Lubang Tambang
Kerentanan Korupsi Jaminan
Reklamasi dan Pascatambang
©Auriga Nusantara
a. Menjadikan persyaratan dalam peningkatan status usaha dari eksplorasi menjadi operasi
produksi.
Hasil dari pelaksanaan reklamasi pada tahap eksplorasi harusnya menjadi salah satu
prasyarat dari penerbitan peningkatan izin eksplorasi ke izin operasi produksi. Pemaksaan ini
harus dilakukan, agar kewajiban pada tiap tahapan dilakukan terlebih dahulu. Hal ini juga akan
mengurangi ketidakpatuhan pelaksanaan reklamasi pada saat eksploitasi.
b. Menjadi persyaratan pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).
Peraturan yang ada saat ini tidak mewajibkan penempatan dana jaminan reklamasi sebagai
prasyarat diterbitkannya RKAB. Bahkan penempatan dana jaminan reklamasi diberikan
ruang ditempatkan setelah RKAB disahkan. Padahal dalam aturan yang sama, RKAB harus
memuat rencana reklamasi. Sehingga, jika tahapan penempatan dana jaminan reklamasi
sebagai prasyarat maka ada instrumen yang mewajibkan penempatan dana jaminan reklamasi
sebelum aktivitas pertambangan dimulai.
2. M
emposisikan jamrek sebagai keuangan negara sehingga akuntabilitas penggunaan dan
peruntukannya disesuaikan dengan penganggaran belanja negara.
Dana jaminan reklamasi ditempatkan pada sistem keuangan di luar sistem fiskal keuangan
daerah (APBD) dan negara (APBN). Sehingga pelanggaran dan ketidakpatuhan reklamasi dan
pascatambang tidak dianggap sebagai keuangan negara. Jika dana Jamrek ditempatkan dan
diposisikan dalam sistem fiskal (rekening keuangan daerah atau rekening keuangan negara) maka
akan lebih akuntabel, dan penggunaannya bisa digunakan pada wilayah yang paling penting untuk
direklamasi, tidak terbatas pada lubang tambang perusahaan tertentu.
3. Mengatur prosedur untuk penagihan apabila ditemukan bahwa biaya reklamasi melebihi dari
jaminan yang telah ditempatkan.
Penempatan dana jaminan reklamasi dan pascatambang sering menjadi instrumen lepasnya
kewajiban perusahaan melakukan reklamasi, terutama karena biaya yang ditempatkan sebagai
dana jaminan reklamasi seringkali lebih kecil daripada biaya nyata (saat melaksanakan) reklamasi.
Sehingga, jika ada instrumen yang memaksakan perusahaan menanggungkekurangan biaya
reklamasi, maka pemegang izin/kontrak tidak akan bisa menghindar.
4. Mengatur sanksi administratif yang lebih kuat termasuk dengan denda dan uang paksa apabila
jaminan dan kegiatan reklamasi tidak dipatuhi.
Sanksi atas pelanggaran terhadap kewajiban reklamasi dan pascatambang berbentuk sanksi
administrasi yaitu peringatan tertulis, penghentian kegiatan, dan pencabutan izin tanpa adanya
instrumen sanksi lain seperti denda dan pidana. Kondisi yang terjadi saat ini adalah lubang
tambang ditinggalkan begitu saja oleh pemegang izin/kontrak setelah izin berakhir, sehingga
sanksi administrasi terberat yaitu pencabutan izin tidak akan berpengaruh. Sanksi harusnya
diberikan setiap tahunnya sesuai dengan RKAB dan rencana jaminan reklamasi yang bersifat
memaksa seperti denda bahkan penghentian kegiatan penjualan batubara.
S
ALAH satu persyaratan dana yang ditempatkan kemudian
diterbitkannya Izin menjadi mekanisme jaminan
Usaha Pertambangan apabila pelaku usaha tidak
(IUP) adalah kewajiban melaksanakan kewajiban reklamasi
untuk menempatkan dan pascatambang. Persoalannya,
dana jaminan reklamasi dan kewajiban penempatan dana
pascatambang oleh badan usaha. jaminan itu sendiri akhirnya tidak
Kewajiban untuk penempatan dana banyak dipatuhi, meskipun menjadi
jaminan ini, ditempatkan beriringan prasyarat dalam penerbitan izin.
