Anda di halaman 1dari 6

Sebutkan beberapa permasalahan pokok pendidikan dan jelaskan bagaimana upaya

menanggulanginya!

Jawab:

 Permasalahan pertama ada pada “pemerataan pendidikan”


Pemerataan pendidikan telah mendapat perhatian sejak lama terutama di negara-negara
berkembang.Hal ini tidak terlepas dari makin tumbuhnya kesadaran bahwa pendidikan
merupakan peran penting dalam pembangunan bangsa.
Pemerataan pendidikan mencakup dua aspek penting yaitu persamaan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan dan keadilan dalam memperoleh pendidikan yang sama dalam
masyarakat. Akses terhadap pendidikan yang merata berarti semua penduduk usia
sekolah telah memperoleh kesempatan pendidikan, sementara itu akses terhadap
pendidikan telah adil jika antar kelompok bisa menikmati pendidikan secara sama.
Menurut UUD 1945 pemerintah berkewajiban memenuhi hak warganegara dalam
memperoleh pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa.Ini berati pemerintah
harus bisa memberikan pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia bukan hanya untuk
rakyat tertentu yang mampu sedangkan untuk rakyat yang kurang mampu tidak
memperoleh pendidikan. Pemerintah bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum. Pendidikan menjadi landasan kuat yang
diperlukan untuk meraih kemajuan bangsa di masa depan, bahkan lebih penting lagi
sebagai bekal dalam menghadapi era global yang sarat dengan persaingan antarbangsa
yang berlangsung sangat ketat. Dengan demikian, pendidikan menjadi syarat mutlak yang
harus dipenuhi karena ia merupakan faktor determinan bagi suatu bangsa untuk bias
memenangi kompetisi global.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan “ Pemerataan
Pendidikan”:
1) Pendidikan dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) tidak
dipungut biaya. Ini diharapkan semua anak yang akan masuk SD dan SMP di seluruh
Indonesia dapat  bersekolah.
2) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di seluruh sekolah dengan subsidi dari
APBN.
3) Melaksanakan revitalisasi serta penggabungan (regrouping) sekolah-sekolah terutama
SD, agar tercapai efisiensi dan efektivitas sekolah yang didukung dengan fasilitas yang
memadai.
4) Membangun sarana dan prasarana yang memadai termasuk sarana olahraga untuk
setiap sekolah baik yang di perkotaan maupun pedesaan sesuai kebutuhannya.
5) Memberikan kepada siswa yang berprestasi dan/atau dari keluarga yang tidak mampu.
Agar siswa dapat terus menuntut ilmu tanpa mempermasalahkan biaya pendidikan
6)  Untuk di Perguruan Tinggi harus meningkatkan kapasitas tampung, terutama untuk
bidang-bidang yang menunjang kemajuan ekonomi, penguasaan sains dan teknologi,
serta meningkatkan kualitas kehidupan.
7) Mendorong peningkatan peran swasta melalui perguruan tinggi swasta. Ini agar kalau
ada mahasiswa yang tidak mendapat perguruan tinggi bisa melanjutkan pendidikannya di
perguruan tinggi swasta, tentu saja dengan mutu dan kualitas perguruan tinggi swasta
harus bisa sesuai standar pemerintah.
8) Menyebarkan kapasitas pendidikan tinggi secara geografis untuk mendukung
pembangunan daerah serta memberi kesempatan bagi kelompok masyarakat yang
berpenghasilan rendah termasuk kelompok masyarakat dari daerah bermasalah, dengan
menyelenggarakan pembinaan perguruan tinggi sebagai pusat pertumbuhan di kawasan
serta menyelenggarakan pembinaan program unggul di wilayah kedudukan perguruan
tinggi.
9) Menyebar lulusan guru-guru ke daerah-daerah yang masih minim tenaga pengajarnya.
Agar tidak terjadi penumpukan lulusan guru di suatu daerah sehingga banyak lulusan
guru yang bekerja di bukan keahliannya. Sedangkan di daerah lain masih kekurangan
tenaga guru.

