Anda di halaman 1dari 25

PENGKODEAN DATA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi Tugas Komunikasi Data

Oleh :

Ari Wijayanto (221011400286)

Bagus Maharto ( 221011400321)

Dekka Arung Lazuardi (221011401597)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PAMULANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik dan benar.

Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu syarat dalam


menyelesaikan Tugas Komunikasi Data pada jurusan Teknik Informatika,
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pamulang, Tangerang Selatan. Adapun
judul dari Tugas Makalah ini adalah :

” PENGKODEAN DATA ”.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa makalah ini


takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dan dorongan dari berbagai
pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis meyampaikan ucapan
terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. E. Nurzaman, A.M, Msi., M.M., selaku rektor Universitas


Pamulang
2. Bapak Dr. Sarwani S.H., M.H., M.M., selaku dekan Fakultas Teknik
Universitas Pamulang
3. Bapak Achmad Udin Zailani, S.Kom., M.Kom., selaku ketua Program
Studi Teknik Informatika Universitas Pamulang
4. Bapak M. Bagoes Satria Junianto M.Kom., selaku pembimbing pada
program studi Teknik Informatika Universitas Pamulang.
5. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendukung penulis baik spirit maupun
materi.
6. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan moral untuk
terus menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan


dalam penyusunan Tugas Makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan dan pengembangan Makalah

1
ini kearah yang lebih baik. Semoga segala yang tertuang dalam Tugas Makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua baik sekarang maupun dimasa akan datang.
Mudah-mudahan usaha penyusunan Tugas Individu ini memperoleh Ridha dari
Allah SWT. Amin.

Pamulang, 20 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................4

DAFTAR TABEL.................................................................................................5

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................6

1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................6

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................6

1.3. Tujuan............................................................................................................7

1.4. Manfaat..........................................................................................................7

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................8

2.1. Pengkodean Data...........................................................................................8

2.1.1. Sistem Akuisisi..................................................................................8

2.2. Sistem Umum Sandi......................................................................................9

2.2.1. Kombinasi Komunikasi Data...........................................................14

2.3. NRZ (Non-Return to Zero)..........................................................................15

2.3.1. Jenis-Jenis NRZ...............................................................................15

2.3.2. Kelemahan dan Kelebihan NRZ......................................................17

2.3.3. Aplikasi NRZ...................................................................................17

2.4. Multilevel Biner..........................................................................................17

2.4.1. Kelemahan dan Kelebihan Multilevel Biner....................................19

2.5. Bifase...........................................................................................................19

2.5.1. Kelemahan dan Kelebihan Bifase....................................................20

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................22

3.1. Kesimpulan..................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2. 1. Tampilan ASCII..............................................................................9

Gambar 2.2. 2. Tampilan Kode Baudout...............................................................10

Gambar 2.2. 3. Tampilan Kode Unicode Armenia................................................11

Gambar 2.2. 4. Tampilan EBCDIC........................................................................13

Gambar 2.2. 5. Tampilan SBCDIC........................................................................14

Gambar 2.3.1. 1. Tampilan NRZ...........................................................................17

Gambar 2.4. 1. Tampilan Multilevel Biner............................................................18

Gambar 2.5. 1. Tampilan Bifase Manchester.........................................................20

Gambar 2.5. 2. Tampilan Bifase Differential Manchester.....................................20

4
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2. 1. Contoh Tabel BCD...........................................................................12

5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan kehidupan dalam segala bidang computer


merupakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang sudah menjadi
bagian dari kehidupan manusia. Komputer tidak hanya berperan dalam bidang
pengetikan atau penghitungan, namun telah merambah keber bagai bidang
lainnya, termasuk bidang komunikasi, bidang pendidikan, ekonomi, bisnis,
militer, seni, hiburan, jaringan telekomunikasi telah memanfaatkan kemampuan
computer untuk membantu memecahkan masalah.

Dalam bidang pendidikan, computer dapat dimanfaatkan sebagai media


penunjang pembelajaran, alatanalisis, dan hal-hal yang terkait dengan kegiatan
akademik. Pemanfaatan computer dalam bidang ekonomi dan bisnis dapat kita
lihat melalui berbagai sector usaha yang sekarang hampir seluruhnya
terkomputerisasi.

