Anda di halaman 1dari 9

WELFARE

JURNAL ILMU E KONOMI


VOLUME 3 NOMOR 2 (NOVEMBER 2022)
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/welfare
ISSN 2723-2212 (MEDIA ONLINE)
ISSN 2723-2220 (MEDIA CETAK )

INTEGRASI PASAR DAGING S API NUSA TENGGARA TIMUR


DENGAN PASAR ACUAN DI INDONESIA

Dira Asri Pramitaa dan Januar Arifin Ruslanb*


a
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Timor, TTU, NTT, Indonesia
b
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
*januar@unsil.ac.id

Diterima: Oktober 2022. Disetujui: November 2022. Dipublikasikan: November 2022.

ABSTRACT
East Nusa Tenggara is one of the beef-producing provinces in Indonesia. Market integration is
an important indicator of market efficiency. This study analyzes the integration of the beef market in East
Nusa Tenggara with the reference market in Indonesia. The data used is weekly data on beef prices in
traditional markets, wholesalers, and modern markets in Kupang City, DKI Jakarta, and Surabaya City
from 2018 to 2022. The analytical method used is the Ravallion model. The results found that the meat
market in East Nusa Tenggara is not short or long term integrated with DKI Jakarta and City of
Surabaya. Therefore, a basic beef price policy is needed for each middleman and a price information
center is needed by coordinating between central and regional governments in maintaining one
commodity price.

Keywords: Market Integration, Beef, Ravallion Model.

ABSTRAK
Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi penghasil daging sapi di Indonesia.
Integrasi pasar menjadi indikator penting agar pasar komoditas menjadi efisien. Penelitian ini
menganalisis integrasi pasar daging sapi di Nusa Tenggara Timur dengan pasar acuan yang ada di
Indonesia. Data yang digunakan merupakan data mingguan harga daging sapi pada pasar tradisonal,
pedagang besar dan pasar modern di Kota Kupang, DKI Jakarta, dan Kota Surabaya dari tahun 2018
sampai 2022. Metode analisis yang digunakan yaitu model Ravallion. Hasil penelitian menemukan bahwa
pasar daging di Nusa Tenggara Timur tidak terintegrasi dalam jangka pendek dan jangka panjang dengan
DKI Jakarta dan Kota Surabaya. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan harga dasar daging sapi untuk
setiap lembaga pemasaran dan pusat informasi harga dengan mengkoordinasikan antara pemerintah pusat
dan daerah dalam menjaga satu harga komoditas.

Kata Kunci: Integrasi Pasar, Daging Sapi, Model Ravallion.

[94]
Dira A. Pramita dan Januar A. Ruslan / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 3, Nomor 2, November 2022 / Halaman 94-102

I. PENDAHULUAN dibandingkan subsektor pertanian lainnya di


Pengembangan dan pengelolaan pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur (BPS Nusa
di Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki Tenggara Timur, 2022). Salah satu ternak
corak yang berbeda jika dibandingkan unggulan yang ada di NTT adalah sapi
dengan wilayah lainnya di Indonesia. potong. Statistik menunjukkan populasi sapi
Kondisi iklim yang lebih kering potong di Nusa Tenggara Timur (NTT)
memengaruhi jenis tanaman dan usaha ternak berada dalam posisi lima besar di Indonesia
yang dikembangkan pada wilayah ini. Usaha tahun 2021. Lebih jelasnya, kontribusi
peternakan menjadi subsektor pertanian yang jumlah populasi ternak berdasar wilayah
bernilai ekonomi tinggi dikarenakan nilai dapat dilihat pada Tabel 1.
tukar pertanian (NTP) dari usaha ini tertinggi

Tabel 1. Kontribusi Jumlah Populasi Ternak di Lima Wilayah Terbesar


di Indonesia Tahun 2019-2021
Kontribusi (%)
Provinsi
2019 2020 2021
Jawa Timur 27,79 27,66 27,36
NTB 7,29 7,37 7,40
NTT 6,43 6,74 6,92
Jawa Tengah 10,55 10,53 10,32
Sulsel 8,09 8,06 8,10
Sumber: BPS Indonesia (2022)

