Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rachmat Girang Kurnia

Kelas : B/02

NIM : 220512501020

Halo semuanya, selamat datang di biografi saya, perkenalkan nama saya Rachmat Girang
Kurnia, nama saya sendiri setiap katanya memiliki arti. Nama Rachmat sendiri memiliki 2 arti
yaitu tentang pemberian Allah kepada keluarga saya yang dimana mereka dikaruniai seorang
anak bayi berkelamin lelaki dan dapat diartikan juga sebagai karunia Tuhan kepada semua
keluarga saya dikarenakan saya telah dilahirkan secara sehat dan normal. Nama Girang sendiri
memiliki makna yaitu mempunyai tujuan yang penuh dengan daya cipta, naluri dan filosofis.
Sangat suka dengan membaca, belajar sejarah dan berkelana. Nama ini juga memiliki
ketertarikan dengan ilmu agama dan tidak ingin urusannya dicampuri dengan orang lain. Nama
Kurnia sendiri menurut bahasa Indonesia, arti nama Kurnia adalah karunia dari tuhan. Kedua
orang tua saya sendiri memberikan nama ini terinspirasi dengan ketidaktahuan dan juga tidak
mengekspetasikan kehadiran saya, dikarenakan ibu saya sempat memutuskan untuk memiliki
anak hanya sampai 4. Akan tetapi setelah dia memutuskan tersebut terciptalah saya dan
dikandung lah saya selama 9 bulan dan lahir dengan kondisi yang sehat dan normal.

Saya sendiri lahir pada 26 Maret 2004, bertepatan dengan Hari Peringatan Earth Hour yang
digagas oleh WWF (World Wildlife Fund) dan mitra sebagai acara pemadaman lampu simbolis
di Sydney pada tahun 2007 dan sedikit informasi di tanggal 26 Maret juga lah Presiden Russia
sekarang yaitu Vladimir Putin terpilih menjadi Presiden Russia pada tahun 2000 sampai
sekarang.

Saya sendiri lahir di Bekasi, salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis
dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini.
Bekasi sendiri memiliki suhu udara yang sangat panas sehingga setidaknya jika kita menetap
disana kita bisa mandi setidaknya 4-5x sehari. Akan tetapi disana sangatlah nyaman dikarenakan
semua fasilitas infrastruktur dan juga transportasi sangatlah mudah dijangkau dan sangatlah
lengkap. Rumah kami sendiri terletak di area Tambun Selatan yang terkenal dengan sebuah
stasiun kereta api yaitu Stasiun Tambun yang terletak di Desa Mekarsari, rumah saya tidak
terletak jauh dengan rel kereta api tersebut, terkadang tiap pagi, siang, sore maupun malam,
kalian dapat mendegarkan suara kereta lalu lalang dengan suara uapnya serta suara mesinnya
yang amat rebut dan juga berdesis.

Saya sendiri tinggal bersama kedua orang tua saya serta dengan keempat kakak-kakak saya.
Bapak saya sendiri adalah seorang pelaut yang dulunya sangat jarang pulang kerumah dan lebih
sering dilaut, sehingga dulu kami sangat kesusahan untuk menghabiskan waktu bersama dengan
Bapak. Dikarenakan Bapak menyadari hal tersebut alhasil dia mengambil keputusan untuk
mengakhiri masa pelayarannya dan mulai kerja di Darat, yaitu di Pertamina. Bapak saya sendiri
bisa bekerja di Pertamina dikarenakan dia selalu membawa kapal dari perusahaan Pertamina
sehingga ketika turun dan memutuskan untuk berhenti menjadi pelaut, beliau mendapat tawaran
untuk bekerja di Pertamina. Bapak saya sendiri sangat menekuni pekerjaan tersebut, makin lama
pangkatnya juga terus meninggi dan dikarenakan pekerjaannya ini sendiri terkadang kami harus
berpindah-pindah kota atas perintah kantor Bapak saya. Walaupun Bapak saya masih memiliki
kesibukan yang sangat padat selama bekerja di darat, tetapi setidaknya kami dapat berjumpa
dengan Bapak 1x seminggu, terkadang kami menghabiskan waktu bersama entah menonton film,
bermain game, membaca buku, menemani ibu berbelanja, rekreasi atau bahkan pergi ke mall
untuk sekedar jalan-jalan atau membeli mainan baru.