Oleh sebab itu pentingnya bagi kita mengetahui sedikit banyak tentang apa
yang dimaksud dengan pengkodean, sinyal, dan penyimpanan dalam system
computer.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah di atas, maka rumusan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Pengkodean Data
2. NRZ (Non-Return to Zero)
3. Multilevel Biner
4. Bifase

6
1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai pengkodean data.


2. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai NRZ (Non-Return to
Zero).
3. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai Multilevel Biner.
4. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai Bifase.

1.4. Manfaat

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat secara


praktis yaitu :

1. Pembaca

Sebagai alternatif media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan


pengetahuan mengenai pengkodean data.

2. Penulis

Menambah wawasan tentang pengkodean data, serta terkhusus dapat menjadi


suatu upaya dalam meningkatkan hasil belajar.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat secara


teoritis yaitu :

1. Penulis Selanjutnya

Menjadikan makalah ini sebagai refernsi yang cukup relevan dan dapat
memberikan informasi terkait pengkodean data. Sebagai alternatif media
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pengkodean
data.

7
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengkodean Data

Pengkodean adalah suatu teknik yang dilakukan untuk memberikan penegasan


pada proses yang terlibat (data danpensinyalan) transmisi data. Dalam proses
tersebut perlu diperhatikan pula fasilitas-fasilitas komunikasi dan media yang
tersedia.

Dalam menyalurkan data baik antar komputer yang sama pembuatannya


maupun dengan komputrer yang lain pembuatannya, data tersebut harus
dimengerti oleh pihak pengirim maupun penerima. Untuk mencapai hal itu, data
harus diubah bentuknya dalam bentuk khusus yaitu sandi untuk komunikasi data.

Pengkodean data adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menjadikan tiap
karakter dalam sebuah informasi digital yaitu ke dalam bentuk biner untuk dapat
ditransmisikan.

Dalam proses kerja komputer mengolah data secara digital melalui sinyal
listrik yang diterima atau dikirimkan, pada prinsipnya komputer hanya mengenal
dua arus, yaitu on atau off. Atau istilah dalam angkanya sering juga dikenal
dengan 1 (satu) atau 0 (nol). Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang
mampu membuat komputer melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan
huruf, gambar, suara, bahkan film menarik yang anda tonton dalam format digital.
Sistem yang merubah sinyal analog menjadi sinyal digital disebut Sistem Akuisisi
Data.

2.1.1. Sistem Akuisisi

Dalam Sistem Akuisisi data ada 4 komponen yang penting yaitu :

1. Input analog yaitu mengubah sinyal input analog dari sensor menjadi
bentuk bit.

8
2. Output analog yaitu mengubah data digital yang tersimpan dalam
komputer menjadi sinyal digital.
3. Input / output digital yaitu untuk masukan dan keluaran nilai digital
(tingkat logika) kedua dari perangkat keras.
4. Counter / timer dignakan pada saat perhitungan, pengukuran frekwensi
dan perioda, pembangkit pulsa.

2.2. Sistem Umum Sandi

Berikut merupakan Sistem sandi yang umumnya dipakai dikalangan


masyarakat :

1. ASCII (American Standard Code for Information Interchange)


Kode ASCII memiliki 128 bit kombinasi yang selalu digunakan.
Dari 128 kombinasi tersebut 32 kode diantaranya digunakan untuk fungsi-
fungsi kendali seperti SYN, STX. Sisa karakter lain digunakan untuk
karakter karakter-karakter karakter alphanumerik alphanumerik dan
sejumlah sejumlah karakter karakter khusus seperti =, / . ?.
Pada dasarnya kode ASCII merupakan kode alfanumerik yang
paling popular dalam teknik komunikasi data. Kode ini menggunakan
tujuh bit untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd parity.

9
Gambar 2.2. 1. Tampilan ASCII

2. Sandi Baudot Code (CCITT Alfabet No. 2 / Telex Code


Kode Boudot terdiri atas 5 bit yang dipergunakan pada terminal
teletype dan teleprinter. Karena kombinasi ini terdiri dari 5 bit maka hanya
terdiri dari 25 sampai 32 kombinasi dengan kode huruf dan gambar yang
berbeda.
Jika kode ini dikirim menggunakan transmisi serial tak sinkron,
maka pulsa stop bit-nya pada umumnya memiliki lebar 1,5 bit. Hal ini
berbeda dengan kode ASCII yang menggunakan 1 atau 2 bit untuk pulsa
stop-bitnya.

10
Gambar 2.2. 2. Tampilan Kode Baudout

3. Unicode
Orang-orang di negara-negara yang berbeda menggunakan karakter
berbeda untuk menuliskan kata-kata dalam bahasa ibu mereka. Sekarang
ini kebanyakan aplikasi, mencakup sistem email dan web browser,
menggunakan sistem 8 bit yang mana mereka dapat beroperasi yang tepat
sesuai ketentuan ketentuan, seperti seperti ISO-8859-1.
Unicode memiliki lebar per karakter sebesar 20 bit. Akan menjadi
boros jika kita mengirim data Unicode yang berisi teks huruf Latin
menggunakan 20 bit per karakter. Oleh karena itu maka Unicode
ditransformasikan terlebih dahulu menjadi UTF-8 atau UTF-16 (Unicode

11
Transformation Format) dengan UTF-8 maka karakter-karakter pada
U+0000 (Notasi U+abcd) digunakan untuk mengacu pada karakter
bernomor abcd pada tabel Unicode.

Gambar 2.2. 3. Tampilan Kode Unicode Armenia

4. BCD (Binary Coded Decimal)


Merupakan kode biner yang digunakan hanya untuk mewakili nilai
digit desimal dari 0-9. BCD menggunakan kombinasi 4 bit sehingga ada
16 kombinasi yang bisa diperoleh dan hanya 10 kombinasi yang
digunakan.
Kode BCD sudah jarang digunakan untuk komputer dan transmisi
data sekarang ini karena tidak dapat mewakili huruh atau simbol karakter
khusus. BCD hanya digunakan oleh komputer generasi pertama.

12
Tabel 2.2. 1. Contoh Tabel BCD

BCD 4 bit Digit Desimal


0000 0
0001 2
0010 3
0100 4
0101 5
0110 6
0111 7
1000 8
1001 9

5. EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)


Adalah kode 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter 256
kombinasi karakter. Pada EBCDID, high order bits atau 4 bit pertama
disebut Zone bits dan low order bits atau 4 bit kedua disebut dengan
numeric bit.
1) Sandi 8 bit untuk 256 karakter
2) Transmisi asinkron membutuhkan 11 bit, yaitu : 1 bit awal, 8 bit data,
1 bit paritas dan 1 bit akhir.

13
Gambar 2.2. 4. Tampilan EBCDIC

6. SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Interchange Code)


Merupakan kode biner yang dikembangkan dari BCD. SBCDIC
menggunakan kombinasi 6 bit sehingga lebih banyak kombinasi yang bisa
dihasilkan. Yaitu 64 kombinasi kode. Ada 10 kode untuk digit angka dan
26 kode untuk alphabet alphabet dan sisanya untuk karakter khusus
tertentu. SBCDID digunakan pada komputer generasi kedua.

14
Gambar 2.2. 5. Tampilan SBCDIC

2.2.1. Kombinasi Komunikasi Data

Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier
dengan frekuensi. Empat kombinasi yang tercipta pada komunikasi data
adalah:

1) Data digital, sinyal digital


Secara umum peralatan untuk mengkode data digital menjadi
sinyal digital adalah sedikit lebih komplek dan lebih mahal daripada
peralatan modulator digital ke analog
2) Data analog, sinyal digital
Yang diijinkan adalah menggunakan transmisi digital modern dan
peralatan sakelar
3) Data digital, sinyal analog
Beberapa media transmisi seperti serat optik atau software yang
hanya merambatkan sinyal analog

15
4) Data analog, sinyal analog
Ditransmisikan sebagai baseband yang mudah dan murah.
Penggunaan modulasi untuk menggeser bandwidth dari sinyal baseband ke
porsi lainnya dari spektrum

2.3. NRZ (Non-Return to Zero)

Yang paling umum dan paling mudah dalam mentransmisikan sinyal-sinyal


digital adalah dengan menggunakan dua tingkat voltase yang berlainan untuk dua
digit biner. Kode-kode yang mengikuti cara ini membagi sifat-sifat Tingkat
Voltase tetap konstan sepanjang interval bit ; dalam hal ini tidak terdapat transisi
(tidak kembali ke level voltase nol). Yang paling umum dan paling mudah dalam
mentransmisikan sinyal-sinyal digital adalah dengan menggunakan dua tingkat
voltase yang berlainan untuk dua digit biner. Kode-kode yang mengikuti cara ini
membagi sifat-sifat Tingkat Voltase tetap konstan sepanjang interval bit ; dalam
hal ini tidak terdapat transisi (tidak kembali ke level voltase nol).

Yang paling umum dan paling mudah dalam mentransmisikan sinyal-sinyal


digital adalah dengan menggunakan dua tingkat voltase yang berlainan untuk dua
digit biner. Kode-kode yang mengikuti cara ini membagi sifat-sifat Tingkat
Voltase tetap konstan sepanjang interval bit, dalam hal ini tidakt erdapat transisi
(tidak kembali ke level voltase nol).

Format yang paling mudah dalam mentransmisikan sinyal digital adalah


dengan menggunakan dua level tegangan yang berlainan untuk dua jenis digit
biner. Kode-kode biner di konversikan ke level tegangan tertentu sesuai dengan
nilainya.

Karakteristik NRZ adalah tingkat tegangan tetap konstan sepanjang interval


bit yang ditransmisikan.

2.3.1. Jenis-Jenis NRZ

1. NRZ - L (Non Return to Zero Level)

16
Yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk
mewakili suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk mewakili
binary lainnya. NRZ-L dalah kode-kode yang sering dipergunakan
untuk membangkitkan atau mengartikan data digital melalui
terminal atau perangkat-perangkat lain. Bila sebuah kode yang
berlainan diperlukan untuk transmisi, biasanya dia dibangkitkan
melalui metode NRZ-L oleh sistem transmisi. Ciri-ciri NRZ-L :
1) Dua tegangan yang berbeda antara bit 0 dan bit 1
2) Tegangan konstan selama interval bit
3) Tidak ada transisi yaitu tegangan no return to zero

NRZ-L (Non Return to Zero Level) mempunyai karakteristik


sebagai berikut :

a) Pada saat bit "0" maka dinyatakan sebagai low signal,


b) Sedangkan pada saat bit "1" dinyatakan sebagai high
signal
2. NRZ – I (Non Returnto Zero Inverted)

Mempertahankan pulsa voltase konstan untuk durasi waktu bit.


Data-data itu sendiri ditandai saat kehadiran atau ketidakhadiran
transisi sinyal pada permulaan waktu bit.

NRZ - I Mempertahankan pulsa voltase konstan untuk durasi


waktu bit. Data-data itu sendiri ditandai saat kehadiran atau
ketidakhadiran transisi sinyal pada permulaan waktu bit. NRZ-I
merupakan salah satu contoh dari differential encoding
(penyandian encoding).

Pada pengkodean diferensial, informasi yang ditransmisikan


lebih ditujukan pada pengertian susunan simbol-simbol data yang
berurutan dibandingkan dengan elemen-elemen sinyal itu sendiri.

NRZ-I (Non Return to Zero Inverted) mempunyai karakteristik


sebagai berikut :

17
a) Pada saat bit "0" dinyatakan sebagai tidak ada transisi
signal,
b) Sedangkan pada saat bit "1" dinyatakan sebagai transisi
signal dari high ke low ataupun low ke high.

Gambar 2.3.1. 1. Tampilan NRZ

2.3.2. Kelemahan dan Kelebihan NRZ

1. Kelemahan
1) NRZ mengandung komponen dc namun memiliki
keterbatasan dalam komponen dc.
2) Tidak ada informasi timing di dalam bentuk sinyal sehingga
syinkronisasi bisa saja hilang jika muncul deretan 0 yang
panjang.
2. Kelebihan
1) Mudah
2) Efisien dalam penggunaan bandwidth

2.3.3. Aplikasi NRZ

1. Umumnya digunakan untuk perekaman magnetik digital


2. Tidak banyak digunakan untuk transmisi sinyal

18
2.4. Multilevel Biner

Golongan teknik-teknik pengkodean yang disebut sebagai multilevel biner


diarahkan untuk mengatasi ketidakefisienan kode-kode NRZ. Kode-kode ini
menggunakan lebih dari dua level sinyal

Golongan teknik-teknik pengkodean yang disebut sebagai multilevel biner


diarahkan untuk mengatasi ketidakefisienan kode-kode NRZ. Kode-kode
inimenggunakan lebih dari dua level sinyal. Format pengodean ini diarahkan
untuk mengatasi ketidak-efisienan kode NRZ. Kode ini menggunakan lebih dari 2
level sinyal.

1. Bipolar-AMI
1) Biner 0 dinyatakan melalui non sinyal
2) Biner 1 dinyatakan oleh pulsa positif atau negatif
3) Pulsa Biner 1 harus berganti-ganti polaritasnya
4) Kehilangan sinkronisasi tidak akan terjadi bila muncul string
panjang 1
5) Tidak ada komponen dc murni
6) Bandwidth rendah
7) Mudah mendeteksi kesalahan
2. Pseudoternary
1) Biner 1 menyatakan tidak ada sinyal
2) Biner 0 menyatakan pulsa yang berganti-ganti negatif dan
positif
3) Tidak ada kelebihan atau kekurangan dibandingkan dengan
bipolar- AMI.

19
Gambar 2.4. 1. Tampilan Multilevel Biner

2.4.1. Kelemahan dan Kelebihan Multilevel Biner

1. Kelemahan
1) Diperlukan receiver yang mampu membedakan 3 level
(+A , -A , 0 ) sehingga Membutuhkan lebih dari 3 db
kekuatan sinyal dibandingkan NRZ untuk probabilitas bit
error yang sama.
2. Kelebihan
1) Kemampuan sinkronisasi yang baik.
2) Tidak menangkap komponen dc
3) Pemakaian bandwidth yang lebih kecil.
4) Dapat menampung bit informasi lebih banyak

2.5. Bifase

Terdapat serangkaian teknik pengkodean yang lain, dikelompokkan ke


dalamistilah bifase, yang mengatasi keterbatasan kode-kode NRZ. Dua dari
teknik-teknik ini Manchester dan Differential Manchester, sudah
dipergunakansecara luas. Pada kode Manchester, terdapat transisi di tengah-
tengah setiapperioda bit.

1. Manchester

20
Yaitu suatu kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari
periode.
1) Transisi di tengah-tengah setiap periode bit
2) Transisi bermanfaat sebagai mekanisme detak dan data
3) Transisi rendah ke tinggi menyatakan biner 1
4) Transisi tinggi ke rendah menyatakan biner 0
5) Digunakan untuk standard IEEE 802.3

Gambar 2.5. 1. Tampilan Bifase Manchester

2. Differential Manchester
Alternatif lainnya adalah skema pengkodean Manchester. Skema
ini menyatukan sinyal clock dan data dengan cara melakukan operasi
XOR antara sinyal clock dengan data yang telah dikodekan dengan
NRZ.
1) Transisi pertengahan bit digunakan untuk menyatakan
detak
2) Transisi pada permulaan periode bit menyatakan 0
3) Ketiadaan transisi pada permulaan periode bit menyatakan
1
4) Digunakan pada IEEE 802.5

21
Gambar 2.5. 2. Tampilan Bifase Differential Manchester

2.5.1. Kelemahan dan Kelebihan Bifase

1. Kelemahan
1) Memerlukan paling sedikit 1 transisi per bit dan mungkin
mempunyai 2 transisi
2) Rate modulasi maksimum dua kali NRZ
3) Memerlukan bandwidht yang lebih Kelebihan

2. Kelebihan
4) Sinkronisasi pada pertengahan transisi bit
5) Tanpa komponen dc
6) Pendeteksi kesalahan

22
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam sistem komunikasi, agar tidak terjadi kesalahan atau error maka perlu
adanya pengkodean data. Pengkodean data diatarnya adalag Kode Baudot, Teknik
Pengkodean Data diantaranya adalah NRZ (Non-Return to Zero), Multilevel Biner
(Bipolar-AMI dan Pseudoternary, dan Bifase. Dengan sistem pengkodean data ini
diharapkan dapat mengetahui sistem komunikasi dan dengan cara apa saja untuk
memulai sebuah komunikasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Amien, J. A., Mukhtar, H., & Arribe, E. (2021). Komunikasi Data. Yogyakarta:
CV Budi Utama.

Fajri, L. R. (2021). Komunikasi Data. Semarang: Yayasan Prima Agus Teknik.

Stitrusta Sukaridhoto, S. P. (2016). Komunikasi Data dan Komputer. Surabaya:


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

24

Anda mungkin juga menyukai