Sedangkan pada pasal 12 UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan hak dan kewajiban
peserta didik sebagai warga negara.
(1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :
a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama
b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya
c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya
d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya;
e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara
f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing
dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
Fungsi politik secara khusus bisa diaktualisasikan lewat proses pembelajaran. Dari
sekian banyaknya negara totaliter dan negara berkembang, pemimpin politik amat
menyadari fungsi pendidikan guna meraih tujuan-tujuan politik. Mereka
mengupayakan solusi dalam mengontrol sistem pendidikan dan menitipkan pesan-
pesan politik dengan metode dan bahan ajar (curriculum content) pendidikan. dari
generasi ke generasi negarawan dan pemimpin politik menyadari dampak yang akan
muncul pada sistem pendidikan pada kehidupan politik. Mereka sadar jika negra tiak
bisa mengabaikan ssekolah apabila akan meraih tujuannya, termasuk tujuan dalam
mempertahankan kedudukan. mengingat banyaknya peluang di berbagai unsur
kependidikan pada kebutuhan politik tertentu, maka tidak usah heran jika pendidikan
sering memerankan peran sentral untuk menemukan jalan perubahan politik.
Kurikulum pendidikan yang tidak sesuai untuk peserta didik dan sekolah bisa
memerikan dampak negative dalam pendiidkan.
5. Penyebab kemiskinan dapat terjadi karena kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi
struktural dan sosial, serta kondisi kultural (budaya). Kemiskinan alamiah dan
ekonomi timbul akibat keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumberdaya lain
sehingga peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan.
Kemiskinan struktural dan sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum merata,
tatanan kelembagaan dan kebijakan dalam pembangunan. Sedangkan kemiskinan
kultural (budaya) disebabkan sikap atau kebiasaan hidup yang merasa kecukupan
sehingga menjebak seseorang dalam kemiskinan. Penyebab timbulnya kemiskinan
berasal dari dalam dan dari luar penduduk miskin. Penyebab dari dalam diantaranya
rendahnya kualitas sumber daya manusia dan sikap individu tersebut. Sedangkan
penyebab dari luar adalah keterbatasan sumber daya alam, tatanan sosial dan
kelembagaan dalam masyarakat, kebijakan pembangunan, kesempatan kerja yang
terbatas dan persaingan yang menyebabkan terpinggirnya penduduk miskin.
https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=102944
http://gudangpendidikankita.blogspot.com/2014/10/permasalahan-pendidikan-formal-yang.html
https://www.kompasiana.com/junita21325/629f5d1d2154ae312149cc25/pengaruh-politik-terhadap-
perubahan-kurikulum
https://ilmu-pendidikan.net/profesi-kependidikan/guru/peran-guru-dalam-kegiatan-belajar-mengajar
https://djpb.kemenkeu.go.id/kanwil/sulteng/id/data-publikasi/berita-terbaru/2830-memahami-
kembali-strategi-pengentasan-kemiskinan-di-indonesia-sebagai-sumber-penerimaan-negara.html