Ibu saya sendiri adalah seorang ibu rumah tangga, akan tetapi ibu saya sangatlah kuat dan juga
sangatlah sabar yang dimana dia harus mengurus kelima anaknya sendirian sekaligus harus
memikirkan kondisi Bapak saya yang sedang bekerja dilautan lepas sana. Beliau sangatlah
telaten dan sangat keras dalam mendidik anak. Ibu saya adalah sosok ibu yang sangat penyayang,
pekerja keras, sabar dan juga sangatlah bijak. Ibu saya sangat ahli dalam bidang dunia Arsitektur,
bahkan rumah-rumah yang selama ini kita huni adalah tidak lain tidak bukan merupakan hasil
gambaran dan hitungan dari Ibu saya. Ibu saya sendiri orangnya sangatlah tekun dalam menjalani
atau bahkan mengawasi suatu pekerjaan. Saya pernah ingat suatu moment dimana ketika rumah
saya yang di Makassar ini dibangun, tukang bangunannya sempat mengundurkan diri
dikarenakan selalu diberikan pertanyaan dan juga selalu diberikan teguran yang padahal teguran
itu sendiri agar dapat melatih mental dan juga memperluas pengalaman kerja dan juga jam
terbang. Ibu saya sendiri juga sangatlah telaten dan bijak dalam mengatur keuangan, dia
sangatlah pemikir dalam mengeluarkan uang, entah itu dalam hal makan ataupun membeli suatu
barang, beda dengan Bapak saya, dia orang yang sangatlah boros dan selalu mengkedepankan
motto “Harga menentukan kualitas”. Dia selalu memprioritaskan membeli barang yang memiliki
harga yang tinggi walau kegunaannya sendiri belum jelas akan digunakan ketika kapan. Tetapi
terkadang ibu saya juga sangat boros ketika berhadapan dengan hobinya, yaitu berkebun. Ibu
saya sangat menyukai bunga yang sampai-sampai disetiap rumah yang dia buat pasti akan ada
taman yang dipenuhi dengan bunga favoritnya, entah Anggrek, Mawar, Rose dan lain-lainnya.

Saya sendiri memiliki 4 kakak yang dimana 3nya adalah laki-laki dan 1nya perempuan. Abang
pertama saya sendiri sangat menyukai game dan lebih suka berdiam diri dirumah, terkadang saya
bermain PS bersama. Salah satu game favoritnya sendiri adalah Resident Evil, serial permainan
video horror Jepang dan waralaba media yang dibuat oleh Capcom. Kakak kedua saya sendiri
adalah guru les Bahasa Inggris, dia sangatlah jago dalam bidang Bahasa Inggris, walau dia
sendiri adalah lulusan jurusan Ekonomi. Dari semua kakak, kakak kedua ini lah yang selalu
membelikan saya jajanan atau terkadang memberikan saya uang jajan lebih. Abang ketika saya
sendiri sangat menyukai mobil mainan, bahkan koleksi hotwheelsnya masih ada sampai
sekarang, dia juga sangat over protektif dalam menjaga barangnya, dia juga seseorang yang
bekerja sangat keras dan juga tekun. Abang keempat saya sendiri yang paling mandiri diantara
kami semua, dikarenakan sejak SMA, dia sudah mulai tinggal sendiri dan dari keempat kakak
saya, saya sangat akrab dengan abang keempat saya.

