin bahwa
pendapatnya benar dengan tingkat assurance yang tinggi. Dengan
menggabungkan semua bukt yang diperoleh dari suatu audit, auditor akan
mampu memutuskan kapan ia merasa yakin untuk menerbitkan suatu laporan
audit. Dua penentu persuasivitas bukti audit adalah ketepatan dan mencukupi.
Ketepatan bukti (appropriateness of evidence)
◦ adalah ukuran mutu bukti, yang berarti relevansi dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit
untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan. Jika suatu bukti
dianggap sangat tepat, maka akan sangat membantu dalam meyakinkan auditor bahwa laporan
keuangan telah disajikan secara wajar.*
◦ Relevansi Bukti Bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji
oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap tepat. Sebagai contoh, anggaplah auditor prihatin
bahwa klien belum menagih pelanggan atas barang yang dikirim (tujuan transaksi
kelengkapan). Jika auditor memilih sampel dari salinan faktur penjualan dan menelusuri setiap
salinan tersebut ke dokumen pengiriman terkait, bukti tersebut tidak relevan dengan tujuan
kelengkapan sehingga bukan merupakan bukti yang tepat untuk tujuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai