Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra)

e-ISSN: 2963-3176
Vol. 01 No. 01, Oktober 2023

Pancasila Bukan Ideologi Negara?


Telaah Singkat Perspektif Rocky Gerung
Siti Perawati1*, Ika Ainun Khasanah2
1,2
Universitas Insan Pembangunan Indonesia
*Corresponding Email: veraaa023@gmail.com

Abstrak – Tujuan dari studi ini adalah untuk mengembangkan pancasila sebagai penentu gerak maju
sebuah bangsa di Negara Indonesia dan tata cara supaya pancasila bisa dipertahankan dan
dikembangkan melalui memperbaiki tata nilai, memperbaiki tata kelola dan memperbaiki tata sejahtera.
Pada laporan studi ini digunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan simak catat dari
channel youtube CNN Indonesia mengenai pancasila bukan sebagai ideologi negara yang dipaparkan
oleh Rocky Gerung dan beberapa narasumber lain yang ada pada wawancara tersebut. Hasil dari studi
ini menyimpulkan mengenai pemikiran Rocky Gerung yang mengatakan bahwa pancasila bukan
sebagai ideologi negara, sehingga kita dapat melihat pancasila dari prespektif yang berbeda.
Kata kunci: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Ideologi negara, Filsafat

Abstract - The purpose of this study is to develop Pancasila as a determinant of the progress of a nation
in Indonesia and the procedures so that Pancasila can be maintained and developed through improving
values, improving governance and improving welfare. In this study report, a descriptive qualitative
method was used by looking at notes from the CNN Indonesia youtube channel regarding Pancasila
not as a state ideology described by Rocky Gerung and several other sources in the interview. The
results of this study conclude about Rocky Gerung's thinking which says that Pancasila is not a state
ideology, so we can see Pancasila from a different perspective.

Keywords: Pancasila and Civic Education, State ideology, Filsafat

PENDAHULUAN

Rocky Gerung lahir di Manado, Sulawesi Utara, 20 Januari 1959. Kisah hidup Rocky Gerung jarang
diketahui oleh publik, jarang ada yang mengetahui kisah masa kecilnya hingga masa SMA nya, publik
baru mengenal Rocky Gerung setelah dia menempuh pendidikan di Universitas Indonesia pada tahun
1979. Dia mengambil jurusan Ilmu Politik dan kemudian pindah ke jurusan Ilmu Filsafat hingga lulus
pada tahun 1986. Rocky Gerung tidak pernah mengambil ijazah sarjananya di Universitas Indonesia.
Tetapi karena kecerdasannya, Rocky Gerung diminta untuk mengajar sebagai dosen di Universitas
Indonesia setelah dia lulus. Walaupun hanya bergelar sarjana, Rocky Gerung juga mengajar pada
program Magister. Rocky Gerung mendapat julukan sebagai Profesor oleh para mahasiswanya karena
kejeniusan dan kekritisannya walaupun hanya bergelar sarjana. Mata kuliah yang dia ajar antara lain
filsafat ekonomi, politik, hukum lingkungan, teknologi dan teori keadilan.
Publik mengenal Rocky Gerung sebagai sosok yang kontroversial dengan retorika kata-katanya.
Sehingga banyak orang yang membencinya, tetapi banyak pula yang menaguminya dikarenakan
kekritisannya dan cara berpikirnya yang di luar dengan banyak orang. Fakta unik lain dari Rocky
Gerung tidak mengambil gajinya selama mengajar sebagai dosen di Universitas Indonesia selama 15
tahun. Seluruh gajinya itu dia berikan kepada kampusnya yaitu Universitas Indonesia. Dia juga
diketahui pernah menjadi dosen pembimbing dari seorang artis Indonesia yaitu Dian Sastro saat menjadi
mahasiswa di Ilmu Filsafat Universitas Indonesia. Dalam perjalan hidupnya Rocky Gerung tidak
memiliki istri dan anak. Beliau juga sempat mendapat tawaran untuk melanjutkan pendidikan di
Perancis namun Ia tolak karena ijazah dan gelar tidak terlalu penting baginya. Ia berhenti sebagai dosen

46
Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra)
e-ISSN: 2963-3176
Vol. 01 No. 01, Oktober 2023

di Universitas Indonesia setelah munculnya UU No. 14 tahun 2005 yang mensyaratkan bahwa dosen
minimal bergelar S2 atau Magister.
Ideologi merupakan gabungan dari bahasa Yunani “ideos” dan ”logos” yang berarti tujuan, cita-cita,
sudut pandang, pemikiran dan pengetahuan. Ideologi merupakan seperangkat ide atau keyakinan yang
menentukan cara pandang sesorang untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada pengetahuan.
Sedangkan, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu “panca” yang
berarti lima dan “sila” yang berarti prinsip atau asas.
Dapat disimpulkan bahwa ideologi pancasila adalah kumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan
keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada lima sila dalam pancasila.