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan NTT dan Surabaya.
jumlah populasi sapi potong di Nusa Nilai koefisien variasi harga daging sapi di
Tenggara Timur berada pada posisi ke lima Kota Jakarta sebesar 5,74%, sementara itu
penghasil sapi potong terbesar di Indonesia. NTT dan Surabaya sebesar 3,43% dan
Namun, jika dilihat lebih lanjut, kontribusi 2,78%. Dari data ini, Marwa et. al (2017)
dan peningkatan jumlah populasi lebih tinggi menunjukkaan bahwa perbedaan harga yang
jika dibandingkan wilayah penghasil sapi tinggi dari beberapa pasar dipengaruhi oleh
potong terbesar lainnya. Ini menunjukkan panjangnya jalur distribusi.
adanya potensi pengembangan sapi potong di Beberapa penelitian mengenai analisis
wilayah ini kedepannya. harga spasial daging sapi di Indonesia sudah
Selain untuk memenuhi kebutuhan di ada dan menemukan beberapa hasil.
wilayah NTT, jumlah sapi potong yang ada Penelitian Arnanto, Hartoyo, dan Wiwiek
banyak diekspor atau dikirim ke wilayah luar (2014) menyatakan bahwa tingkat integrasi
lainnya di Indonesia. Daerah tujuan spasial dari komoditas beras dan gula, daging
pengiriman sapi potong utama dari NTT ayam, dan daging sapi di Indonesia
adalah DKI Jakarta sebagai pusat konsumen mendekati pasar persaingan sempurna
terbesar di Indonesia. Adanya perdagangan (competitive market). Sementara itu, Syukur
daging sapi dari Provinsi Nusa Tenggara et al. (2020) menemukan bahwa proses
Timur dengan wilayah lainnya memengaruhi penyesuaian harga daging sapi pada provinsi-
perkembangan harga yang terbentuk. provinsi yang berada dalam satu pulau lebih
Ravallion (1986) menjelaskan bahwa cepat dibandingkan provinsi yang berbeda
adanya perdagangan yang terjadi beberapa pulau. Krisna, Firmansyah, dan Fachroerrozi
wilayah ditandai dengan integrasi pasar yang (2021) menemukan adanya integrasi antar
kuat. Pergerakan harga yang terbentuk saling pada pasar daging sapi pada dua wilayah
mengikuti atau dengan pola yang hampir yang berdekatan. Sementara itu, penelitian
sama. Data menunjukkan bahwa pergerakan Septiyarini et. al. (2020) menemukan harga
harga daging sapi pada pasar tradisional sapi pada pasar besar dan konsumen tidak
Jakarta cenderung lebih bervariasi saling memengaruhi.
[95]
Dira A. Pramita dan Januar A. Ruslan / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 3, Nomor 2, November 2022 / Halaman 94-102

