Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : BAYU BAGASWORO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044096894

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4533/Ekonomi Kesehatan

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ-UT Yogyakarta

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Sumber daya ekonomi memiliki keterbatasan, alokasinya untuk suatu jenis kegiatan
akan menyebabkan hilangnya manfaat atas penggunaan sumber tersebut pada kegiatan
lainnya. Jelaskan contoh dari penerapan sumber daya ekonomi yang terbatas!
Contoh Penerapan Sumber Daya Ekonomi yang Terbatas
Penerapan sumber daya ekonomi yang terbatas dapat terjadi dalam berbagai sektor,
termasuk sektor kesehatan. Dalam sektor kesehatan, sumber daya ekonomi yang terbatas
dapat dilihat dari jumlah tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, serta anggaran
kesehatan yang tersedia. Ketika sumber daya ekonomi yang terbatas dialokasikan untuk satu
jenis kegiatan, maka hal tersebut akan menyebabkan hilangnya manfaat atas penggunaan
sumber tersebut pada kegiatan lainnya.

Contoh penerapan sumber daya ekonomi yang terbatas di sektor kesehatan di Indonesia
adalah ketika anggaran kesehatan dialokasikan untuk membangun rumah sakit atau
puskesmas di suatu daerah tertentu. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya manfaat atas
penggunaan anggaran tersebut pada kegiatan lainnya, seperti meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di daerah lain atau melakukan program kesehatan lainnya.
Selain itu, terbatasnya jumlah tenaga kesehatan di Indonesia juga menjadi masalah. Dalam
buku Materi Pokok BMP ESPA 4533 Ekonomi Kesehatan, disebutkan bahwa Indonesia
memiliki rasio dokter dan perawat yang rendah dibandingkan dengan standar WHO. Hal ini
menyebabkan sulitnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,
terutama di daerah-daerah terpencil atau terluar.
Contoh lainnya adalah terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan di Indonesia. Banyak
daerah yang masih kekurangan fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, dan
dokter spesialis. Hal ini menyebabkan sulitnya akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang memadai, terutama di daerah-daerah terpencil atau terluar.
Dalam hal ini, pemerintah perlu melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara efektif dan
efisien, dengan mempertimbangkan manfaat dan biaya dari setiap penggunaan sumber daya
tersebut. Dalam konteks sektor kesehatan, pemerintah dapat melakukan alokasi sumber daya
yang lebih baik dengan meningkatkan anggaran kesehatan, meningkatkan jumlah tenaga
kesehatan, dan membangun sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di seluruh
wilayah Indonesia.
Sumber referensi: Buku Materi Pokok BMP ESPA 4533 Ekonomi Kesehatan
2. Interaksi kuantitas X dan H secara bersama pada dasarnya dapat pula menghasilkan
utlitas tertentu. Jelaskan dengan kurva kombinasi kesehatan (H) dengan barang lainnya (X)
yang dapat menghasilkan utilitas!
Kurva Kombinasi Kesehatan dengan Barang Lain yang Menghasilkan Utilitas
Interaksi kuantitas kesehatan (H) dengan barang lainnya (X) dapat menghasilkan utilitas
tertentu bagi individu. Kurva kombinasi kesehatan dan barang lainnya adalah grafik yang
menggambarkan berbagai kombinasi dari dua jenis barang yang dapat dikonsumsi oleh
individu dengan pendapatan dan sumber daya yang terbatas.

Dalam kurva kombinasi kesehatan dan barang lainnya, terdapat trade-off (kompromi) antara
konsumsi kesehatan dan konsumsi barang lainnya. Jika individu mengalokasikan lebih banyak
sumber daya untuk konsumsi kesehatan, maka konsumsi barang lainnya akan menurun dan
sebaliknya. Dalam hal ini, utilitas (kepuasan) yang diperoleh dari konsumsi kesehatan dan
barang lainnya akan berubah sesuai dengan alokasi sumber daya yang dilakukan.

