Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Idealisme

Idealisme merupakan suatu pemikiran filosofis yang memberikan pengaruh besar


pada dunia pendidikan beberapa abad ini. Sebagai sebuah filsafat, Idealisme belum mampu
memberikan pengaruh secara langsung terhadap dunia pendidikan sekitar abad 20 an
dibanding dengan masa yang sebelumnya. Namun, secara tidak langsung, gagasan-gagasan
dari idealisme masih meresap dalam pemikiran pendidikan barat. Sebelumnya aliran filsafat
ini berkembang pada abad ke 19 M yang sebenarnya merupakan gagasan-gagasan idealisme
yang diperkenalkan oleh Plato jauh sebelum itu. Secara historis, idealisme diformulasikan
dengan jelas dan introdusir oleh Plato pada abad ke 4 SM. Dengan gagasan dan pemikiran
filosofis tersebut, Sehingga Plato dijuluki sebagai Bapak Idealisme.

Filsafat idealisme tumbuh dengan pesat. Idealisme, dengan penekanannya pada


kebenaran yang tidak berganti, memiliki pengaruh kokoh terhadap pernikiran kefilsafatan.
Gereja Kristen berkembang serta tumbuh di dunia, dirembesi oleh neo- platonisme. Dalam
dunia pemikiran modern, idealisme ditumbuh kernbangkan oleh tokoh- tokoh semacam Rene
Descartes( 1596- 1650), George Berkeley( 1685- 1753)), Immanuel Kant( 1724- 1804) serta
George Hegel( 1770- 1831). Tokoh idealisme yang mempraktikkan gagasan- gagasan
idealisme pada pembelajaran modern di antara lain merupakan J. Donald Butler danHerman
H. Horne. Selama sejarahnya, idealisme terpaut dengan agama, sebab keduanya bersama
berfokus pada aspek spritual serta moral. Gimana sesungguhnya filsafat idealisme tersebut.
Postingan ini mangulas apakah filsafat idealisme itu, apa pokok- pokok benak filsafat
idealisme serta gimana gagasan idealisme berimplikasi dalam bidang pembelajaran. Buat
menanggapi itu, hingga hendak dijabarkan filsafat idealisme, pokok- pokok benak idealisme
serta implikasi idealisme dalam bidang pemikiran pembelajaran.

Herman Horne berkata idealisme ialah pandanganyang merumuskan kalau alam ialah
ekspresi dari benak, jugamengatakan kalau subtansi dari dunia ini merupakan dari alam
benak sertaberpandangan kalau hal- hal yang bertabiat modul bisa dijelaskanmelalui jiwa. 1
Senada dengan itu, Ahmad Tafsir mengemukakan bahwadalam kajian filsafat, idealisme
merupakan doktrin yang mengarahkan bahwahakikat dunia raga cuma bisa dimengerti dalam
ketergantungannya pada jiwa( mind) serta spirit( ruh). lstilah ini diambil dari" idea", ialah
1
Dalam tulisannya berbahasa Inggris, Herman Home mengemukakan"Idealism is the conclusion that the
universe is an expression of intelligence and will, that theenduring subtance of the world is of the nature of
mind, that the material is explamed by the mental".Lihat Herman Horne, An Idealistic Philosophy of Education
dalam, Nelson B. Henry,Philosophies of Education (Illmois: University of Chicago: 1942) hal. 139
sesuatuyang muncul dalam jiwa.2 Bisa disimpulkan kalau idealisme ialah sesuatu aliran
filsafat yang memiliki pemikiran bahwahakekat seluruh suatu terdapat pada tataran ilham.
Kenyataan yang berwujudsebenarnya lebih dahulu terdapat dalam kenyataan ilham serta
benak serta bukan padahal- hal yang bertabiat modul. Walaupun demikian, idealisme
tidakmengingkari terdapatnya modul. Modul ialah bagian luar dari apa yangdisebut hakekat
terdalam, ialah ide ataupun ruh, sehingga modul merupakanbungkus luar dari hakekat, benak,
ide, budi, ruh ataupun nilai. Dengan demikian, idealisme kerap memakai term- term yang
meliputi hal- halyang abstrak semacam ruh, ide, nilai serta karakter. Idealisme percayabahwa
sifat suatu objek merupakan spritual, non material serta idealistik.