Pergerakan harga daging sapi cenderung setiap pihak yang terlibat dalam proses
berbeda pada wilayah NTT dan pasar pemasaran daging sapi.
acuannya, maka perlu dilakukan analisis
integrasi pasar. Integrasi pasar menjadi II. METODE PENELITIAN
indikator penting berkaitan dengan efisiensi Penelitian ini menggunakan data deret
pasar yang ada. Kuatnya integrasi pasar waktu (time series) yang bersumber dari
mengindikasikan proses pemasaran suatu hargapangan.id. Deret waktu yang digunakan
komoditas menjadi efisien karena harga akan yaitu data mingguan dari bulan Januari tahun
ditransformasikan secara tepat ke pasar 2018 sampai bulan November tahun 2022.
lainnya baik secara vertikal maupun Data yang diambil yaitu harga daging sapi
horizontal (Ravallion, 1986). Zainuddin, pada pasar tradisional, pedagang besar, dan
Asmarantaka, dan Harianto (2015) dan pasar modern. Pasar acuan yang dipakai
Nuraeni et al. (2015) juga menjelaskan dalam peneltian ini yaitu DKI Jakarta sebagai
bahwa jika suatu pasar terintegrasi dengan pusat konsumen terbesar di Indonesia dan
baik maka tingkat kerugian di pihak adanya arus perdagangan dengan Provinsi
produsen dapat diminimalisir dan dapat Nusa Tenggara Timur. Sementara itu,
mengurangi tindakan menyimpang dari pihak Provinsi Jawa Timur diambil sebagai daerah
pedagang perantara. penghasil pangan terbesar di Indonesia
Selanjutnya, dari beberapa penelitian khususnya daging sapi. Data harga yang
tersebut, analisis keterkaitan pasar daging dipakai yaitu harga daging sapi di ibu kota
sapi dilakukan tanpa memisahkan provinsi masing-masing wilayah.
berdasarkan jenis pasar yang ada di setiap Analisis data harga daging sapi
wilayahnya. Oleh karena itu, analisis ini akan menggunakan model regresi harga yang
menelaah integrasi pasar daging sapi dikembangkan oleh Ravallion (1986). Secara
berdasarkan jenis pasar terhadap pasar spesifik model Ravallion dapat dilihat
acuannya. Analisis ini diharapkan dapat sebagai berikut:
memberikan keuntungan yang adil bagi

𝐶𝑃1𝑡 = 𝛼 + 𝑏1 𝐶𝑃1𝑡−1 + 𝑏2 (𝐶𝑃2𝑡 − 𝐶𝑃2𝑡−1 ) + 𝑏3 𝐶𝑃2𝑡−1 + 𝜀𝑡 (Persamaan 1)

Keterangan: pasar produsen dan harga masa lalu dari


CP1: Harga di pasar Nusa Tenggara Timur pasar acuan terhadap pembentukkan harga
(Kota Kupang) produsen di pasar regional pada waktu
CP2: Harga di pasar acuan (DKI Jakarta/Kota tertentu. Rasio kedua koefisien tersebut
Surabaya) dikenal sebagai index of market connection
Dari persamaan tersebut, koefisien b1 dan (IMC) yang dikembangkan oleh Timmer
b3 menunjukkan pengaruh harga masa lalu (1987) sebagai berikut:

𝑏1
𝐼𝑀𝐶 =
𝑏3
(Persamaan 2)

Nilai IMC yang kurang dari satu dilakukan pengujian hipotesis terhadap rasio
mengindikasikan terjadinya integrasi jangka koefisien masa lalu. Pengujian untuk
pendek. Semakin kecil nilai IMC yang membuktikan ada atau tidak integrasi jangka
mendekati nol maka semakin tinggi derajat pendek pada kedua pasar dengan hipotesis
integrasi. Untuk menguji nilai IMC ini akan sebagai berikut:
H0:b1/b3 = 0
H1:b1/b3 ≠ 0
(Persamaan 3)

[96]
Dira A. Pramita dan Januar A. Ruslan / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 3, Nomor 2, November 2022 / Halaman 94-102