Saya sendiri sejak kecil selalu tinggal sendiri, dikarenakan saya besar dilingkungan yang dimana
semua kakak saya sudah menikah kecuali kakak kedua saya. Ketika saya beranjak persiapan
masuk TK saya selalu bermain sendirian. Abang pertama dan Abang ketiga saya sudah mulai
sibuk dalam mengurus keluarganya, kakak kedua saya sibuk bekerja di bidang les dan abang
keempat saya sibuk berkuliah. Saya sendiri TK di Bekasi yaitu lebih tepatnya di TK Al-
Muhajirin. Terletak tidak terlalu jauh dari rumah saya, akan tetapi dikarenakan kondisi rumah
yang sepi dan juga kedua orang tua saya yang sangat over protektif, saya sempat kesusahan
untuk bersosialisasi dengan teman-teman yang lain. Terlebih dulu saya memiliki badan fisik
yang sangat kecil dan juga dekil, sehingga terkadang dijadikan bahan candaan oleh teman saya.
Terbawa dari sifat saya yang sangat introvert karena lingkungan rumah, saya sempat hampir
mogok sekolah dikarenakan takut dijadikan bahan candaan lagi sampai-sampai ibu saya waktu
itu hampir mengurus surat pengeluaran saya dari TK tersebut. Akan tetapi setelah saya pikir-
pikir, saya menyesali perbuatan tersebut dan mulai menyusul ibu saya ke TK tersebut secara
jalan kaki. Dengan kondisi takut diculik dan dikejar anjing, serta kondisi cuaca yang saat itu
hujan, saya sampai di TK saya dan disambut hangat oleh teman kelas saya layaknya seorang
pahlawan. Saya langsung menghadap ke ibu, wali kelas dan kepala sekolah TK saya dan
langsung mengcancel surat pengeluaran tersebut. Semenjak itu teman-teman saya
memperlakukan saya secara adil seperti mengajak saya bermain bersama, jalan jalan bersama
serta bercanda bersama. Saya juga menemukan cinta pertama saya di TK ini. Dikarenakan ketika
dulu saya sempat dikucilkan oleh teman kelas saya. Hanya “dia” yang selalu menemani dan
membantu saya ketika terlibat atau terkena suatu masalah. Waktu yang tak terasa dialami
kamipun lulus dan mulai bersiap-siap untuk mengikuti Ujian Tes Masuk Sekolah Dasar.

Ketika saya lulus TK, ayah saya sendiri memutuskan untuk pensiun dari jabatan dia sebagai
Direktur Pertamina dan tak lama dari masa pensiunnya kami sekeluarga sepakat untuk pindah
dan memulai hidup baru di Sukabumi. Sukabumi adalah sebuah kota yang berada di Provinsi
Jawa Barat, Indonesia. Kota ini sendiri merupakan bagian dari enclave Kabupaten Sukabumi.
Rumah saya sendiri tidak terletak diarea tengah kota, akan tetapi terletak diarea pedesaan yang
lumayan jauh dari area perkotaan. Jujur untuk saya sebagai seorang anak yang bertumbuh diarea
kota sempat sangat susah untuk beradaptasi di wilayah tersebut. Walau mungkin dalam segi
lingkungan, Sukabumi sangatlah asri dan dingin, dikarenakan rumah saya terletak diarea kaki
gunung dan berdekatan dengan salah satu gunung yang sempat menjadi tempat kecelakaan
Pesawat Sukhoi pada sekitaran tahun 2010, yaitu Gunung Salak. Rumah saya disana sendiri
berbentuk seperti Villa yang memiliki tanah yang luas dan juga panjang, sehingga dulu saya
sempat susah untuk mencari teman dikarenakan kondisi rumah saya yang terletak ditengah-
tengah kebun dan sangat jauh dari area permukiman. Akan tetapi abang saya yang pertama ikut
tinggal di Sukabumi sehingga saya dulu selalu bermain kerumahnya untuk bermain dengan