Pemikiran idealisme ini senantiasa identik dengan Plato. Platolah yangsering


dihubungkan dengan filsafat idealisme. Pemikiran semacam inimuncul, mengingat kalau
pada dasarnya Plato ialah ayah filsafatidealisme ataupun penyebab filsafat idealisme. Bagi
Plato hakekat segalasesuatu tidak terletak pada yang bertabiat modul ataupun bendawi,
tetapisesuatu yang terdapat dibalik modul itu, ialah ilham. Ilham bertabiat kekal, immaterial
serta tidak berganti. Meski modul sirna, ilham tidak turut musnah.3 Dalam mencari
kebenaran, Plato berkomentar bahwakebenaran tidak bisa ditemui dalam dunia nyata, karena
dunia nyataternyata tidak permanen serta senantiasa hadapi pergantian. Artinyabahwa dunia
modul tidaklah dunia yang sesungguhnya, namun perihal itumerupakan analogi ataupun ilusi
semata yang dihasilkan oleh panca indera.

Meskipun idealisme senantiasa dihubungkan dengan Plato, lahirnyaidealisme selaku


mazhab ataupun aliran filsafat tidaklah pada era Platomasih hidup. Sebutan idealisme buat
menampilkan sesuatu aliran filsafat, baru dipakai pada abad ke- 19 Masehi. Aliran filsafat
idealisme dalam abad ke- 19 Masehi, merupakankelanjutan serta pemikiran filsafat
rasionalisme yang tumbuh padaabad ke- 17 Masehi. Para pengikut aliran idealisme ini pada
biasanya, filsafatnya bersumber dari filsafat kritisismenya Immanuel Kant. Fichte( 1762-
1814) yang dijuluki selaku pemeluk idealisme subjektif 4 dan merupakan murid dari Kant.
Demikian pula dengan Schelling yang filsafatnya disebut dengan idealisme objektif 5. Setelah

2
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra,
(Bandung: Remaja Rosdakarya: 2004) hal. 144
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981) hal. 315
3
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981) hal. 315
4
Penamaan itu sendiri diberikan oleh Schelling karena ia menganggap bahwa dunia bagi Fichte adalah suatu
tempat memahami subjek. Solipsisme, suatu pandangan metafisika mengatakan bahwa yang dapat dipahami
hanyalah diri sendiri dapat digolongkan dalam idealisme subjektif. Lihat Ahmad Tafsir. Filsafat, hal. 145
5
Schelling menyebut demikian karena menurutnya, alam adalah sekedar inteligensi yang dapat dilihat
(visible intelligence)". Seluruh filosof yang berusaha mengidentifikasi realitas dengan idea, rasio atau
itu kedua filsafat idealisme ini( subjektif serta objektif) disintesiskan dalam filsafat idealisme
mutlaknyaHegel( 1770- 1831).

Dalam idealisme, kebenaran merupakan suatu yang inheren dalamhakikat alam


semesta, serta sebab itu, Dia sudah dahulu terdapat serta terlepas daripengalaman. Dengan
demikian, metode yang digunakan buat meraihkebenaran bukanlah bertabiat empirik.
Pemeluk idealisme mempercayaiintuisi, wahyu serta rasio dalam gunanya mencapai serta
mengembangkanpengetahuan. Metode- metode inilah yang sangat pas dalammenggumuli
kebenaran selaku ilham gagasan, dimana dia merupakanpendidikan epistemologi bawah dari
idealisme.

F. Hubungan Idealisme dengan IPS

Pada dasarnya Aliran-aliran filsafat dalam IPS terdapat perbedaan analisis filsafat
ilmu dengan pendidikan IPS. Filsafat ilmu dalam mencari kebenaran selalu melepaskan diri
dari masalah praktis yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya. Sedangkan pendidikan
IPS lebih banyak berkenan dengan masalah kegiatan dasar manusia. Untuk kepentingan
pengembangan PIPS secara akademik perlu ditunjukkan hubungan IPS dengan paham ilmu
salah satunya Idealisme. Dalam idealisme, kebenaran merupakan suatu yang inheren dalam
hakikat alam semesta, serta sebab itu, Dia sudah dahulu terdapat serta terlepas dari
pengalaman. Dengan demikian, metode yang digunakan buat mencapai kebenaran bukanlah
bertabiat empirik. Pemeluk idealisme mempercayai intuisi, wahyu serta rasio dalam gunanya
mencapai serta meningkatkan pengetahuan. Metode- metode inilah yang sangat pas dalam
menggumuli kebenaran selaku ilham gagasan, dimana dia ialah pembelajaran epistemologi
bawah dari idealisme. Sehingga mudah meningkatkan suatu keahlian yang di milikinya dalam
merumuskan ataupun mengambil suatu inti dalam kondisi dengan terencana mengambil suatu
perihal yang baik buat di lalukan serta melaksanakannya pada kehidupan sosial. Kepribadian
yakni perpaduan ataupun kombinasi dari bermacam kebaikan yang berasal dari tradisi
keagamaan, cerita, serta komentar orang bijak, yang perihal ini sudah hingga kepada kita
dengan melalu sejarah. Baginya tiap orang mempunyai kelemahan- kelemahan sehingga tidak
seseorang juga yang mempunyai seluruh kebajikan itu

