Anda di halaman 1dari 9

POTENSI ANCAMAN RADIKALISME PADA SISTEM PENDIDIKAN

KUTTAB DI BOGOR

OLEH :
FERDI MAHARDIKA
22191101

SEKOLAH TINGGI INTELIJEN NEGARA


TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu istilah yang menunjukkan proses pembelajaran serta
sarana untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bagi seorang manusia. Di lain sisi,
pendidikan juga diartikan sebagai suatu usaha dari dalam diri yang dilakukan secara sadar
dan sistematis untuk mewujudkan suasana belajar-mengajar agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi yang tertanam di dalam dirinya. Pendidikan menjadi pondasi yang
menopang kemajuan suatu bangsa. Maju tidaknya suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana
kualitas pendidikan yang ada di dalamnya.
Dewasa ini di Indonesia sistem pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu sistem
pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal merupakan sistem
pendidikan berjenjang dan sistematis yang terdiri dari tingkat dasar, menengah, dan atas.
Sistem pendidikan nonformal merupakan sistem pendidikan di luar jalur pendidikan formal
yang dapat dilakukan secara berjenjang dan terstruktur. Pendidikan nonformal menjadi
pelengkap dari pendidikan di Indonesia terutama bagi masyarakat yang tidak bisa
mengenyam pendidikan formal. Di Indonesia sudah banyak berdiri berbagai sistem
pendidikan nonformal, salah satunya pengajaran Kuttab.
Kuttab merupakan suatu sistem pengajaran bersifat nonformal setara tingkat dasar
yang mengadopsi metode belajar pada zaman kenabian. Kuttab menggunakan kurikulum
syariat Islam dalam pembelajarannya. Di sini peserta didik akan dibekali dengan dasar-dasar
ilmu ke-Islam-an setara tingkat dasar. Kuttab di Indonesia masih belum memiliki aturan
yang paten dalam perizinannya, sehingga sebagian Kuttab berada di bawah naungan dinas
pendidikan, sebagian lagi di bawah naungan kementrian agama, dan sisanya masih belum
memiliki perizinan yang jelas. Belum tersedianya aturan paten terkait keberadaan Kuttab di
Indonesia saat ini menimbulkan resiko dalam pengembangan paham radikal pada sistem
Kuttab ini.
Melihat kondisi sistem Pendidikan Kuttab di Indonesia saat ini yang masih belum
memiliki perizinan paten dalam pendiriannya, tentu dapat menjadi suatu kerawanan bagi
masuknya paham radikalisme. Paham radikalisme dapat dengan mudah masuk melalui
berbagai sisi bila tidak ada aturan yang mengikat terkait perizinan Kuttab ini. Paham ini dapat
masuk melalui tenaga pengajar, sistem pengajaran, bahkan buku-buku referensi yang
digunakan. Oleh sebab itu perlu adanya aturan yang berlaku secara paten dan ketat dalam
mengawasi perkembangan serta perizinan pendirian Kuttab.
Tulisan ini akan membahas terkait sistem pendidikan Kuttab di Indonesia baik dari
segi sejarah, sistem pengajaran, dan juga potensi radikalisme yang ada pada sistem ini secara
mendalam. Diharapkan dengan tulisan ini kita dapat mengetahui dan memahami bagaimana
potensi radikalisme yang terdapat dalam sistem Pendidikan Kuttab di Bogor.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah potensi ancaman radikalisme pada sistem Pendidikan Kuttab di Bogor?
1.3 Tujuan
Membuktikan adanya potensi ancaman radikalisme pada sistem pendidikan Kuttab di Bogor.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif yang didukung oleh
studi Pustaka. Metode Kualitatif merupakan metode penelitian yang menggunakan cara,
langkah, dan prosedur yang lebih melibatkan data dan informasi yang diperoleh melalui
responden sebagai subjek yang dapat mencurahkan jawaban dan perasaannya sendiri untuk
mendapatkan gambaran umum yang holistic mengenai suatu hal yang diteliti.
Studi Pustaka merupakan teknik pengumpulan data menggunakan cara mencari sumber dan
menkontruksi dari berbagai sumber contohnya seperti buku, jurnal dan riset-riset yang sudah
pernah dilakukan. Bahan pustaka yang didapat dari berbagai referensi tersebut dianalisis
secara kritis dan harus mendalam agar dapat mendukung proposisi dan gagasannya.
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terbuka baik
dari media massa maupun jurnal penelitian.
1.5 Manfaat
Manfaat akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber rujukan tambahan dalam
penelitian lanjutan terkait potensi ancaman radikalisme dalam sistem Pendidikan Kuttab di
Bogor.
Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan terhadap potensi ancaman radikalisme dalam sistem
Pendidikan Kuttab di Bogor.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Fornal
2.2 Pendidikan Nonformal
2.3 Pendidikan Kuttab
2.4 Radikalisme
2.5 Legalitas Kuttab
2.6 Potensi Radikalisme
BAB III KESIMPULAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Formal
Menurut situs kbbi.kemdikbud.go.id , Pendidikan Formal adalah segenap bentuk
pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
Secara umum, pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur,
bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang
setaraf denganya termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan
umum, program spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang
terus menerus. Dan pendidikan formal juga merupakan lembaga pendidikan yang ditempuh
melalui jalur institusi yang sudah ditentuhkan dan ditetapkan,serta diatur oleh sekelompok
orang yang berwenang yang dalam hal ini pemerintah atau sebuah yayasan.

2.2 Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar
dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan- peraturan yang tetap¸ seperti pada
pendidikan formal di sekolah, karena pendidikan nonformal pada umumnya dilaksanakkan
tidak dalam lingkungan fisik sekolah, maka pendidikan nonformal diidentik dengan
pendidikan luar sekolah. Oleh karena itu pendidikan nonformal dilakukan diluar sekolah,
maka sasaran pokok adalah anggota masyarakat. Sebab itu program pendidikan nonformal
harus dibuat sedemikian rupa agar bersifat luwes tetapi lugas, namun tetap menarik minat
para konsumen pendidikan.

Menurut Soelaman Joesoef (1992: 54), pendidikan non formal adalah setiap
kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang
memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia
dan kebutuhan hidup, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif 10
dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan nonformal adalah


pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi, pengetahuan,
latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara.

2.3 Pendidikan Kuttab

Kuttab/maktab berasal dari kata dasar yang sama, yaitu kataba yang artinya
“menulis”, sedangkan kutub/maktab berarti tempat untuk menulis atau tempat dimana untuk
kegiatan tulis menulis dilangsungkan (Baharudin,2011:210-211). Menurut pendapat lain ada
yang mengatakan bahwa kuttab merupakan awal mula tempat belajar yang ada di dunia
Islam, yang diambil dari kata “taktib” yang berarti mengajar menulis, dan memang itulah
fungsi kuttab.

Tetapi, karena yang belajar di kuttab adalah anak-anak dan mereka mempelajari
AlQur‟an serta pengetahuan agama, maka kuttab berarti tempat pengajaran anak-anak.
Menurutnya, ada dua jenis kuttab yang saling berbeda. Jenis pertama adalah kuttab yang
hanya mengajarkan dan menulis saja dikarenakan guru-gurunya adalah tawanan perang atau
para zhimmi, dan jenis kedua adalah kuttab yang mengajarkan AlQur‟an dan ilmu-ilmu
agama. Kebanyakan para ahli sejarah pendidikan islami sepakat bahwa keduanya merupakan
istilah yang sama, dalam arti mengajar, membaca dan menulis, kemudian meningkat pada
pengajaran alQuran dan pengetahuan agama tingkat dasar. Namun menurut Abdullah Fajar
dalam Iskandar dan Zubaidah (2014,41) membedakannya ia sepakat bahwa keduanya
merupakan istilah yang sama, dalam arti lembaga penddikan islami tingkat dasar mengajar,
membaca dan menulis kemudian meningkat pada pengajaran Al-quran dan pengetahuan
tingkat dasar, maktab adalah istilah pada zaman klasik, sedangkan kuttab adalah istilah
untuk zaman modern.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kuttab adalah
tempat bagi anak-anak untuk belajar membaca menulis Al-Quran dan belajar tentang
pengetahuan agama tingkat dasar.
2.4 Radikalisme
Radikalisme adalah suatu pandangan, paham dan gerakan yang menolak secara
menyeluruh terhadap tatanan, tertib sosial dan paham politik yang ada dengan cara
perubahan atau perombakan secara besar-besaran melalui jalan kekerasan.
Radikalisme adalah suatu pandangan, paham dan gerakan yang menolak secara
menyeluruh terhadap tatanan, tertib sosial dan paham politik yang ada dengan cara
perubahan atau perombakan secara besar-besaran melalui jalan kekerasan.
Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan
menggunakan cara-cara penekanan dan ketegangan yang pada akhirnya mengakibatkan
kekerasan.

