Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW

Rusmawan Puji Purnomo


Dosen PGSD, FKIP, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
e-mail: rusmawan2222@yahoo.com dan purnomousd@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini betujuan untuk (1) mengetahui apakah penggunaan model
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa di
lima SD mitra Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma (USD), (2) mengetahui apakah
penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi
belajar IPS siswa di lima SD mitra Prodi PGSD USD. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan variabel penelitian yang akan ditingkatkan adalah aktivitas belajar dan
prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.
Penelitian dilaksanakan di lima SD mitra Prodi PGSD USD yaitu SD Kanisius Gowongan
Yogyakarta, SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta, SD Kanisius Kembaran Bantul, SD Negeri
Denggung Sleman dan SD Negeri Tidar 7 Magelang. Data penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan metode observasi dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan analisis
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aktivitas belajar IPS siswa di lima SD
mitra Prodi PGSD USD mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada persentase: (a) aspek
aktivitas bertanya kondisi awal 26% dan pada kondisi akhir 74%; (b) aspek aktivitas menjawab
pertanyaan guru, pada kondisi awal 24% kondisi akhir 55%; (c) aspek aktivitas menyampaikan
pendapat, pada kondisi awal 14%, kondisi akhir 52%; dan (d) aspek interaksi dalam kelompok,
pada kondisi awal 26%, kondisi akhir 56%; (2) Prestasi belajar siswa di lima SD mitra Prodi
PGSD USD mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata mata pelajaran IPS di
lima SD mitra, pada kondisi awal 57,10, dan pada kondisi akhir 73,50. Capaian KKM, pada
kondisi awal 29,90 % dan pada kondisi akhir 70.95 %. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa (1) penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan
aktivitas belajar IPS siswa di lima SD mitra prodi PGSD USD; (2) penggunaan model
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa di
lima SD mitra prodi PGSD USD.

Kata Kunci: keaktifan belajar, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw

PENDAHULUAN dapat bertahan lama maka dalam pem-


belajaran IPS perlu diupayakan suasana
IPS merupakan pelajaran mengenai belajar aktif.
masyarakat yang diberikan kepada peserta Hasil diskusi awal dengan para guru
didik mulai jenjang pendidikan dasar. di Lima SD Mitra Prodi PGSD menunjuk-
Dengan diberikannya mata pelajaran IPS kan bahwa rata-rata skor ulangan mata
pada jenjang Sekolah Dasar (SD) di- pelajaran IPS dalam 2 tahun terakhir ini
harapkan siswa memiliki kemampuan- masih di bawah Kriteria Ketuntasan Mini-
kemampuan sosial seperti tergambar dalam mal (KKM). Kondisi ini tampak pada
berbagai standar kompetensi IPS SD. Tabel. 1.
Murid perlu memahami IPS dengan baik,
pemahaman ini tergambar dalam skor Tabel. 1 Data awal prestasi prestasi belajar
ulangan yang dicapai oleh murid yang IPS siswa di lima SD Mitra Prodi PGSD
bersangkutan. Agar pemahaman murid USD

274
Purnomo, Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar dengan 2
Menggunakan Model Pembelajaran Teknik Jigsaw

