Disusun Oleh:
Kelompok 3
Hendardi Aryotama – 51621120060
Ryan Maulana – 51621220009
Pedi Kurnia – 51621220013
Muhammad Haqie – 51621220069
DAFTAR i
ISI .......................................................................................................
BAB II 3
PEMBAHASAN .....................................................................................
2.1. Manajemen 3
Pemasaran ...............................................................................
2.1.1 Konsep Dalam Manajemen 4
Pemasaran ............................................
2.2. Strategi 5
Pemasaran .....................................................................................
2.3. Fungsi dan Tujuan Manajemen 6
Pemasaran ................................................
2.3.1 Fungsi Manajemen 6
Pemasaran .........................................................
2.3.2 Tujuan Manajemen 8
Pemasaran .........................................................
2.4. Audit Manajemen 9
Pemasaran .....................................................................
2.4.1 Waktu Penerapan Audit 10
Pemasaran ..................................................
2.4.2 Tipe Audit Manajemen 10
Pemasaran ...................................................
2.4.3 Tujuan dan Manfaat Audit 11
Pemasaran ..............................................
2.5. Ruang Lingkup Audit 11
Pemasaran ...............................................................
2.6. Langkah-langkah Audit 14
Pemasaran ............................................................
i
3.1 Contoh 16
Kasus .............................................................................................
3.2 Opini 18
Kelompok .........................................................................................
BAB IV 19
KESIMPULAN .....................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud manajemen pemasaran?
2. Apa saja yang menjadi konsep dalam manajemen pemasaran?
3. Dalam kondisi seperti apa strategi pemasaran dikatakan sudah berjalan
dengan baik?
4. Apa fungsi dan tujuan manajemen pemasaran?
5. Apa yang dimaksud dengan audit manajemen pemasaran?
6. Apa saja tipe dari audit manajemen pemasaran?
7. Apa saja tujuan dan manfaat audit manajemen pemasaran?
8. Apa saja ruang lingkup dalam audit pemasaran?
9. Apa saja langkah-langkah dalam audit manajemen fungsi pemasaran?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan mengenai definisi dari manajemen pemasaran.
2. Menjelaskan konsep-konsep yang terdapat dalam manajemen pemasaran.
3. Menjelaskan kondisi-kondisi strategi pemasaran yang berjalan dengan
baik.
4. Menjelaskan mengenai fungsi dan tujuan dari manajemen pemasaran.
5. Menjelaskan mengenai definisi dari audit manajemen pemasaran.
6. Menjelaskan mengenai tipe-tipe audit pemasaran.
7. Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat audit manajemen pemasaran.
8. Menjelaskan mengenai ruang lingkup audit manajemen pemasaran.
9. Menjelaskan proses audit manajemen pemasaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga,
hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang
akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.
Proses pemasaran masuk ke dalam 3 (tiga) kegiatan manajemen, yaitu:
1. Mendapatkan pelanggan baru (acquire): didapatkan dengan memberikan
kemudahan akses informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.
2. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada (enhance):
berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian
layanan yang baik (customer service). Penerapan cross selling dan up
selling pada tahap kedua dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan
mengurangi biaya untuk memperoleh pelanggan (reduce cost).
3. Mempertahankan pelanggan (retain): usaha untuk mendapatkan loyalitas
pelanggan dengan mendengarkan dan menenuhi keinginan pelanggan.
4
Pembeli lebih memilih produk yang bermutu daripada produk lain.
Oleh sebab itu, penting dilakukan peningkatan kualitas produksi
yang berkelanjutan.
3. Konsep Penjualan
Pembeli tidak berminat terhadap suatu produk, jika perusahaan
tidak mempromosikan dan menjual produknya. Hal ini umumnya
berlaku pada produk-produk yang tidak terkenal, seperti asuransi
dan buku ensiklopedia. Oleh karena itu, perusahaan harus gencar
melakukan promosi dengan teknik penjualan potensial untuk
menarik minat pembeli, misalnya dengan menerangkan manfaat
dan kegunaan produk tersebut.
