CONTOH 1
Contoh Masalah Dilingkungan Keluarga.
Ada seorang anak yang tidak diperdulikan oleh orang tuanya dan dia jarang mendapatkan
perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Karena ibunya sibuk bekerja sedangkan bapaknya setiap
hari pergi berjudi dan minum minuman keras. Dan disaat orang tuanya dirumah pasti mereka
bertengkar. Sehingga waktu untuk bersama anaknya tidak ada. Mereka lebih mementingkan egonya
sendiri tampa memperdulikan anaknya.
Lama kelamaan melihat sikap orang tuanya yang seperti itu, membuat jiwanya tertekan
sehingga anak yang tadinya pendiam, jarang keluar rumah, tutur katanya sopan, dan patuh kepada
orang tua, malah menjadi sebaliknya. Yaitu menjadi anak yang nakal, suka keluar keluyuran dari pagi
sampai malam, suka mengkonsumsi minum minuman keras, suka membantah orang tuanya, dan tutur
katanya kasar.
Semua itu di dipengaruhi oleh lingkungan dan prilaku orang tuanya yang tidak memperdulikan
dia lagi. Sehingga prilaku anaknya menjadi menyimpang. Karena dimana lingkungan keluarga
merupakan tempat pertama kali karakter atau tingkah laku anak dibentuk dan juga tempat pertama
kali anak mendapatkan pelajaran. Jika orang tua mencontohkan hal yang baik kepada anaknya dari
sejak dini maka anaknya akan mengikuti jejak orang tuanya, tapi begitu juga sebaliknya. Jika orang tua
mencontohkan hal yang tidak baik maka anak juga akan mengikutinya.
Jadi, masalah orang tua yang tidak peduli terhadap anaknya dan mereka memberikan contoh
yang tidak baik kepada anaknya sehingga membuat prilaku anaknya menjadi menyimpang. Dan ini
berkaitan dengan teori behaviorisme dimana perkembangan prilaku anak dipengaruhi oleh
rangsangan yang di terimanya . Baik itu dari lingkungan sekitarnya dan dari orang tuanya yang tidak
baik sehingga menimbulkan respon yang negatif dari anaknya.
Jika lingkungan dan orang tuanya memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang penuh
kepada si anak, dan selalu mengajarkan atau mencontohkan tingkah laku yang baik dalam kehidupan
sehari-harinya maka sikap dan tingkah laku anak akan tetap terkontrol sehingga anak akan
memberikan respon yang positif terhadap rangsangan yang dia terima.
CONTOH 2
Faisal merupakan anak yang pintar, hal ini terbukti ketika masih berada pada kelas X dia selalu
mendapatkan posisi 5 besar nilai tertinggi dikelasnya. Bahkan Faisal sempat mengikuti pelatihan untuk
perwakilan kelas tersebut dalam rangka kegiatan lomba cerdas cermat tingkat Nasional, meski
akhirnya Faisal tidak terpilih kedalam kontingen yang mewakili sekolah. Akan tetapi, semenjak kelas
XI keadaan berubah begitu drastis, Faisal sering tidur dikelas pada saat jam mata pelajaran, dan pernah
suatu ketika gurunya menjumpai Faisal sedang bermain game online hingga larut malam di warnet
samping rumah guru tersebut. Pernah juga faisal tidak masuk kelas meski pada saat itu jam belajar
berlangsung, namun dia sedang menikmati makanan di kantin. Hal ini yang mendorong Faisal untuk
di konseling.