Untuk pengujian hipotesis integrasi pasar pasar acuan yaitu b2. Hipotesis pengujian
dalam jangka panjang dilakukan pengujian integrasi dalam jangka panjang sebagai
terhadap koefisien perubahan harga dari berikut:
H0: b2 = 1
H1: b2 ≠ 1
(Persamaan 4)
Pasar berkointegrasi dalam jangka jika menolak hipotesis nol (H0) dari
panjang jika hipotesis nol (H0) dalam pengujian tersebut. Pengujian hipotesis
pengujian ini diterima. Sebaliknya, pasar integrasi pasar dalam jangka pendek dan
tidak terkointegrasi dalam jangka panjang panjang menggunakan uji t sebagai berikut:
𝑏𝑖
𝑡=
𝑠𝑏𝑖
(Persamaan 5)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN baik pada pasar tradisional, pedagang besar
dan pasar modern. Sementara itu, harga
A. Perkembangan dan Korelasi Harga daging sapi pada wilayah Surabaya
Daging Sapi cenderung fluktuatif dengan perbedaan
Perkembangan harga daging sapi di ibu kenaikan yang kecil. Untuk lebih jelasnya,
kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jawa perkembangan harga daging sapi mingguan
Timur dan DKI Jakarta menunjukkan 2018-2022 dapat dilihat pada Gambar 1, 2,
pergerakan harga yang cukup berbeda. Harga dan 3 sebagai berikut
daging sapi pada wilayah DKI Jakarta
cenderung bergerak naik secara signifikan

160000

150000

140000

130000

120000

110000

100000

90000

80000
17
25
33
41
49
57
65
73
81
89
97

137
1
9

105
113
121
129

145
153
161
169
177
185
193
201
209
217
225
233
241
249

Kupang Jakarta Surabaya

Gambar 1. Perkembangan Harga Daging Sapi Mingguan pada Pasar Tradisional di NTT,
DKI Jakarta dan Surabaya Tahun 2018-2022
Sumber: hargapangan.id (2022)

Pergerakan harga pada Gambar 1 tradisional. Kenaikan harga cenderung mulai


menunjukkan harga daging sapi di Kota ditunjukkan pada periode akhir tahun 2021
Kupang sebagai ibu kota Provinsi NTT sampai tahun 2022.
cenderung bergerak konstan pada pasar

[97]
Dira A. Pramita dan Januar A. Ruslan / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 3, Nomor 2, November 2022 / Halaman 94-102

140000

130000

120000

110000

100000

90000

80000

70000
17
25
33
41
49
57
65
73
81
89
97
9

217
225
1

105
113
121
129
137
145
153
161
169
177
185
193
201
209

233
241
249
NTT Jakarta Sby

Gambar 2. Perkembangan Harga Daging Sapi Mingguan Pedagang Besar di NTT,


DKI Jakarta, dan Surabaya Tahun 2018-2022
Sumber: hargapangan.id (2022)

Pergerakan harga daging sapi pada pasar periode 2019 sampai awal periode tahun
pedagang besar menunjukkan tren yang 2022. Pergerakan harga pada pasar modern
menaik. Tren yang meningkat terjadi pada dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut:
240000

220000

200000

180000

160000

140000

120000

100000
17
25
33
41
49
57
65
73
81
89
97

137
1
9

105
113
121
129

145
153
161
169
177
185
193
201
209
217
225
233
241
249

NTT Jakarta Surabaya

Gambar 3. Perkembangan Harga Mingguan Daging Sapi Pasar Modern di NTT,


DKI Jakarta dan Surabaya Tahun 2018-2022.
Sumber: hargapangan.id (2022)

[98]
Dira A. Pramita dan Januar A. Ruslan / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 3, Nomor 2, November 2022 / Halaman 94-102

Sementara itu, pada Gambar 3 pergerakan harga daging sapi pada ketiga pasar
harga daging sapi pada pasar modern menunjukkan hubungan yang positif dengan
cenderung bergerak fluktuatif dengan trend tingkatan yang cukup berbeda. Hasil analisis
yang menurun dari tahun 2019 dan naik dapat terlihat pada Tabel 2 sebagai berikut:
kembali pada akhir periode 2021. Korelasi

Tabel 2. Korelasi Harga Daging Sapi pada Pasar di Kota Kupang


dengan DKI Jakarta dan Surabaya Tahun 2018 – 2021

Pasar Referensi
Pasar
Jakarta Surabaya
Tradisional 0,434 (0,000) 0,278 (0,000)
Pasar Besar 0,558 (0,000) 0,663 (0,000)
Modern 0,486 (0,000) 0,421 (0,000)
Keterangan: Nilai dalam tanda kurung menunjukkan probability value
Sumber: Analisis Data Primer (2022).