2.5 Legalitas Kuttab

Kuttab merupakan lembaga pendidikan dasar “baru” yang muncul sejak tahun 2012.
Belum ada data resmi yang dimiliki Kementerian Agama/Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tentang kuttab di Indonesia. Selama ini, eksistensi kuttab sebagian memiliki ijin
operasional sebagai PKBM di bawah Dinas Pendidikan, sebagian memiliki ijin operasional
sebagai pendidikan kesetaraan tingkat ula di bawah Kementerian Agama, sebagian
menginduk pada PKBM lain, dan sebagian lagi belum memiliki ijin operasional. Fenomena
ini tentu membutuhkan perhatian serius pemerintah terkait legalitas kelembagaan kuttab,
mengingat keberadaan lembaga ini mulai marak tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Dalam konteks regulasi pemerintah, eksistensi satuan pendidikan yang bernama


kuttab tidak/belum ada. Kuttab merupakan lembaga yang lebih mirip dengan pendidikan
keagamaan Islam. Lembaga pendidikan Islam selama ini berupa: pesantren (salafiyah,
kholafiyah), muaddalah, diniyah formal, ma’had aly, pendidikan kesetaraan, madrasah (RA,
MI, MTs, MA), sekolah di bawah yayasan keagamaan, madrasah diniyah takmiliyah
(awwaliyah, wustho, ulya), TPQ, dan majelis taklim.

Sebagian besar Kuttab merujuk pada “ijtihad” yang dibuat Kuttab Al-Fatih. Secara
substansi ada tiga pola pengelolaan Kuttab, yaitu: (1) pola Al-Fatih, yang terdiri atas kuttab
awwal (1-2-3) dan kuttab qonuni (1-2-3-4); (2) pola Ibnu Abbas, mirip penjenjangan TK dan
SD yaitu tamhidy dan kuttab (1-2-3-4-5-6) serta (3) pola Al-Jazary, yang mengacu pada
madrasah salafiyah ula-wustho-ulya.

Dilihat dari perijinan, eksistensi kuttab terbagi menjadi empat pola. Pertama, kuttab
memiliki ijin operasional sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di
bawah Dinas Pendidikan. Kedua, memiliki ijin operasional sebagai pendidikan kesetaraan
tingkat ula di bawah Kementerian Agama. Ketiga, menginduk pada PKBM lain. Keempat,
belum memiliki ijin operasional.

2.6 Potensi Radikalisme

Melihat data dan fakta yang ada kita dapat mengetahui bahwa belum ada regulasi
tetap yang mengatur sistem pendidikan Kuttab di Indonesia. Padahal sebagaimana kita
ketahui regulasi sangat diperlukan guna mengetahui latar belakang, perkembangan, dan
mengawasi jalannya sistem pendidikan tersebut. Ketidakpastidan terkait perizinan dan
regulasi yang mengatur tentang pendidikan kutttab ini tentunya dapat membrikan
kesempatan bagi paham radikalisme melalui celah celah yang ada. Pengajar yang belum
memiliki sertifikasi resmi dari pemerintah, media pembelajaran yang belum melalui
penyeleksian dan pengawasan dari dinas pendidikan, serta lingkungan pendidikan yang juga
belum memiliki standar atau kriteria khusus dari pihak dinas pendidikan dapat memberikan
celah bagi paham radikalisme untuk masuk. Terlebih saat ini paham radikalisme telah
berkembang dan mudah untuk masuk ke berbagai bidang. Maka dari itu tak dapat dipungkiri
system pendidikan Kuttab ini memiliki potensi yang sangat besar bagi masuk dan
berkembangnya paham radikalisme.
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan Kuttab merupakan suatu sistem pendidikan keagamaan yang
masih baru di Indonesia. Keberadaan sistem pendidikan ini belum begitu
dikenal oleh masyarkat dan juga belum memiliki regulasi serta perizinan resmi
yang mengatur tentang berdirinya Kuttab di Indonesia. Sudah seharusnya
keberadaan Kuttab ini menjadi atensi khusus bagi pihak pemerintah melalui
dinas pendidikan untuk melakukan pendalaman dan pertimbangan terkait
perizinan sistem pendidikannya di Indonesia. Nilai-nilai dan tujuan mulia dari
Kuttab untuk memberikan pendidikan kegamaan bagi masyarakat pada akhirnya
dapat disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarluaskan
paham radikalisme kepada peserta didiknya. Maka dari itu pihak pemerintah
melalui dinas pendidikan perlu untuk menyegerakan terkait perizinan dan
regulasi yang mengatur tentang keberadaan sistem pendidikan Kuttab guna
mencegah berkembangnya potensi ancaman radikalisme melalui sistem
pendidikan Kuttab di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai