PENDAHULUAN
Menurut laporan PWYP (Pay With You Pay), data Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara Kementerian ESDM pada Juni 2018 mencatat masih terdapat 1569
pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau 60% dari total 2579 pemegang IUP
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tidak menempatkan dana jaminan
reklamasi. Sementara hingga Juli 2018, data Ditjen Minerba juga mencatat terdapat
hampir 8 juta hektar lubang tambang yang belum direklamasi. (CNN Indonesia,
18/12/2018).
Maka dari itu, jaminan reklamasi dan pascatambang diwajibkan untuk pemulihan
fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial di seluruh wilayah pertambangan. Dana
ini ditetapkan berdasarkan kesepakatan pemangku kepentingan dengan pemerintah
daerah (pemda), dan disetorkan dua tahun sebelum umur tambang berakhir. Adapun
jaminan reklamsi ini digunakan untuk memperbaharui kualitas lingkungan dan
ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Oleh karena itu,
perlu adanya evaluasi mengenai bagaimana jaminan reklamasi dikeluarkan. Dari
latar belakang tersebut, penulis mencoba melakukan penelitian tentang “Evaluasi
Jaminan Reklamasi PT. Tebo Agung Internasional”.
1
2