Dibawah manajemen komite kreditor, kreditor dapat setuju membantu debitur
mengelola pembayaran klaim dengan cara yang paling efisien. Komite kreditor akan memberi nasihat dan saran untuk para kreditur yang cenderung tidak ingin menanggung kewajiban tambahan dan masalah lainnya. Pembentukan komite adalah tindakan non yudisial, dimulai dari rencana perdamaian oleh debitur yang mencakup jadwal pembayaran utang tertentu dan pembayaran yang diantisipasi, kemudian kedua pihak mengimplementasikan rencana tersebut. Dalam beberapa kasus ekstrim, kreditur memutuskan mengambil alih kendali operasi perusahaan dengan menunjuk wali yang akan bertanggung jawab atas manajemen. Kemudian wali ini akan melapor pada kreditor untuk penyelesaian akhir klaim dan dapat menyusun jadwal pembayaran atau merekomendasikan kebangkrutan sebagai alternatif terbaik. Keuntungannya adalah kreditur memiliki kendali operasi atas debitur dan menerima laporan kondisi keuangan yang lengkap. Kerugiannya adalah kreditur harus bertanggung jawab atas resiko bila debitur mengalami kebangkrutan. Keuntungan bagi debitur tentu dalam mengatasi kesulitan keuangan yang dihadapi dan setelahnya dapat melakukan kontrol operasi setelah masalah keuangan dapat diselesaikan tanpa tindakan hukum. Pengalihan Aset Debitur dapat mengalihkan aset saat kesulitan keuangan, seperti piutang atau lainnya untuk mendapatkan uang tunai secepatnya. contoh, mengagunkan piutang usaha dengan potongan harga, dan kontraktor dapat menetapkan, piutang dijual dengan jaminan atau tanpa jaminan. Debitur menerima pengembalian piutang tak dapat ditagih yang awalnya dialihkan. Masalah akuntansinya yaitu, penentuan pencatatan pengalihan tersebut sebagai penjualan piutang atau pengaturan biaya. Dalam ASC 860 menetapkan bahwa pengalihan aset keuangan dianggap sebagai penjualan jika pihak debitur telah menyerahkan kendali atas aset yang ditransfer dan disyaratkan agar pengakuan aset yang diakui terpisah seperti pengalihan aset awalnya diukur pada nilai wajar. TINDAKAN YUDISIAL Kepailitan adalah tindakan yudisial yang dikelola oleh pengadilan kepailitan dan hakim kepailitan dengan menggunakan panduan yang disediakan dalam Title 11 dari Kode Kepailitan AS (Kode Kepailitan). Kode yang menyediakan struktur proses kepailitan secara berkala. Undang-Undang Reformasi Kepailitan 1994 berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan administrasi kasus kepailitan sekaligus meningkatkan