KLINIK PRATAMA
No. Dokumen No Revisi Tanggal Efektif
Tujuan Menghilangkan mikroorganisme dari tangan dan mencegah perpindahan mikroorganisme dari lingkungan
ke pasien, dan pasien ke petugas, demikian sebaliknya.
Standard operating procedure (SOP) cuci tangan 6 langkah yang benar agar dapat diterapkan denganbaik
Kebijakan
untuk memutuskan mata rantai penyebaran penyakit yang berkaitan dengan higienitas.
Petugas Seluruh staf Klinik
1. Air bersih mengalir
Peralatan 2. Sabun antiseptic
3. Tissue
4. Cairan pembersih tangan berbahan alcohol 70% (Hand Rub/ Hand Sanitizer)
KLINIK PRATAMA
No. Dokumen No Revisi Tanggal Efektif
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang guna
Definisi memadamkan api/kebakaran pada saat mula terjadi kebakaran (definisi berdasarkan Permenakertrans RI
No.4/MEN/1980 tentang Syarat – Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan).
Setiap orang minimal 6 orang atau setiap jarak 15 meter dipasang APAR dan diberi tanda “Alat Pemadam
Kebijakan
Api”.
Petugas Medis, Paramedis, & Non-Medis
1. Tabung APAR dry chemical powder
Peralatan 2. Bracket tabung
3. Tanda & Petunjuk penggunaan APAR
10. Sekang atau konstruksi penguat lainnya tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati.
11. Ukuran Panjang dan lebar bingkai kaca aman, harus sesuai dengan besarnya APAR yang ada dalam
lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.
12. Pemasangan APAR harus dipasang sedemikian rupa hingga bagian paling atas berada pada ketinggian
1,2m dari permukaan lantai, kecuali CO2 dan serbuk kering dapat ditempatkan lebih rendah dengan
syarat jarak dasar APAR tidak kurang 15 cm dari permukaan lantai.
13. APAR tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49C atau turun sampai -
44C kecuali apabila APAR tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.
14. APAR yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi dengan tutup pengaman.
B. PEMELIHARAAN APAR
1. Setiap APAR harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu:
Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan.
Pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan.
2. Cacat pada APAR yang ditemui waktu pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera
diganti dengan yang tidak cacat.
3. Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan meliputi dengan cara:
Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan dalam tabung, rusak atau tidaknya segi
pengaman tabung.
Bagian luar tabung tidak boleh cacat termasuk handle dan label harus selalu dalam keadaan baik.
Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang tidak boleh retak, atau
menunjukan tanda-tanda rusak.
Untuk alat pemadam jenis busa diperiksa dengan mencampurkan sedikit larutan sodium bicarbonate
dan aluminium sulfat di luar tabung, apabila cukup kuat, maka APAR tersebut dipasang kembali.
Untuk APAR hydrocarbon berhalogen kecuali jenis tetra chloride diperiksa dengan cara menimbang,
jika beratnya sesuai dengan aslinya dapat dipasang kembali.
Cara-cara pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan cara lain sesuai perkembangan.
4. Pemeriksaan dalam jangkan 12 (dua belas) bulan meliputi dengan cara:
5. Petunjuk cara – cara pemakaian APAR harus dapat dibaca dengan jelas.
6. Untuk setiap APAR harus dilakukan percobaan secara berkala dengan jangka waktu tidak melebihi 5
tahun sekali dan harus kuat menahan tekanan coba.
7. Untuk APAR jenis carbon dioxide (CO2) harus dilakukan percobaan tekanan dengan syarat:
8. Setiap tabung APAR harus diisi kembali dengan cara:
Untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun sekali.
Untuk jenis cairan busa yang dicampur dahulu harus diisi 2 tahun sekali.
Untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen, tabung harus diisi 3 tahun sekali.
Untuk tabung selainnya diisi selambat – lambatnya 5 tahun sekali.
9. Semua APAR sebelum diisi kembali harus dilakukan pemeriksaan atau tindakan sebagai berikut:
Isinya dikosongkan secara normal
Setelah seluruh isi tabung dikeluarkan, katup kepala dibuka dan tabung serta alat – alat diperiksa.
Bagian dalam dan luar tabung harus diteliti untuk memastikan tidak terdapat lubang – lubang atau
cacat.
Ulir katup kepala harus diberi gemuk tipis, gelang tutup ditempatkan kembali dan tutup kepala
dipasang dengan mengunci sampai kuat.
Apabila gelang tutup terbuat dari karet harus dijaga gelang tersebut tidak terkena gemuk.
Standard Operating Procedure (SOP)
Tanggal, bulan dan tahun pengisisan harus dicatat pada badan APAR tersebut.
APAR ditempatkan pada posisi yang tepat.
KLINIK PRATAMA
Standard Operating Procedure (SOP)
Kasus gawat darurat yang disebabkan oleh reaksi imunologis akut yang akan mempengaruhi sistem
Definisi
kardiovaskular dan dapat berakibat fatal.
Tujuan Sebagai acuan untuk tatalaksana syok anafilaktik dengan benar untuk mempertahankan kerja sistem
kardiovaskular pasien.
Standard operating procedure (SOP) tatalaksana syok anafilaktik di Klinik rawat jalan dapat ditangani
Kebijakan
dengan cepat dan benar.
Petugas Medis dan Paramedis
1. Stetoskop
Peralatan 2. Pulse Oximeter
3. Sphygnomanometer
4. Tabung Oksigen & Nasal Canula
5. NaCl 0,9% 1,000 mL
6. Ringer Laktat 500 mL
7. Dipenhydramine 10mg/mL
8. Dexamethasone 5mg/mL
9. Epinephrine 1mg/mL
10. Atropine Sulfate 0.25mg/mL
11. Cortisone Acetate 25mg/mL
12. Infusion Set (Adult/ Pediatri)
13. Syringe 1mL
14. Spuit 10 cc
15. Abbocath/ IV catheter no. 18, 20, 22, 24
16. Alcohol Swab
Terapi Tambahan :
• Berikan cairan IV 1-2 L jika tanda-tanda syok tidak ada respon terhadap
obat
• Kortikosteroid untuk semua kasus berat, berulang, dan pasien dengan asma
- Methyl prednisolone 125-250 mg IV
- Dexamethasone 20 mg IV
- Hydrocortisone 100-500 mg IV pelan
• Inhalasi short acting β-2 against pada bronkospasme berat
• Vasopressor