Analisa korelasi harga daging sapi pada lebih responsif dibandingkan kedua pasar
pasar tradisional Kota Kupang dengan pasar lainnya.
di DKI Jakarta dan Surabaya menunjukkan
nilai yang lemah. Hal ini juga terlihat pada B. Analisa Integrasi Pasar
pasar modern di wilayah Kota Kupang Analisis Ravallion dalam estimasi
dengan pasar di DKI Jakarta dan Surabaya. digunakan untuk melihat pengaruh dari dua
Korelasi harga daging sapi yang cukup kuat pasar acuan terhadap harga yang terbentuk di
ditunjukkan pada harga di tingkat pedagang ibu kota Nusa Tengara Timur. Pengujian ini
besar pada ketiga wilayah. Perbedaan dari menganalisis pengaruh dari pasar acuan pada
analisis korelasi ini mengambarkan bahwa beberapa jenis pasar. Hasil estimasi
harga daging sapi di tingkat pedagang besar ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Estimasi Model Ravalion pada Ketiga Pasar
Pasar Acuan Intercept Pt-1 Rt - Rt-1 Rt-1
Pasar Tradisional
Jakarta 0,425 0,949* 0,005 0,013
Surabaya 0,370 0,955* 0,103 0,012
Pedagang Besar
Jakarta 0,187 0,974* 0,028 0,008
Surabaya -0,230 0,970* -0,002 0,049
Pasar Modern
Jakarta 1,074 0,865* 0,412* 0,042
Surabaya 0,454 0,872* -0,022 0,089
Keterangan: *: signifikan pada α = 5%
Sumber: Analisis Data Primer (2022).

Hasil pengujian model Ravallion modern di Kota Jakarta. Pada pasar lainnya
menunjukkan bahwa harga daging sapi yang yaitu pasar tradisional dan pedagang besar,
terbentuk di pasar Kota Kupang mayoritas perubahan harga di Kota Jakarta dan
dipengaruhi oleh harga sebelumnya. Harga Surabaya tidak memengaruhi harga yang
daging sapi minggu sebelumnya terbentuk di Kota Kupang.
memengaruhi harga minggu sekarang baik di Pada periode sebelumnya (Rt-1) hal yang
pasar tradisional, pedagang besar, maupun sama juga terjadi, yaitu harga di pasar acuan
pasar modern di Kota Kupang. Perubahan tidak memengaruhi harga yang terbentuk di
harga daging sapi di Kota Kupang hanya Kota Kupang baik di pasar tradisional,
dipengaruhi oleh perubahan harga pada pasar pedagang besar, maupun pasar modern.
[99]
Dira A. Pramita dan Januar A. Ruslan / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 3, Nomor 2, November 2022 / Halaman 94-102

Temuan ini menunjukkan bahwa harga mengkonfirmasi hal tersebut, maka dilakukan
daging sapi yang terbentuk di Kota Kupang pengujian pada koefisien integrasi dalam
mayoritas tidak dipengaruhi oleh pasar acuan jangka pendek dan jangka panjang. Hasil
produsen (Kota Surabaya) dan pasar acuan pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.
konsumen (DKI Jakarta). Untuk

Tabel 4. Koefisien dan Probabilitas Short Term dan Long Term Integration
Pasar Daging Sapi di Kota Kupang dengan Pasar Referensi
Pasar Acuan b1/b3 (IMC) b2
Pasar Tradisional
Jakarta 73,00 (0,278) 0,005 (0,000)
Surabaya 79,58 (0,594) 0,103 (0,000)
Pedagang Besar
Jakarta 121,75 (0,532) 0,028 (0,000)
Surabaya 19,79 (0,380) -0,002 (0,000)
Pasar Modern
Jakarta 20,59 (0,090) 0,412 (0,000)
Surabaya 9,79 (0,214) -0,022 (0,000)
Keterangan: Nilai dalam tanda kurung menunjukkan probability value
Sumber: Analisa Data Primer (2022).

