Potensi Radikalisme Pada Sistem Pendidikan Kuttab Di Bogor
Potensi Radikalisme Pada Sistem Pendidikan Kuttab Di Bogor
KUTTAB DI BOGOR
OLEH :
FERDI MAHARDIKA
22191101
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar
dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan- peraturan yang tetap¸ seperti pada
pendidikan formal di sekolah, karena pendidikan nonformal pada umumnya dilaksanakkan
tidak dalam lingkungan fisik sekolah, maka pendidikan nonformal diidentik dengan
pendidikan luar sekolah. Oleh karena itu pendidikan nonformal dilakukan diluar sekolah,
maka sasaran pokok adalah anggota masyarakat. Sebab itu program pendidikan nonformal
harus dibuat sedemikian rupa agar bersifat luwes tetapi lugas, namun tetap menarik minat
para konsumen pendidikan.
Menurut Soelaman Joesoef (1992: 54), pendidikan non formal adalah setiap
kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang
memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia
dan kebutuhan hidup, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif 10
dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
Kuttab/maktab berasal dari kata dasar yang sama, yaitu kataba yang artinya
“menulis”, sedangkan kutub/maktab berarti tempat untuk menulis atau tempat dimana untuk
kegiatan tulis menulis dilangsungkan (Baharudin,2011:210-211). Menurut pendapat lain ada
yang mengatakan bahwa kuttab merupakan awal mula tempat belajar yang ada di dunia
Islam, yang diambil dari kata “taktib” yang berarti mengajar menulis, dan memang itulah
fungsi kuttab.
Tetapi, karena yang belajar di kuttab adalah anak-anak dan mereka mempelajari
AlQur‟an serta pengetahuan agama, maka kuttab berarti tempat pengajaran anak-anak.
Menurutnya, ada dua jenis kuttab yang saling berbeda. Jenis pertama adalah kuttab yang
hanya mengajarkan dan menulis saja dikarenakan guru-gurunya adalah tawanan perang atau
para zhimmi, dan jenis kedua adalah kuttab yang mengajarkan AlQur‟an dan ilmu-ilmu
agama. Kebanyakan para ahli sejarah pendidikan islami sepakat bahwa keduanya merupakan
istilah yang sama, dalam arti mengajar, membaca dan menulis, kemudian meningkat pada
pengajaran alQuran dan pengetahuan agama tingkat dasar. Namun menurut Abdullah Fajar
dalam Iskandar dan Zubaidah (2014,41) membedakannya ia sepakat bahwa keduanya
merupakan istilah yang sama, dalam arti lembaga penddikan islami tingkat dasar mengajar,
membaca dan menulis kemudian meningkat pada pengajaran Al-quran dan pengetahuan
tingkat dasar, maktab adalah istilah pada zaman klasik, sedangkan kuttab adalah istilah
untuk zaman modern.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kuttab adalah
tempat bagi anak-anak untuk belajar membaca menulis Al-Quran dan belajar tentang
pengetahuan agama tingkat dasar.
2.4 Radikalisme
Radikalisme adalah suatu pandangan, paham dan gerakan yang menolak secara
menyeluruh terhadap tatanan, tertib sosial dan paham politik yang ada dengan cara
perubahan atau perombakan secara besar-besaran melalui jalan kekerasan.
Radikalisme adalah suatu pandangan, paham dan gerakan yang menolak secara
menyeluruh terhadap tatanan, tertib sosial dan paham politik yang ada dengan cara
perubahan atau perombakan secara besar-besaran melalui jalan kekerasan.
Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan
menggunakan cara-cara penekanan dan ketegangan yang pada akhirnya mengakibatkan
kekerasan.
Kuttab merupakan lembaga pendidikan dasar “baru” yang muncul sejak tahun 2012.
Belum ada data resmi yang dimiliki Kementerian Agama/Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tentang kuttab di Indonesia. Selama ini, eksistensi kuttab sebagian memiliki ijin
operasional sebagai PKBM di bawah Dinas Pendidikan, sebagian memiliki ijin operasional
sebagai pendidikan kesetaraan tingkat ula di bawah Kementerian Agama, sebagian
menginduk pada PKBM lain, dan sebagian lagi belum memiliki ijin operasional. Fenomena
ini tentu membutuhkan perhatian serius pemerintah terkait legalitas kelembagaan kuttab,
mengingat keberadaan lembaga ini mulai marak tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Sebagian besar Kuttab merujuk pada “ijtihad” yang dibuat Kuttab Al-Fatih. Secara
substansi ada tiga pola pengelolaan Kuttab, yaitu: (1) pola Al-Fatih, yang terdiri atas kuttab
awwal (1-2-3) dan kuttab qonuni (1-2-3-4); (2) pola Ibnu Abbas, mirip penjenjangan TK dan
SD yaitu tamhidy dan kuttab (1-2-3-4-5-6) serta (3) pola Al-Jazary, yang mengacu pada
madrasah salafiyah ula-wustho-ulya.
Dilihat dari perijinan, eksistensi kuttab terbagi menjadi empat pola. Pertama, kuttab
memiliki ijin operasional sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di
bawah Dinas Pendidikan. Kedua, memiliki ijin operasional sebagai pendidikan kesetaraan
tingkat ula di bawah Kementerian Agama. Ketiga, menginduk pada PKBM lain. Keempat,
belum memiliki ijin operasional.
Melihat data dan fakta yang ada kita dapat mengetahui bahwa belum ada regulasi
tetap yang mengatur sistem pendidikan Kuttab di Indonesia. Padahal sebagaimana kita
ketahui regulasi sangat diperlukan guna mengetahui latar belakang, perkembangan, dan
mengawasi jalannya sistem pendidikan tersebut. Ketidakpastidan terkait perizinan dan
regulasi yang mengatur tentang pendidikan kutttab ini tentunya dapat membrikan
kesempatan bagi paham radikalisme melalui celah celah yang ada. Pengajar yang belum
memiliki sertifikasi resmi dari pemerintah, media pembelajaran yang belum melalui
penyeleksian dan pengawasan dari dinas pendidikan, serta lingkungan pendidikan yang juga
belum memiliki standar atau kriteria khusus dari pihak dinas pendidikan dapat memberikan
celah bagi paham radikalisme untuk masuk. Terlebih saat ini paham radikalisme telah
berkembang dan mudah untuk masuk ke berbagai bidang. Maka dari itu tak dapat dipungkiri
system pendidikan Kuttab ini memiliki potensi yang sangat besar bagi masuk dan
berkembangnya paham radikalisme.
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan Kuttab merupakan suatu sistem pendidikan keagamaan yang
masih baru di Indonesia. Keberadaan sistem pendidikan ini belum begitu
dikenal oleh masyarkat dan juga belum memiliki regulasi serta perizinan resmi
yang mengatur tentang berdirinya Kuttab di Indonesia. Sudah seharusnya
keberadaan Kuttab ini menjadi atensi khusus bagi pihak pemerintah melalui
dinas pendidikan untuk melakukan pendalaman dan pertimbangan terkait
perizinan sistem pendidikannya di Indonesia. Nilai-nilai dan tujuan mulia dari
Kuttab untuk memberikan pendidikan kegamaan bagi masyarakat pada akhirnya
dapat disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarluaskan
paham radikalisme kepada peserta didiknya. Maka dari itu pihak pemerintah
melalui dinas pendidikan perlu untuk menyegerakan terkait perizinan dan
regulasi yang mengatur tentang keberadaan sistem pendidikan Kuttab guna
mencegah berkembangnya potensi ancaman radikalisme melalui sistem
pendidikan Kuttab di Indonesia.