Tahun Pelajaran Data Awal


2007/2008 2008/2009 Rerat Cap dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS
N Nama K a aian
o Sekola K
Rerat
a
Capai
an
Rerata
Nilai
Capai
an Nilai KK siswa di lima SD mitra prodi PGSD USD
h M M
Nilai KKM
(%)
KKM
(%) (%) tahun pelajaran 2009/2010, dan (2) me-
1. SD N
Tidar 7
65 64.14 52.77 63.03 58.97 63.58 55.8
7
ngetahui apakah penggunaan model pem-
2. SD N
Dengg
65
25.2
belajaran kooperatif teknik jigsaw dapat
3.
ung
SD K 68
56.12 21.21 58.17 29.27 57.15 4 meningkatkan prestasi belajar IPS siswa di
Wirobr
ajan - - 60.10 19.07 60.10
19.0
7
lima SD mitra prodi PGSD USD tahun
4. SD K
Gowo
70 pelajaran 2009/2010. Sedangkan manfaat
5.
ngan
SD K 64
58.00 18.18 49.00 00.00 53.50 9.09 penelitian ini adalah dapat menambah wa-
Kemba
ran 61.00 37.04 59.10 43.48 60.05
40.2
6
wasan tentang upaya meningkatkan prestasi
Sumber: Hasil Observasi (2010) dan aktivitas belajar siswa khususnya
dalam mata pelajara IPS SD dengan meng-
Diduga tidak tercapainya KKM ter- gunakan model pembelajaran kooperatif
sebut disebabkan dalam belajar IPS kurang teknik jigsaw.
melibatkan siswa. Kurangnya keterlibatan
siswa dikarenakan guru cenderung meng- KAJIAN PUSTAKA
gunakan metode ceramah pada saat me-
nyampiakan materi pelajaran. Permasalah- Keaktifan Siswa
an ini dicoba akan diatasi dengan meng- Keaktifan siswa dalam penelitian ini
gunakan model pembelajaran kooperatif mengacu pada dimensi-dimensi cara belajar
teknik jigsaw . siswa aktif (CBSA). Dalam CBSA terdapat
Pembelajaran kooperatif teknik tingkah laku belajar yang mendasarkan
jigsaw memfokuskan pada rasa tanggung pada kegiatan-kegiatan yang menggambar-
jawab siswa terhadap pembelajaran, serta kan tingkat keterlibatan siswa dalam proses
kerja sama secara kooperatif untuk mem- belajar-mengajar baik intelektual emosional
pelajari materi yang ditugaskan oleh guru. maupun fisik, tingkah laku tersebut nampak
Dengan menerapkan model pembelajaran pada 4 dimensi CBSA sebagai berikut
kooperatif teknik jigsaw diharapkan dapat (Kosasih, 1980):
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar 1. Dimensi subjek didik, meliputi: (1)
siswa dalam pembelajaran IPS di Lima SD keberanian mewujudkan minat, ke-
Mitra Prodi PGSD USD Tahun Pelajaran inginan, pendapat serta dorongan-
2009/2010. dorongan yang ada pada siswa dalam
Berdasarkan latar belakang yang telah proses belajar-mengajar, (2) keberanian
dipaparkan di atas, permasalahan dalam untuk mencari kesempatan untuk ber-
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: partisipasi dalam persiapan maupun
(1) apakah penggunaan model pembela- tindak lanjut suatu proses belajar-
jaran kooperatif teknik jigsaw dapat me- mengajar, (3) kreatifitas siswa dalam
ningkatkan aktivitas belajar IPS siswa di menyelesaikan kegiatan belajar se-
lima SD mitra prodi PGSD USD tahun hingga dapat mencapai suatu ke-
pelajaran 2009/2010? dan (2) apakah peng- berhasilan tertentu yang memang di-
gunaan model pembelajaran kooperatif rancang oleh guru, dan (4) peranan
teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa
belajar IPS siswa di lima SD mitra prodi merasa ada tekanan dari siapapun ter-
PGSD USD tahun pelajaran 2009/2010? masuk guru.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) 2. Dimensi guru, meliputi : (1) adanya
mengetahui apakah penggunaan model usaha guru untuk mendorong siswa
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam meningkatkan kegairahan serta
3 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 4, September 2014, hlm. 274-282

