Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PEMIKIRAN FILSAFAT TERHADAP PERKEMBANGAN POLA

KEHIDUPAN MANUSIA

A.PENGARUH FILSAFAT TERHADAP PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA


1.) Aliran Empirisme
Seorang yang beraliran Empirisme biasanya berpendirian bahwa pengetahuan didapat
melalui penampungan yang secara pasip menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Ini
berarti semua pengetahuan betapapun rumitnya dapat dilacak kembali dan apa yang tidak
dapat bukanlah ilmu pengetahuan. Empirisme radikal berpendirian bahwa semua
pengetahuan dapat dilacak sampai kepada pengalaman inderawi dan apa yang tidak dapat
dilacak bukan pengetahuan. Lebih lanjut penganut Empirisme mengatakan bahwa
pengalaman tidak lain akibat suatu objek yang merangsang alat-alat inderawi, kemudian di
dalam otal dipahami dan akibat dari rangsangan tersebut dibentuklah tanggapan-tanggapan
mengenai objek yang telah merangsang alat-alat inderawi,tersebut.
Empirisme memegang peranan yang amat penting bagi pengetahuan, malah barangkali
merupakan satu-satunya sumber dan dasar ilmu pengetahuan menurut penganut Empirisme.
Pengalaman inderawi sering dianggap sebagai pengadilan yang tertinggi.

2.) Nativisme dan Naturalisme

Natur artinya alam, atau apa yang dibawa sejak lahir. Aliran ini sama dengan aliran
nativisme. Naturalisme yang dipelopori oleh Jean Jaquest Rousseau, bependapat bahwa pada
hakekatnya semua anak manusia adalah baik pada waktu dilahirkan yaitu dari sejak tangan
sang pencipta. Tetapi akhirnya rusak sewaktu berada ditangan manusia, oleh karena Jean
Jaquest Rousseau menciptakan konsep pendidikan alam, artinya anak hendaklah dibiarkan
tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia jangan banyak mencampurinya.
Jean Jaquest Rousseau juga berpendapat bahwa jika anak melakukan pelanggaran terhadap
norma-norma, hendaklah orang tua atau pendidik tidak perlu untuk memberikan hukuman,
biarlah lam yang menghukumnya. Jika seorang anak bermain pisau, atau bermain api
kemudian terbakar atau tersayat tangannya, atau bermain air kemudian ia gatal-gatal atau
masuk angin. Ini adalah bentuk hukuman alam. Biarlah anak itu merasakan sendiri akibatnya
yang sewajarnya dari perbuatannya itu yang nantinya menjadi insaf dengan sendirinya. 1

3.) Teori Konvergensi


1
Abu Hanifah, Dr”Rintisan filsafat I” Balai pustaka.jakarta,1950
Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat
penting. Bakat yang dibawa pada waktu anak dilahirkan tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan yang baik sesuai dengan perkembangan bakat
itu.Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang
optimal kalau memang pada diri anak tidak dapat bakat yang diperlukan untuk
mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak berbahasa dengan kata-kata,
adalah juga hasil dari konvergensi. Pada akan manusia ada pembawaan untuk berbicara
melalui situasi lingkungannya, anak berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun
mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu setiap
anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya. Missal bahasa jawa, sunda,
bahasa inggris, bahasa jerman dan lain sebaginya. Kemampuan dua orang anak (yang tinggal
dalam lingkungan yang sama ) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu
disebabkan oleh factor kualitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biar pun
lingkungan kedua anak tersebut menggunakan bahasa yang sama. Willianm Stern
berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantug pada pembawan dan lingkungan, seakan-
akan dua garis yang menuju kesatu titik pertemuan sebagai berikut Keterangan :
a. pembawaan
b. lingkungan
c. hasil pendidikan/ perkembngan

Pentingnya Filsafat Bagi Kehidupan

Ilmu merupakan salah satu cabang pengetahuan yang berkembang dengan pesatnya,
perkembangan ilmu pengetahuan tak akan pernah lepas dari kajian dan studi ilmiah. filsafat
merupakaninduk semua ilmu dalam rangka mencari pembenaran dalam sebuah ilmu pengetahuan.
filsafat merupakan perbincangan untuk mencari hakekat dari gejala yang ada atau mencarisesuatu dari
segala yang ada. Dalam artian filsafat adalah landasan utama dari segala hal, tumpuan darisegala hal,
maka jika salah dalam mengaplikasikan filsafat dalam kehidupan tentu akan sangat berbahaya bagi
kelangsungan kehidupan umat manusia.:ntuk itu perlu kita ketahui apa pentingnya filsafat bagi manusia,
secara teori pentingnya bisadimaknai dengan apa manfaatnya filsafat bagi manusia.

Tujuan Filsafat

Tujuan filsafat sering dicirikandengan pencarian kepastian dan kebenaran, bukan hanya mengejar
kemurnian metodologis atau pemahaman yang kritis pada diri sendiri. kepastian merujuk pada
kebebasan dari kontingensi danaspirasi untuk mencapai pengetahuan yang tak tergoyahkan.Belajar
filsafat mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul dalam otak manusia,merenungi setiap
detik hembusan nafas yang keluar dari dalam rongga hidung, memahami setiap detak nadi yang terletak
dipergelangan tangan kita.Beberapa manfaat atau pentingnya filsafat bagi manusia,bisa dikelompokkan
menjadi 2 :

1. pentingnya filsafat bagi diri sendiri,


2. pentingnya filsafat bagi umat dan manusia,

Pentingnya filsafat untuk diri sendiri :

1. Filsafat memberikan ketentraman dalam hal pemikiran, dan segala sesuatu itu tidak nampak
sepertiapa adanya.
2. Filsafat mengantarkan manusia pada derajat yang dijanjikan Allah, derajat kemulian.
3. Filsafat mampu menjawab pertanyaan siapa kita, mau kemana kita
4. Berfilsafat mampu memberikan kepuasan diri dalam hal pencarian kebenaran yang sebenarnya.
5. Berfilsafat mampu membuat kita untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan kita
dalamhal menyampaikan pendapat yang benar, menalar dengan jelas, membedakan argument
yang baik dan buruk.

Pentingnya filsafat bagi umat :

1. Filsafat akan membimbing manusia menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang ada
dalam pemikiran manusia
2. Filsafat akan memberikan manusia pandangan hidup, cara dan untuk bertahan hidup (Menjadi
sumber inspirasi dan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik,sosial,
dan agama)
3. Filsafat mengajarkan manusia untuk berfikir secara bijaksana dalam menyelesaikan masalah -
masalah yang ada dalam kehidupannya dengan cara berfikir secara logika.

DAFTAR PUSTAKA

Salam, Burhanuddin. 1995. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara

Huky, Wila. 1981. Capita Selecta, Pengantar Filsafat. Surabaya


FILSAFAT DALAM ILMU PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan suatu pemikiran yang praktis dan membutuhkan teorin dalam menciptakan
sistem pendidikan yang ideal. oleh sebab itu pendidikan harus berangkat dari filsafat yang khusus
dan condong membahas tentang pendidikan . apalagi jika ada beberapa pertanyaan radikal tentang
pendidikan yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial dan alam. landasan filsafat pendidikan
memberi perspektif filosofis yang seyogyanya merupakan “kacamata” yang dikenakan dalam
memandang menyikapi serta melaksanakan tugasnya .

PENTINGNYA FILSAFAT DALAM ILMU PENDIDIKAN

terdapat cukup alasan yang baik untuk belajar filsafat, khususnya apabila ada pertanyaan-
pertanyaan rasional yang tidak dapat atau seyogyanya tidak dijawab olehilmu atau cabang-cabang
ilmu. misalnya apakah yang dimaksud dengan pengetahuan, dan ilmu? dapatkah kita bergerak kekiri
dan ke kanan didalam ruang tetapi tidak terikat oleh waktu?

oleh karna itu maka ia harus dibentuk bukan bukan hanya mempelajari tentang filsafat, sejarah dan
teori pendidikan,psikologi, sosiologi, atau disiplin ilmu lainya. akan tetapi dengan memadukan
konsep-konsep, prinsip-prinsip serta pendekatan-pendekatanya kepada kerangk a konseptual
pendidikan.

KAJIAN FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN

-kajian ontologis ilmu pendidikan

adapun aspek realitas yang dijangkau teori dan ilmu pendidikan melalui pengalaman pancaindra
ialah dunia pengalaman manusia secara empiris. objek material ilmu pendidikan ialah manusia
seutuhnya, manusia yang lengkap aspek-aspek kepribadianya, yaitu manusia yang berakhlak mulia
dalam situasi pendidikan .

- kajian epistemologis ilmu pendidikan

dasar epistemologis ilmu pendidikan diperlukan oleh pendidikan atau pakar ilmu pendidikan
demi mengembangkan ilmunya secara produktif dan bertanggung jawab. sekalipun pengumpulan
data dilapangan sebagian dapat dilakukan oleh tenaga pemulanamun telaah atas objek formil
ilmu pendidikan memerlukan pendidikan fenomnologis yang akan menjalin stui empirik dengan
study kualitatif – fenomenologis. pendekatan fenomonoplogis itu bersifat kualitatif artinya
melibakan pribadi dan diri peneliti sebagai instrumen pengumpul data secara pasca positivisme.

-kajian aksiologis ilmu pendidikan


PENGARUH PEMIKIRAN FILSAFAT TERHADAP PERILAKU BERJILBAB

A. Pengertian Jilbab

Dalam kamus Al-Munjid, “jilbab” adalah gamis atau baju panjang. Dalam lisanul
Arab disebutkan demikian: “jilbab adalah kerudung wanita yang menutupi kepala dan
wajahnya apabila ia keluar untuk suatu keperluan.

B. perintah untuk Memakai Jilbab Dalam Al-Qur’an


Perintah memakai jilbab diterangkan dalam dua surat dalam Al-Qur’an, yakni,
surat Al-Ahzab ayat 59 dan surat An-Nur ayat 31. Dalam surat Al-ahzab 59 Allah
berfirman yang artinya:
“hai, nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak wanita, dan itri-istri orang mukmin,
hendaaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
adalah Maha pengampun lagi Penyayang.”
Al-Kindi menjelaskan bahwa tujuan dari seorang filosof untuk mengetahui sebuah
kebenaran dari tinjauan ilmu. Dan mengamalkan kebenaran tersebut dari tinjauan
penerapan. Karena sempurnanya sebuah ilmu adalah ketika kebenaran dari ilmu itu
diketahui dan kemudian di amalkan. Bukan sekedar diketahui dan melupakan dalam
tatanan penerapan2. Kaitannya dengan jilbab ini kaum wanita yang mengetahui perintah
wajibnya memakai jilbab, maka lebih sempurnanya ilmu itu harus diamalkan yaitu
dengan memakainya.
Dari sini juga Al-kindi juga mengatakan bahwa filsafat itu tidak bertentangan dan
berseberangan dengan agama. Tapi sebaliknya, filsafat dengan otomatis merupakan
sebuah pembuktian akan kebenaran agama dengan menggunakan rasio dan pengetahuan
hingga menghasilkan sebuah hasil yang persis sama dengan apa yang diturunkan Tuhan
untuk umat manusia3.

2
Syaifuddin, mohammad, persprktif dan orientasi filsafat (analisis ilmu pendidikan, agama dan
moralitas),yogyakarta,CV.IdeaSejahtera,2015,hlm: 135.
3
Ibid, hlm: 135.
Bagi orang yang sama sekali tidak pernah mendapat didikan dan ajaran agama
(ataupun tidak pernah mempelajari agama itu sendiri), maka langkah-langkah dan
kebiasaan hidupnya dengan sendirinya tidak dilandasi oleh ajaran-ajaran agama itu 4.
Seperti tentang perintah wajibnya memakai jilbab bagi kaum wanita. Orang yang tidak
pernah mendapat didikan agama, maka orang tersebut tidak akan pernah tau tentang
perintah wajibnya memakai jilbab bagi kaum wanita.
Disinilah letak pandangan hidup/penilaian yang berbeda itu. Orang yang pernah
mempelajari agama/mendapat didikan agama (islam), dengan sendirinya dia sudah
mengerti, bahwa memakai jilbab hukumnya wajib bagi kaum wanita5.

C. Kewajiban Manusia Terhadap Tuhannya


Manusia mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap tuhannya, salah satunya
adalah taat. Taat adalah melaksanakan perintah-perintah-nya dan menjauhi larangan-
larangan-Nya, sebagaimana difirmankan. Taat ini juga dimaksudkan sebagai takwa, yakni
memelihara diri agar selalu berada pada garis dan jalan-Nya yang lurus6.

4
Drs. H, Salam, burhanuddin,M.M, Etika individual pola dasar filsafat moral, Jakarta, PT rineka Cipta, 2000,hlm: 19.
5
Ibid, hlm:19.
6
Ibid, hlm: 194.

Anda mungkin juga menyukai