Anda di halaman 1dari 20

Curang di

Lubang Tambang
Kerentanan Korupsi Jaminan
Reklamasi dan Pascatambang

Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 1


SITASI
Bersihkan Indonesia. 2020. Curang di Lubang Tambang; Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi
dan Pascatambang. Jakarta, Indonesia.

Laporan ini juga diterbitkan dalam Bahasa Inggris, sebagai berikut:


Bersihkan Indonesia. 2020. Untouchable; The Vulnerability of Reclamation and Post-mining
Guarantees to Corruption. Jakarta, Indonesia.

©Auriga Nusantara

2 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


Rekomendasi

1. Memaksimalkan instrumen perizinan untuk memperkuat kepatuhan jaminan reklamasi (jamrek)


dan pascatambang

Ketidakpatuhan penempatan dana jaminan reklamasi dan pelaksanaan reklamasi dan


pascatambang didorong oleh regulasi yang tidak menempatkan kewajiban ini dalam instrumen
perizinan. Sehingga ketidakpatuhan tersebut tidak berpengaruh terhadap kegiatan aktivitas
pertambangan.

Instrumen perizinan dapat dilakukan melalui:

a. Menjadikan persyaratan dalam peningkatan status usaha dari eksplorasi menjadi operasi
produksi.
Hasil dari pelaksanaan reklamasi pada tahap eksplorasi harusnya menjadi salah satu
prasyarat dari penerbitan peningkatan izin eksplorasi ke izin operasi produksi. Pemaksaan ini
harus dilakukan, agar kewajiban pada tiap tahapan dilakukan terlebih dahulu. Hal ini juga akan
mengurangi ketidakpatuhan pelaksanaan reklamasi pada saat eksploitasi.
b. Menjadi persyaratan pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).
Peraturan yang ada saat ini tidak mewajibkan penempatan dana jaminan reklamasi sebagai
prasyarat diterbitkannya RKAB. Bahkan penempatan dana jaminan reklamasi diberikan
ruang ditempatkan setelah RKAB disahkan. Padahal dalam aturan yang sama, RKAB harus
memuat rencana reklamasi. Sehingga, jika tahapan penempatan dana jaminan reklamasi
sebagai prasyarat maka ada instrumen yang mewajibkan penempatan dana jaminan reklamasi
sebelum aktivitas pertambangan dimulai.

2. M
 emposisikan jamrek sebagai keuangan negara sehingga akuntabilitas penggunaan dan
peruntukannya disesuaikan dengan penganggaran belanja negara.

Dana jaminan reklamasi ditempatkan pada sistem keuangan di luar sistem fiskal keuangan
daerah (APBD) dan negara (APBN). Sehingga pelanggaran dan ketidakpatuhan reklamasi dan
pascatambang tidak dianggap sebagai keuangan negara. Jika dana Jamrek ditempatkan dan
diposisikan dalam sistem fiskal (rekening keuangan daerah atau rekening keuangan negara) maka
akan lebih akuntabel, dan penggunaannya bisa digunakan pada wilayah yang paling penting untuk
direklamasi, tidak terbatas pada lubang tambang perusahaan tertentu.

3. Mengatur prosedur untuk penagihan apabila ditemukan bahwa biaya reklamasi melebihi dari
jaminan yang telah ditempatkan.

Penempatan dana jaminan reklamasi dan pascatambang sering menjadi instrumen lepasnya
kewajiban perusahaan melakukan reklamasi, terutama karena biaya yang ditempatkan sebagai
dana jaminan reklamasi seringkali lebih kecil daripada biaya nyata (saat melaksanakan) reklamasi.
Sehingga, jika ada instrumen yang memaksakan perusahaan menanggungkekurangan biaya
reklamasi, maka pemegang izin/kontrak tidak akan bisa menghindar.

4. Mengatur sanksi administratif yang lebih kuat termasuk dengan denda dan uang paksa apabila
jaminan dan kegiatan reklamasi tidak dipatuhi.

Sanksi atas pelanggaran terhadap kewajiban reklamasi dan pascatambang berbentuk sanksi
administrasi yaitu peringatan tertulis, penghentian kegiatan, dan pencabutan izin tanpa adanya
instrumen sanksi lain seperti denda dan pidana. Kondisi yang terjadi saat ini adalah lubang
tambang ditinggalkan begitu saja oleh pemegang izin/kontrak setelah izin berakhir, sehingga
sanksi administrasi terberat yaitu pencabutan izin tidak akan berpengaruh. Sanksi harusnya
diberikan setiap tahunnya sesuai dengan RKAB dan rencana jaminan reklamasi yang bersifat
memaksa seperti denda bahkan penghentian kegiatan penjualan batubara.

Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 3


4 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang
Latar Belakang

S
ALAH satu persyaratan dana yang ditempatkan kemudian
diterbitkannya Izin menjadi mekanisme jaminan
Usaha Pertambangan apabila pelaku usaha tidak
(IUP) adalah kewajiban melaksanakan kewajiban reklamasi
untuk menempatkan dan pascatambang. Persoalannya,
dana jaminan reklamasi dan kewajiban penempatan dana
pascatambang oleh badan usaha. jaminan itu sendiri akhirnya tidak
Kewajiban untuk penempatan dana banyak dipatuhi, meskipun menjadi
jaminan ini, ditempatkan beriringan prasyarat dalam penerbitan izin.
dengan kewajiban pascatambang Direktorat Jenderal Mineral dan
dan reklamasinya. Pengaturan Batubara Kementerian Energi
dana jaminan ini logis, karena dan Sumber Daya Mineral
dalam praksisnya pun kepatuhan (Ditjen Minerba ESDM) mencatat
untuk pemulihan pascatambang itu minimnya kepatuhan penempatan
sendiri rendah dengan minimnya dana jaminan reklamasi dan
pengawasan dan persoalan tata pascatambang oleh perusahaan
kelola pertambangan secara umum. pemegang IUP. Seluruh IUP di
Sehingga, apabila reklamasi dan Indonesia, yakni 10.099 telah
pascatambang tidak dilaksanakan dievaluasi sehingga, per Juni 2018,
oleh perusahaan pemilik IUP, sesuai diserahi sertifikat clear and clean
dengan rencana yang telah disetujui, (CnC) terhadap 2.569 di antaranya.
maka Menteri, Gubernur, Bupati dan Akan tetapi, ternyata 60% penerima
Walikota boleh menetapkan pihak CnC tersebut belum mematuhi
ketiga untuk melakukan reklamasi penempatan dana jaminan
dan pascatambang dengan dana reklamasi, yakni 1.122 IUP mineral
jaminan yang telah disetorkan oleh dan 447 IUP Batubara1.
perusahaan tersebut.

Dengan pengaturan itu, asumsinya 1 (Ditjen Minerba, Juli 2018)

Gambar 1. Rekapitulasi Jaminan Reklamasi IUP CnC per Juli 2018.

Menempatkan Berakhir 2018/2019

119 IUP
Batubara 614 IUP Luas: 149.256 Ha

1061 IUP Tidak Menempatkan Berakhir 2018/2019

64 IUP
447 IUP Luas : 51.905,9 Ha
IUP yang sudah dievaluasi
dan dinyatakan CnC

2569 IUP
Menempatkan Berakhir 2018/2019

70 IUP
Mineral 614 IUP Luas : 8.443,12

1508 IUP Tidak Menempatkan Berakhir 2018/2019

106 IUP
447 IUP Luas : 55.262,62 Ha

SUMBER: Kementerian ESDM, diolah

Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 5


Tabel 1. Rangkuman Dana Reklamasi dan Pascatambang Perusahaan Pelapor EITI 2016

Dilaporkan dalam USD


Dilaporkan Dalam
Keterangan Rupiah (juta) USD (1 USD – Rp13.436) TOTAL (Rp juta)
Jaminan Reklamasi 369.534 58.275.291 782.987 1.152.521
Dana Pascatambang 42.928 25.253.456 339.305 382.2333
TOTAL 412.462 83.528.746 1.122.292 1.534.754

SUMBER: EITI Indonesia, Laporan Kontekstual, 2016

Hal ini pun disadari oleh kebijakan reklamasi pascatambang.


Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (KESDM) yang Kemudian bagaimana risikonya,
kemudian menerbitkan Peraturan terhadap kerusakan lingkungan yang
Menteri ESDM No 43/2015 tentang telah terjadi akibat kegiatan usaha
Tata Cara Evaluasi Penerbitan Izin pertambangan.
Usaha Pertambangan. Aturan itu
menjadi landasan hukum untuk Dalam laporan Evaluasi Gerakan
menguji kepatuhan pemegang Nasional Penyelamatan Sumber
izin. Seluruh izin dievaluasi dan Daya Alam (GNPSDA), Komisi
diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) Pemberantasan Korupsi (KPK)
kelompok: IUP yang CnC (clean and menggambarkan persoalan tata
clear) dan Non-CnC. Meski banyak kelola pertambangan itu tidak
pelaku usaha yang berhasil ditekan bisa dipandang remeh, karena
untuk menempatkan dana jaminan merupakan fase dari korupsi,
reklamasi, namun masih banyak terutama karena menyebabkan
juga perusahaan yang abai terhadap terjadinya peralihan risiko kepada
ketentuan tersebut. Hal ini, publik luas dalam berbagai bentuk,
menunjukkan buruknya tata kelola termasuk kerusakan lingkungan3.
perizinan usaha pertambangan,
bahkan rentan dengan korupsi. Berdasarkan latarbelakang
itu, tulisan ini bertujuan untuk
Indikasi lain yang memperkuat memetakan kerentanan korupsi
asumsi itu adalah tidak dalam kebijakan penempatan
transparannya informasi mengenai dana jaminan reklamasi
jumlah dana jaminan reklamasi dan dan pascatambang, dengan
pascatambang yang telah disetor memperhatikan faktor-faktor yang
oleh perusahaan, baik oleh Ditjen memungkinkan terjadinya korupsi
Minerba maupun Pemda2. Laporan dalam berbagai ketentuan dan
Extractive Industry Transparency peraturan perundang-undangan.
Initiative (EITI) hanya mengumpulkan Analisisnya, akan dilakukan dengan
laporan jumlah dana jaminan memeriksa peluang praktik dan
reklamasi dan dana pascatambang risiko korupsi terhadap alur bisnis
oleh perusahaan pelapor sektor proses jaminan reklamasi mulai dari
minerba ke sekretariat EITI perencanaan, proses penempatan
Indonesia. Informasi lainnya yang dana jaminan, pelaksanaan
tidak diketahui itu termasuk juga reklamasi dan pascatambang,
jumlah yang telah digunakan hingga pencairan dana. Termasuk
untuk kegiatan reklamasi dan di dalamnya, melihat persoalan
pascatambang. Dengan minimnya struktural yang menyebabkan
informasi yang tersedia, tidak hanya tujuan dari kebijakan reklamasi dan
soal jumlah dana yang disetorkan pascatambang tidak dapat tercapai.
tidak diketahui, juga tidak diketahui
dengan pasti efektivitas penerapan

3 (KPK, Evaluasi Gerakan Nasional


2 (EITI Indonesia, Laporan Kontekstual, Penyelamatan Sumber Daya Alam,
2016) 2019)

6 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


Metodologi

Tabel 2. Kriteria Corruption Impact Assessment

KRITERIA PENJELASAN
Kemudahan Pemenuhan Kewajiban Menguji apakah regulasi dapat dilaksanakan secara
efektif, dengan melihat rasionalitas beban dan cakupan
pelaksanaan, juga kesesuaian kapasitas entitas yang
dimandatkan dengan beban yang diberikan padanya.
Ketepatan Pelaksanaan Kebijakan Menilai apakah regulasi memiliki kualitas yang
memadai memastikan pelaksanaannya tidak multitafsir
dan membuka ruang diskresi yang besar.
Kehandalan Prosedur Administrasi Menilai apakah regulasi cukup handal memastikan
akuntabilitas pelaksanaannya, dengan beragam
instrumen standar seperti transparansi dan
prediktabilitas.

A
LAT analisis dalam Kriteria yang ada di dalam CIA
penelitian kualitatif berfungsi untuk menguji pasal-
ini menggunakan pasal yang menjadi kerangka
pendekatan Corruption hukum kebijakan tersebut, untuk
Impact Assessment kemudian dilihat dampaknya
(CIA), yaitu suatu kerangka kerja terhadap korupsi. Akan tetapi dalam
analitis yang dirancang untuk kajian ini, kriteria CIA tidak akan
mengidentifikasi dan menghilangkan digunakan secara utuh melainkan
faktor-faktor yang menyebabkan untuk melihat fenomena persoalan
korupsi dalam undang-undang dan utama yang diatur dalam tahapan
peraturan. Dengan kriteria yang reklamasi dan pascatambang.
ada di dalam “Handbook for the Dari temuan itu, tulisan ini akan
Corruption Impact Assessment” mengklasifikasikan tipologi koruptif
yang disusun oleh Anti-Corruption & regulasi4 itu untuk menjadi acuan
Civil Rights Commission, penelitian ilustrasi gradasi persoalan dalam
ini akan menguji tahapan usaha pengaturan jaminan reklamasi dan
pertambangan yang berkaitan pascatambang.
dengan pelaksanaan penempatan
dana jaminan reklamasi hingga 4 Nagara, 2017, What Lies Under Erad­
icating Corruptive Norms. Paper on
pelaksanaan reklamasi dan
International Conference of IANC on
pascatambang. Socio Legal Studies: Legal Reform in
Indonesia

Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 7


Ketentuan Jaminan Reklamasi dan
Pascatambang

P
ENGATURAN lebih pascatambang, sesuai Permen
detail terhadap mandat ESDM No. 7/2014 yang telah
Pasal 99 dan 100 diubah dengan Permen ESDM
Undang-Undang Nomor Nomor 26 Tahun 2018. Penempatan
4 Tahun 2009 tentang dana jaminan reklamasi tahap
Pertambangan Mineral dan Batu eksplorasi ditentukan oleh Ditjen
Bara (Minerba) dijelaskan dalam Minerba atas nama Menteri,
berbagai ketentuan yaitu Peraturan Gubernur, atau Bupati/Walikota
Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun sesuai dengan kewenangannya.
2010 tentang Reklamasi dan Jaminan tersebut ditempatkan
Pascatambang dan Peraturan seluruhnya dalam Rencana Kerja
Menteri ESDM Nomor 26 Tahun dan Anggaran Biaya (RKAB)
2018 tentang Pelaksanaan eksplorasi awal. Setelah rencana
Kaidah Pertambangan yang Baik kerja dan anggaran biaya eksplorasi
dan Pengawasan Pertambangan disetujui oleh Ditjen Minerba,
Mineral dan Batubara. Secara pemegang IUP/IUPK Eksplorasi
umum, peraturan ini bertujuan wajib menyetorkan jaminan tersebut
mendisiplinkan perusahaan dalam waktu maksimal 30 hari
pertambangan untuk memenuhi sejak disetujui berupa deposito
target revitalisasi lingkungan, berjangka. Jaminan deposito
yang sebanding atas bekas lahan berjangka tersebut ditempatkan
tambang dengan memberikan pada bank pemerintah atas nama
tanggung jawab kepada perusahaan bersama antara Ditjen Minerba,
memperbaiki lingkungan melalui Gubernur, atau Bupati/ Walikota
reklamasi dan pascatambang. sesuai kewenangan dan pemegang
IUP/IUPK Eksplorasi.
Perusahaan pertambangan minerba
diwajibkan untuk menempatkan Jaminan reklamasi tahap operasi
dua jenis jaminan, yaitu jaminan produksi periode lima tahun
reklamasi (eksplorasi dan pertama, wajib ditempatkan
operasi produksi) dan jaminan seluruhnya selama periode tersebut.

Gambar 2. Alur Penerbitan Izin Usaha Pertambangan

Dokumen
Izin Lingkungan
Lingkungan Hidup

Penetapan dan Penerbitan IUP Penerbitan IUP Izin Pinjam Pakai


Pelelangan IUP Eksplorasi Operasi Produksi Kawasan Hutan

Reklamasi dan Reklamasi dan


Pascatambang Pascatambang

8 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


Namun, jika ternyata umur tambang Indonesia atau bank swasta
kurang dari lima tahun, maka nasional di Indonesia.
jaminan reklamasi, tahap operasi 4. Jaminan reklamasi dapat
produksi ditempatkan sesuai dengan berbentuk cadangan akuntasi
umur tambang. Serupa dengan (accounting reserve), apabila
penetapan jaminan reklamasi pemegang IUP/IUPK Operasi
tahap eksplorasi, jenis jaminan Produksi terdaftar pada bursa
ini ditetapkan oleh Ditjen Minerba efek di Indonesia (dengan
atas nama Menteri, Gubernur, atau penempatan saham >40%), dan
Bupati/Walikota yang berwenang dan memiliki jumlah modal disetor
dicantumkan dalam RKAB operasi minimal USD 50 juta.
produksi tahunan. Jaminan ini dapat
berbentuk: Jaminan pascatambang wajib
1. Rekening bersama, yang terkumpul seluruhnya dalam
ditempatkan pada bank dua tahun sebelum memasuki
pemerintah atas nama pelaksanaan pascatambang.
bersama antara Ditjen Minerba, Jaminan pascatambang
Gubernur, atau Bupati/Walikota ditempatkan dalam bentuk deposito
dan pemegang IUP/IUPK berjangka yang ditempatkan pada
Operasi Produksi bersangkutan. bank pemerintah atas nama
2. Deposito berjangka, yang bersama antara Ditjen Minerba,
ditempatkan pada bank Gubernur, atau Bupati/Walikota
pemerintah atas nama yang berwenang dan pemegang IUP/
bersama antara Ditjen Minerba, IUPK Operasi Produksi. Penetapan
Gubernur, atau Bupati/Walikota besaran jaminan pascatambang
dan pemegang IUP/IUPK ditetapkan oleh Dirjen Minerba
Operasi Produksi bersangkutan. atas nama Menteri, Gubernur, atau
3. Bank garansi yang diterbitkan Bupati/Walikota sesuai dengan
oleh bank pemerintah di kewenangannya.

Gambar 3. Ketentuan Penempatan Jaminan Reklamasi Dan Pascatambang Disarikan dari Lampiran VI Kepmen
ESDM No 1827 K/30/MEM/2018

JAMINAN REKLAMASI PASCATAMBANG

• Pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi wajib • Pemegang IUP dan IUPK Operasi produksi wajib
menempatkan Jaminan reklamasi di awal, menempatkan jaminan pascatambang setiap tahun
sesuai yang dimuat dalam rencana kerja dan dan dimuat dalam rencana kerja dan anggaran biaya
anggaran biaya eksplorasi tahunan. operasi produksi tahunan
• Penempatan jamrek dilakukan maksimal 30 • Penempatan jamrek dilakukan maksimal 30
hari sejak rencana kerja dan anggaran biaya hari sesuai dengan jadwal penempatan jaminan
tahap eksplorasi disetujui pascatambang yang ditempatkan dalam persetujuan
• Jamrek ditempatkan pada bank pemerintah rencana pascatambang. Jaminan pascatambang
di Indonesia dalam bentuk deposito wajib terkumpul dua tahun sebelum pelaksanaan
berjangka a/n dirjen/gubernur qq pemegang pascatambang
IUP dan IUPK eksplorasi dengan jangka •  Penempatan jaminan pascatambang dalam bentuk
waktu penjaminan sesuai dengan jadwal deposito berjangka a/n dirjen/gubernur qq pemegang
reklamasi IUP dan IUPK OP dengan jangka waktu penjaminan
• Jamrek tidak menghilangkan kewajiban sesuai dengan jadwal pascatambang. Jaminan
untuk melaksanakan reklamasi. Kekurangan pascatambang dalam bentuk mata uang rupiah/dolar
biaya penyelesaian reklamasi dari jaminan AS. Bentuk mana uang dana jaminan pascatambang
yang ditetapkan menjadi tanggung jawab yang telah ditetapkan tidak dapat diubah.
pemegang IUP/IUPK • Penempatan jaminan pasca tambang tidak
menghilangkan kewajiban pemegang IUP/IUPK OP
untuk melaksanakan pascatambang. Kekurangan
biaya penyelesaian pascatambang dari jaminan yang
ditetapkan menjadi tanggung jawab pemegang IUP/
IUPK OP.

Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 9


Kerentanan Korupsi Pengaturan Jaminan
Reklamasi dan Pascatambang

D
TEMUAN 1. Mekanisme Perizinan ARI seluruh selasar persoalan utama ini, mendapati
Usaha Pertambangan Tidak yang dianalisis, ruang penghindaran dan terjadinya
Menguji Kepatuhan Penempatan dapat dicatat bahwa korupsi pada pengaturan kewajiban
Dana Jaminan Reklamasi dan pengaturan mengenai reklamasi dan pascatambang.
Pascatambang jaminan reklamasi dan Dampak negatif yang muncul
pascatambang yang diatur, rentan dari aktivitas pertambangan
TEMUAN 2. Tidak Memadainya terjadinya korupsi. Kerentanan ini tidak hanya didorong oleh
Instrumen Pengawasan dan dapat berupa peluang untuk tidak ketidakpatuhan dari pemegang
Pengendalian Terhadap Kewajiban melaksanakan atau menghindari izin, namun juga disebabkan aturan
Reklamasi dan Pascatambang serta kewajiban yang berujung pada suap yang memberikan kemudahan
Penempatan Dana Jaminannya dan pemerasan dalam kegiatan bagi pemegang izin melakukan
pengawasan dan pengendalian, penghindaran.
TEMUAN 3. Pengaturan Mengenai hingga lemahnya norma yang
Kewajiban Reklamasi dan ditentukan, baik itu dari segi Analisis terhadap rantai
Pascatambang Tidak Diarahkan prosedural maupun tujuan hukum nilai kegiatan reklamasi dan
Untuk Menjadi Bagian Dari Aktivitas yang diatur –berujung pada kerugian pascatambang menunjukkan
Usaha negara yang harus ditanggung oleh adanya titik tahapan kegiatan yang
publik luas. Berbagai temuan yang bermasalah. Terbagi dalam dua
TEMUAN 4. Pengaturan Mengenai ada menggambarkan setidaknya 2 kategori masalah yaitu, Pertama,
Cakupan Kegiatan Reklamasi (dua) persoalan utama dalam regulasi yang kriminogenik atau
Memberikan Ruang Untuk pengaturan kebijakan reklamasi dan tidak handal jika terjadi upaya
Penghindaran Kewajiban untuk pascatambang: penghindaran oleh pemegang
Pengembalian Pada Kondisi 1. Pengaturan kewajiban reklamasi izin. Kedua, regulasi yang
Lingkungan Awal dan pascatambang, serta menyebabkan persoalan struktural,
penempatan dana jaminannya berupa peraturan yang tidak bisa
TEMUAN 5. Pengaturan Dana tidak ditempatkan sebagai menyelesaikan jika terjadinya
Jaminan Tidak Didesain sebagai prasyarat utama untuk usaha persoalan, atau peraturan yang
Instrumen untuk Jaminan pertambangan, berbagai memberikan kemungkinan pada
Perlindungan Lingkungan ketentuan yang tersedia justru para aktor yang terlibat untuk
memberikan banyak ruang untuk menciptakan diskresi negatif dan
menghindari kewajiban itu. konflik kepentingan.
2. Pengaturan jaminan reklamasi
dan pascatambang, tidak Hampir semua tahapan
dirumuskan dengan kualitas yang proses jaminan reklamasi dan
memadai, sehingga tidak mampu pascatambang, diatur oleh
menjadi instrumen yang efektif regulasi yang tidak handal. Mulai
untuk melindungi lingkungan dari tahapan mendapatkan izin,
hidup. Alih-alih memperkuat, penyusunan Rencana Kerja dan
berbagai prosedur teknis justru Anggaran Biaya Tahunan (RKAB
melemahkan tujuan pengaturan Tahunan), penyusunan Rencana
jaminan itu sendiri. Reklamasi dan Pascatambang,
dan implementasinya, hingga
Kedua persoalan utama ini penunjukan pihak ketiga. Bahkan
dijelaskan pada sub-bab temuan tidak ada ketentuan yang mengatur,
1 hingga 5. Pada prinsipnya, dua jika dana yang tidak ditempatkan
tidak mencukupi kebutuhan
reklamasi dan pascatambang.
Tahapan yang paling rentan
Regulasi yang kriminogenik adalah pada penempatan jaminan
reklamasi dan pascatambang,

upaya penghindaran oleh dimana persetujuan RKAB tidak


didahului dengan penempatan

pemegang izin. jaminan, sehingga kegiatan


pertambangan dapat berlangsung
tanpa adanya kepatuhan tersebut.

10 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


Gambar 4. Titik Rentan Korupsi Pada Kebijakan Jaminan Reklamasi

Pencairan Jaminan

Ketidakproseduran untuk Diskriminatif


penyelesaian apabila ketidakpatuhan tidak
jaminan tidak memadai memadai

Penempatan Kegiatan
Pelaporan, Evaluasi
Jaminan Reklamasi Reklamasi
dan Review
Pasca Pascatambang

Pengaturan nilai jaminan


tidak menggambarkan
potensi kerusakan Penetapan pihak ketiga
Penetapan dianggap sebagai jalan
Kepatuhan jaminan tidak Pihak Ketiga untuk menghindari
menjadikan prasyarat kewajiban
pengesahan RKAB

Rencana Kegiatan n Regulasi yang


dan Anggaran kriminogenik/tidak
Biaya Tahunan handal
Kepatuhan jaminan n Regulasi yang
Kegiatan menyebabkan persoalan
tidak dijadikan
prasyarat izin Eksplorasi/Operasi struktural
Produksi

Izin Usaha Rencana Reklamasi


Tambang Pasca Ketidak tegasan bentuk reklamasi
memberikan ruang untuk kegiatan
yang tidak berdampak pada pemulihan

TEMUAN 1. Mekanisme Perizinan Pedoman Pelaksanaan Permohonan,


Usaha Pertambangan Tidak Evaluasi, serta Penerbitan Perizinan
Menguji Kepatuhan Penempatan di Bidang Pertambangan Mineral
Dana Jaminan Reklamasi dan dan Batubara, tidak memaksimalkan
Pascatambang mekanisme perizinan sebagai
instrumen penaatan terhadap
Baik di dalam usaha eksplorasi kepatuhan kewajiban kegiatan dan
maupun operasi produksi, kegiatan penempatan jaminan reklamasi
reklamasi dan pascatambang dan pascatambang. Persyaratan
merupakan kewajiban yang harus teknis lingkungan untuk penerbitan
dipatuhi oleh pemegang izin. izin, hanya mempertimbangkan
Dengan demikian, seharusnya dokumen rencana reklamasi yang
pemerintah dapat mengetahui diusulkan oleh perusahaan –
perilaku pemegang izin usaha tanpa memperhatikan kinerjanya.
pertambangan, berdasarkan Perlakuan yang berbeda diatur
kinerjanya dalam kegiatan terhadap perpanjangan IUP operasi
eksplorasi. Apabila pemegang produksi, yang juga memperhatikan
IUP eksplorasi gagal melakukan laporan akhir kegiatan reklamasinya.
reklamasi, maka izinnya tidak dapat Akan tetapi, tidak jelas apakah
ditingkatkan menjadi IUP operasi kinerja reklamasi pada laporan akhir
produksi. itu dapat menjadi pertimbangan
utama untuk pengambilan
Kepmen ESDM 1796/2018 tentang keputusan perpanjangan perizinan.

Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 11


Tabel 3. Persyaratan Teknis Lingkungan Hidup Dalam Penerbitan Izin Usaha Pertambangan

IUP Operasi Produksi IUP Operasi Produksi


Surat pernyataan bermeterai untuk mematuhi ketentuan Laporan akhir pelaksanaan pengelolaan lingkungan
peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan termasuk reklamasi;
dan pengelolaan lingkungan hidup;
Dokumen lingkungan hidup dan persetujuannya yang Salinan bukti penempatan jaminan reklamasi;
diterbitkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Izin lingkungan kegiatan penambangan yang diterbitkan Salinan bukti penempatan jaminan pascatambang;
oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Dokumen rencana reklamasi dan rencana Surat pernyataan bermeterai untuk mematuhi ketentuan
pascatambang. peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup;
Dokumen lingkungan hidup dan persetujuannya yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
Izin lingkungan kegiatan penambangan yang diterbitkan
oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Peluang melakukan evaluasi yang tidak patuh melaksanakan


terhadap perizinan melalui kewajiban reklamasi dan dana
mekanisme CnC, tidak digunakan jaminannya. Setidaknya 189 IUP
oleh pemerintah untuk memaksakan yang berakhir pada tahun 2018-
kewajiban reklamasi tersebut. Aspek 2019 belum mematuhi kewajiban
penilaian Peraturan Menteri ESDM penempatan dana jaminan
43/2015 mengabaikan kepatuhan reklamasi tersebut6
kewajiban reklamasi sebagai
prasyarat untuk mendapatkan TEMUAN 2. Tidak Memadainya
status dan sertifikat CnC. Merujuk Instrumen Pengawasan dan
pada Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Pengendalian Terhadap Kewajiban
Semester (IHPS) 1/2019 Badan Reklamasi dan Pascatambang
Pemeriksa Keuangan (BPK) hanya Serta Penempatan Dana
282 perusahaan yang telah Jaminannya
menempatkan jaminan reklamasi
dan jaminan pascatambang dari Instrumen pengawasan dan
4.726 perusahaan pemegang IUP. pengendalian terhadap kewajiban
Sementara itu, 983 perusahaan reklamasi dan pascatambang
yang hanya menempatkan jaminan sepenuhnya bergantung penilaian
reklamasi. Artinya, sekitar 72% kinerja reklamasi dan pascatambang
pemegang IUP belum menempatkan yang berujung pada pencairan
jaminan reklamasi dan atau penangguhan jaminan dan
pascatambang5. Risiko kerusakan sanksi administratif. Kepmen ESDM
lingkungan akibat ketidakpatuhan 1827, mewajibkan setiap pelaku
ini dapat terlihat juga bahwa untuk usaha memang diwajibkan untuk
perizinan yang bahkan akan segera melaporkan kinerja perkembangan
berakhir, masih banyak pelaku kegiatan reklamasinya setiap

5 Laporan IHPS 1/2019 Badan Pemerik-


sa Keuangan 6 Ditjen Minerba 2018, Diolah

12 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


regulasi, masalah yang umum
dikeluhkan dalam pengawasan

Lima provinsi dengan kegiatan tersebut yaitu minimnya


ketersediaan sumber daya manusia

jumlah titik bekas tambang untuk Inspektur Tambang dan


anggaran kegiatan pengawasan

terbanyak adalah Kalimantan itu. Sedangkan fungsi pengawasan


oleh Inspektur Tambang pun sangat

Timur (1.735 lubang), luas – mulai dari aspek teknis


pertambangan, hingga persoalan

Kalimantan Selatan (814), keselamatan dan lingkungan hidup.

Sumatera Selatan (163),


Dalam ketentuan UU 4/2009,
pelanggaran terhadap kewajiban
reklamasi dan pascatambang dapat
Kalimantan Tengah (163), dan berujung pada pengenaan sanksi
administrasi, baik terhadap IUP
Jambi (59). Eksplorasi maupun IUP Operasi
Produksi. Namun jenis sanksi
SUMBER: Harian Kompas Edisi 13 Januari 2020 administrasi yang dibebankan
sangat terbatas, yaitu peringatan
tertulis, penghentian kegiatan,
dan pencabutan izin. Padahal
jenis sanksi administratif yang
tahun. Akan tetapi, peraturan itu lain tersedia – misalnya denda,
tidak menjelaskan dengan terang pengenaan uang paksa, maupun
bagaimana prosedur penilaian perintah untuk melaksanakan
terhadap laporan dijalankan. Tidak tindakan tertentu. Bahkan UU
ada misalnya, standar waktu, 4/2009 tidak mengatur kumulasi
terhadap pemeriksaan kondisi eksternal dengan aturan pidana,
lapangan. Apalagi, standar biaya yang biasanya ditemukan dalam
dan mekanisme akuntabilitas aturan pidana di bidang sumber
publiknya. Selain persoalan daya alam.

Tabel 4. Sanksi Administratif Pemegang IUP Eksplorasi dan IUP Eksploitasi

IUP Eksplorasi IUP Operasi Produksi


Sanksi administrasi dijatuhkan pada pemegang izin Sanksi administrasi dijatuhkan pada pemegang izin yang
yang tidak: tidak:
a. Menyampaikan rencana reklamasi tahap eksplorasi a. Jaminan reklamasi tahap operasi produksi
sesuai Dokumen Lingkungan Hidup; dan jaminan Pascatambang sesuai dengan
penetapan Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya;
b. Menempatkan jaminan reklamasi tahap eksplorasi b. Rencana reklamasi tahap operasi produksi secara
sesuai dengan penetapan Menteri atau gubernur periodik;
sesuai dengan kewenangannya;
c. Melaksanakan reklamasi tahap eksplorasi; c. Reklamasi tahap operasi produksi dan
Pascatambang;
d. Melaporkan pelaksanaan reklamasi tahap d. Pelaksanaan reklamasi tahap operasi produksi dan
eksplorasi; pascatambang,
e. Rencana reklamasi tahap operasi produksi pada
saat mengajukan permohonan peningkatan IUP
Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi; dan
f. Rencana pascatambang pada saat mengajukan
permohonan peningkatan IUP Operasi Produksi atau
IUPK Operasi Produksi,

Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 13


TEMUAN 3. Pengaturan Mengenai reklamasi akan tinggi, karena tanpa
Kewajiban Reklamasi dan penempatan tersebut kegiatan
Hingga kini air dari Pascatambang Tidak Diarahkan pertambangan tidak akan dapat
lubang tambang Untuk Menjadi Bagian Dari dilakukan.
Aktivitas Usaha
yang ditinggalkan
Persoalan ini menunjukkan
PT Multi Harapan Dalam Permen ESDM No 26/2018 bahwa kewajiban reklamasi dan
Utama masih RKAB adalah rencana kerja dan pascatambang, seolah tidak tegas
digunakan oleh anggaran biaya tahun berjalan pada diatur sebagai bagian dari aktivitas
masyarakat kegiatan Usaha Pertambangan usaha yang harus dijalankan.
Mineral dan Batubara yang meliputi Berbagai ketentuan mengatur
untuk mandi dan aspek pengusahaan, aspek peluang untuk menghindari
mencuci. Padahal, teknik, dan aspek lingkungan. kewajiban tersebut, termasuk dalam
berdasarkan uji Setiap tahunnya, pemegang izin/ Permen LHK 27/2018 Pedoman
laboratorium, air kontrak harus menyusun RKAB Pinjam Pakai Kawasan Hutan
dan mendapatkan persetujuan yang memberikan peluang untuk
tersebut tidak dari pemberi izin, baru perusahaan menunda pelaksanaan kewajiban.
layak dikonsumsi. tersebut dapat melaksanakan Hal ini membuat pelaksanaan
kegiatannya. Rencana reklamasi reklamasi dan pascatambang
SUMBER: Investigasi Majalah meski merupakan dokumen yang di dalam kawasan hutan pun
Tempo, “Lubang Maut Sisa berbeda, tetap harus termasuk di progresnya sangat buruk. Dari
Tambang” (8/5/2017). dalam RKAB7. Namun terbalik, RKAB analisis spasial terhadap delapan
dapat disetujui sebelum jaminan konsesi PKP2B generasi I pada
reklamasi ditempatkan sehingga tahun 2019 ditemukan 87.307 Ha
penghindaran menempatkan luas lubang tambang yang belum
jaminan reklamasi dapat dilakukan direklamasi, meski akan berakhir
dan kegiatan pertambangan sekitar 2 tahun dari analisis ini
terus dapat berjalan. Jika alur dilakukan. Dari analisis ini juga
prosesnya dibalik, dimana kewajiban ditemukan dugaan pelanggaran.
penempatan jaminan reklamasi Terdapat 23.551 ha lubang tambang
menjadi salah satu prasyarat di kawasan hutan dalam konsesi
diterbitkannya RKAB maka, tanpa izin pinjam pakai kawasan
tingkat kepatuhan atas jaminan hutan.

7 Lampiran Kepmen ESDM 1827/2018


Merujuk pada Ketentuan Kepmen
“Penempatan Jaminan Reklamasi ESDM 1827 tahun 2018
tahap Eksplorasi/Produksi dilakukan Pelaksanaan Reklamasi tahap
dalam jangka waktu paling lambat 30 Operasi Produksi dilakukan paling
(tiga puluh) hari kalender sejak ren­
cana kerja dan anggaran biaya tahap
lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
Eksplorasi disetujui oleh Direktur Jen­ setelah tidak ada kegiatan pada
deral atas nama Menteri atau gubernur lahan terganggu. Sama halnya
sesuai dengan kewenangannya” dengan Permen LHK No 27/2018
yang menyebutkan pelaksanaan
reklamasi dan revegetasi pada
Tabel 5. PKP2B yang Segera Berakhir kawasan hutan dilakukan tanpa
menunggu selesainya jangka
No Nama Perusahaan Kontrak Berakhir waktu IPPKH. Kedua peraturan
ini menjelaskan bahwa reklamasi
1 Adaro Indonesia, PT 01/10/2022 dapat dan wajib dilakukan tanpa
2 Arutmin Indonesia, PT 01/11/2020 menunggu berakhirnya masa izin
atau kontrak. Namun, peraturan
3 Berau Coal, PT 26/04/2025 mengenai jaminan reklamasi tidak
4 Kideco Jaya Agung, PT 13/03/2023 menyebutkan bahwa perencanaan
reklamasi yang telah disusun di
5 Kaltim Prima Coal, PT 31/12/2021
dalam RKAB harus dilaksanakan
6 Multi Harapan Utama, PT 01/04/2022 pada tahun tersebut, sehingga
masih terbuka ruang gugurnya
7 Kendilo Coal Indonesia, PT 13/09/2021
melakukan reklamasi dengan segera
8 Tanito Harum, PT 14/01/2019 pada lahan yang terganggu.

14 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


Ruang menghindari kewajiban daerah dan pemegang izin. Bekas
reklamasi pada wilayah IPPKH juga galian tambang batubara yang
dibuka dengan memungkinkan mmenyisakan genangan air
penyelesaian menyelesaikan pada kedalaman tertentu tidak
kewajiban reklamasi dan revegetasi, direklamasi tetapi diusulkan menjadi
pasca selesainya izin, dengan kegiatan lain, diantaranya untuk
penerbitan perpanjangan IPPKH area wisata, penampungan air, dan
oleh menteri dengan jangka waktu kegiatan lainnya.
paling lama 5 (lima) tahun untuk
menyelesaikan kewajiban. Bukannya Tafsir seperti ini diterima cukup
memberikan sanksi, peraturan baik oleh para penambang, karena
ini memberikan ruang penundaan prinsip reklamasi dirumuskan
pelaksanaan reklamasi. bahwa penambang “menempatkan
kegiatan pemanfaatan lahan
TEMUAN 4. Pengaturan Mengenai bekas tambang sesuai dengan
Cakupan Kegiatan Reklamasi peruntukannya”. Kondisi ini
Memberikan Ruang Untuk memberikan ruang penghindaran
Perhindaran Kewajiban Untuk kewajiban mereklamasi lubang
Pengembalian Pada Kondisi tambang. Pengaturan merubah
Lingkungan Awal kewajiban reklamasi menjadi
area penggunaan mengaburkan
Dalam Lampiran Kepmen 1827 tujuan dari kewajiban reklamasi
Tahun 2018 tentang Pedoman yaitu mengembalikan kondisi
Pelaksanaan Reklamasi dan lingkungan agar dapat berfungsi
Pascatambang Serta Pasca Operasi sebagaimana mestinya. Perubahan
Pada Kegiatan Usaha Pertambangan peruntukan kawasan sebagai
Mineral Dan Batubara, disebutkan konsekuensi dari ketidakmampuan
bahwa: melakukan penutupan bekas galian
(lubang tambang) akan menjadi
pembenaran, bagi para penambang
“Program Reklamasi tahap Operasi Produksi dapat untuk tidak melakukan reklamasi.
dilaksanakan dalam bentuk revegetasi dan/atau
Tafsir peruntukan lain ini terbukti
peruntukan lainnya yang terdiri atas: a) area permukiman; dijadikan dalih menghindari
b) pariwisata; c) sumber air; atau d) area pembudidayaan.” kewajiban reklamasi. Kolam bekas
tambang banyak digunakan untuk
sumber irigasi dan air bersih,
Rumusan lubang tambang dalam bahkan juga digunakan sebagai
peraturan ini menetapkan kewajiban kolam budi daya ikan. Di Samarinda
reklamasi di area lubang tambang dan Kutai Kartanegara, pelaku
dapat menjadi area pemanfaatan/ pertambangan hanya mengajukan
peruntukan lain. Jika dimaksudkan permohonan peruntukan dengan
sebagai pengalihan kewajiban memasang pompa dan mendirikan
reklamasi maka tidak dapat toilet di sekitar lubang tambang9.
dipungkiri bahwa sesungguhnya
ketentuan tersebut merupakan PT Belengkong Mineral Resources
rumusan keliru. di Kutai Barat yang meninggalkan
delapan lubang bekas tambang,
Frasa ‘… sesuai dengan tidak menutup dengan alasan warga
peruntukannya8’ dalam penjelasan setempat hendak memanfaatkan
pengertian reklamasi, ternyata lubang tambang sebagai sumber
pada tingkat praktik diartikan air dan kolam ikan. PT Belengkong
secara berbeda oleh pemerintah tidak melakukan reklamasi dan
tidak mengambil dana jaminan
8 Permen ESDM No 26 Tahun 2018 reklamasi10. Peruntukan dana
Pasal 1 ayat 12 “Reklamasi adalah
reklamasi pun kemudian menjadi
kegiatan yang dilakukan sepanjang
tahapan Usaha Pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memper­bai­­ 9 Investigasi Majalah Tempo, Edisi 8 Mei
ki­kualitas lingkungan dan ekosistem 2017 “Lubang Maut Sisa Tambang”
agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.” 10 Ibid

Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 15


Tabel 6. Ragam Instrumen Kebijakan Pendanaan Lingkungan

Instrumen Kebijakan Basis Perhitungan Pembebanan Prasyarat


Pajak dan retribusi serta Rencana anggaran kerja Pemerintah, bagian dari Pengalokasian anggaran
anggaran pendapatan dan pemerintah urusan pemerintah atau oleh pemerintah
belanja negara layanan publik
Pungutan dan denda Berdasarkan kerusakan Pelaku usaha, risiko Dilakukannya penegakan
terhadap pencemar yang terjadi dari kegiatan usaha dan hukum dan pembuktian di
alat pemaksa kewajiban muka sidang
pemulihan
Asuransi kerugian Formula risiko Pelaku usaha, risiko dari Performa pelaku usaha
lingkungan kegiatan usaha
Dana jaminan Beban yang diperlukan Pelaku usaha, alat Performa pelaku usaha
untuk melakukan pemaksa untuk kewajiban
pemulihan berdasarkan pemulihan
formula tertentu
Royalti Formula tarif Pemerintah, bagian dari Pengalokasian anggaran
urusan pemerintah atau oleh pemerintah
layanan publik
Dana internasional Kepentingan Internasional Entitas internasional Performa

tidak jelas oleh karena berubah mengasumsikan bahwa kegiatan


menjadi dana pengembangan usaha yang dilakukan sudah pasti
kegiatan pariwisata, atau dana memiliki dampak berupa rusaknya
jaminan penyediaan air. Bahkan, lingkungan. Dengan demikian,
penempatan dana jaminan perlu dilakukan tindakan tertentu
reklamasi dianggap sebagai bentuk guna memastikan pengelolaan dan
sudah terlaksananya kewajiban pemulihan terhadap kerusakan
dari perusahaan untuk melakukan lingkungan dilakukan.
reklamasi dan pascatambang.
Kekhususan dana jaminan
TEMUAN 5. Pengaturan Dana dibandingkan dengan instrumen
Jaminan Tidak Didesain Sebagai kebijakan lainnya, terletak pada
Instrumen Untuk Jaminan pembebanan biaya terhadap
Perlindungan Lingkungan pemulihan kerusakan ini secara
langsung pada pelaku usaha atau
Jika didedahkan maknanya secara pelaksana kegiatan. Memang,
sederhana, jaminan reklamasi sudah diterima umum bahwa
dan pascatambang pada dasarnya risiko kerusakan lingkungan
merupakan bentuk dana jaminan seharusnya ditanggung oleh pelaku
lingkungan (environmental guarantee yang menyebabkan kerusakan,
funds), terhadap kegiatan ekstraktif bukan oleh masyarakat umum,
pertambangan mineral dan sebagaimana prinsip pencemar
batubara. Jaminan adalah satu membayar. Akan tetapi, berbeda
dari berbagai ragam instrumen dengan pendendaan atau sanksi
kebijakan, lazimnya digunakan pemulihan yang mensyaratkan
sebagai alat untuk mengelola pembuktian terjadinya kerusakan
lingkungan hidup11 yang sifatnya dan kausalitas tindakan dengan
preventif. Sifat kebijakan ini, terjadinya kerusakan. Dana jaminan,
dalam hal ini jaminan reklamasi dan
pascatambang, sudah langsung
11 Sigit Santosa, 2005. Pembiayaan
Pengelolaan Lingkungan dan Peng­ mengasumsikan bahwa kegiatan
hitungan Sumber Daya Alam: Upaya usaha itulah yang punya dampak
Dalam Menjaga Kualitas Lingkungan. terhadap kerusakan lingkungan.
Pidato Pengukuhan Guru Besar Uni-
versitas Sebelas Maret.

16 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


Tabel 7P
 erusahaan Pemegang IUP Batubara (terluas) yang Belum Menempatkan Jaminan Reklamasi (per juli
2018)
NO NAMA PERUSAHAAN JENIS IUP LUAS PROVINSI
1 PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK OPERASI PRODUKSI 18230 RIAU
2 PT. BORNEO PRIMA OPERASI PRODUKSI 15000 KALIMANTAN TENGAH
3 PT. PUSAKA TANAH PERSADA OPERASI PRODUKSI 15000 KALIMANTAN TENGAH
4 PT. NUSANTARA SANTAN COAL OPERASI PRODUKSI 14990 KALIMANTAN TIMUR
5 PT. BARA INTERNATIONAL OPERASI PRODUKSI 14990 KALIMANTAN TENGAH
6 PT. HANSON ENERGI BATURAJA OPERASI PRODUKSI 14990 SUMATERA SELATAN
7 PT. BUMI BARITO MINERAL OPERASI PRODUKSI 14980 KALIMANTAN TENGAH
8 PT. ERABARA PERSADA NUSANTARA OPERASI PRODUKSI 14980 KALIMANTAN TIMUR
9 PT. SUMBER DAYA PERSADA OPERASI PRODUKSI 14940 SUMATERA SELATAN
10 PT. DAYA BUMINDO KARUNIA OPERASI PRODUKSI 14800 KALIMANTAN TENGAH

Tabel 8. Perusahaan Pemegang IUP Batubara (terluas) yang Telah Berakhir 2018/2019 Namun Belum
Menempatkan Jaminan Reklamasi per Juli 2018