partisipasi siswa secara aktif dalam tes yang disusun secara terencana untuk
proses belajar-mengajar, (2) kemampu- mengungkap performansi maksimal subyek
an guru dalam menjalankan peranannya dalam menguasai materi yang telah diajar-
sebagai inovator dan motivator, (3) kan.
sikap demokratis yang ada pada guru
dalam proses belajar-mengajar, (4) Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
pemberian kesempatan kepada siswa Jigsaw
untuk belajar sesuai dengan cara serta Model pembelajaran kooperatif
tingkat kemampuan masing-masing, (cooperative learning) adalah suatu strategi
dan (5) kemampuan untuk mengguna- belajar mengajar yang menekankan pada
kan berbagai jenis strategi belajar- sikap atau perilaku bersama dalam bekerja
mengajar serta penggunaan multi atau membantu di antara sesama dalam
media. struktur kerjasama yang teratur dalam ke-
3. Dimensi program, meliputi: (1) tujuan lompok, yang terdiri dari dua orang atau
instruksional, konsep serta materi pe- lebih (Slavin, 2008).
lajaran yang memenuhi kebutuhan, Roger dan David Johnson (dalam Lie,
minat serta kemampuan siswa, (2) 2007) menyebutkan unsur-unsur model
program yang memungkinkan terjadi- pembelajaran kooperatif meliputi: (1)
nya pengembangan konsep maupun saling ketergantungan positif, maksudnya
aktivitas siswa dalam proses belajar- keberhasilan suatu karya sangat bergantung
mengajar, dan (3) program yang fleksi- pada usaha setiap anggotanya, (2) tanggung
bel disesuaikan dengan situasi dan jawab perseorangan, maksudnya setiap
kondisi. siswa akan merasa bertanggung jawab
4. Dimensi situasi belajar-mengajar, me- untuk melakukan yang terbaik, (3) tatap
liputi: (1) situasi belajar yang men- muka, maksudnya dalam pembelajaran
jelmakan komunikasi yang baik, kooperatif setiap kelompok harus diberikan
hangat, bersahabat, antara guru-siswa kesempatan untuk bertatap muka dan ber-
maupun antara siswa sendiri dalam diskusi, (4) komunikasi antar anggota,
proses belajar-mengajar, dan (2) adanya maksudnya para pembelajar dibekali
suasana gembira dan bergairah pada dengan berbagai keterampilan berkomuni-
siswa dalam proses belajar-mengajar. kasi, karena keberhasilan suatu kelompok
juga bergantung pada kesediaan para
Prestasi Belajar anggotanya untuk saling mendengarkan dan
Prestasi belajar merupakan bukti ke- kemampuan mereka untuk mengutarakan
berhasilan yang telah dicapai oleh se- pendapat mereka, (5) evaluasi proses ke-
seorang (Winkel, 1996). Prestasi belajar di- lompok, maksudnya pengajar perlu men-
pengaruhi oleh faktor-faktor pada siswa jadwalkan waktu khusus bagi kelompok
dan faktor di luar siswa. Faktor-faktor pada untuk mengevaluasi proses kerja kelompok
siswa meliputi faktor psikis dan fisik dan hasil kerja sama mereka agar selanjut-
sedangkan faktor di luar siswa meliputi pe- nya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
ngaturan proses belajar di sekolah, faktor- Jigsaw merupakan salah satu teknik
faktor sosial di sekolah dan factor situasio- pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ko-
nal. operatif teknik Jigsaw terdiri dari beberapa
Prestasi belajar dapat diukur melalui anggota dalam satu kelompok yang ber-
tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar ber- tanggungjawab atas penguasaan bagian
tujuan mengungkap keberhasilan sesorang materi belajar dan mampu mengajarkan
dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa
Purnomo, Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar dengan 4
Menggunakan Model Pembelajaran Teknik Jigsaw

