Anda di halaman 1dari 31

PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI MEMPUNYAI


USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG
MELAKUKAN PENCATATAN
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
Capaian tentang Pasal 28 Ayat 2 UU KUP yang
Pembelajaran menegaskan Wajib Pajak dikecualikan
pembukuan namun wajib melakukan pencatatan.
Disamping itu juga, diharapkan mahasiswa dan
memahami dan menjelaskan tentang pasal 28
Ayat (9) UU KUP menegaskan pencatatan
merupakan pengumpulan data secara teratur
tentang peredaran atau penerimaan
brutodan/atau penghasilan bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak yang terhutang
Sub
Pokok 1. Penghitungan penghasilan orang
pribadi
Bahasan 2. Penghitungan penghasilan dari usaha
bebas
3. Pemahaman pelaksanaan pencatatan
4. Penggabungan pendapatan orang
pribadi dengan usaha bebas
5. Penetapan tarif PPhorang pribadi
Penghitungan Penghasilan Orang Pribadi

Bagi orang pribadi yang tidak menyelenggarakan


pembukuan, namun mengajukan pemberitahuan
kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
(NPPN), maka perhitungan pajak dilakukan dengan
terlebih dahulu menetapkan jumlah penghasilan neto
berdasarkan ketentuan norma yang ditetapkan pada
PER-17/PJ/2015, kemudian pajak dihitung berdasarkan
tarif pada UU PPh Pasal 17.
Penghitungan Penghasilan Orang Pribadi
Pada prinsipnya wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
wajib pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan. Namun, kewajiban
pembukuan itu dikecualikan bagi wajib pajak orang
pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang sesuai ketentuan perundang-undangan
perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan
neto dengan menggunakan norma penghitungan
penghasilan neto (NPPN).
Penghitungan Penghasilan Orang Pribadi

Wajib pajak yang dimaksud antara lain wajib pajak orang


pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan
pekerjaan bebas dengan jumlah bruto dalam setahun
kurang dari Rp4,8 miliar. Sebagai penggantinya, wajib
pajak dengan kriteria di atas tetap wajib melakukan
pencatatan. Kewajiban pencatatan ini juga berlaku bagi
wajib pajak yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
Penghitungan Penghasilan Orang Pribadi
Pengecualian tersebut dilakukan berdasarkan prinsip
kesederhanaan, terutama bagi pengusaha skala kecil
dan menengah. Sebab, dari sebagian dari mereka
umumnya tidak mengetahui adanya kewajiban
menyelenggarakan pembukuan, tidak memahami
bagaimana menyelenggarakan pembukuan, atau tidak
mempunyai karyawan yang berkompetensi dalam
membuat pembukuan.Untuk itu, mereka hanya
diwajibkan untuk melakukan pencatatan yang lebih
sederhana dibanding pembukuan.
Penghitungan Penghasilan Dari Usaha Bebas
Besarnya norma penghitungan neto adalah sebagai
berikut :
a. Daftar Persentase Norma penghitungan Penghasilan
Neto dikelompokkan menurut wilayah sbb : 
‒ 10 (sepuluh) ibukota propinsi yaitu Medan, Palembang,
Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar,
Manado, Makassar, dan Pontianak;
‒ ibukota propinsi lainnya;
‒ daerah lainnya
Penghitungan Penghasilan Dari Usaha Bebas

b. Daftar persentase Norma penghitungan


Penghasilan Neto untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
yang menghitung penghasilan netonya dengan
menggunakan norma penghitungan penghasilan
neto. (Lampiran 1_PER_17_PJ_2015.pdf)
Penghitungan Penghasilan Dari Usaha Bebas

c. Daftar persentase Norma penghitungan


Penghasilan Neto untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
yang ternyata tidak atau tidak sepenuhnya
menyelenggarakan pembukuan atau tidak bersedia
memperlihatkan pembukuan atau pencatatan atau
bukti-bukti pendukungnya. (Lampiran
2_PER_17_PJ_2015.pdf)
Penghitungan Penghasilan Dari Usaha Bebas

d. Daftar Persentase Norma Penghitungan


Penghasilan Neto untuk Wajib Pajak badan yang
tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan
pembukuan atau tidak bersedia memperlihatkan
pembukuan atau bukti-bukti pendukungnya.
Penghitungan Penghasilan Dari Usaha Bebas