 Permasalahan kedua yaitu “Mutu Pendidikan”


Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti
yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga
penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi.
Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh
lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja (performance
test). Lazimnya sesudah itu masih dilakukan pelatihan/ pemagangan bagi calon untuk
penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja di lapangan.
Masalah mutu pendidikan juga menyangkut masalah pemerataan mutu. Di dalam Tap
MPR RI 1988 tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan
diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan
alam dan matematika (BP-7 Pusat. 1968: 68). Umumnya kondisi mutu pendidikan
diseluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah terpencil lebih rendah daripada di
daerah perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan bermaksud agar sistem
pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan jenjangnya di seluruh
pelosok tanah air (kota dan desa) mengalami peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan
situasi dan kondisinya masing-masing.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan “ Mutu Pendidikan”
a.  Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa
pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-
lain.
c. Penyempurnaan kurikulum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan
mengandung muatan lokal, metode yang menantang dan mengarahkan belajar, dan
melaksanakan evalusai yang beracuan PAP (Panduan Acuan Patokan).
d. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar.
e. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan
laboratorium.
f. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
g. Kegitan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1) Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
2) Supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.
3) Sistem ujian nasional/negara seperti UN/UAN/Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN.
4) Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga.
 Permasalahan yang ketiga “Efisiensi Pendidikan”
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan
mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika
penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Jika terjadi yang
sebaliknya, efisiensinya berarti rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah:
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan
jatah pengangkatan yang terbatas.
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami
kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Suatu sekolah menerima
guru baru dalam bidang studi yang sudah cukup atau bahkan sudah kelebihan, sedang
guru bidang yang dibutuhkan tidak diberikan karena terbatasnya jatah pengangkatan
sehingga pada sekolah sekolah tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap
mengajarkan bidang studi di luar kewenangannya, misalnya guru bahasa harus mengajar
IPA. Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat,
khususnya pada saat menyongsong hadimya kurikulum baru. Setiap pembaruan
kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksanaan di lapangan Dapat
dikatakan umumnya penanganan pengembangan tenaga pelaksana di lapangan (yang
berupa penyuluhan, latihan, lokakarya, penyebaran buku panduan) sangat terlambat.
Padahal proses pembekalan untuk dapat siap melaksanakan kurikulum baru memakan
waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat dicanangkan berlakunya kurikulum
dengan saat mulai dilaksanakan. Dalam masa transisi yang relatif lama ini proses
pendidikan berlangsung kurang efisien dan efektif
Perubahan kurikulum sering membawa akibat tidak dipakainya lagi buku paket siswa dan
buku pegangan guru beserta perangkat Iainnya karena harus diganti dengan buku-buku
yang baru. Semuanya ini menggambarkan bahwa di balik pembaruan terjadi pemborosan,
meskipun sukar dielakkan. Sebab bagaimanapun juga pembaruan kurikulum merupakan
tindakan antisipasi terhadap pemberian bekal bagi calon luaran agar sesuai dengan
tuntutan zaman.
Upaya untuk mengatasi masalah “ Efisiensi Pendidikan”
1) Seorang pengajar harus bisa dengan cepat beradaptasi dengan situasi yang ada
setiap kurikulum berganti (Profesionalitas).
2) Setiap sekolah harus memiliki jumlah guru yang tidak berlebihan atau bahkan
kekurangan didalam setiap mata pelajrannya.
3) Jika bisa pembaruan kurikulum yang dilakukan masih selaras dengan kurikulum
lama,sehingga buku-buku yang dipakai pada kurikulum sebelumnya masih bisa
digunakan.

 Pemasalahan Keempat “Relevansi Pendidikan”


Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang
tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan
pendidikan di atasnya. Masalah yang berhubungan dengan relevansi (kesesuaian)
pemilikan pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah dengan
perkembangan zaman dan pembangunan. Relevan berarti bersangkut paut, kait-mengait,
dan berguna secara langsung.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.
derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntunan zaman.
Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru yang sebagainya
sering tidak diramalkan sebelumnya. Relevansi pendidikan adalah sejauh mana sistem
pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan,
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka
ragam seperti sektor produksi maka relevansi pendidikan dianggap tinggi. Relevansi
pendidikan dapat dilihat dengan mengikuti alur input-proses-output.
Upaya Mengatasi Relevansi Pendidikan :
1) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Diperlukan proses seleksi yang ketat dan
tepat agar memperoleh tenaga pendidik yang benar-benar berkualitas tinggi. Pendidik
yang berkualitas tinggi membantu tercetaknya peserta didik yang berkualitas pula.
2) Sarana dan prasarana pendidikan yang cukup. Semua lembaga pendidikan harus
dicukupi sarana dan prasarananya agar proses pendidikan berjalan dengan lancar dan
baik
3) Tujuan dari pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat diganti dengan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan
zaman dan pembangunan.
4) Memanfaatkan system pendidikan dengan baik,saat ini berlaku kurikulim merdeka
yang dimana setiap pelajar berhak untuk menekuni bidang yang mereka suka dengan
atau tanpa adanya tekanan dari pihak manapun.

Anda mungkin juga menyukai