materi tersebut kepada anggota lain dalam c. Sistem Sosial dan Budaya
kelompoknya. d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
Langkah-langkah penerapan teknik Secara rinci ruang lingkup tersebut
Jigsaw adalah sebagai berikut: (1) guru dijabarkan menjadi beberapa standar kom-
membagi suatu kelas menjadi beberapa petensi IPS di SD. Standar kompetensi
kelompok asal, setiap siswa dalam ke- adalah kemampuan yang dapat dilakukan
lompok asal diberi tugas mempelajari salah atau ditampilkan untuk satu mata pelajaran;
satu bagian materi pembelajaran, semua kompetensi dalam mata pelajaran tertentu
siswa dengan materi pembelajaran yang yang harus dimiliki oleh siswa; kemampuan
sama belajar bersama dalam kelompok ahli. yang harus dimiliki oleh lulusan dalam
(2) dalam kelompok ahli, siswa mendis- suatu mata pelajaran. Kemampuan yang di-
kusikan bagian materi pembelajaran yang maksud dapat meliputi pengetahuan ke-
sama, serta menyusun rencana bagaimana terampilan maupun sikap. Pembelajaran
menyampaikan kepada temannya jika IPS pada tingkat SD diupayakan adanya
kembali ke kelompok asal. keterpaduan diantara mata pelajaran dalam
rumpun IPS.
Hakikat IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah METODE PENELITIAN
pelajaran mengenai masyarakat yang di-
diberikan kepada peserta didik mulai Jenis Penelitian
jenjang pendidikan dasar. Disiplin IPS me- Penelitian ini merupakan penelitian
rupakan kajian yang bersifat praktis. deskriptif. Hasil penelitian ini dimaksudkan
Bahan-bahan pelajaran IPS dipadu dari untuk memberikan gambaran tentang pe-
unsur-unsur yang diambil dari berbagai ningkatan aktivitas belajar dan prestasi
disiplin ilmu-ilmu sosial (social sciences). belajar IPS siswa di lima SD mitra PGSD
Gambaran tentang hubungan dari berbagai USD dengan menggunakan model pem-
unsur atau aspek kemasyarakatan dalam belajaran kooperatif teknik jigsaw.
IPS disajikan dalam bentuk terpadu atau
terintegrasi. Variabel Penelitian dan Definisi
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, Operasional Variabel
fakta, konsep, dan generalisasi yang ber- Variabel yang akan ditingkatkan
kaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/ dengan menggunakan model pembelajaran
MI mata pelajaran IPS memuat materi Geo- kooperatif teknik jigsaw dalam penelitian
grafi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ini adalah aktivitas belajar dan prestasi
Mata pelajaran IPS disusun secara sistema- belajar siswa. Aktivitas belajar adalah ting-
tis, komprehensif, dan terpadu dalam proses kah laku belajar yang mendasarkan pada
pembelajaran menuju kedewasaan dan ke- kegiatan-kegiatan yang menggambarkan
berhasilan dalam kehidupan di masyarakat. tingkat keterlibatan siswa dalam proses
Dengan pendekatan tersebut diharapkan pe- belajar-mengajar. Sedangkan prestasi
serta didik akan memperoleh pemahaman belajar adalah bukti keberhasilan yang telah
yang lebih luas dan mendalam pada bidang dicapai oleh siswa yang dibuktikan oleh
ilmu yang berkaitan (Permendiknas nomor skor ulangan.
22 tahun 2006).
Ruang lingkup mata pelajaran IPS di Tempat dan Waktu Penelitian
SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut. Penelitian tentang penggunaan model
a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw
b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi
5 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 4, September 2014, hlm. 274-282

belajar IPS siswa dilaksanakan di lima SD sudah dikenai tindakan baik persekolah
mitra Prodi PGSD USD yaitu SD Kanisius maupun keseluruhan, (2) membandingkan
Gowongan Yogyakarta, SD Kanisius Wiro- frekwensi aktifitas siswa di lima SD mitra
brajan Yogyakarta, SD Kanisius Kembaran sebelum dan sesudah dikenai tindakan baik
Bantul, SD Negeri Denggung Sleman dan persekolah maupun keseluruhan. Efektivi-
SD Negeri Tidar 7 Magelang. Waktu pe- tas penelitian ini akan dilihat dari aktivitas
laksanaan penelitian ini adalah bulan dan prestasi belajar siswa.
November 2009 s.d. Oktober 2010.
Keaktifan belajar
Subyek Penelitian Karena keterbatasan sumber daya
Subyek penelitian ini adalah siswa yang ada pada peneliti, maka penelitian ke-
kelas IV SD Kanisius Gowongan Yogya- aktifan belajar siswa dalam mata pelajaran
karta, siswa kelas IV SD Kanisius Wiro- IPS ditetapkan atau dibatasi pada dimensi
brajan Yogyakarta, siswa kelas V SD subyek didik jumlah dan frekwensi siswa
Kanisius Kembaran Bantul, siswa kelas IV dalam aspek-aspek: (1) bertanya pada guru,
SD Negeri Denggung Sleman dan siswa (2) menjawab pertanyaan/tugas dari guru,
kelas V SD Negeri Tidar 7 Magelang. Pe- (3) berpendapat, dan (4) berinteraksi di
nentuan subyek penelitian didasari oleh dalam kelompok
pertimbangan: (1) kelas VI lebih konsen- 1) Prestasi belajar
trasi pada persiapan Ujian Nasional se- Prestasi belajar dinyatakan dalam
hingga tidak diijinkan untuk dijadikan nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Nilai
subjek penelitian, dan (2) kelas I, II,III SD rata-rata dihitung dengan rumus:
pendekatan penyampaiannya dengan pem-
belajaran tematik sehingga tidak bisa fokus M
X
N
pada mata pelajaran IPS. Sedangkan pe-
nentuan SD didasari pada keterwakilan
Keterangan:
akreditasi sekolah.
M = Nilai rata-rata
 X = Jumlah nilai siswa satu kelas
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam pe- N = Jumlah siswa
nelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain HASIL PENELITIAN DAN
(1) Observasi, metode ini digunakan dalam PEMBAHASAN
rangka mencari data tentang aktivitas siswa
dalam pembelajaran IPS, (2) dokumentasi, Aktivitas Belajar IPS Siswa di Lima SD
metode ini digunakan dengan mengambil Mitra Prodi PGSD USD dengan Model
atau mencatat data tentang prestasi belajar Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
IPS. Jumlah siswa yang aktif bertanya
pada guru pada kondisi awal sebanyak
25,2%, pada akhir siklus I sebanyak 46,3%
Pengolahan Data dan Teknik Analisis
siswa, dan pada akhir siklus II sebanyak
Data
Data dalam penelitian ini dianalisis 58,5%. Dengan demikian terkait dengan ke-
menggunakan analisis kuantitatif. Analisis aktifan bertanya, terjadi peningkatan pada
akhir siklus I 21,1% dan pada akhir siklus
kuantitatif ditempuh dengan: (1) mem-
bandingkan rata-rata prestasi belajar IPS II 12,2%. Dengan demikian terlihat bahwa
siswa di lima SD mitra sebelum dan se- rata-rata kenaikan persentase jumlah siswa
yang bertanya sebesar 16,7%. Kenaikan
Purnomo, Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar dengan 6
Menggunakan Model Pembelajaran Teknik Jigsaw