NO NAMA PERUSAHAAN JENIS IUP LUAS PROVINSI


1 PT. MEGAPURA PRIMA INDUSTRI OPERASI PRODUKSI 8587 PAPUA BARAT
2 PT. KARYA PERMATA PRIMA OPERASI PRODUKSI 6350 KALIMANTAN TIMUR
3 PT. OGAN ENERGI OPERASI PRODUKSI 4000 SUMATERA SELATAN
4 PT. GEOBARA KARUNIA CIPTA LESTARI OPERASI PRODUKSI 3219 KALIMANTAN TIMUR
5 PT. BUANA TAMBANG JAYA OPERASI PRODUKSI 3000 RIAU
6 PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK OPERASI PRODUKSI 2935 SUMATERA BARAT
7 PT. MITRA TALA OPERASI PRODUKSI 2659 KALIMANTAN TENGAH
8 PT. SARANA PUTRA PERDANA OPERASI PRODUKSI 1063 KALIMANTAN TENGAH
9 PT. BUDIINDAH MULIA COAL OPERASI PRODUKSI 686,00 RIAU
10 PT. LAIS COAL MINE OPERASI PRODUKSI 789,4 SUMATERA SELATAN

SUMBER: Kementerian ESDM

Maksud utama pembuat lingkungan hidup untuk kegiatan


kebijakan jaminan reklamasi dan pertambangan.
pascatambang tidak terlihat dengan
jelas dalam berbagai aturan, Ketentuan lebih rinci mengenai
termasuk Undang-Undang Nomor 4 reklamasi diatur dalam PP 78
Tahun 2009 tentang Pertambangan Tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Mineral dan Batubara. Ketentuan Pascatambang, yang diantaranya
mengenai jaminan reklamasi dan mengatur mekanisme pembayaran
pascatambang dalam undang- dana jaminan reklamasi dan
undang itu dibahas selintas, pascatambang, termasuk pencairan
dalam 4 (empat) pasal yang dan penggunaannya. Pengaturan-
keseluruhannya dapat dimaknai aturan itu koheren dengan aturan
dengan pesan bahwa pemegang IUP bentuknya umumnya, yang diatur
Operasi Produksi wajib menyediakan oleh Undang-Undang Nomor 32
dana jaminan reklamasi. Bahkan, Tahun 2009 tentang Perlindungan
definisi reklamasi itu sendiri tidak dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
dijelaskan dengan gamblang, kecuali Di undang-undang tersebut, aturan
selipan dalam penjelasan Pasal mengenai dana jaminan diposisikan
70 yang memosisikan reklamasi sebagai salah satu instrumen
sebagai bagian dari kegiatan insentif ekonomi lingkungan, yang
pemulihan dalam pengelolaan disiapkan oleh suatu usaha atau

Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 17


Tabel 9. Perbandingan Biaya Reklamasi Antara PT Bukit Asam dan dengan dokumen lingkungan
PT Tanito Harum hidupnya, penetapan jaminan
hanya mempertimbangkan 2 (dua)
Perusahaan Bukit Asam Tanito Harum hal, yaitu (1) kinerja pemegang IUP
Operasi Produksi dan IUPK Operasi
Biaya Reklamasi 159 juta per hektar 37 juta per hektar Produksi, dan/atau (2) kemampuan
keuangan pemegang IUP Operasi
Produksi dan IUPK Operasi
Produksi13. Persoalan ini dapat
dilihat dari senjangnya penetapan
biaya jaminan antara perusahaan
kegiatan untuk pemulihan kualitas pelaku usaha pertambangan.
lingkungan hidup yang rusak karena Kesenjangan ini tidak hanya
kegiatannya12. berarti bahwa perhitungan jaminan
terlalu longgar, tetapi juga di sisi
Melihat bentuk itu dan beberapa lain memberikan kemungkinan
contoh di sektor lainnya, terjadinya ketidak sesuaian nilai
dana jaminan reklamasi dan jaminan dengan potensi kerusakan
pascatambang diarahkan lingkungan yang terjadi. Sebagai
pada 2 (dua) tujuan besar. tambahan, aturan-aturan itu juga
Pertama, jaminan reklamasi tidak dapat menjelaskan prosedur
dan pascatambang diarahkan yang harus ditempuh apabila dana
mekanisme insentif untuk jaminan yang ditempatkan nilainya
memastikan pelaku usaha tidak dapat memenuhi kebutuhan
menjalankan kewajibannya dalam pemulihan kondisi lingkungan
pemulihan lingkungan akibat seperti sediakala.
kegiatan usaha pertambangan.
Kedua, jaminan reklamasi dan Perlu dicatat juga meski dalam
pascatambang juga menjadi sumber definisinya masuk ke dalam cakupan
alokasi keuangan bagi pemerintah keuangan negara, pengelolaan
untuk melakukan pemulihan, dalam dan pengaturan terhadap jaminan
hal pelaku usaha tidak menjalankan reklamasi belum diposisikan
kewajibannya. Asumsinya, oleh sebagai keuangan negara. Apabila
karena itu, dana jaminan reklamasi Pasal 2 huruf h UU 17/2003
dan pascatambang dapat menjawab digunakan14, maka seharusnya
dengan risiko kerusakan lingkungan penggunaan dan akuntabilitasnya
yang terjadi akibat kegiatan usaha. juga disesuaikan dengan
Secara prinsip, bagi pelaku usaha mekanisme pertanggungjawaban
pertambangan, pembebanan sebagaimana anggaran belanja
dana jaminan reklamasi dan negara. Pemosisian dana jaminan
pascatambang juga menjadi dalam mekanisme anggaran negara
menginternalisasi kerusakan akan memberikan fleksibilitas bagi
lingkungan hidup yang selama ini negara untuk mengelola risikonya
dipahami sebagai eksternalitas dengan lebih sistematis, terutama
kegiatan usaha. Kebijakan ini dapat mengingat juga bahwa banyak
diperkirakan akan gagal, apabila perusahaan lebih memilih untuk
pengaturan yang tersedia justru melepaskan jaminannya ketimbang
tidak dapat memenuhi asumsi melaksanakan kegiatan reklamasi
tersebut. dan pascatambang.

Persoalannya, tidak satupun


dari ketentuan hukum yang
tersedia mengindikasikan bahwa
dana jaminan tadi memang
ditujukan untuk menjawab risiko 13 L ampiran VI Kepmen 1827/2018.
kerusakan lingkungan yang
14 “Keuangan dalam Pasal 1 angka
terjadi. Meski rencana reklamasi 1, meliputi… h. kekayaan pihak
dan pascatambang harus sesuai lain yang dikuasai oleh pemerintah
dalam rangka penyelenggaraan tugas
12 Penjelasan Pasal 43 ayat (2) huruf a pemerintahan dan/atau kepentingan
UU 32/2009. umum..”

18 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang 19
©2020 AURIGA NUSANTARA.
20 Kerentanan Korupsi Jaminan Reklamasi dan Pascatambang

Anda mungkin juga menyukai