Nama : Fania Syuni Afrodita NIM : 2440106794 Kelas : LB65
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
Sesuai namanya, yang dimaksud dengan PKPU adalah permohonan penundaan pembayaran utang yang diajukan oleh debitor kepada Pengadilan Niaga agar debitor dapat melakukan penundaan pembayaran kepada kreditor sesuai batas waktu yang ditetapkan. PKPU memiliki tujuan untuk dapat mencapai perdamaian antara debitor dan kreditor. Namun, apabila rencana perdamaian tidak tercapai atau pengadilan menolak rencana perdamaian, maka pengadila wajib menyatakan debitor dalam keadaan pailit. Dalam proses kepailitan, pengadilan juga menunjuk seorang kurator dan dalam proses PKPU, pengadilan juga menunjuk seorang pengurus. Keberadaan kurator dalam perkara kepailitan melindungi kepentingan-kepentingan kreditur agar hak-hak kreditur terlindungi sesuai dengan ketentuan yang ada. Restrukturisasi Utang Restrukturasi adalah keringan pembayaran cicilan pinjaman bank/leasing. Restrukturisasi utang adalah bentuk restrukturisasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka memperbaiki kondisi keuangannya dengan cara mengatur kembali utang- utangnya dengan mengajukan syarat-syarat dan kondisi-kondisi baru yang disetujui oleh kedua belah pihak. Restrukturisasi utang perusahaan dapat juga merupakan suatu komposisi atau penjadwalan kembali utang, seperti yang telah diperjanjikan dalam suatu perjanjian yang telah disepakati baik oleh debitur dan para krediturnya atau kelompok mayoritas dari kreditur. Adapun maksud dilaksanakannya restrukturisasi utang adalah untuk memberi kesempatan kepada debitur yang dinilai memenuhi ketentuan-ketentuan untuk melaksanakan program restrukturisasi, agar debitur dapat melunasi utang-utangnya kepada para kreditur, dengan memberikan syarat-syarat dan kondisi-kondisi baru kepada debitur. Kredit Macet Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, kredit macet adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan. Dapat dikatakan sebagai kredit macet apabila kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari. Kolektibilitas Kredit Kolektibilitas kredit adalah klasifikasi status keadaan pembayaran angsuran bunga, atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh debitur. Menurut Otoritas Jasa Keuangan, kolektibilitas kredit adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya. Status kolektibilitas dalam dunia perbankan diklasifikasikan oleh bank sentral menjadi lima status atau lima kol dari yang tertinggi hingga yang terendah, yaitu 1) Kol- (lancar); 2) Kol-2 (dalam perhatian khusus); 3) Kol-3 (kurang lancar); 4) Kol-4 (diragukan); 5) Kol-5 (macet). Proposal Perdamaian Dalam proses kepailitan dan PKPU terdapat satu proses hukum di mana debitur diberikan kesempatan untuk mengajukan suatu rencana perdamaian untuk penjadwalan utang-utangnya terhadap sebagian atau seluruh krediturnya. Jika disetujui, tercipta suatu keadaan hukum baru atas utang-utang yang dimiliki oleh debitur terhadap para krediturnya. Rencana perdamaian atau yang sering dikenal dengan proposal perdamaian memang tidak diatur dengan jelas dan rinci baik dalam Bab 2 UU 37/2004 perihal kepailitan maupun Bab 3 UU 37/2004 perihal PKPU. berdasarkan aturan yang berlaku, rencana perdamaian dalam kepailitan diterima jika disetujui dalam rapat kreditur oleh lebih dari 1/2 jumlah kreditur konkuren yang hadir dan yang haknya diakui atau yang untuk sementara diakui, yang mewakili minimal 2/3 dari jumlah seluruh piutang konkuren yang diakui atau yang untuk sementara diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat (Pasal 151 UU Kepailitan). Asset Settlement Dalam perbankan, istilah assets settlement digunakan untuk penyelesaian kredit macet dengan skim penyelesaian di mana debitur yang koperatif serta bersedia bekerjasama dengan bank dalam menyelesaikan kredit macet, antara lain debitur dengan sukarela bersedia menyerahkan asset yang merupakan jaminan kredit tersebut kepada bank. Grace Period Grace period adalah kelonggaran waktu dalam melakukan pengembalian pinjaman pokok atau bunga dalam jangka waktu tertentu. Umumnya, grace period adalah masa tenggang setelah waktu jatuh tempo pembayaran hutang. Dalam dunia perkreditan atau perbankan, grace period kredit adalah masa tenggang yang memungkinkan debitur untuk membayar bunga pinjamannya saja sampai jangka waktu yang telah disepakati berakhir. Grace period ini merupakan sebuah fitur yang disediakan oleh kreditor atau pihak perbankan kepada para nasabahnya. Fitur ini biasanya digunakan pada kredit rumah, asuransi serta kartu kredit. Fitur ini umumnya berlangsung selama 15 hari setelah hari terakhir jatuh tempo. Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) AYDA adalah sebagian atau seluruh agunan yang dibeli Bank, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan, berdasarkan penyerahan sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan pemberian kuasa untuk menjual dari pemilik agunan, dengan kewajiban untuk dicairkan kembali. Bank dapat mengambilalih agunan dalam rangka penyelesaian pembiayaan. Pengambilalihan agunan hanya dapat dilakukan terhadap pembiayaan yang memiliki kualitas macet. Bank bertindak selaku pembeli barang jaminannya sendiri dalam lelang eksekusi atau biasa dikenal dengan istilah Aset Yang Diambil Alih (AYDA) berpotensi meningkatkan produktifitas lelang dan mempercepat penyelesaian kewajiban debitur. Deferred Interest Deferred interest (bunga yang ditangguhkan) adalah ketika pembayaran bunga atas pinjaman ditangguhkan selama periode waktu tertentu. Nasabah tidak perlu membayar bunga selama seluruh saldo pinjaman lunas sebelum periode berakhir. Pinjaman bunga tangguhan biasanya terdapat pada kartu kredit.