Terhadap hal yang kedua ini banyak filosof yang sepakat tentang pendapat tersebut, tetapi Al-
Ghazali sangat menentang. Alasan para filosof tentang hal ini adalah bahwa yang baru ini dengan
segala peristiwanya selalu berubah, sedangkan ilmu selalu mengikuti apa yang diketahui. Dengan
perkataan lain, perubahan perkara yang diketahui menyebabkan perubahan ilmu.
Kalau ilmu itu berubah, yaitu dari tahu menjadi tidak tahu/sebaliknya, berarti Tuhan mengalami
perubahan, sedangkan perubahan pada zat Tuhan tidak mungkin terjadi (mustahil).
Contohnya dalam ada beberapa tokoh muslim dan filosof yang bertentangan dengan al ghazali ini,
nah persepektif mereka itu berbeda dengan alghazali. jadi ibnu rusyd, ibnu sina dan al farabi itu
menganut pemahaman seperti aristoteles yang menganggap bahwa alam itu azali dan itu menurt
al ghazali melenceng dari yang sudah seharusnya. Kana menurtnya alghazali tidak ada keharusan
logika untuk menyimpulkan alam itu tidak bermula.
Pada titik ini, al ghazali meletakkan moral agama sebagai pengetahuan tertinggi dan harus
diimplementasikan dalam kehidupan sehari2, begitu juga dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu kreatifitas dan inovatif menjadi sangat penting dalam setiap perubahan
dalam dunia pendidikan. Kreatif itu daya cipta, sedangkan inovasi daya pengembangan. Disinilah
tugas seorang pendidik memunculkan kedua daya dari dalam anak didiknya, baik melalui
pengetahuan, keterampilan, pelatihan dan penelitian. Namun semua itu tidak bisa lepas dari
kaidah2 moral dalam pandangan Kant dan akhlak dalam pandangan al-ghazali
c. David june
Dia adalah tokoh sentral aliran empiris yang berkembang di Eropa, dan dia juga berhasil
di Inggris tempat dimana ia berasal. Pada zaman pencerahan David hune dianggap sebagai tokoh
yang membawa empiririsme pada puncak kematangan yang berimplikasi pada skeptisisme.
Skeptisisme ini adalah paham yang mengatakan bahwa kita tidak dapat mendapatkan kebenaran.
Sikap skeptisisme dalam dunia pendidikan yang dimaksud adalah bukannya tidak ada tetapi lebih
kepada rasa ragu dan ingin menggali lebih dalam sebuah ilmu pengetahuan. karena kembali lagi
tidak ada sesuatu yang pasti di dunia ini begitu pula dengan ilmu pengetahuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa skeptisisme adalah sikap seseorang yang selalu menanyakan atau
meragukan sesuatu atau meragukan objek tertentu, walaupun ia tau bahwa sesuatu tersebut telah
ia ketahui dan Nyata, baik ciri maupun eksistensinya.
Contohnya seperti ini dari sikap ini terhadap pendidikan ialah ketika kita dalam laboratorium nih
kita mau nyiptain hand sanitaizer. kita gabisa langsung yakin bahwa yang kita ciptakan itu 100%
berhasil tapi kita harus berulang kali mencoba nya sampai mendapat kepastian bahwa apa yang
kita ciptakan itu ga berbahaya untuk orang.
d. Immanuel Kant
Dia merupakan tokoh filosofi filsafat yang lahir pada tahun 1.724 dan meninggal pada tahun 1.804
saat berusia 79 tahun. Beliau berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana. Dia juga merupakan
salah seorang tokoh pencerahan menurutnya semua pengetahuan itu mulai dari pengalaman namun
semua itu tidak dari pengalaman karena objek luar ditangkap oleh indera tetapi rasio yang
mengorganisasikan bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman tersebut.
e. George W.F hegel
Dia adalah filosofi Jerman yang idealis dan ia lahir pada tahun 1.770 dan meninggal pada
tahun 1.831 saat berusia 60 tahun. Dia dikenal sebagai filosof yang menggunakan dialektika
sebagai metode berfilsafat. Menurut hegel yang mutlak adalah rol yang mengungkapkan diri
didalam alam dengan maksud agar dapat sadar akan dirinya sendiri.
Hakikat rol adalah ide dan pikiran dan pernyataan dari hegel ini yang terkenal adalah
semuanya yang real dan bersifat rasional dan semuanya yang rasional bersifat real. Maksudnya
adalah luasnya rasio sama luasnya dengan realitas.
Jadi, pada intinya pengetahuan tidak diperoleh dari pengalaman inderawi saja melainkan
dari konsepsi dalam prinsip-prinsip sebagai hasil aktivitas jiwa dan implikasi dari tokoh-tokoh
filsafat pendidikan idealisme yaitu sebagai tujuan untuk membentuk karakter, mengembangkan
bakat atau kemampuan dasar serta kebaikan sosial.
Menurut hegel, moralitas tertinggi di semesta ini moralitas pemikiran yang menjelma
menjadi ucapan dan tindakan. Contoh sederhananya, di era millenial ini, untuk melihat moral
seseorang bisa dilihat dari berbagai ujaran di medsos dan lain sebagainya, karena itu penjelmaan
moral pemikiran dalam bentuk ucapan. Sedangkan kesantunan adalah jelmaan dari tindakan.
Oleh karena itu, sebagai murid dan pendidik harus menjaga moral dengan baik, karena itu
adalah pangkal dari kebarokahan ilmu