dengan kewajiban pascatambang Direktorat Jenderal Mineral dan
dan reklamasinya. Pengaturan Batubara Kementerian Energi
dana jaminan ini logis, karena dan Sumber Daya Mineral
dalam praksisnya pun kepatuhan (Ditjen Minerba ESDM) mencatat
untuk pemulihan pascatambang itu minimnya kepatuhan penempatan
sendiri rendah dengan minimnya dana jaminan reklamasi dan
pengawasan dan persoalan tata pascatambang oleh perusahaan
kelola pertambangan secara umum. pemegang IUP. Seluruh IUP di
Sehingga, apabila reklamasi dan Indonesia, yakni 10.099 telah
pascatambang tidak dilaksanakan dievaluasi sehingga, per Juni 2018,
oleh perusahaan pemilik IUP, sesuai diserahi sertifikat clear and clean
dengan rencana yang telah disetujui, (CnC) terhadap 2.569 di antaranya.
maka Menteri, Gubernur, Bupati dan Akan tetapi, ternyata 60% penerima
Walikota boleh menetapkan pihak CnC tersebut belum mematuhi
ketiga untuk melakukan reklamasi penempatan dana jaminan
dan pascatambang dengan dana reklamasi, yakni 1.122 IUP mineral
jaminan yang telah disetorkan oleh dan 447 IUP Batubara1.
perusahaan tersebut.
119 IUP
Batubara 614 IUP Luas: 149.256 Ha
64 IUP
447 IUP Luas : 51.905,9 Ha
IUP yang sudah dievaluasi
dan dinyatakan CnC
2569 IUP
Menempatkan Berakhir 2018/2019
70 IUP
Mineral 614 IUP Luas : 8.443,12
106 IUP
447 IUP Luas : 55.262,62 Ha
KRITERIA PENJELASAN
Kemudahan Pemenuhan Kewajiban Menguji apakah regulasi dapat dilaksanakan secara
efektif, dengan melihat rasionalitas beban dan cakupan
pelaksanaan, juga kesesuaian kapasitas entitas yang
dimandatkan dengan beban yang diberikan padanya.
Ketepatan Pelaksanaan Kebijakan Menilai apakah regulasi memiliki kualitas yang
memadai memastikan pelaksanaannya tidak multitafsir
dan membuka ruang diskresi yang besar.
Kehandalan Prosedur Administrasi Menilai apakah regulasi cukup handal memastikan
akuntabilitas pelaksanaannya, dengan beragam
instrumen standar seperti transparansi dan
prediktabilitas.
A
LAT analisis dalam Kriteria yang ada di dalam CIA
penelitian kualitatif berfungsi untuk menguji pasal-
ini menggunakan pasal yang menjadi kerangka
pendekatan Corruption hukum kebijakan tersebut, untuk
Impact Assessment kemudian dilihat dampaknya
(CIA), yaitu suatu kerangka kerja terhadap korupsi. Akan tetapi dalam
analitis yang dirancang untuk kajian ini, kriteria CIA tidak akan
mengidentifikasi dan menghilangkan digunakan secara utuh melainkan
faktor-faktor yang menyebabkan untuk melihat fenomena persoalan
korupsi dalam undang-undang dan utama yang diatur dalam tahapan
peraturan. Dengan kriteria yang reklamasi dan pascatambang.
ada di dalam “Handbook for the Dari temuan itu, tulisan ini akan
Corruption Impact Assessment” mengklasifikasikan tipologi koruptif
yang disusun oleh Anti-Corruption & regulasi4 itu untuk menjadi acuan
Civil Rights Commission, penelitian ilustrasi gradasi persoalan dalam
ini akan menguji tahapan usaha pengaturan jaminan reklamasi dan
pertambangan yang berkaitan pascatambang.
dengan pelaksanaan penempatan
dana jaminan reklamasi hingga 4 Nagara, 2017, What Lies Under Erad
icating Corruptive Norms. Paper on
pelaksanaan reklamasi dan
International Conference of IANC on
pascatambang. Socio Legal Studies: Legal Reform in
Indonesia
P
ENGATURAN lebih pascatambang, sesuai Permen
detail terhadap mandat ESDM No. 7/2014 yang telah
Pasal 99 dan 100 diubah dengan Permen ESDM
Undang-Undang Nomor Nomor 26 Tahun 2018. Penempatan
4 Tahun 2009 tentang dana jaminan reklamasi tahap
Pertambangan Mineral dan Batu eksplorasi ditentukan oleh Ditjen
Bara (Minerba) dijelaskan dalam Minerba atas nama Menteri,
berbagai ketentuan yaitu Peraturan Gubernur, atau Bupati/Walikota
Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun sesuai dengan kewenangannya.