4. Konsep Pemasaran
Poin penting dalam pencapaian sasaran perusahaan yaitu bersikap
jeli dalam penentuan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta
berusaha memuaskan kebutuhan konsumen.
5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan
Fungsi perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan
preferensi konsumen dengan cara peningkatan kesejahteraan
pembeli dan masyarakat dengan menyeluruh.
5
Mempertimbangkan cara yang terbaik untuk menciptakan nilai untuk
pasar sasaran yang dipilihnya dan mengembangkan hubungan jangka
panjang yang kuat dan menguntungkan dengan pelanggan.
4. Membangun Merek yang Kuat
Memahami kekuatan dan kelemahan merek dari sudut pandang
pelanggan.
6
kembali untuk menggunakan produk dan fasilitas yang ditawarkan
secara terus menerus. Untuk mengetahui peluang dan ancaman
serta kebutuhan dan keinginan konsumen ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam proses kegiatan analisis pasar yaitu:
analisis terhadap peluang dan ancaman, serta analisis perilaku
konsumen.
2. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar ke dalam
kelompok-kelompok yang berbeda, di mana setiap kelompok
mempunyai ciri yang hampir sama. Dengan melakukan segmentasi
pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan
sumber daya di bidang pemasaran dapat digunakan lebih efektif
dan efisien. Segmentasi pasar harus memenuhi syarat diantaranya:
dapat diukur (measurable) baik besarnya maupun luasnya serta
daya beli segmen pasar tersebut, dapat dicapai (accessible)
sehingga dapat dilayani secara efektif, substansial sehingga dapat
menguntungkan jika dilayani, dan dapat dilaksanakan (actionable)
dan semua program yang telah dirancang untuk menarik dan
melayani segmentasi pasar dapat efektif dan efisien.
3. Menetapkan Pasar Sasaran
Menetapkan pasar sasaran berarti memberikan nilai keaktifan
setiap bagian kemudian memilih salah satu dari bagian pasar atau
lebih untuk dilayani. Kegiatan menetapkan pasar sasaran meliputi:
evaluasi bagian pasar (ukuran dan pertumbuhan bagian seperti data
tentang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin dari setiap
segmen), struktural yang menarik dilihat dari segi profitabilitas,
dan sasaran serta sumber daya yang dimiliki.
4. Penempatan Pasar
Perusahaan yang baru harus mampu melakukan identifikasi posisi
pesaing yang ada sebelum menentukan penempatannya sendiri.
Kotler (1992) menerangkan ada dua pilihan yaitu:
a. Menempatkan diri di sebelah salah satu pesaing yang ada dan
berjuang untuk mendapatkan bagian pasar. Pimpinan bisa
melakukan ini jika merasa perusahaan itu bisa membuat
produk yang unggul, pasarnya luas, dan memiliki lebih
banyak sumber daya.
b. Mengembangkan sebuah produk yang hari ini belum pernah
ditawarkan pada pasar. Sebelum mengambil keputusan ini
7
manajemen harus yakin bahwa secara teknis dapat dibuat
sebuah produk dengan cepat, secara ekonomis dapat dibuat
sebuah produk unggul pada tingkat harga yang direncanakan,
serta jumlah konsumen yang suka produk tersebut yang
memadai.
5. Perencanaan Pemasaran
Aktivitas pemasaran (marketing) yang dilakukan sebuah
perusahaan penting untuk dikoordinasikan dan diarahkan untuk
mencapai tujuan perusahaan umumnya dan tujuan bidang
pemasaran khususnya. Alat koordinasi dan pengarahan pemasaran
tersebut adalah planning pemasaran. Terlepas dari jenis gaya
manajemen apa yang dianut oleh sebuah perusahaan dalam
melakukan perencanaan harus melaksanakan empat tahapan
sebagai berikut: (1) Menetapkan misi perusahaan; (2) Mengenali
unit-unit bisnis strategis perusahaan;
(3) menganalisis dan mengevaluasi portofolio bisnis yang ada; dan
(4) Mengenali arena bisnis baru yang akan dimasuki.
8
bisnis, menciptakan pelanggan baru menjadi hal yang krusial.
Maka perlu analisis dan memahami keinginan konsumen.
4. Memuaskan pelanggan
Perusahaan harus mengembangkan dan mendistribusikan produk
(barang atau jasa) yang memenuhi ekspektasi pelanggan untuk
memberikan kepuasan. Jika konsumen tidak puas, maka bisnis
tidak akan dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi biaya
dan untuk mendapatkan pengembalian modal yang wajar.
Konsumen atau pelanggan yang puas bukan berarti hanya membeli
barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mereka juga
akan melakukan rekomendasi pada orang-orang terdekat mereka
dan bisa membuat barang atau jasa yang dipasarkan semakin
dikenal oleh banyak orang.
5. Mencitrakan produk yang baik di mata publik
Apabila tim pemasaran menyediakan barang dan jasa berkualitas
kepada konsumen dengan harga yang wajar, tentu akan
menciptakan citra yang baik pada konsumen.
9
1. Mengidentifikasi kontribusi dari fungsi pemasaran. Dari pelaksanaan
audit manajemen fungsi pemasaran dapat diperoleh informasi tentang
kontribusi yang telah diberikan oleh fungsi pemasaran terhadap
perusahaan. Oleh karena biaya yang dikeluarkan sekarang belum tentu
memberikan hasil yang dapat dilihat dalam waktu yang dekat (sifat
pemasaran) maka hal ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi auditor
manajemen dalam mengidentifikasi kontribusi dari fungsi pemasaran
terhadap perusahaan.
10
memuaskan. Pemasaran perusahaan akan berjalan lebih baik
dengan audit jenis ini.
Dalam pelaksanaannya, audit pemasaran kebanyakan merupakan
campuran dari kedua tipe audit di atas. Pertama-tama manajemen
menginginkan analisis menyeluruh terhadap fungsi pemasarannya untuk
mengetahui adanya indikasi berbagai permasalahan dan kemudian
memilih salah satu (beberapa) permasalahan untuk diuji secara lebih
rinci. Biaya dari audit menyeluruh yang cukup besar sering menjadi
kendala pelaksanaan audit ini.
11
bisnis/komersial, dan pesaing. Perusahaan mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan dengan melakukan analisa pasar dan telah
menetapkan saluran distribusi yang tepat untuk menyalurkan
produk/jasa kepada pelanggan, sehingga memiliki tingkat efisiensi
dan potensi pertumbuhan yang baik.
b. Lingkungan makro, merupakan kekuatan-kekuatan kemasyarakatan
yang lebih luas yang mempengaruhi segenap ligkungan mikro
perusahaan dan keputusan-keputusan strategis pemasaran.
Lingkungan ini meliputi lingkungan alam, demografi, ekonomi,
teknologi, politik, dan budaya. Dalam lingkungan makro,
perkembangan dan kecenderungan demografis utama tidak
memberikan peluang ataupun ancaman bagi perusahaan karena
perusahaan dapat memanfaatkan kecenderungan tersebut dengan
adanya kantor cabang dan perwakilan untuk kemajuan perusahaan.
Untuk menanggapi perkembangan dan kecenderungan tersebut,
perusahaan menambah atau memperluas wilayah. Perusahaan
memiliki ketersediaan sumber daya alam serta energi yang cukup
baik, dan dapat mengantisipasi perkembangan utama dalam
pendapatan, harga, penghematan, kredit yang dapat mempengaruhi
perusahaan dengan meningkatkan kinerja sumber daya keuangan.
2. Audit Strategi Pemasaran
Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan telah
menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya, sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi bahwa tujuan dan strategi
perusahaan tidak secara jelas dinyatakan kemudian auditor harus
menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasiannya.
Dalam strategi pemasaran terdapat tujuan dan sasaran pemasaran
perusahaan yang telah dinyatakan dengan jelas untuk dapat membimbing
perencanaan pemasaran dan pengukuran kinerja juga terdapat misi bisnis
perusahaan yang telah dinyatakan dengan jelas dan berorientasi pasar,
tujuan pemasaran yang tepat dan mempertimbangkan sumber daya, posisi
persaingan dan peluang.
Manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan
dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi berbagai
rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Manajemen memiliki tanggung jawab untuk merencanakan,
mengarahkan, mengorganisasikan, dan mengendalikan keputusan dan
tindakan-tindakan perusahaan yang berkaitan dengan strategi yang
dipilih. Strategi adalah rencana yang berskala besar dan berorientasi ke
12
masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan dalam
mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
3. Audit Organisasi Pemasaran
Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam
mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim
pemasaran untuk secara efektif berinteraksi dengan bagian-bagian lain
seperti litbang, keuangan, pembelian dan sebagainya.
Oleh karena itu, kesuksesan kinerja pemasaran perusahaan bukan
sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi lebih pada kerja sama antarfungsi dan
bagian yang membentuk suatu rangkaian rantai nilai dalam pecapaian
tujuan perusahaan. Dalam organisasi pemasaran, wakil direktur bidang
pemasaran memiliki wewenang dan tanggung jawab yang memadai
dalam merencanakan, mengelola dan mengendalikan upaya pemasaran
perusahaan dan otoritas final decision terdapat di wakil direktur. Di
dalam perusahaan terdapat komunikasi dan hubungan kerja yang baik
antara pemasaran dan tenaga penjualan.
4. Audit Sistem Pemasaran
Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk
memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran.
Hal ini berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah memiliki
metode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-
tugas rutin di bidang pemasaran.
Dalam sistem pemasaran perusahaan, sistem intelijen pemasaran
menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan memadai mengenai
perkembangan pasar yang berkaitan dengan pelanggan, calon pelanggan,
pesaing dan masyarakat. Sistem informasi perusahaan adalah orang,
peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis,
mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan
pengambil keputusan pemasaran secara akurat dan tepat waktu. Sistem
informasi pemasaran dirancang untuk menghubungkan kebutuhan
manajemen terhadap informasi berbagai aktivitas pemasaran yang telah
dilakukan dan memenuhi kebutuhan informasi tersebut dalam
menjalankan fungsi manajerialnya. Suatu informasi pemasaran yang
bermanfaat memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Relevan, informasi ini dapat mempengaruhi keputusan manajemen
(memiliki dmpak yang berbeda pada pengambilan keputusan
bisnis)
b. Cukup, informasi ini tersedia dalam jumlah yang cukup dan teruji
keakuratannya.
13
c. Kompeten, diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya dan dari
proses pengolahan (analisis) data yang tepat.
d. Efisien, informasi harus diperoleh secara efisien. Pertimbangan
biaya dan manfaat harus dijadikan dasar untuk menilai suatu
informasi.
5. Audit Produktivitas Pemasaran
Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok
pelanggan, atau unit analisis yang lain di dalam pemasaran. Analisis
biaya pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis
profitabilitas dan produktivitas perusahaan.
6. Audit Fungsi Pemasaran
Audit ini merupakan audit vertikal atau analisis secara mendalam
terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti produk, harga,
distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi dan lain-lain. Fungsi
pemasaran melibatkan kebijakan penting dalam bauran pemasaran untuk
mencapai tujuan pemasaran. Kebijakan tersebut meliputi kebijakan
produk, harga, promosi, dan saluran distribusi.
Pengukuran dalam efisiensi dapat dilakukan dengan mengukur pada
setiap elemen ruang lingkup pemasaran:
1. Lingkungan Pemasaran
Pengukuran efisiensi pada lingkungan pemasaran dapat dilakukan dengan
cara melihat kemampuan perusahaan dalam memebuhi kebutuhan pasar
sesuai dengan pembagian area yang telah ditentukan.
2. Strategi Pemasaran
Pengukuran efisiensi strategi pemasaran dapat dukur dengan
mengevaluasi keseuaian antara SOP dengan pencapaian yang didapat
oleh perusahaan dalam mencapai pasar sasaran.
3. Organisasi Pemasaran
Pengukuran efisiensi organisasi pemasaran dengan mengevaluasi
keseuaian antara alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang
diberikan dan telah diatur dalam SOP.
4. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran dapat dikatakan efisien apabila perusahaan mampu
menentukan target pemasaran yang sesuai dengan kemampuan
perusahaan.
5. Produktivitas Pemasaran
Pengukuran efisiensi produktivitas dengan cara mengukur tingkat
profitabilitas yang mampu dicapai oleh perusahaan.
14
1. Langkah Umum
a. Pihak manajemen dan auditor membuat persetujuan mengenai ruang
lingkung, waktu audit, sumber data, tujuan audit pemasaran yang
dijalankan dan format laporan.
b. Auditor mengumpulkan berbagai informasi data seperti data
kompetitor atau pesaing perusahaan, data pelanggan, data lingkungan
pemasaran dan data lingkungan pemasaran..
c. Auditor melakukan analisa, mengukur dan melaporkan hasil audit
pengelolaan pemasaran pada pihak perusahaan yang berkaitan.
2. Langkah Mendetail
a. Mengumpulkan semua data dari perusahaan, mulai dari lokasi
perusahaan, data penjualan, jumlah karyawan, tanggal pendirian,
jumlah karyawan, sejarah perusahaan atau kronologi perusahaan
seperti merger, divestasi atau akuisi.
b. Menjelaskan apa saja tujuan dari pemasaran perusahaan, misalkan
untuk meningkatkan jumlah pelanggan, meningkatkan visibilitas
perusahaan, meningkatkan atau mempertahankan pangsa pasar
yang telah dicapai dan berdiferensiasi dari pesaing. Adapun tujuan
dalam audit manajemen pemasaran ini bisa tujuan jangka pendek
maupun jangka panjang.
c. Menjelaskan data pelanggan yang saat ini dimiliki seperti halnya
deskripsi demografis, lokasi geografis, etnis atau bentuk data lain
yang cukup lengkap. Data ini nantinya berguna untuk pengukuran
seberapa besar pelanggan yang dimiliki oleh perusahaan, apakah
sudah mendekati target atau belum.
d. Menjelaskan data mengenai jasa atau produk yang dimiliki
perusahaan, berguna untuk menggambarkan harga, ukuran,
manfaat, distribusi jasa atau barang milik perusahaan. Data juga
bisa dilengkapi dengan kelebihan atau kelemahan produk atau jasa
perusahaan dibandingkan dengan pesaing lain. Selain itu ada juga
data mengenai persepsi jasa atau produk, factor ekonomi, hukum
sosal atau sejarah pangsa pasar dari waktu ke waktu.
e. Menjelaskan mengenai perjalanan bisnis perusahaan dari masa lalu
hingga saat ini, bertujuan untuk membantu mengembangkan bisnis
15
agar tetap bertahan diantara kompetitor yang tidak kalah
berkualitas.
f. Mengidentifikasi cara kompetitor dengan melihat perusahaan
berdasarkan nama dan produk yang mereka miliki, termasuk fitur
yang dimiliki, harga, manfaat dan distribusi mereka.
16
BAB III
STUDI KASUS
17
Setelah beberapa kali dilakukan pertemuan, disepakati kelanjutan
program kerjasama mitra. Prosesnya dilakukan dengan cara penunjukan
langsung dan dalam penyusunan anggaran pada rencana kerja dan anggaran
perusahaan (RKAP) PT DI, pembiayaan kerjasama tersebut dititipkan dalam
"sandi-sandi anggaran" pada kegiatan penjualan dan pemasaran.
Selanjutnya, tersangka Budi Santoso memerintahkan tersangka Irzal
Rinaldi Zailani dan Arie Wibowo untuk menyiapkan administrasi dan
koordinasi proses kerjasama mitra. Tersangka Irzal menghubungi Didi
Laksamana untuk menyiapkan perusahaan yang akan dijadikan mitra.
Selanjutnya pada Juni 2008-2018, dibuat kontrak kemitraan antara PT DI
yang ditandatangani oleh Direktur Aircraft Integration, Budi Wuraskito dengan
Direktur PT Angkasa Mitra Karya, PT Bumiloka Tegar Perkasa, PT Abadi
Sentosa Perkasa, PT Niaga Putra Bangsa dan PT Selaras Bangun Usaha.
"Atas kontrak kerja tersebut seluruh mitra yang seharusnya melakukan
pekerjaan, tetapi tidak pernah melakukan pelaksanaan maupun pekerjaan
berdasarkan kewajiban yang tertera dalam surat perjanjian kerjasama. Itulah
kita menyimpulkan bahwa telah terjadi pekerjaan fiktif," terang Firli.
Kemudian pada 2011, PT DI baru mulai membayar nilai kontrak tersebut
kepada perusahaan mitra setelah menerima pembayaran dari pihak pemberi
pekerjaan. Selama 2011-2018, jumlah pembayaran yang telah dilakukan oleh
PT DI kepada enam perusahaan mitra tersebut sekitar Rp 205,3 miliar dan
USD 8,65 juta.
"Sehingga akibat perbuatan para pihak tersangka, negara dirugikan
kurang lebih Rp 330 miliar," jelas Firli.
Kemudian, setelah keenam perusahaan mitra tersebut menerima
pembayaran dari PT DI terdapat permintaan sejumlah uang baik melalui
transfer maupun tunai sekitar Rp 96 miliar yang kemudian diterima oleh
pejabat di PT DI diantaranya tersangka Budi Santoso, tersangka Irzal Rinaldi
Zailani, Arie Wibowo dan Budiman Saleh.
Akibat perbuatannya, kedua tersangka disangkakan melanggar Pasal 2
atau Pasal 3 UU 31/1999 Tentang Pemberantasan Tipikor sebagaimana telah
diubah dengan UU 20/2001 tentang perubahan atas UU 31/1999 tentang
Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.
18
3.2 Opini Kelompok
Menurut opini kelompok kami, kasus penjualan atau pemasaran fiktif
yang terjadi di PT Dirgantara Indonesia dapat diantisipasi dengan diadakannya
audit manajemen terkait fungsi pemasaran secara berkala oleh internal PT
Dirgantara Indonesia-nya sendiri maupun dari pihak Kementerian BUMN
sebagai pemegang saham, alangkah lebih baik jika di audit manajemen fungsi
pemasaran juga dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan ataupun Kantor
Akuntan Publik selaku pihak eksternal yang memiliki kode etik untuk
Independen.
Kriteria yang menjadi pedoman kami adalah Peraturan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor PER-01/MBU/2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
Pada Badan Usaha Milik Negara (selanjutnya disebut “Peraturan BUMN”).
Anggota direksi BUMN dilarang mengambil keuntungan pribadi dalam
bentuk apapun, sebagaimana diperkuat oleh bunyi Pasal 23 Peraturan BUMN:
“Para anggota direksi dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan
kepentingan, dan mengambil keuntungan pribadi, baik secara langsung maupun
tidak langsung dari pengambilan keputusan dan kegiatan BUMN yang
bersangkutan selain penghasilan yang sah.”
19
BAB IV
KESIMPULAN
Audit pemasaran atau marketing audit adalah kegiatan yang dilakukan secara formal
untuk mengevaluasi, menguji secara komprehensif, sistematis, dan analitis terhadap
strategi, tujuan, dan target pemasaran suatu perusahaan. Audit pemasaran ini
dilakukan apabila sesuatu dianggap tidak berjalan benar, seperti ketika terjadi
penurunan penjualan atau moral tenaga penjual turun. Dengan audit pemasaran,
perusahaan dalam melakukan evaluasi dan mengambil langkah efektif untuk
mengatasi masalah tersebut. Namun, dalam kondisi tertentu seperti kasus PT
Dirgantara Indonesia di atas, audit manajemen atas fungsi pemasaran bisa saja
dilakukan secara rutin agar bisnis perusahaan lebih terkontrol dari dugaan-dugaan
korupsi yang dilakukan oleh orang yang memiliki wewenang. Semakin banyak pihak
yang mengawasi sebuah perusahaan, maka mungkin saja dapat memperkecil ruang
gerak para ‘oknum’ yang akan melakukan sebuah kecurangan yang dapat merugikan
perusahaan maupun negara.
20
DAFTAR PUSTAKA
21