jumlah siswa yang bertanya pada akhir dalam kelompok, terjadi peningkatan pada
siklus II lebih rendah dibandingkan pada akhir siklus I 39,8% dan pada akhir siklus
akhir siklus I, hal ini diduga karena siswa II 18,7%. Dengan demikian terlihat bahwa
terlalu asyik dalam kegiatan kelompok. rata-rata kenaikan persentase jumlah siswa
Meskipun jumlah siswa yang bertanya me- yang berinteraksi di dalam kelompok se-
ningkat, tetapi masih ada 41,5% siswa besar 26,6%. Kenaikan jumlah siswa yang
yang tidak bertanya. Hal ini diduga di- berinteraksi dalam kelompok pada akhir
sebabkan belum terbiasanya siswa untuk siklus II lebih rendah dibandingkan pada
bersikap kritis terhadap sesuatu. akhir siklus I, meskipun demikian jumlah
Jumlah siswa yang aktif menjawab keseluruhan siswa yang telah berinteraksi
pertanyaan/tugas dari guru pada kondisi dalam kelompok mencapai 84,6% sehingga
awal sebanyak 23,6%, pada akhir siklus I jumlah siswa yang tidak berinteraksi di
sebanyak 48,8% siswa, dan pada akhir dalam kelompok tinggal 15,4% .
siklus II sebanyak 63,4%. Dengan demikian Frekuensi keaktifan bertanya pada
terkait dengan keaktifan menjawab per- kondisi awal sebanyak 53 kali, pada akhir
tanyaan dari guru, terjadi peningkatan pada siklus I 124 kali, dan pada akhir siklus II
akhir siklus I 25,2% dan pada akhir siklus 176 kali. Dengan demikian dilihat dari
II 14,6%. Dengan demikian terlihat bahwa frekuensi keaktifan bertanya siswa, terjadi
rata-rata kenaikan persentase jumlah siswa peningkatan akhir siklus I 71 kali dan pada
yang bertanya sebesar 19,9%. Meskipun akhir siklus II 52 kali. Dengan demikian
jumlah siswa yang aktif menjawab per- terlihat bahwa kenaikan frekuensi keaktifan
tanyaan guru meningkat, tetapi masih ada bertanya pada akhir penelitian rata-rata
36,6% siswa yang tidak aktif menjawab. sebesar 61,5 kali.
Hal ini diduga disebabkan oleh siswa lebih Frekuensi keaktifan menjawab per-
memusatkan perhatian pada kegiatan ke- tanyaan dari guru pada kondisi awal se-
lompok masing-masing. banyak 56 kali, pada akhir siklus I 108 kali,
Jumlah siswa yang berpendapat pada dan pada akhir siklus II 164 kali. Dengan
kondisi awal sebanyak 13,8%, pada akhir demikian dilihat dari frekuensi keaktifan
siklus I sebanyak 26% siswa, dan pada menjawab pertanyan dari guru, terjadi pe-
akhir siklus II sebanyak 53,7%. Dengan ningkatan akhir siklus I 52 kali dan pada
demikian terkait dengan keaktifan berpen- akhir siklus II 56 kali. Dengan demikian
dapat, terjadi peningkatan pada akhir siklus terlihat bahwa kenaikan frekuensi keaktifan
I 12,2% dan pada akhir siklus II 27,6%. menjawab pertanyaan dari guru pada akhir
Dengan demikian terlihat bahwa rata-rata penelitian rata-rata sebesar 54 kali.
kenaikan persentase jumlah siswa yang Frekuensi keaktifan berpendapat
berpendapat sebesar 19,9%. Meskipun pada kondisi awal sebanyak 31 kali, pada
jumlah siswa yang berpendapat meningkat, akhir siklus I 50 kali, dan pada akhir siklus
tetapi masih ada 46,3% siswa yang tidak II 101 kali. Dengan demikian dilihat dari
berpendapat. Hal ini disebakan oleh siswa frekwensi keaktifan berpendapat siswa, ter-
lebih memusatkan perhatian pada kegiatan jadi peningkatan akhir siklus I 19 kali dan
kelompok masing-masing. pada akhir siklus II 51 kali. Dengan demi-
Jumlah siswa yang berinteraksi di- kian terlihat bahwa kenaikan frekuensi
dalam kelompok pada kondisi awal se- keaktifan berpendapat pada akhir peneliti-
banyak 26%, pada akhir siklus I sebanyak an rata-rata sebesar 75,5 kali.
65,9% siswa, dan pada akhir siklus II se- Frekuensi keaktifan berinteraksi
banyak 84,6%. Dengan demikian terkait dalam kelompok pada kondisi awal se-
dengan keaktifan siswa berinteraksi di- banyak 41 kali, pada akhir siklus I 145 kali,
7 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 4, September 2014, hlm. 274-282