2010 tentang Reklamasi dan Jaminan tersebut ditempatkan
Pascatambang dan Peraturan seluruhnya dalam Rencana Kerja
Menteri ESDM Nomor 26 Tahun dan Anggaran Biaya (RKAB)
2018 tentang Pelaksanaan eksplorasi awal. Setelah rencana
Kaidah Pertambangan yang Baik kerja dan anggaran biaya eksplorasi
dan Pengawasan Pertambangan disetujui oleh Ditjen Minerba,
Mineral dan Batubara. Secara pemegang IUP/IUPK Eksplorasi
umum, peraturan ini bertujuan wajib menyetorkan jaminan tersebut
mendisiplinkan perusahaan dalam waktu maksimal 30 hari
pertambangan untuk memenuhi sejak disetujui berupa deposito
target revitalisasi lingkungan, berjangka. Jaminan deposito
yang sebanding atas bekas lahan berjangka tersebut ditempatkan
tambang dengan memberikan pada bank pemerintah atas nama
tanggung jawab kepada perusahaan bersama antara Ditjen Minerba,
memperbaiki lingkungan melalui Gubernur, atau Bupati/ Walikota
reklamasi dan pascatambang. sesuai kewenangan dan pemegang
IUP/IUPK Eksplorasi.
Perusahaan pertambangan minerba
diwajibkan untuk menempatkan Jaminan reklamasi tahap operasi
dua jenis jaminan, yaitu jaminan produksi periode lima tahun
reklamasi (eksplorasi dan pertama, wajib ditempatkan
operasi produksi) dan jaminan seluruhnya selama periode tersebut.
Dokumen
Izin Lingkungan
Lingkungan Hidup
Gambar 3. Ketentuan Penempatan Jaminan Reklamasi Dan Pascatambang Disarikan dari Lampiran VI Kepmen
ESDM No 1827 K/30/MEM/2018
• Pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi wajib • Pemegang IUP dan IUPK Operasi produksi wajib
menempatkan Jaminan reklamasi di awal, menempatkan jaminan pascatambang setiap tahun
sesuai yang dimuat dalam rencana kerja dan dan dimuat dalam rencana kerja dan anggaran biaya
anggaran biaya eksplorasi tahunan. operasi produksi tahunan
• Penempatan jamrek dilakukan maksimal 30 • Penempatan jamrek dilakukan maksimal 30
hari sejak rencana kerja dan anggaran biaya hari sesuai dengan jadwal penempatan jaminan
tahap eksplorasi disetujui pascatambang yang ditempatkan dalam persetujuan
• Jamrek ditempatkan pada bank pemerintah rencana pascatambang. Jaminan pascatambang
di Indonesia dalam bentuk deposito wajib terkumpul dua tahun sebelum pelaksanaan
berjangka a/n dirjen/gubernur qq pemegang pascatambang
IUP dan IUPK eksplorasi dengan jangka • Penempatan jaminan pascatambang dalam bentuk
waktu penjaminan sesuai dengan jadwal deposito berjangka a/n dirjen/gubernur qq pemegang
reklamasi IUP dan IUPK OP dengan jangka waktu penjaminan
• Jamrek tidak menghilangkan kewajiban sesuai dengan jadwal pascatambang. Jaminan
untuk melaksanakan reklamasi. Kekurangan pascatambang dalam bentuk mata uang rupiah/dolar
biaya penyelesaian reklamasi dari jaminan AS. Bentuk mana uang dana jaminan pascatambang
yang ditetapkan menjadi tanggung jawab yang telah ditetapkan tidak dapat diubah.
pemegang IUP/IUPK • Penempatan jaminan pasca tambang tidak
menghilangkan kewajiban pemegang IUP/IUPK OP
untuk melaksanakan pascatambang. Kekurangan
biaya penyelesaian pascatambang dari jaminan yang
ditetapkan menjadi tanggung jawab pemegang IUP/
IUPK OP.