Norma Penghitungan sangat membantu Wajib Pajak


yang belum mampu menyelenggarakan pembukuan
untuk menghitung penghasilan neto. Jenis Pekerjaan
Bebas yang dalam menghitung Pajak Penghasilan
dapat menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto adalah sebagai berikut :
a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas,
yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek,
dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
Penghitungan Penghasilan Dari Usaha Bebas

b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi,


pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang
iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, dan penari.
c. Olahragawan.
d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah,
penyuluh, dan moderator.
e. Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
f. Agen iklan.
Penghitungan Penghasilan Dari Usaha Bebas

g. Pengawas atau pengelola proyek.


h. Perantara.
i. Petugas penjaja barang dagangan.
j. Agen asuransi.
k. Distributor perusahaan pemasaran berjenjang
(multilevel marketing) atau penjualan langsung
(direct selling) dan kegiatan sejenis lainnya.
Pemahaman Pelaksanaan Pencatatan
Penggunaan norma penghitungan neto adalah sebagai berikut :
a. Yang Boleh Menggunakan NPPN
‒ Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 tahun kurang
dari Rp. 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah) boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto, dengan
syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan 
Pemahaman Pelaksanaan Pencatatan
‒ Wajib Pajak Orang Pribadi  yang tidak memberitahukan kepada Direktur
Jenderal Pajak untuk menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto, dianggap memilih
menyelenggarakan pembukuan.
‒ Kewajibannya :Wajib Pajak Orang Pribadi yang menghitung penghasilan
netonya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
ini wajib menyelenggarakan pencatatan 
‒ Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila
Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun
kalender.
Pemahaman Pelaksanaan Pencatatan
b. Dalam hal terhadap Wajib Pajak Badan atau Wajib Pajak Orang Pribadi
yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dilakukan
pemeriksaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kententuan
Umum Perpajakan (UU KUP), ternyata Wajib Pajak orang pribadi atau
badan tersebut tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan
pembukuan atau tidak bersedia memperlihatkan pembukuan atau
pencatatan atau bukti-bukti pendukungnya, penghasilan netonya dihitung
dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
Pemahaman Pelaksanaan Pencatatan
c. Pemberitahuan Penggunaan NPPN Dianggap Disetujui
Pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
yang disampaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak awal tahun
pajak yang bersangkutan dianggap disetujui kecuali berdasarkan hasil
pemeriksaan ternyata Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan untuk
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
Pemahaman Pelaksanaan Pencatatan
Cara menghitung Penghasilan Neto :
1) Penghasilan neto bagi tiap jenis usaha dihitung dengan cara mengalikan angka
persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto dengan peredaran bruto
atau penghasilan bruto dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dalam 1 (satu)
Tahun Pajak. 
2) Dalam menghitung besarnya Pajak Penghasilan yang terutang oleh Wajib Pajak
Orang Pribadi, sebelum dilakukan penerapan tarif umum Pajak Penghasilan,
terlebih dahulu dihitung Penghasilan Kena Pajak dengan mengurangkan
Penghasilan Tidak Kena Pajak dari penghasilan neto tersebut. 
Penggabungan Pendapatan Orang Pribadi
dengan Usaha Bebas
Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki lebih dari jenis usaha, penghitungan
penghasilan neto adalah sebagai berikut :
a) Penghitungan penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu
jenis usaha atau pekerjaan bebas, dilakukan terhadap masing-masing jenis
usaha atau pekerjaan bebas dengan memperhatikan pengelompokan
wilayah pengenaan norma. 
b) Penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha
atau pekerjaan bebas adalah penjumlahan penghasilan neto dari masing-
masing jenis usaha atau pekerjaan bebas yang dihitung. 
Penetapan Tarif PPh Orang Pribadi
Cara penghitungan penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan atau pekerjaan
bebas bagi WP yang menggunakan pencatatan adalah sebagai berikut :

Penghasilan Neto = % Norma x Peredaran Usaha

Keterangan : % norma dapat dilihat dalam Lampiran 1_PER_17_PJ_2015.pdf atau


Lampiran 2_PER_17_PJ_2015.pdf

Tabel Norma Penghitungan Pajak


Mekanisme Pembayaran PPh Orang Pribadi

1. Mekanisme Umum dan NPPN Pembayaran pajak terutang bagi Wajib


Pajak Orang Pribadi yang menggunakan Mekanisme Umum atau NPPN,
dilakukan setelah mengetahui nominal pajak kurang bayar di akhir
periode. Batas waktu pembayaran/penyetoran PPh Orang Pribadi adalah
sebelum SPT Tahunan PPh Orang Pribadi disampaikan, yaitu sebelum
tanggal 31 Maret periode berikutnya.
Mekanisme Pembayaran PPh Orang Pribadi
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2018 Pembayaran pajak terutang bagi
Wajib Pajak Orang Pribadi, dilakukan per bulan dengan mengacu pada nilai
omset usaha (peredaran bruto) setiap bulan. Pembayaran nominal pajak final ini
dilakukan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya. Anda sebagai Wajib Pajak,
dapat membayar pajak penghasilan yang terutang menggunakan aplikasi e-
Billing dengan cara membuat ID billing terlebih dahulu, lalu membayarnya
melalui Bank Persepsi (ATM, teller bank, internet banking) yang telah disetujui
oleh Kementerian Keuangan. Setelah melakukan pembayaran, akan
memperoleh Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) sebagai bukti
pembayaran yang nantinya digunakan untuk laporan pajak kepada kantor pajak.
Mekanisme Pembayaran PPh Orang Pribadi

untuk pelaporan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi wajib melaporkan penghasilan,
harta dan kewajiban mereka setahun sekali dalam bentuk formulir SPT Tahunan
ke KPP. Periode pelaporan SPT PPh Orang Pribadi adalah dari tanggal 1 Januari
sampai 31 Desember dan harus dilaporkan ke KPP sebelum tanggal 31 Maret
pada tahun berikutnya.
Mekanisme Pembayaran PPh Orang Pribadi

jenis SPT Tahunan PPh Orang Pribadi, yang terdiri dari formulir SPT 1770 yang
digunakan untuk WP Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan:
a) dari usaha/pekerjaan bebas
b) dari satu atau lebih pemberi kerja
c) yang dikenakan PPh Final dan/atau bersifat Final
d) penghasilan dalam negeri lainnya/luar negeri
Contoh 1

Wajib PajakA kawin dan mempunyai 3 anak. Ia seorang dokter bertempat


tinggal di Jakarta yang juga memiliki industri rotan di Cirebon. Pada tahun
2018 A memiliki penghasilan sebagai berikut :
‒ Peredaran usaha dari industri rotan di Cirebon Rp400juta
‒ Penerimaan bruto sebagai dokter di Jakarta Rp720juta
 
Contoh 1
Penghasilan neto dihitung sebagai berikut :
Dari industri rotan : 12.5%* x Rp400juta Rp 50juta
Sebagai dokter : 45%* x Rp720juta Rp324juta
Jumlah penghasilan neto Rp374juta
 
Penghasilan Kena Pajak = Rp374juta – Rp72juta*
= Rp302juta
Contoh 1
Pajak Penghasilan terutang :
5% x Rp50juta Rp 2.500.000
15% x Rp200juta Rp 30.000.000
25% x Rp52juta Rp 13.000.000
Jumlah Rp 45.500.000
 
*) 72juta adalah PTKP K/3
12.5% dan 45% adalah tarif pada tabel norma lampiran 1
Contoh 2
Kinza belum menikah serta bekerja sebagai konsultan hukum di Jakarta.
Penghasilan bulanan Ridwan adalah Rp10 juta dari profesi tersebut.
Untuk menghitung pajak, Ridwan bisa memakai Norma Penghitungan
Penghasilan Netto (NPPN) dengan rumus berikut:
Penghasilan Netto =
Penghasilan Bruto dalam setahun x 50% (D.K.I. Jakarta)
= Rp120.000.000 x 50% = Rp60.000.000
 
Contoh 2
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Penghasilan Netto - PTKP
= Rp60.000.000 - Rp54.000.000 (PTKP TK/0)
= Rp6 juta
 
PPh 21 yang harus dibayar dalam setahun =
5% x Rp6 juta = Rp300 ribu.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai