3204
Kerjasama :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
dengan
Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
ICOR Kabupaten Bandung 2008
BUPATI BANDUNG
Kata Sambutan
BUPATI BANDUNG
i
ICOR Kabupaten Bandung 2008
PENGANTAR
Soegiri Soetardi, MA
NIP 340010736
ii
ICOR Kabupaten Bandung 2008
DAFTAR ISI
SAMBUTAN........................................................................................ i
PENGANTAR...................... ….........………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………….........………......…... iii
iii
ICOR Kabupaten Bandung 2008
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………… 36
4.1 Tinjauan Ekonomi dari Sisi Penggunaan………….......…. 36
4.2 Koefisien ICOR Akumulasi periode 2000-2007………….. 39
4.3 Koefisien ICOR Akumulasi periode 2000-2004 dan 2005-
2007……………................................................................ 42
4.4 Koefisien ICOR Lag 0,Lag 1 serta Lag 2 Kab Bandung
periode 2000-2004 dan 2005-2007……………………… 44
4.4.1 Koefisien ICOR Lag 0, Kab Bandung periode 2000-2004
dan 2005-2007…............................................................... 45
4.4.2 Koefisien ICOR Lag 1, Kab Bandung periode 2000-2004
dan 2005-2007…............................................................... 47
4.4.3 Koefisien ICOR Lag 2, Kab Bandung periode 2000-2004
dan 2005-2007…............................................................... 49
BAB V KESIMPULAN………...…………………………………… 51
iv
ICOR Kabupaten Bandung 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
1
ICOR Kabupaten Bandung 2008
2
ICOR Kabupaten Bandung 2008
3
ICOR Kabupaten Bandung 2008
4
ICOR Kabupaten Bandung 2008
5
ICOR Kabupaten Bandung 2008
6
ICOR Kabupaten Bandung 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
ICOR Kabupaten Bandung 2008
ICOR = ǻK / ǻY..................................(1)
ICOR = I / ǻY ............................ ( 2 )
8
ICOR Kabupaten Bandung 2008
dimana I = Investasi
ǻY = perubahan output
Rumus (2) dapat diartikan sebagai banyaknya kebutuhan
investasi yang diperlukan untuk mendapatkan 1 unit output.
Sebagai contoh, misalnya besarnya investasi pada suatu tahun di
negara A adalah sebesar Rp 300 miliar, sedangkan tambahan
output yang diperoleh dari hasil penanaman investasi itu
adalah sebesar Rp 60 miliar, maka nilai ICOR negara A adalah
sebesar 5 (300 miliar / 60 miliar). Angka ini menunjukkan bahwa
untuk menaikkan 1 unit output diperlukan investasi sebesar 5 unit.
Pada kenyataannya pertambahan output bukan hanya
disebabkan oleh investasi, tetapi juga oleh faktor-faktor lain di
luar investasi seperti pemakaian tenaga kerja, penerapan
teknologi dan kemampuan kewiraswastaan. Dengan demikian
untuk melihat peranan investasi terhadap output berdasarkan
konsep ICOR, maka peranan faktor-faktor selain investasi
diasumsikan konstan (ceteris paribus).
9
ICOR Kabupaten Bandung 2008
10
ICOR Kabupaten Bandung 2008
11
ICOR Kabupaten Bandung 2008
12
ICOR Kabupaten Bandung 2008
13
ICOR Kabupaten Bandung 2008
14
ICOR Kabupaten Bandung 2008
15
ICOR Kabupaten Bandung 2008
16
ICOR Kabupaten Bandung 2008
17
ICOR Kabupaten Bandung 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
ICOR Kabupaten Bandung 2008
19
ICOR Kabupaten Bandung 2008
ini meliputi penjumlahan butir (1), (2) dan (3) dikurangi butir
(4). Konsep investasi yang dipakai di sini didasarkan pada
pendekatan mikro dimana perusahaan
diasumsikan tid4 melakukan penimbunan atau akumulasi
stok baik bahan baku, barang setengah jadi maupun bahan
jadi.
c. Nilai selisih stok yang dicakup meliputi nilai selisih stok
bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Nilai
selisih stok ini akan ditambahkan pada nilai investasi
pada penghitungan ICOR yang telah mempertimbangkan
kondisi ekonomi makro.
.................(1)
dimana:
ǻK = penambahan barang modal baru/kapasitas
terpasang
ǻY = Perubahan/pertambahan output
20
ICOR Kabupaten Bandung 2008
.................(2)
dimana:
I = Investasi
ǻY = Perubahan output
Rumus ke (2) diatas disebut Gross ICOR yaitu suatu rasio yang
menunjukkan besarnya tambahan unit kapital yang diperlukan
untuk memperoleh tambahan satu unit output pada suatu
periode tertentu. Karena ketersediaan data yang diperlukan
untuk rumus ini lebih lengkap maka rumus ini lebih sering
dipakai dalam penghitungan ICOR.
21
ICOR Kabupaten Bandung 2008
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Arti dari rumus ini adalah investasi yang ditanamkan pada tahun
ke t (It) akan menghasilkan output pada tahun ke t juga. Dengan
demikian tidak diperlukan waktu (lag time) sampai investasi
dapat memberikan tambahan output.
Persamaan 2
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa investasi yang ditanamkan pada
tahun ke t (It) baru akan menghasilkan tambahan output
pada tahun ke t+1. Dengan demikian terdapat lag satu
tahun sampai investasi yang ditanamkan menghasilkan
tambahan output.
Persamaan 3
dimana:
22
ICOR Kabupaten Bandung 2008
n = t2 - (t1 - 1)
Arti dari rumus ini adalah investasi yang ditanamkan pada tahun
t (It) akan menghasilkan tambahan output pada tahun ke t+2. Hal
ini berarti bahwa
investasi yang ditanamkan pada tahun ke t baru akan
menghasilkan tambahan output setelah 2 tahun kemudian (t+2).
Persamaan 4
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Arti dari rumus ini adalah investasi yang ditanamkan pada tahun
ke t (It) akan menghasilkan output pada tahun ke t+3. Dengan
demikian diperlukan waktu 3 tahun sampai investasi yang
ditanamkan bisa menghasilkan tambahan output.
Persamaan 5
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Arti dari rumus ini adalah investasi yang ditanamkan pada tahun
t (It) akan menghasilkan output pada tahun ke t+4. Hal ini berarti
bahwa investasi tahun ke t baru akan menghasilkan tambahan
output pada tahun t+4.
23
ICOR Kabupaten Bandung 2008
Persamaan 6
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa selain investasi yang ditanamkan
pada tahun ke t, investasi yang ditanamkan pada tahun t-1
masih mempunyai kontribusi pada tambahan output tahun t.
Hal ini terjadi karena investasi tahun t-1 (It-1) pada tahun t-1
tidak full capacity, sehingga ketika pada tahun t mencapai full
capacity It-i tersebut masih bisa menambah output tahun t.
24
ICOR Kabupaten Bandung 2008
Persamaan 7
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa tambahan output pada tahun tertentu
ditentukan oleh investasi yang ditanamkan dua tahun
sebelumnya secara berturut-turut. Hal ini terjadi karena investasi
yang ditanamkan pada tahun t-1 dan t belum mencapai
kapasitas penuh sehingga masih memberikan kontribusi pada
output tahun t+1.
Persamaan 8
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa investasi yang ditanamkan pada tahun
ke t dan tahun t-1 (It-1) masih mempunyai kontribusi pada
tambahan output tahun t+2. Hal ini terjadi karena investasi
tahun t-1 (It-1) pada tahun t-1 tidak full capacity, sehingga ketika
pada tahun t mencapai full capacity It_i tersebut masih bisa
menambah output tahun t.
Persamaan 9
25
ICOR Kabupaten Bandung 2008
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa investasi yang ditanamkan pada tahun
ke t dan tahun t-1 (It-1) masih mempunyai kontribusi pada
tambahan output tahun t+3. Hal ini terjadi karena investasi tahun
t-1 (It-1) pada tahun t-1 tidak full capacity, sehingga ketika pada
tahun t mencapai full capacity It-1 tersebut masih bisa
menambah output tahun t.