sprit seperti Barkeley dapat digolongkan kedalam idealisme objektif. Ahmad Tafsir, Filsafat, hal. 145
Dilihat dari eksplisit ataupun implisit kepribadian bisa dikatakan sesuatu cerminan
sikaf ataupun sikap yang mengunggulkan nilai benar- salah, baik- buruk. Sehingga pada
dasarnya pada diri tiap orang tidak memiliki satu tipe kepribadian saja tetapi dalam diri
manusia mempunyai 2 buah kepribadian terdapat yang baiknya serta terdapat pula yang
buruknya ataupun terdapat yang nantinya berakibat positif serta dapat pula nantinya berakibat
negatif untuk kehidupan sosial. Dalam pembelajaran di sekolah dapat diterapkan sesuatu
pendekatan kepribadian partisipan didik yang berbentuk pengenalan nilai- nilai,
menginternalisasikan nilai- nilai ke dalam tingkah laku pembelajaran tiap hari baik yang
berlangsung di dalam ataupun luar kelas pada seluruh mata pelajaran.

Pada dasarnya buat membangun lebih bagus dalam membentuk kepribadian pada
partisipan didik hingga pendidik dapat saja melaksanakan pembelajaran kepribadian dalam
tiap mata pendidikan yang di ampunya. Yang mana perihal demikian telah terdapat pada
kurikulum sehingga dengan terdapatnya pembelajaran kepribadian pada tiap mata pendidikan
tidak hendak membebankan pembelajaran ataupun partisipan didik.

 Pendidikan Karakter

Pembelajaran karakter diartikan bermacam proses usaha yang bisa digunakan untuk
mempengaruhi kepribadian pada partisipan didik. Yang mana pembelajaran kepribadian
ini suatu usaha yang dicoba secara terencana yang bertujuan supaya bisa menolong
partisipan didik dalam menguasai, mencermati, serta melaksanakan nilai- nilai cocok
ketentuan. pertumbuhan kepribadian mengaitkan perasaan, pengetahuan, serta aksi,
sekalian pula membagikan bawah yang kokoh buat membangun pembelajaran
kepribadian yang koheren serta komprehensif. Dalam penafsiran ini bisa dikatakan kalau
pembelajaran pula di tekankan olah pembelajaran supaya pembelajaran dapat
memusatkan para partisipan didik dengan bermacam aktivitas yang hendak membuat
mereka buat berpikir kritis dengan terdapatnya suatu permasalahan etika serta moral.
Pembangunan kepribadian partisipan didik pada dasarnya selaku besar dari didikan
keluarga tetapi yang jadi aspek utamanya dalam pengaruhi kepribadian partisipan didik
yakni aspek area sebaliknya sekolah jadi aspek pembuatan serta pergantian kepribadian
tersebut. Di mari pembelajaran jadi aspek utama buat mendidik kepribadian pada
partisipan didik. Sehingga membuat pendidik wajib dapat buat menganalisis kepribadian
yang di miliki pada tiap partisipan didik baik. dengan perihal ini pembelajaran bisa
mengatur serta menguasai ciri partisipan didik sehingga bisa mempermudah pembelajaran
dalam membagikan uraian maupun pemikiran yang baik untuk pertumbuhan kepribadian
partisipan didik. Tujuan dengan terdapatnya proses aktivitas pembelajaran kepribadian
supaya menggapai sesuatu usaha buat mengganti serta membangun bermacam Kerutinan
partisipan didik yang bila duluan partisipan didik itu memiliki kepribadian yang tidak
baik hingga dengan terdapatnya pembelajaran ini jadi baik serta yang baik jadi lebih baik.
Pada dasarnya dengan terdapatnya pembelajaran kepribadian mempunyai tujuan buat
membangun partisipan didik yang lebih beriman, bertakwa, berakhlak. mulia serta lebih
bertanggung jawab. Keluarga sangat berfungsi awal dalam wujud pembangunan
kepribadian pada partisipan didik serta sehabis keluarga, sekolah juga pula ialah tempat
yang bagus buat mempraktikkan pembelajaran kepribadian. Pendidik ataupun gurulah
yang mengambil alih peranan selaku orang tua di rumah nanti kala partisipan didik masih
terletak dilingkungan sekolah. Yang mana pendidik ataupun guru di mari bisa jadi suatu
bagian keci pada keberhasilan sesuatu hasil proses pembelajaran kepribadian partisipan
didik.