METODE
Artikel ini merupakan gagasan tertulis yang dibangun dari penelusuran melalui youtube dengan metode
mendengarkan, menyimak dan memahami. Hasil dari youtube yang sudah kita dengar lalu ditulis dan
dikembangkan menggunakan bahasa baku kemudian dideskripsikan melalui dialog dengan kasus-kasus
yang relevan. Pembahasanartikel ini akan disajikan dalam beberapa bagian artikel agar diperoleh
kedalaman analisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Masalah dimulai ketika Rocky Gerung mengomentari pidato Jokowi yang mengatakan bahwa “Negara
Pancasila sudah final, tidak dapat didiskusikan lagi, ini bersifat fundamental dan ideologi”. Pidato
tersebut sudah dikatakan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2017. Rocky Gerung memberikan pendapat
bahwa menurutnya, apa yang dikatakan Jokowi itu salah. Menurut Rocky, Pancasila bukanlah final
melainkan kesepakatan, Pancasila masih bisa didiskusikan dan diubah karena dimungkinkan oleh
konstitusi dan tidak ada larangan dari hukum sendiri. Menurutnya, yang bersifat final dan tidak bisa
diubah adalah bentuk negara yaitu Republik, sebab jika Republik diubah maka semua konstitusi sudah
tidak berlaku lagi. Bung Rocky menambahkan bahwa Soekarno dan Soeharto sendiri tidak pernah
mengatakan bahwa Pancasila adalah sebuah ideologi, Pancasila hanyalah sebuah kesepakatan.
Berhentilah bertengkar soal ideologi karena negara yang ngotot punya ideologi hanya dua yaitu fasisme
dan komunisme (Rocky, 2019)
Dalam acara itu, hadir pula Politisi dari PDIP Budiman Sudjamitko dan ketua PBNU K.H Marsudi
Syuhud. Hdirnya Budiman Sudjamitko disitu menimbulkan perdebatan yang kuat antara Budiman dan
Rocky dikarenakan menurut Budiman, Rocky kurang bisa menjelaskan sisi radikalnya dari segi
konstituante. Sedangkan menurut Rocky, konstitusi lahir lebih dulu dibanding konstituante. Perdebatan
yang keras dan panjang akhirnya dapat dinetralisir oleh Marsyudi Syuhud yang mengatakan bahwa
“Apapun yang bakal diubah, kesepakatan apapun yang akan diganti intinya jangan membuat bangsa
Indonesia hancur”.
Perdebatan dan diskusi akhirnya dapat selesai setelah semuanya dapat saling menerima pikiran dan
pendapat masing-masing. Karena yang mereka bahas menggunakan teori dan sejarah yang berbeda,
maka tidak akan pernah bertemu titik tengahnya sehingga akhir perdebatan ditandai dengan adanya
sebuah pemikiran baru.
KESIMPULAN
Sebagai masyarakat Indonesia, hendaknya kita dapat berpikir dan terbuka terhadap keadaan politik
negara ini. Walaupun mungkin ada banyak dari kita yang tidak menyukai dunia politik tetapi kita tidak

47
Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra)
e-ISSN: 2963-3176
Vol. 01 No. 01, Oktober 2023

boleh buta terhadap politik. Kita sebagai masyarakat harus dapat mengawal pemerintah untuk dapat
menjalankan politik dengan bersih dan bebas KKN. Kita boleh saja mengkritisi pemerintah seperti yang
dilakukan Rocky Gerung kepada Presiden Jokowi. Sebab, pemerintah juga bisa salah dan konstitusi di
Indonesia memperbolehkan kita sebagai masyarakat untuk mengkritisi pemerintah. Bentuk demokrasi
memungkinkan kita untuk dapat mengkritisi pemerintah.
Kita sebagai masyarakat Indonesia juga harus mendukung kinerja pemerintah. Jangan hanya bisa
mengkritik tanpa bisa memberi solusi. Biarkan pemerintah bekerja sesuai porsinya, jika ada kesalahan
silahkan laporkan sesuai ketentuan hukum yang ada. Tetapi jika tidak ada kesalahan dalam kinerja,
jangan dicari cari kesalahannya (Jokowi 2019). Kita harus bisa menjadi masyarakat yang cerdas supaya
visi Indonesia Maju akan berhasil di kelak kemudian waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Adinda, S., & Asbari, M. (2022). Pancasila as the Industrial Revolution 4.0 Paradigm. Journal of
Information Systems and Management (JISMA), 01(06), 35–38.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/211/35
Agustari, W., Widad, Z., & Asbari, M. (2022). Pancasila as the Ideology of National Development.
Journal of Information Systems and Management (JISMA), 01(06), 1–4.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/129/29
Amalia, M., Nugroho, M. G., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Paradigm of Economic Development
in Facing the Coronavirus Outbreak. Journal of Information Systems and Management (JISMA),
01(03), 16–20. https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/122/14
Amelia, D., Komalasari, S., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Legal Development Paradigm. Journal
of Information Systems and Management (JISMA), 1(06), 18–23.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/145/32
Amelia, N. P., Sabila, I., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Paradigm of Science and Technology.
Journal of Information Systems and Management (JISMA), 01(02), 1–6.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/8
Azmi, A. F., & Asbari, M. (2022). Kenali Diri Agar Bahagia: Kajian Filosofis Fahruddin Faiz. Jurnal
Pendidikan Transformatif, 2(1), 1–5. https://doi.org/10.9000/jupetra.v2i1.9
Emilia, S., Andini, M., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Paradigm of Legal Development in
Indonesia. Journal of Information Systems and Management (JISMA), 01(01), 29–32.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/6
Eramansyah, M. G., Safitri, & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Industrial Development Paradigm.
Journal of Information Systems and Management (JISMA), 1(06), 24–30.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/97/33
Fahik, M. C. B., & Asbari, M. (2022). Nikmati dan Rasakan Pengalamanmu di Setiap Detik: Menyimak
Kajian Filosofis Fahruddin Faiz. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(1), 6–10.
https://doi.org/10.9000/jupetra.v2i1.10
Fajri, I. N., Istianah, S., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Development Paradigm in Indonesia
Pancasila and Civic Education. Journal of Information Systems and Management (JISMA),
01(03), 6–11. https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/58