Hasil pengujian koefisien dari model baik. Arnanto, Sri Hartoyo, dan Wiwiek
Ravallion menunjukkan bahwa pasar daging (2014) menjelaskan bahwa indeks IMC akan
sapi di Kota Kupang dalam jangka pendek memberikan nilai yang baik jika ada proses
tidak terkointegrasi dengan pasar acuannya perolehan informasi sehingga pasar dapat
yaitu Kota Surabaya dan DKI Jakarta. menyesuaikan dengan kondisi di pasar acuan
Integrasi jangka pendek yang ditunjukkan dan dapat terjadi meskipun kedua wilayah
oleh nilai IMC pada ketiga pasar berada pada memiliki jarak yang jauh maupun tidak
nilai yang lebih besar dari 1. Nilai ini terdapat proses perdagangan.
mencerminkan pasar tradisional, pedagang Hasil pengujian rasio koefisien harga
besar, dan pasar modern yang ada di Kota pasar produsen dan pasar acuan juga
Surabaya dan Kota Jakarta tidak menjadi meunjukkan hal yang sama. Ketiga jenis
acuan bagi harga daging sapi di Kota pasar di Kota Surabaya dan DKI Jakarta
Kupang. Dari ketiga jenis pasar, nilai IMC menunjukkan probabilitas uji yang sama
yang mendekati 1 yaitu pasar modern yang yaitu tidak signifikan. Pengujian ini
ada di Kota Surabaya. mengkonfirmasi nilai IMC bahwa dalam
Arnanto, Sri Hartoyo, dan Wiwiek (2014) jangka pendek pasar daging sapi di Kota
menjelaskan bahwa nilai IMC yang lebih dari Kupang tidak terintegrasi dengan pasar
1 menunjukkan integrasi yang sangat lemah acuannya.
di antara daerah produsen. Hal ini disebabkan Adanya aliran perdagangan daging sapi
karena tidak adanya atau sangat kecilnya arus NTT dengan DKI Jakarta tentunya akan
perdagangan. Jika dilihat lebih lanjut, daerah berdampak pada integrasi kedua pasar
Jawa Timur sebagai penghasil terbesar sebagaimana temuan Hidayanto, Lukytawati,
daging sapi di Indonesia memengaruhi arus dan Dedi (2014) yang menemukan bahwa
perdagangan daging sapi Nusa Tenggara aktivitas pembelian memengaruhi integrasi
Timur. pasar. Namun, temuan Hidayanto,
DKI Jakarta sebagai daerah defisit disertai Lukytawati, dan Dedi (2014) juga
arus perdagangan daging sapi dengan NTT, menjelaskan bahwa kondisi infrastruktur
namun terjadi integrasi pasar yang lemah memengaruhi integrasi pasar suatu
menjadi sebuah hal yang menarik. Artinya komoditas. Kondisi infrastuktur pada wilayah
tingkat komunikasi perdagangan yang masih Nusa Tenggara Timur dilihat masih kurang
rendah menyebabkan efisiensi perdagangan baik sehingga memengaruhi derajat integrasi
dan informasi pasar belum berjalan dengan pasar. Sebagaimana temuan Faradis dan
[100]
Dira A. Pramita dan Januar A. Ruslan / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 3, Nomor 2, November 2022 / Halaman 94-102

Afifah (2019) yang menemukan bahwa menemukan adanya penyalahgunaan


indeks komposit Provinsi Nusa Tenggara kekuatan pasar pada pedagang perantara.
Timur berada dalam kondisi cukup memadai Selain itu, laporan market study on food
sedangkan DKI Jakarta dan Jawa Timur sector in Indonesia LPPM IPB (2018)
berada dalam indeks yang memadai. menunjukkan bahwa struktur pasar daging
Kurangnya integrasi pasar daging sapi sapi di Indonesia berada dalam kondisi yang
Provinsi NTT dan DKI Jakarta selaku pusat tidak sempurna. Kondisi ini pada akhirnya
konsumen terbesar di Indonesia ini juga memengaruhi harga yang terbentuk di setiap
sesuai dengan temuan Firdaus dan Irwanto wilayah dan lembaga pemasarannya.
(2012). Dalam penelitiannya, faktor aliran
penawaran dari pusat produsen komoditas IV. KESIMPULAN
pertanian kurang berpengaruh terhadap Analisis keterkaitan pasar menunjukkan
pembentukan harga di tingkat produsen bahwa pasar daging sapi di Nusa Tenggara
tersebut. Timur (NTT) tidak terintegrasi dengan pasar
Keterpaduan pasar daging sapi di Kota acuan konsumen dan produsen daging sapi di
Kupang dengan pasar acuannya tidak Indonesia. Tidak terintegrasinya pasar daging
menunjukkan integrasi pasar dalam jangka sapi dari Nusa Tenggara Timur ini berkaitan
panjang. Nilai koefisien integrasi jangka dengan struktur pasar daging sapi di
panjang jauh mendekati nilai 1. Integrasi Indonesia yang berada dalam kondisi tidak
pasar daging sapi di Kota Kupang dalam sempurna.
jangka panjang dengan nilai terendah berada
pada pasar pedagang besar yaitu dengan Kota V. SARAN/REKOMENDASI
Surabaya. Integrasi pasar daging sapi di Kota Berdasarkan hasil temuan tersebut,
Kupang dalam jangka panjang dengan nilai diperlukan kebijakan harga dasar pada
terendah berikutnya berada pada pasar komoditas daging sapi untuk setiap lembaga
tradisional yaitu dengan Kota DKI Jakarta. pemasaran dan penetapan persentase
Nilai integrasi jangka panjang yang kenaikan harganya. Selanjutnya, diperlukan
mempunyai nilai cukup kuat berada pada pusat informasi harga daging yang
pasar modern di DKI Jakarta dengan nilai mengkoordinasikan pemerintah pusat dan
koefisien sebesar 0,412. Artinya, jika harga daerah dalam menjamin terbentuknya satu
di Jakarta naik sebesar 1 persen maka harga harga komoditas. Kebijakan ini diharapkan
di Kota Kupang akan naik sebesar 0,412 dapat menghindari ketimpangan harga antar
persen. wilayah di Indonesia.
Selanjutnya, pengujian dilakukan terhadap
koefisien integrasi pasar dalam jangka REFERENSI
panjang dan menunjukkan hipotesa nol (H0) Arnanto, A., Hartoyo, S., & Rindayati, W.
ditolak dalam penelitian ini. Temuan ini (2014). Analisis Integrasi Pasar Spasial
mengambarkan bahwa secara keseluruhan Komoditi Pangan Antar Provinsi di
pasar daging sapi di Kota Kupang tidak Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
terintegrasi dalam jangka panjang dengan Kebijakan Pembangunan, 3(2), 136-
pasar acuan baik pada pasar tradisional, 157.
pedagang besar, maupun pasar modern. Nilai https://doi.org/10.29244/jekp.3.2.2014.
index market connection (IMC) yang tinggi 136-157.
dan tidak adanya integrasi dalam jangka Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
panjang dapat disebabkan adanya market (2022). Peternakan Dalam Angka
power oleh pedagang perantara melalui Tahun 2021. Jakarta.
asimteri transmisi harga. Asimetri transmisi Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara
harga berkaitan yaitu pedagang perantara Timur. (2022). Nilai Tukar Petani
lebih respon terhadap kenaikan harga Sektor Pertanian Nusa Tenggara
dibandingkan dengan penurunan harga. Timur Tahun 2021. Kupang.
Ruslan, Firdaus, dan Suharno (2016)
[101]
Dira A. Pramita dan Januar A. Ruslan / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 3, Nomor 2, November 2022 / Halaman 94-102