D
TEMUAN 1. Mekanisme Perizinan ARI seluruh selasar persoalan utama ini, mendapati
Usaha Pertambangan Tidak yang dianalisis, ruang penghindaran dan terjadinya
Menguji Kepatuhan Penempatan dapat dicatat bahwa korupsi pada pengaturan kewajiban
Dana Jaminan Reklamasi dan pengaturan mengenai reklamasi dan pascatambang.
Pascatambang jaminan reklamasi dan Dampak negatif yang muncul
pascatambang yang diatur, rentan dari aktivitas pertambangan
TEMUAN 2. Tidak Memadainya terjadinya korupsi. Kerentanan ini tidak hanya didorong oleh
Instrumen Pengawasan dan dapat berupa peluang untuk tidak ketidakpatuhan dari pemegang
Pengendalian Terhadap Kewajiban melaksanakan atau menghindari izin, namun juga disebabkan aturan
Reklamasi dan Pascatambang serta kewajiban yang berujung pada suap yang memberikan kemudahan
Penempatan Dana Jaminannya dan pemerasan dalam kegiatan bagi pemegang izin melakukan
pengawasan dan pengendalian, penghindaran.
TEMUAN 3. Pengaturan Mengenai hingga lemahnya norma yang
Kewajiban Reklamasi dan ditentukan, baik itu dari segi Analisis terhadap rantai
Pascatambang Tidak Diarahkan prosedural maupun tujuan hukum nilai kegiatan reklamasi dan
Untuk Menjadi Bagian Dari Aktivitas yang diatur –berujung pada kerugian pascatambang menunjukkan
Usaha negara yang harus ditanggung oleh adanya titik tahapan kegiatan yang
publik luas. Berbagai temuan yang bermasalah. Terbagi dalam dua
TEMUAN 4. Pengaturan Mengenai ada menggambarkan setidaknya 2 kategori masalah yaitu, Pertama,
Cakupan Kegiatan Reklamasi (dua) persoalan utama dalam regulasi yang kriminogenik atau
Memberikan Ruang Untuk pengaturan kebijakan reklamasi dan tidak handal jika terjadi upaya
Penghindaran Kewajiban untuk pascatambang: penghindaran oleh pemegang
Pengembalian Pada Kondisi 1. Pengaturan kewajiban reklamasi izin. Kedua, regulasi yang
Lingkungan Awal dan pascatambang, serta menyebabkan persoalan struktural,
penempatan dana jaminannya berupa peraturan yang tidak bisa
TEMUAN 5. Pengaturan Dana tidak ditempatkan sebagai menyelesaikan jika terjadinya
Jaminan Tidak Didesain sebagai prasyarat utama untuk usaha persoalan, atau peraturan yang
Instrumen untuk Jaminan pertambangan, berbagai memberikan kemungkinan pada
Perlindungan Lingkungan ketentuan yang tersedia justru para aktor yang terlibat untuk
memberikan banyak ruang untuk menciptakan diskresi negatif dan
menghindari kewajiban itu. konflik kepentingan.
2. Pengaturan jaminan reklamasi
dan pascatambang, tidak Hampir semua tahapan
dirumuskan dengan kualitas yang proses jaminan reklamasi dan
memadai, sehingga tidak mampu pascatambang, diatur oleh
menjadi instrumen yang efektif regulasi yang tidak handal. Mulai
untuk melindungi lingkungan dari tahapan mendapatkan izin,
hidup. Alih-alih memperkuat, penyusunan Rencana Kerja dan
berbagai prosedur teknis justru Anggaran Biaya Tahunan (RKAB
melemahkan tujuan pengaturan Tahunan), penyusunan Rencana
jaminan itu sendiri. Reklamasi dan Pascatambang,
dan implementasinya, hingga
Kedua persoalan utama ini penunjukan pihak ketiga. Bahkan
dijelaskan pada sub-bab temuan tidak ada ketentuan yang mengatur,
1 hingga 5. Pada prinsipnya, dua jika dana yang tidak ditempatkan
tidak mencukupi kebutuhan
reklamasi dan pascatambang.
Tahapan yang paling rentan
Regulasi yang kriminogenik adalah pada penempatan jaminan
reklamasi dan pascatambang,
Pencairan Jaminan
Penempatan Kegiatan
Pelaporan, Evaluasi
Jaminan Reklamasi Reklamasi
dan Review
Pasca Pascatambang
Tabel 8. Perusahaan Pemegang IUP Batubara (terluas) yang Telah Berakhir 2018/2019 Namun Belum
Menempatkan Jaminan Reklamasi per Juli 2018