ketiga ponakan saya yang bernama Dewa, Uci dan Fasya. Setelah waktu berangsur lama sayapun
mulai mendapatkan teman pertama saya yaitu Jujun, dia selalu berkunjung rumah untuk
mengajak bermain, terkadang kami bermain kelereng, petak umpet, kejar-kejaran, galah panjang,
raja-rajaan bahkan nikah-nikahan. Oleh bantuan Jujun juga saya mendapatkan banyak teman
baru entah laki-laki maupun perempuan, seperti Dadan, Sigit, Gina, Mila dan masih banyak lagi.
Jujur semenjak saya tinggal diperkampungan, saya mendapatkan banyak pengalaman baru dan
juga mendapatkan banyak ilmu baru, entah dalam bidang sosial, pendidikan dan agama. Disana
tata karma sangatlah diprioritaskan. Akan tetapi tidak butuh waktu lama saya berhasil
beradaptasi dan mulai nyaman tinggal disana, dengan bantuan julukan rumah saya yang pada
saat itu tampilannya paling beda dari rumah yang lain sehingga banyak orang yang tertarik dan
penasaran untuk bermain atau berkenalan dengan saya. Tanpa dirasa masa pendaftaran Sekolah
Dasar (SD) pun mulai dibuka. Karena bawaan TK saya sempat tabu ketika mendengar kabar
bahwa anak SD bersekolah dari hari Senin sampai Sabtu, saya sempat merengek dan menangis
serta memohon agar ayah saya memasukkan saya ke SD yang hanya sekolah dari hari Senin
sampai Jumat. Alhasil dalam waktu lama ayah saya mendaftarkan saya kesalah satu SD yang ada
di Sukabumi, yaitu SDN Pondokkaso Tonggoh. SDN Pondokkaso Tonggoh sendiri terletak
lumayan dekat dari rumah saya. SD saya sendiri terletak di Jl. Cidahu, Pondok Kaso Tonggo,
Kec. Cidahu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Mungkin membutuhkan kisaran waktu 15 menit naik
motor untuk menuju ke SD saya, walau sudah tidak bisa berjalan kaki seperti biasa dikarenakan
lumayan jauh jika ditempuh dengan jalan kaki. Pada awal masuk sekolah saya sendiri sempat
kesusahan kembali untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya sendiri punya keburukan
yang dimana saya tidak terlalu menyukai suatu lingkungan yang bersifat betul-betul tidak ada
seorangpun yang saya kenal, jadi saya harus berkenalan lagi dan mencari teman baru lagi,
terkadang saya merasa panic attack ataupun was-was dikarenakan lingkungan baru. Sebelum
berangkat sekolah, disini ayah saya menawarkan diri untuk mengantarkan saya ke hari pertama
sekolah. Saya sendiri sempat agak ragu dikarenakan pada saat itu saya tidak pernah melihat sama
sekali ayah saya membawa motor. Dan yahh… ada tragedi kecil sebelum saya jalan ke sekolah,
sewaktu saya mulai perlahan menaiki motor, ayah saya secara tiba-tiba meng-gas motor tersebut,
dikarenakan kondisi cuaca yang basah dan dingin sehingga menyebabkan kondisi permukaan
jalan yang sangat licin dikarenakan kabut dan juga pertumbuhan lumut. Motor ayah saya tiba-
tiba loncat dan kami berdua terjatuh secara bersamaan didepan pagar rumah saya, lumayan
memalukan ya…. Ayah saya langsung mengangkat motor tersebut dan mulai mengaturnya
seperti sebelumnya dan kami pun mulai jalan ke sekolah saya. Pada saat saya sampai di sekolah
saya, saya sangat merasa gugup dan takut dikarekan lingkungan baru yang dimana saya harus
memposisikan diri kembali dan juga masih memiliki rasa takut menjadi korban bully lagi seperti
saat TK.