Faradis, R., & Afifah, U. N. (2020). Indeks https://doi.org/10.21776/ub.habitat.201


Komposit Pembangunan Infrastruktur 5.026.3.19.
Provinsi-Provinsi di Indonesia. Jurnal Ravallion, M. (1986). Testing Market
Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, Integration. American Journal of
20(1), 33–55. Agricultural Economics, 68(1),101-
https://DOI:10.21002/jepi.v20i1.1108. 108. https://doi.org/10.2307/1241654.
Firdaus, M., & Gunawan, I. (2012). Ruslan, J. A., Firdaus, M., Suharno. (2016).
Integration Among Regional Vegetable Transmisi harga asimetri dalam rantai
Markets in Indonesia. Journal ISSAAS, pasok bawang merah dan hubungannya
18(2), 96-106. dengan impor di Indonesia: Studi
Hargapangan.id. (01 November 2022). Tabel Kasus di Brebes dan Jakarta. Buletin
Harga Berdasarkan Daerah. Diakses Ilmiah Litbang Perdagangan, 10(1),
pada 02 November 2022, dari 103-128.
https://hargapangan.id/tabel- https://doi.org/10.30908/bilp.v10i1.33.
harga/pasar-tradisional/daerah Septiyarini, D., Sahbudin, S., Sulaiman, S.
Hidayanto, M. W., Anggraeni, L., & Hakim, H., & Yurisinthae, E. (2020). Integrasi
D. B. (2014). Faktor Penentu Integrasi Pasar Daging Sapi menggunakan
Pasar Beras di Indonesia. Jurnal Metode Vector Error Correction Model
Pangan, 23(1), 1-16. (VECM). Jurnal Riset Agribisnis dan
https://doi.org/10.33964/jp.v23i1.45. Peternakan, 5(2), 62-74.
Krisna, B., Firmansyah, F., & Hoesni, F. https://doi.org/10.37729/jrap.v5i2.839.
(2021). Analisis Integrasi Pasar Spasial Yusufadisyukur, E. O., von Cramon-
Harga Daging Sapi di Provinsi Jambi. Taubadel, S., & Nurmalina, R. (2020).
Jurnal Manajemen dan Sains, 6(2), Market Integration and Price
374-382. Transmission of Beef in the
https://10.33087/jmas.v6i2.299. Archipelagic State: The Case of the
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Provinces in Indonesia. Jurnal
Masyarakat (LPPM) IPB. (2018). Manajemen & Agribisnis, 17(3), 265 –
Market Study on Food Sector in 273.
Indonesia. Bogor. LPPM IPB. http://dx.doi.org/10.17358/jma.17.3.26
Marwa, T., Bashir, A., Adam, M., & 5.
Thamrin, K. M. H. (2017). Market Timmer, C. P. (1987). Corn Marketing:
Integration of Agricultural Products. Chapter 8 in the Corn Economy of
International Journal of Economics Indonesia. Cornell University Press,
and Business Administration, 5(2), 69- Ithaca, New York, USA.
82. https://DOI:10.35808/ijeba/130. Zainuddin, A., Asmarantaka, R. W., &
Nuraeni, D., Anindita, R., & Syafrial, S. Harianto, H. (2015). Integrasi Harga
(2015). Analisis Variasi Harga dan Daging Sapi di Pasar Domestik dan
Integrasi Pasar Bawang Merah di Jawa Internasional. Buletin Ilmiah Litbang
Barat. Jurnal Habitat, 26(3),163-172. Perdagangan, 9(2), 109 – 128.
https://doi.org/10.30908/bilp.v9i2.4.

[102]

Anda mungkin juga menyukai