Pendidikan dapat dianggap sebagai barang ekonomi karena memiliki nilai ekonomi yang dapat
diukur dan diperdagangkan di pasar. Dalam ekonomi, barang ekonomi adalah barang atau jasa
yang memiliki nilai dan dapat diperdagangkan di pasar. Barang ekonomi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Rival
Barang ekonomi bersifat rival, artinya penggunaan barang oleh satu orang atau kelompok akan
mengurangi ketersediaan barang bagi orang atau kelompok lain. Dalam konteks pendidikan,
misalnya, kapasitas kelas terbatas sehingga jumlah siswa yang dapat diterima di sebuah sekolah
tertentu terbatas.
2. Eksklusif
Barang ekonomi bersifat eksklusif, artinya hanya orang yang membayar harga tertentu yang
dapat menggunakan atau memperoleh barang tersebut. Dalam konteks pendidikan, misalnya,
hanya siswa yang membayar biaya sekolah tertentu yang dapat mengikuti pembelajaran di
sekolah tersebut.
3. Harga
Barang ekonomi memiliki harga yang dapat ditentukan oleh pasar. Dalam konteks pendidikan,
misalnya, biaya sekolah atau biaya pendidikan dapat ditentukan oleh pemerintah atau lembaga
pendidikan tertentu.
Pendidikan di Indonesia dapat dianggap sebagai barang ekonomi karena memiliki nilai
ekonomi yang dapat diukur dan diperdagangkan di pasar. Pendidikan di Indonesia memiliki
biaya yang bervariasi dari satu lembaga ke lembaga lainnya. Biaya pendidikan di Indonesia
terdiri dari biaya pendidikan formal (seperti biaya sekolah) dan biaya pendidikan non-formal
(seperti biaya kursus atau pelatihan).
Sumber referensi:
Buku Materi Pokok BMP ESPA 4532 Ekonomi Pendidikan
"The Economics of Education" oleh Eric A. Hanushek
(https://www.nber.org/system/files/working_papers/w17533/w17533.pdf),
2. Mahasiswa dapat menjelaskan Pendidikan sebagai investasi modal manusia
Pendidikan sebagai Investasi Modal Manusia
Pendidikan juga dapat dianggap sebagai investasi modal manusia karena pendidikan dapat
meningkatkan produktivitas dan keterampilan tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Investasi pada pendidikan juga memiliki
karakteristik yang sama dengan investasi pada modal fisik, yaitu adanya biaya investasi dan
adanya pengembalian atas investasi tersebut.
Contoh implementasi pendidikan sebagai investasi modal manusia di Indonesia adalah melalui
program pendidikan vokasi, seperti SMK dan Politeknik. Program pendidikan vokasi ini
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat
meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat. Program pendidikan vokasi juga
dapat memberikan pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat.
Selain itu ada juga program beasiswa yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga swasta.
Beasiswa tersebut dapat membantu individu yang kurang mampu secara finansial untuk
mengakses pendidikan yang lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan kualifikasi dan
keterampilan mereka dalam pasar tenaga kerja.
Sumber referensi:
Buku Materi Pokok BMP ESPA 4532 Ekonomi Pendidikan
Contoh nyata di Indonesia adalah program Guru Garis Depan (GGD) yang diluncurkan oleh
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pengajaran di daerah-daerah terpencil dan terluar.
Program ini memberikan insentif bagi para guru yang mengajar di daerah-daerah tersebut,
seperti tunjangan khusus dan pelatihan-pelatihan.
Sumber referensi
buku Materi Pokok BMP ESPA 4532 Ekonomi Pendidikan,
"The Role of Government in Education" oleh Eric A. Hanushek
(https://www.nber.org/papers/w5548),