Ketika saya masuk kedalam kelas, saya dan ayah saya sekaligus semua teman dan keluarganya
diperintahkan untuk duduk, dikarenakan sesi perkenalan sendiri akan dimulai. Awalnya
perkenalan saya berjalan sangat lancer, akan tetapi semua berubah ketika wali kelas saya
menanyakan seputar jabatan ketua kelas, jujur saya sendiri tidak ingin terlihat mencolok dalam
suatu lingkungan, saya hanya ingin menjadi karakter figuran dan lebih ingin bersenang-senang
dengan teman-teman saya. Akan tetapi pada saat itu saya reflek mengangkat tangan, seketika
suasana kelas dipenuhi dengan tepukan tangan yang meriah dan saya diperintahkan oleh wali
kelas untuk maju kedepan untuk simulasi memimpin doa, dikarenakan pada saat itu, ketua
sendiri berperan penting dalam pembukaan pembelajaran. Ketika saya maju kedepan, saya
disuruh untuk berbicara, tetapi saya sama sekali tidak berbicara,saya benar-benar sangat gugup
dan takut salah ucap, saya hanya berdiam diri diatas seperti orang yang benar-benar tidak tahu
apa-apa. Seketika ayah saya memberikan kode kepada wali kelas saya untuk memerintahkan
saya agar duduk kembali dan kembali mencari orang baru untuk dicalonkan menjadi ketua kelas.
Dalam waktu singkat tiba-tiba ada anak laki-laki bernama Ega mengangkat tangannya dan
langsung berjalan kedepan kelas. Ega langsung memimpin doa dan langsung diberikan tepukan
tangan yang meriah oleh banyak orang. Saya sendiri waktu itu bisa terdiam dikarenakan saya
sendiri tidak tau harus berkata apa. Seketika Ega turun dan kami semua diberikan waktu untuk
saling berkomunikasi satu sama lain. Teman pertama saya sendiri di Sekolah Dasar bernama
Mega, perempuan pertama dan teman pertama yang menyapa saya dan mengajak saya berbicara.
Mega sendiri adalah sosok siswi yang sangat pintar, cantik, baik dan juga dermawan. Dia selalu
membantu teman-temannya ketika kesusahan, selalu berusaha menjadi penengah ketika ada
suatu konflik dikelas dan juga selalu bersifat adil. Setelah perkenalan, saya menjalani kehidupan
sekolah dasar saya secara biasa tanpa adanya gangguan atau apapun itu, saya sendiri waktu kelas
1 & 2 adalah siswa yang sangat ambis, pintar dan juga termaksud cerdas. Saya selalu langganan
juara kelas ketika SD. Pada saat saya mulai kenaikan kelas 3, ayah saya memutuskan untuk
terbang ke Sulawesi Selatan dikarenakan beliau mendapatkan kabar bahwa ibunya/nenek saya
sedang sakit keras, ayah saya langsung saja memesan tiket dan mulai bebenah untuk terbang ke
Makassar. Dikarenakan saya sesosok bocah yang sangat sedih ketika kehilangan salah satu orang
penting dalam kehidupan saya walau hanya sebentar, peringkat saya di kelas 3 sangatlah jatuh
dan tidak stabil. Saya mulai bermalas-malasan, tidak mengerjakan tugas, tidur saat jam pelajaran,
tidak mengerjakan PR. Bahkan saking parahnya dulu saya sempat berbohong kepada ibu saya
kalau sekolah saya dikabarkan libur selama 1 minggu, hal itu saya lakukan dikarenakan kondisi
saya yang tidak memiliki motivasi. Ketika ibu saya mengetahui hal tersebut, ibu saya langsung
menasehati saya dan mulai memberikan beberapa saran dan motivasi agar saya tetap bisa
melanjutkan sekolah saya seperti biasa. Setelah saya mendengar banyak motivasi dari ibu saya,
saya sadar bahwa hal yang selama ini saya lakukan adalah suatu tindakan yang salah dan sangat
merugikan saya. Setelah kenaikan kelas 4 saya mulai kembali menjadi seorang bocah yang
ambis, saya mulai sering mengerjakan tugas, mengerjakan PR, menyimak setiap penjelasan guru
dan juga tidak pernah alfa dalam satu semester. Setelah pengumuman rapor kekelas 4 semester 2,
saya mendapatkan rangking 3. Seketika saya mulai berusaha mengatur strategi untuk kedepannya
tiba-tiba saya mendapatkan perintah dari ibu saya, saya diperintahkan oleh ibu saya agar saya
menemani ayah saya tinggal di Makassar. Mungkin kalian bingung kenapa tiba-tiba ayah saya
menetap di Makassar kan? Ya, setelah ayah saya terbang ke Makassar, ayah saya bertemu
kembali dengan rekan kerja ayah saya dalam dunia pelaut, rekan ayah saya sendiri yang sama-
sama memiliki kedudukan pensiun mendapatkan pekerjaan untuk mengajar disuatu Sekolah
Kelautan, yaitu AMI Makassar. Secara bersamaan juga ayah saya mendapatkan berita duka
bahwa ibunya telah meninggal, setelah ibunya meninggal ayah saya sendiri mulai bingung untuk
memilih kembali ke Jawa dan kembali beristirahat seperti pensiunan normalnya atau mencoba
tantangan baru menjadi dosen di Sekolah Kelautan yang dihuni oleh rekan-rekan pelautnya yang
telah pensiun. Setelah ayah saya berpikir dalam jangka Panjang, ayah saya memutuskan untuk
bekerja sementara di Makassar untuk mengisi waktu luangnya sekaligus menambah sedikit
pemasukan. Setelah ibu saya mendapatkan kabar tersebut, ibu sayapun langsung memerintahkan
saya untuk menemani ayah saya dikarenakan kondisi ayah saya yang sudah tua dan memiliki
penyakit maag akut. Dikarenakan saya sendiri tidak bisa menolak karena tidak memiliki alasan
yang valid untuk menolak, saya pun menerima perintah itu. Setelah itu ibu saya langsung
mengurus pemindahan sekolah saya dan saya juga mulai disuruh berbenah untuk pindah. Sejak
saat itupun kehidupan saya di Makassar bermula.

Anda mungkin juga menyukai