Kurva diatas menerangkan hubungan antara kesehatan dan konsumsi pada gambar dengan
cara menempatkan H pada sumbu vertikal (tegak) dan X pada sumbu horizontal (datar).
Berbagai kombinasi status kesehatan (H) yang memungkinkan dicapai dan jumlah barang
lainnya (X) yang memungkinkan dihasilkan ditunjukkan oleh garis PP. Kombinasi optimal
untuk kesehatan dan barang lainnya ditunjukkan oleh HA dan )(pt. Kombinasi lain seperti yang
ditandai oleh titik A° dan A2 tidak memungkinkan menjadi kombinasi optimal pada tingkat
kesehatan setinggi HA. Misalnya, pada titik A° kondisi yang menghubungkan antara tingkat
konsumsi sejumlah XA pada tingkat kesehatan yang relatif rendah dibandingkan HA,
kombinasi demikian memaksa tingkat kesehatan berkurang yang tentunya tidak diinginkan
karena sumber daya dimiliki melebihi pemanfaatannya. Sumber daya yang tersedia tidak
habis digunakan untuk menghasilkan kesehatan pada tingkat konsumsi tertentu, yaitu XA.
Kombinasi antara tingkat kesehatan dan konsumsi yang ditandai oleh memungkinkan
diperoleh, tetapi tidak akan dipilih karena tingkat kesehatan relatif rendah dibandingkan yang
memungkinkan dicapai. Berbeda dengan keadaan di titik A°, pada titik A2 utilitas relatif lebih
tinggi, tetapi tidak dapat dicapai karena sumber daya yang dimiliki tidak mencukupi untuk
tingkat utilitas yang dicerminkan oleh garis U2. Berada pada konsumsi tertentu, yaitu
sejumlah XA, utilitas demikian membutuhkan tingkat kesehatan yang lebih tinggi, tetapi
tingkat kesehatan demikian tidak dapat dicapai karena sumber daya yang tersedia tidak
cukup. Maka dari itu, kombinasi antara konsumsi XA dengan utilitas lebih tinggi
mengharuskan kesehatan dicapai melebihi HA yang tidak memungkinkan didapatkan karena
melebihi Batas ketersediaan sumber daya dimiliki.
Contoh penerapan kurva kombinasi kesehatan dan barang lainnya di Indonesia adalah ketika
individu harus memilih antara membeli makanan sehat atau makanan yang kurang sehat. Jika
individu mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk membeli makanan sehat, maka
konsumsi makanan yang kurang sehat akan menurun. Hal ini dapat meningkatkan kesehatan
individu dan meningkatkan utilitas (kepuasan) yang diperoleh dari konsumsi makanan.
Dalam hal ini, individu perlu mempertimbangkan manfaat dan biaya dari setiap penggunaan
sumber daya yang dilakukan. Dalam konteks sektor kesehatan, individu dapat
mempertimbangkan untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk konsumsi
kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan, obat-obatan, dan asuransi kesehatan untuk
meningkatkan kesehatan dan utilitas (kepuasan) yang diperoleh.

Sumber referensi: Buku Materi Pokok BMP ESPA 4533 Ekonomi Kesehatan
3. Model permintaan kesehatan Grossman merupakan model permintaan kesehatan yang
menjelaskan keterkaitan antara kesehatan, input kesehatan, dan perawatan medis.
Jelaskan 6 asumsi yang diperlukan untuk memahami model permintaan kesehatan dalam
Model Grossman!
Model permintaan kesehatan Grossman adalah model yang menjelaskan keterkaitan antara
kesehatan, input kesehatan, dan perawatan medis. Model ini dikembangkan oleh Michael
Grossman pada tahun 1972 dan telah digunakan dalam banyak penelitian di bidang ekonomi
kesehatan. Ada enam asumsi yang diperlukan untuk memahami model permintaan kesehatan
Grossman, yaitu:

1. Kesehatan adalah suatu investasi


Asumsi ini mengatakan bahwa kesehatan dapat dipandang sebagai suatu investasi yang akan
memberikan manfaat di masa depan. Dalam konteks ini, individu akan mempertimbangkan
kesehatan sebagai bagian dari portofolio investasinya.

2. Kesehatan memiliki nilai ekonomi


Asumsi ini mengatakan bahwa kesehatan memiliki nilai ekonomi yang dapat diukur. Dalam
konteks ini, individu akan mempertimbangkan manfaat dan biaya dari upaya untuk
mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya.

3. Perawatan medis merupakan salah satu input kesehatan


Asumsi ini mengatakan bahwa perawatan medis merupakan salah satu input kesehatan yang
dapat membantu meningkatkan atau mempertahankan kesehatan individu. Dalam konteks
ini, individu akan mempertimbangkan manfaat dan biaya dari perawatan medis dalam upaya
untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya.

4. Kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain perawatan medis


Asumsi ini mengatakan bahwa kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain
perawatan medis, seperti gaya hidup, lingkungan, dan faktor genetik. Dalam konteks ini,
individu akan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kesehatannya
dalam upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya.
5. Perawatan medis memiliki biaya
Asumsi ini mengatakan bahwa perawatan medis memiliki biaya yang harus dibayar oleh
individu. Dalam konteks ini, individu akan mempertimbangkan biaya dari perawatan medis
dalam upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya.

6. Individu memiliki keterbatasan informasi


Asumsi ini mengatakan bahwa individu memiliki keterbatasan informasi tentang kesehatan
dan perawatan medis. Dalam konteks ini, individu akan mencari informasi yang tersedia untuk
membuat keputusan tentang upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan
kesehatannya.