dan pada akhir siklus II 192 kali. Dengan bawah rata-rata sebanyak 44,9% sedangkan
demikian dilihat dari frekwensi keaktifan persentase jumlah siswa yang memperoleh
berinteraksi dalam kelompok, terjadi pe- nilai sama dengan atau lebih besar dari rata-
ningkatan akhir siklus I 104 kali dan pada rata sebesar 55,1%. Sedangkan pada akhir
akhir siklus II 47 kali. Dengan demikian siklus II nilai rata-rata 76,00. Persentase
terlihat bahwa kenaikan frekuensi keaktifan jumlah siswa yang memperoleh nilai di
berinteraksi dalam kelompok pada akhir bawah rata-rata sebanyak 50,4% sedangkan
penelitian rata-rata sebesar 75,5 kali. persentase jumlah siswa yang memperoleh
Dari analisis data tersebut, terlihat nilai sama dengan atau lebih besar dari rata-
bahwa keaktifan belajar IPS siswa lima rata sebesar 49,6%. Dengan demikian di-
SD Mitra Prodi PGSD USD Tahun Pelajar- lihat dari nilai rata-rata siswa, terjadi pe-
an 2009/2010 dengan model pembelajaran ningkatan akhir siklus I 9,9 dan pada akhir
kooperatif teknik jigsaw meningkat baik siklus II 9,0. Dengan demikian terlihat
jumlah maupun frekuensinya. bahwa kenaikan nilai rata-rata siswa pada
akhir penelitian rata-rata sebesar 9,45. Per-
sentase jumlah siswa yang mencapai nilai
Kepuasan Belajar IPS Siswa di Lima rata-rata pada siklus II menurun, hal ini
SD Mitra Prodi PGSD USD dengan dikarenakan rata-rata nilai untuk siklus II
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik lebih tinggi dibandingkan siklus I (67:76).
Jigsaw Dari ke-lima SD tersebut, kenaikan
nilai rata-tertinggi pada akhir penelitian
Persentase rata-rata jumlah siswa (13,8) ada pada SD Kanisius Gowongan.
terkait dengan kepuasan belajar IPS siswa Hal ini diduga karena jumlah siswa di SD
di Lima SD Mitra Prodi PGSD USD tahun Kanisius Gowongan relatif kecil (16 siswa)
pelajaran 2009/2010 dengan model pem- sehingga pengelolaan pembelajarannya bisa
belajaran kooperatif teknik jigsaw pada lebih efisien dan efektif. Sedangkan ke-
kondisi awal, siswa yang merasa senang se- naikan nilai rata-rata terendah pada akhir
banyak 46,7%, pada akhir siklus I 86,8%, penelitian (5,1) ada pada SD Kanisius
dan pada akhir siklus II 97,2%. Dengan Wirobrajan. Hal ini diduga jumlah siswa
demikian dilihat dari jumlah siswa yang paling banyak (33 siswa).
merasa senang dalam belajarnya, terjadi Persentase jumlah siswa yang men-
peningkatan akhir siklus I 40,1% dan pada capai KKM pada capaian belajar IPS siswa
akhir siklus II 10,4%. Dengan demikian lima SD Mitra Prodi PGSD USD tahun
terlihat bahwa kenaikan jumlah siswa yang pelajaran 2009/2010 dengan model pem-
merasa senang dalam belajarnya pada akhir belajaran kooperatif teknik jigsaw pada
penelitian rata-rata sebesar 92%. kondisi awal 29,9%, pada akhir siklus I
62,7% dan pada akhir siklus II 79,2%.
Dengan demikian dilihat dari persentase
Prestasi Belajar IPS Siswa di Lima SD jumlah siswa yang mencapai KKM, terjadi
Mitra Prodi PGSD USD dengan Model peningkatan akhir siklus I 25.2% dan pada
Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw akhir siklus II 16,5%. Dengan demikian ter-
Nilai rata-rata IPS siswa lima SD lihat bahwa persentase jumlah siswa yang
Mitra Prodi PGSD USD tahun pelajaran mencapai KKM pada akhir penelitian rata-
2009/2010 dengan model pembelajaran rata sebesar 70.9%.
kooperatif teknik jigsaw pada kondisi awal Dari ke-lima SD tersebut, persentase
57,10, pada akhir siklus I 67,00. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM ter-
jumlah siswa yang memperoleh nilai di tinggi pada akhir penelitian (62,8%) ada
Purnomo, Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar dengan 8
Menggunakan Model Pembelajaran Teknik Jigsaw

pada SD Kanisius Gowongan. Hal ini menikmati penerapan model pembelajaran


diduga karena jumlah siswa di SD Kanisius pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Hal
Gowongan lebih sedikit dibandingkan SD ini terlihat pada saat siswa aktif mengikuti
yang lain, sehingga pengeloaan pembelajar- diskusi yang berlangsung di kelompok ahli
annya bisa lebih efisien dan efektif. Se- maupun dalam kelompok asal, siswa lebih
dangkan persentase jumlah siswa yang berinteraksi dengan siswa yang lain dan
mencapai KKM terendah pada akhir pe- lebih bertanggung jawab menyampaikan
nelitian (15,3%) ada pada SD Negeri Tidar hasil diskusi dari kelompok ahli kelompok
7. Hal ini diduga jumlah siswa yang asal serta aktif mencari dan menemukan
tergolong besar. data yang diperlukan untuk mengerjakan
tugas di kelompok ahli. Dilihat dari capaian
Refleksi prestasi belajar, penggunaan model pem-
Hal-hal umum yang dijumpai selama belajaran ini meningkatkan rata-rata
proses pembelajaran pada siklus pertama di prestasi belajar siswa sebesar 11, yaitu dari
lima SD mitra, antara lain: (1) model akhir siklus pertama sebesar 67,00 men-
pembelajaran ini belum mampu meningkat- jadi 76,00 pada akhir siklus kedua.
kan keterlibatan siswa secara merata; (2)
siswa masih bingung dalam menerapkan KESIMPULAN DAN SARAN
model pembelajaran pembelajaran koo-
peratif teknik jigsaw. Kebingungan ini ter- Kesimpulan
lihat pada saat siswa kembali kedalam
kelompok asal, siswa bingung saat melaku- 1. Penggunaan model pembelajaran koo-
kan diskusi, siswa cenderung main sendiri peratif teknik jigsaw dapat meningkat-
dan tidak memperhatikan temannya saat kan aktivitas belajar IPS siswa di lima
menjelaskan. Hal ini disebabkan siswa baru SD mitra prodi PGSD USD. Hal ini ter-
pertama kali mengalami kegiatan belajar lihat pada persentase: (1) aspek aktivitas
mengajar dengan menggunakan model bertanya kondisi awal 26% dan pada
pembelajaran ini; (3) kelompok siswa yang kondisi akhir 74%; (2) aspek aktivitas
terdiri dari delapan (6-8) orang dirasa menjawab pertanyaan guru, pada kondisi
kurang efektif dalam melaksanakan pem- awal 24% kondisi akhir 55%; (3) aspek
belajaran. Kondisi ini diatasi pada siklus aktivitas menyampaikan pendapat, pada
kedua dengan tindakan sebagai berikut: (1) kondisi awal 14%, kondisi akhir 52%;
jumlah anggota kelompok diperkecil (4 dan (4) aspek interaksi dalam kelompok,
siswa), (2) guru menjelaskan tentang model pada kondisi awal 26%, kondisi akhir
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw se- 56%.
cara lebih mendetail; (3) diusahakan untuk 2. Penggunaan model pembelajaran koo-
meningkatkan keterlibatan siswa. Dilihat peratif teknik jigsaw dapat meningkat-
dari capaian prestasi belajar, penggunaan kan prestasi belajar akademik IPS
model pembelajaran ini meningkatkan siswa di lima SD mitra prodi PGSD
prestasi belajar siswa sebesar 15,9, yaitu USD. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata
dari kondisi awal 57,1 menjadi 67,0 pada mata pelajaran IPS di lima SD mitra,
siklus pertama. kondisi awal 57,10, kondisi akhir 73,50.
Hal-hal umum yang dijumpai selama Capaian KKM, kondisi awal 29,90 %
proses pembelajaran pada siklus kedua di dan pada kondisi akhir 70.95 %
lima SD mitra, antara lain: (1) model pem-
belajaran ini mampu meningkatkan ke-
terlibatan siswa secara merata; (2) siswa
9 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 4, September 2014, hlm. 274-282

Saran
1. Para guru hendaknya berusaha untuk
menguasai model pembelajaran koo-
peratif teknik jigsaw karena penggunaan
model pembelajaran tersebut terbukti
dapat meningkatkan keterlibatan siswa
dan prestasi belajar.
2. Kelompok Kerja Guru (KKG) hendak-
nya merancang kegiatan yang dapat
membekali guru untuk mengusai model
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.
3. Peneliti lain disarankan untuk melaku-
kan penelitian terkait model pem-
belajaran kooperatif teknik jigsaw
dengan melihat dimensi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Fakih Samlawi dan Benyamin Maftuh.


1998. Konsep Dasar IPS. Jakarta:
Depdikbud.
Kosasih, Djahiri, A. 1980. CBSA dalam
Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta:
Depdikbud.
Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning.
Jakarta : Grasindo.
NN. 2006. Permendiknas No. 26 tentang
Standar Kompetensi Lulusan SD/MI.
Jakarta.
Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran
Kooperatif. Jakarta: Direktorat
Ketenagaan.
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative
Learning Teori, Riset dan Praktik
(terjemahan). Bandung: Nusa Media.
Suharsimi Arikunto. (1996). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran.


Jakarta: Grasindo.
Yusuf Wibisono. 2005. Metode Statistik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press

Anda mungkin juga menyukai