 Implikasi Filsafat Idealisme dalam Pendidikan

Filsafat dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu yang mempunyai keterkaitan yang berbeda
dari pada yang lain. Filsafat memiliki aliran- aliran yang bisa pengaruhi banyak
pertumbuhan pada implikasi pembelajaran bersumber pada perspektif filsafat. Pada
dasarnya sikap ataupun kepribadian yang baik cuma di temukan pada area warga yang
baik. Seorang tidak hendak melaksanakan perihal yang berlawanan dengan moral bila di
ketahui apa saja wujud perbuatan yang baik serta tidak berlawanan dengan sesuatu
norma. Dengan perihal tersebut bisa di katakan sebab orang yang mempunyai kepribadian
yang kurang baik tidak ketahui yang ia jalani itu merupakan perihal yang kurang baik,
sehingga seorang hendak merasa sikap ataupun kepribadian tersebut merupakan baik.
Hendak namun kasus hendak timbul bila seorang mempunyai pemikiran yang berbeda
tentang gimana hidup yang baik pada area sosial. Implikasi filsafat idealisme pada suatu
bidang pembelajaran dapat dilihat bersumber pada modus ikatan antara filsafat dengan
pembelajaran. Di mana terdapat sebagian contoh aliran filsafat mempunyai kaitannya
dengan filsafat pada pembelajaran. Realisme serta pembelajaran jadi filsafat pembelajaran
realisme. Pragmatisme dengan pembelajaran bisa dikatakan filsafat pembelajaran
pragmatisme. Idealisme dengan pembelajaran bisa dikatakan filsafat pembelajaran
Idealisme. Bersumber pada dari keterkaitan perihal tersebut hingga filsafat idealisme bisa
mempunyai kesesuaian serta sesuai apabila pula berhubungan dengan kasus
pembelajaran. Idealisme bisa nampak pada aspek epistemologi yang mana aspek ini bisa
pengetahuan hendaknya bertabiat sempurna maupun spiritual yang dapat menuntun
kehidupan manusia buat suatu kepribadian yang baik. Dengan perihal ini dari
pengetahuan berikut bukan cuma berhubungan dengan bermacam perihal yang dapat
dilihat ataupun diamati, tetapi yang lebih di utamakan yakni sesuatu perihal yang sifatnya
spritual. Sebaliknya yang dapat dilihat dari aspek aksiologi yakni idealisme yang mana
pada aspek ini bisa menempatkan nilai pada tingkatan yang bertabiat senantiasa serta
idealistik. Bersumber pada perihal tersebut hingga bisa di artikan kalau filsafat idealisme
dapat diawali dari bermacam perihal yang bertabiat tidak tampaknya serta ilham.
Sehingga ini bisa dilihat buat memastikan metode pandang pada area pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Rusdi(2013). “FILSAFAT IDEALISME (IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN)”.


Samarinda. STAIN Samarinda.

Fahma Alifah S. 2022. “Filsafat Ilmu dalam Pendidikan”. Banjarmasin. Universitas


Lampung Mangkurat.

Suripto.2012. FILSAFAT IDEALISME DAN IMPLEMENTASINYA DALAM


PENDIDIKAN. Dalam Jurnal: Studi Pendidikan Islam . Al-Furqon.

Muhammad Rusdi H. 2022. Peranan Filsafat Terhadap Pendidikan IPS dalam


Perkembangan Karakter. Banjarmasin . Universitas Lampung Mangkurat.

Hermanto,Drs.,MM . “LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN


SOSIAL”. Bekasi. UNISMA BEKASI.

Anda mungkin juga menyukai