48
Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra)
e-ISSN: 2963-3176
Vol. 01 No. 01, Oktober 2023

Febriani, R., & Asbari, M. (2022). Hidupmu Tergantung Jangkauan Nalarmu: Sebuah Kajian Filosofis
Singkat. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(2), 11–16. https://doi.org/10.9000/jupetra.v2i2.67
Febriani, S., Nevi, F., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Paradigm in Indonesia’s People’s Economic
Develompment. Journal of Information Systems and Management (JISMA), 01(03), 1–5.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/61
Ghojaji, A. D., Eramansyah, M. G., Putri, R. E., Istianah, S., Kusmawati, W. E., Asbari, M., & Purwanto,
A. (2022). Pancasila Based Character Education to Form Good and Smart Citizens. Journal of
Community Service and Engagement (JOCOSAE), 2(4), 11–18.
http://jocosae.org/index.php/jocosae/article/view/62/47
Ghojaji, A. D., Gulo, N. A. S., & Asbari, M. (2022). Pancasila as an Paradigm Sustainable Development
Goal’s (SDGs). Journal of Information Systems and Management (JISMA), 01(06), 13–17.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/104/31
Gulo, N. A. S., Ghojaji, A. D., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Paradigm Sustainable Development
Goal’s (SDGs). Journal of Information Systems and Management (JISMA), 1(5), 12–16.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/139/26
Gusman, R., Wati, A., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Paradigm in Inter-Religious Life in Indonesia.
Journal of Information Systems and Management (JISMA), 01(03), 12–15.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/127/13
Hermansyah, R., & Asbari, M. (2022). Hiduplah dengan Seimbang: Sebuah Kajian Filosofis
Singkat. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(1), 19–24. https://doi.org/10.9000/jupetra.v2i1.20
Kusmawati, W. E., Putri, R. E., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a National Development Paradigm
in Community, Nation, and State. Journal of Information Systems and Management (JISMA),
1(3), 33–37. https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/117/17
Melani, J. A., Asbari, M., & Wahyudi, J. (2022). Mengapa Pacasila Perlu Ada? Telaah Singkat
Pemikiran Yudi Latif. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(1), 25–29.
https://doi.org/10.9000/jupetra.v2i1.25
Mul’aini, T. A., & Asbari, M. (2022). Sebuah Kajian Filosofis: “Biar Kamu Tidak Gampang
Terpengaruh Omongan Orang”. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(1), 11–14.
https://doi.org/10.9000/jupetra.v2i1.7
Mutiara, Mahrika, I. S., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Paradigm of Agricultural Development in
Indonesia. Journal of Information Systems and Management (JISMA), 01(06), 31–34.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/220/34
Romadhona, N. T. (2022). Pancasila Jalan Tengah. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(2), 17–21.
https://doi.org/10.9000/jupetra.v2i2.84
Sawitri, N. M., Naibaho, Y. P. C., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Paradigm of Development in
Indonesia Government. Journal of Information Systems and Management (JISMA), 01(04), 1–6.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/111/19
Triyadi, M. Y., Anggelina, W., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Development Paradigm. Journal of
Information Systems and Management (JISMA), 1(06), 5–12.
https://doi.org/10.36079/lamintang.ijlapp-0101.84

49
Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra)
e-ISSN: 2963-3176
Vol. 01 No. 01, Oktober 2023

Tsoraya, N. D., & Asbari, M. (2022). Pancasila dan Agama: Telaah Singkat Pemikiran Yudi
Latif. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(1), 15–18. https://doi.org/10.9000/jupetra.v2i1.23
Wahdi, A. K., Latifah, N. S., & Asbari, M. (2022). Pancasila as a Paradigm of Public Transportation
Development. Journal of Information Systems and Management, 01(02), 7–11.
https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/7

50

Anda mungkin juga menyukai