Persamaan 10
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa investasi yang ditanamkan pada tahun
ke t dan tahun t1 (It-1) masih mempunyai kontribusi pada
tambahan output tahun t+4. Hal ini terjadi karena investasi
tahun t-1 (It-1) pada tahun t-1 tidak full capacity, sehingga ketika
pada tahun t mencapai full capacity tersebut masih bisa
menambah output tahun t.
26
ICOR Kabupaten Bandung 2008
Persamaan 11
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa tidak ada lag sampai suatu investasi
bisa menghasilkan karena sebagian investasi yang ditanamkan
pada tahun t akan menghasilkan tambahan output pada tahun t
juga. Selain itu tambahan output pada tahun ke t juga
dipengaruhi oleh investasi yang ditanamkan pada tahun ke t-1
(It-1)'dan ke t-2 (It-2).
Persamaan 12
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa sebagian investasi yang ditanamkan
tahun ke t baru bisa menghasilkan tambahan output pada tahun
t+1. Selain itu tambahan output pada tahun t+1 juga merupakan
hasil dari investasi yang ditanamkan pada tahun t-1 dan t-2.
27
ICOR Kabupaten Bandung 2008
Persamaan 13
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Persamaan 14
dimana:
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa selain investasi yang ditanamkan pada
tahun t, investasi yang ditanamkan pada tahun t-1 (It-1) dan t-2 (It-
2) masih mempunyai kontribusi pada tambahan output tahun t+3.
Persamaan 15
dimana:
28
ICOR Kabupaten Bandung 2008
n = t2 - (t1 - 1)
Rumus ini berarti bahwa selain investasi yang ditanamkan pada
tahun t, investasi yang ditanamkan pada tahun t-1 (It_i) dan t-2
(It_2) masih mempunyai kontribusi pada tambahan output tahun
t+4.
dimana:
I = investasi
Y = nilai tambah
t = 1990, 1991, ..., 2001
b. Periode 1990-1997
dimana:
29
ICOR Kabupaten Bandung 2008
I = investasi
Y = nilai tambah
t = 1990, 1991, ..., 1996
c. Periode 1999-2002
dimana:
I = investasi
Y = nilai tambah
t = 1999, 2000, ..., 2002
30
ICOR Kabupaten Bandung 2008
31
ICOR Kabupaten Bandung 2008
32
ICOR Kabupaten Bandung 2008
33
ICOR Kabupaten Bandung 2008
34
ICOR Kabupaten Bandung 2008
35
ICOR Kabupaten Bandung 2008
BAB IV
PEMBAHASAN
36
ICOR Kabupaten Bandung 2008
Periode Peranan
Komponen
2000-2004 2005-2007 2000-2004 2005-2007
[1] [2] [3] [4] [5]
Konsumsi Rumahtangga 10.793,49 17.954,86 62,53 61,04
Konsumsi LNPRT 65,68 126,04 0,38 0,43
Konsumsi Pemerintah 943,70 1.909,44 5,47 6,49
PMTB 2.438,25 4.021,03 14,13 13,67
Perubahan Stok 1.018,22 1.705,24 5,90 5,80
Ekspor Netto 2.001,60 3.698,34 11,60 12,57
PDRB per tahun 17.260,96 29.414,95 100,00 100,00
37
ICOR Kabupaten Bandung 2008
Laju Pertumbuhan
Komponen
2000 - 2004 2005 - 2007
[1] [2] [3]
Konsumsi Rumahtangga 3,45 6,36
Konsumsi LNPRT 7,18 5,94
Konsumsi Pemerintah 7,09 8,38
PMTB 5,26 5,45
Perubahan Stok 9,62 4,51
Ekspor Netto 12,62 3,89
PDRB per tahun 5,16 5,83
38
ICOR Kabupaten Bandung 2008
39
ICOR Kabupaten Bandung 2008
ICOR Akumulasi
Sektor Pengguna
2000 - 2007
[1] [2]
1. Pertanian 2.75
2. Pertambangan & Penggalian 1.91
3. Industri Pengolahan 2.33
3.1. Ind. Mkn, Mnm & Tbk 1.39
3.2. Ind. Tekstil & Kulit 2.92
3.3. Ind. Kayu, bambu dsb 1.89
3.4. Industri Kertas & Percetakan 4.82
3.5. Industri Kimia 1.17
3.6. Industri Mineral non logam 2.44
3.7. Industri Logam Dasar 1.16
3.8. Industri Brg dr Logam 1.49
3.9. Industri lainnya 4.13
4. Listrik, Gas & Air Bersih 20.30
5. Bangunan 0.28
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1.92
7. Pengangkutan & Komunikasi 5.38
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Pers 2.24
9. Pemerintahan Umum 13.39
10. Jasa-jasa 4.09
Jumlah 3.07
40
ICOR Kabupaten Bandung 2008
41
ICOR Kabupaten Bandung 2008
42
ICOR Kabupaten Bandung 2008
ICOR Akumulasi
Sektor Pengguna
2000 - 2004 2005 - 2007
[1] [2] [3]
1. Pertanian 2.50 9.01
2. Pertambangan & Penggalian 2.09 2.29
3. Industri Pengolahan 2.70 2.94
3.1. Ind. Mkn, Mnm & Tbk 2.11 1.80
3.2. Ind. Tekstil & Kulit 2.93 3.80
3.3. Ind. Kayu, bambu dsb 2.78 2.57
3.4. Industri Kertas & Percetakan 4.48 8.55
3.5. Industri Kimia 1.72 1.33
3.6. Industri Mineral non logam 3.74 2.25
3.7. Industri Logam Dasar 1.50 1.52
3.8. Industri Brg dr Logam 1.92 2.44
3.9. Industri lainnya 6.11 5.79
4. Listrik, Gas & Air Bersih 21.46 26.46
5. Bangunan 0.26 0.43
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 2.22 2.17
7. Pengangkutan & Komunikasi 5.84 6.13
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Pers 2.52 2.71
9. Pemerintahan Umum 15.22 16.20
10. Jasa-jasa 5.68 3.77
Jumlah 3.56 3.77
43
ICOR Kabupaten Bandung 2008
44
ICOR Kabupaten Bandung 2008
45
ICOR Kabupaten Bandung 2008
46
ICOR Kabupaten Bandung 2008
47
ICOR Kabupaten Bandung 2008
48
ICOR Kabupaten Bandung 2008
49
ICOR Kabupaten Bandung 2008
50
ICOR Kabupaten Bandung 2008
BAB V
KESIMPULAN
x Investasi dalam hal ini PMTB atas dasar harga berlaku
Kabupaten Bandung periode 2000-2007 mengalami
kenaikan sebesar 144,75 persen yaitu dari Rp. 1.845,93
milyar pada tahun 2000 menjadi Rp. 4.517,95 milyar pada
tahun 2007.
x Dilihat dari stuktur investasi selama periode tahun 2000-
2007 investasi terbesar ditanamkan pada sektor Industri
Tekstil yaitu rata-rata 36,21 persen.
x ICOR pada periode tahun 2000-2007 Kabupaten
Bandung sebesar 3,07. Artinya untuk meningkatkan satu
unit output dibutuhkan investasi 3,07 unit.
x Tidaklah mudah mengatakan bahwa apabila suatu sektor
dengan koefisien ICOR lebih rendah dari pada sektor lain
berarti sektor yang disebut pertama lebih efisien
dibandingkan sektor lain. Karena karakteristik dari setiap
sektor berbeda. Mungkin lebih relevan kalau
perbandingan itu dilakukan untuk sektor yang sama tetapi
untuk waktu dan tempat yang berbeda.
x Penentuan suatu nilai ICOR setoral yang mewakili untuk
perkiraan investasi dimasa akan datang masih bisa
dikembangkan, tergantung kebutuhan perencanaan.
Namun demikian, koefisien dianggap mewakili perilaku
investasi dan produksi di setiap sektor. Untuk itu tidak
berlebihan bila angka yang sudah ditentukan dapat
dijadikan sebagai acuan perencanaan dalam menentukan
51
ICOR Kabupaten Bandung 2008
52