Contoh penerapan model permintaan kesehatan Grossman adalah dalam penelitian tentang
pengaruh faktor-faktor sosio-ekonomi terhadap permintaan perawatan kesehatan. Dalam
penelitian ini, asumsi-asumsi dalam model permintaan kesehatan Grossman digunakan untuk
menjelaskan bagaimana faktor-faktor seperti pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan dapat
memengaruhi permintaan perawatan kesehatan. Dengan memahami asumsi-asumsi dalam
model permintaan kesehatan Grossman, peneliti dapat mengembangkan hipotesis dan
merancang penelitian yang tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

Sumber referensi: Buku Materi Pokok BMP ESPA 4533 Ekonomi Kesehatan
4. Fungsi utilitas dinyakan sebagai Utility = U (H, X), bahwa utilitas diperoleh selain dari
barang lainnya, diperoleh pula dari kesehatan. Jelaskan dengan singkat hubungan antara
utility (kepuasan) dengan kesehatan dan barang lainnya pada kurva kemungkinan
produksi!
Hubungan Antara Utility dengan Kesehatan dan Barang Lain pada Kurva Kemungkinan
Produksi.
Fungsi utilitas U(H,X) dalam ekonomi kesehatan menggambarkan hubungan antara kepuasan
(utility) yang diperoleh dari kesehatan (H) dan barang lainnya (X). Kurva kemungkinan
produksi adalah grafik yang menggambarkan semua kombinasi yang mungkin dari dua jenis
barang yang dapat diproduksi oleh suatu perekonomian dengan sumber daya yang terbatas.

Dalam kurva kemungkinan produksi, terdapat trade-off (kompromi) antara produksi barang
lainnya dan produksi kesehatan. Jika semua sumber daya dialokasikan untuk produksi barang
lainnya, maka produksi kesehatan akan menurun dan sebaliknya. Dalam hal ini, utilitas
(kepuasan) yang diperoleh dari kesehatan dan barang lainnya akan berubah sesuai dengan
alokasi sumber daya yang dilakukan.
Contoh penerapan fungsi utilitas dalam ekonomi kesehatan di Indonesia adalah ketika
sumber daya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan raya dan jembatan,
maka sumber daya tersebut tidak dapat digunakan untuk pembangunan fasilitas kesehatan.
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan produksi kesehatan dan meningkatkan risiko
terhadap kesehatan masyarakat. Sebaliknya, jika sumber daya dialokasikan untuk
pembangunan fasilitas kesehatan, maka produksi kesehatan akan meningkat dan
meningkatkan kepuasan (utility) masyarakat terhadap kesehatan.
Dalam hal ini, pemerintah perlu melakukan alokasi sumber daya secara efektif dan efisien,
dengan mempertimbangkan manfaat dan biaya dari setiap penggunaan sumber daya
tersebut. Dalam konteks sektor kesehatan, pemerintah dapat melakukan alokasi sumber daya
yang lebih baik dengan meningkatkan anggaran kesehatan, meningkatkan jumlah tenaga
kesehatan, dan membangun sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di seluruh
wilayah Indonesia.

Sumber referensi: Buku Materi Pokok BMP ESPA 4533 Ekonomi Kesehatan
5. Kurva permintaan perawatan medis pada dasarnya menggambarkan kuantitas
perawatan medis sebagai fungsi dan harganya. Jelaskan secara singkat inverse demand
curves atau value curves!
Inverse Demand Curves atau Value Curves
Inverse demand curve atau value curve adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara
harga suatu barang atau jasa dengan kuantitas yang diminta oleh konsumen. Dalam konteks
ekonomi kesehatan, inverse demand curve digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara harga perawatan medis dengan kuantitas yang diminta oleh pasien.
Kurva permintaan perawatan medis pada dasarnya menggambarkan kuantitas perawatan
medis sebagai fungsi dan harganya. Semakin tinggi harga perawatan medis, semakin sedikit
pasien yang akan meminta perawatan medis, dan sebaliknya. Kurva permintaan ini dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pendapatan, harga alternatif, persepsi risiko, dan
faktor sosial.
Inverse demand curve atau value curve dapat digunakan untuk memahami bagaimana pasien
akan merespons perubahan harga perawatan medis. Dalam konteks ini, apabila harga
perawatan medis meningkat, maka kuantitas permintaan perawatan medis akan menurun,
karena pasien akan mencari alternatif lain yang lebih terjangkau.
Contoh penerapan inverse demand curve atau value curve di Indonesia adalah ketika harga
perawatan medis di suatu rumah sakit meningkat, maka pasien mungkin akan mencari
perawatan medis di rumah sakit lain yang lebih terjangkau atau mencari alternatif lain seperti
pengobatan tradisional. Hal ini dapat mempengaruhi kuantitas permintaan perawatan medis
di suatu rumah sakit.
Dalam hal ini, rumah sakit perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan perawatan medis seperti harga, kualitas layanan, dan reputasi untuk
mempertahankan atau meningkatkan kuantitas permintaan perawatan medis. Dengan
memahami inverse demand curve atau value curve, rumah sakit dapat mengembangkan
strategi yang tepat untuk meningkatkan kuantitas permintaan perawatan medis dan
meningkatkan keuntungan.
Sumber referensi: Buku Materi Pokok BMP ESPA 4533 Ekonomi Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai