Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN INFEKSI SILANG

STERILISASI UAP AUTOCLAVE

Dosen Pengampu :

Sariyem,S.Si.T,M.Kes

Disusun oleh :

Fitriana Nur Arifah

P1337425121032 (2A)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN GIGI

2022
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui prinsip kerja seterilisai uap autocalve
2. Untuk mengetahui alat dan bahan seterilisai uap autocalve
3. Untuk mengetahui cara melakukan seterilisai uap autocalve
4. Untuk mengidentivikasi seterilisai uap autocalve

B. ALAT DAN BAHAN

1. Sterilisator Uap Portable (“Autocalve”).


2. Air Suling
3. Instrumen yang terbuat dari “Stainless Steel”.
4. Korentang
5. Sabun Tangan
6. Sabun Alat
7. Sikat Halus
8. Handuk Bersih
9. Handuk Steril
10. Tablet Formalin.

C. CARA KERJA
1. Lakukan persiapan baik persiapan operator (cuci tangan) maupun persiapan sarana
sterilisasi (korentang, sikat halus, sabun, handuk/lap bersih dan handuk/lap steril).

2. Cuci alat dengan sabun, disikat sampai bersih, dibilas di bawah air mengalir dan
keringkan dengan handuk/lap bersih

3. Tuangkan air suling ke dalam sterilisator


4. Tatalah alat – alat atau bahan – bahan kesehatan gigi di dalam wadah aluminium
bagian dalam sedemikian rupa sehingga tersedia ruangan untuk bergeraknya uap air
secara bebas selama sterilisasi.

5. Letakkan tutup sterilisator pada tubuh sterilisator dengan cara mempertemukan


tanda-tanda panah penunjuk dan memasukan tabung pengeluaran gas ke dalam
saluran pengarah pada dinding bagian dalam wadah aluminium. Ayunkan bautbaut
penahan ke atas ke tempatnya yang sesuai pada tutup sterilisator dan kencangkan
masing-masing murnya secara merata sedemikian sehingga tekanannya seragam
dan letak tutu betul-betul di tengah. Cara terbaik untuk melakukan hal ini ialah
dengan serentak mengencangkan setiap dua mur yang letaknnya berlawanan
(Perhatian: pengencangan mur hanya boleh dilakukan dengan tangan).

6. Bukalah pengatur klep pengaman (dalam keadaan terbuka penahan tersebut lurus
letaknya). Letakan sterilisator di atas api.

7. Bila uap air keluar dengan deras (menimbulkan bunyi mendesis), tutuplah klep
pengaman dengan cara mendorong pengaturnya ke bawah sehingga posisisnya
mendatar. Maka tekanan di dalam sterilisator akan naik dan dapat dibaca pada alat
pengukur tekana.

8. Bila alat tolok tekanan menunjuk pada 15 psi (pounds per square inch) atau 1 atm
atau berapapun tekanan yang diperlukan untuk mencapai suhu 1210C. Pertahankan
tekanan i 1 atm selama 12 - 15 menit
9. Pada akhir proses, matikan pemanasan, dan tunggulah sampai tekanan kembali nol.
Perhatikan: Sterilisator Uap dapat berbahaya karena pada setiap cm2 dinding
sterilisator terdapat tekanan sebesar + 1 kg dan juga karena adanya panas laten dari
uap. Janganlah sekali-kali mencoba membuka tutupnya bila tekanan belum
mencapai nol dan suhunya belum turun jauh di bawah 1000C.
10. Bila alat tolok tekanan telah menunjuk pada angka nol dan suhu telah turun sampai
jauh di bawah 1000C, bukalah pengatur klep pengaman dengan cara meluruskannya
untuk mengeluarkan sisa uap yang tertinggal di dalam. Kendurkan mur, lepaskan
baut-bautnya, putar tutupnya dan angkatlah.

11. Letakan alat – alat atau bahan – bahan pada handuk/lap steril dengan menggunakan
korentang dan bawa ke dalam lemari instrumen yang telah diberi tablet formalin.

12. Buanglah air yang tersisa di dalam sterilisator dan keringkan baik-baik semua
bagiannya.

D. KESIMPULAN
Dari kegiatan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa seterilisai autoclave
memiliki ke unggulan dapat membunuh mikroorganisme hingga 100% seteril, kerusakan
alat yang sedikit, dapat digunakan untuk seterilisasi dari bahan logam, kain, maupun
karet. Akan tetapi memiliki kekurangan yaitu harga alat yang relative mahal, susah di
bawa kemana-mana karena berat, berbahaya bila penggunaan yang tidak hati-hati. Untuk
seterilisai bahan seperti katton harus di bungkus terlebih dahulu. Dan tujuan penggunaan
air suling agar tidak terjadi endapan garam dalam autoclave.

Anda mungkin juga menyukai