Meskipun biaya provisi hampir selalu dikenakan pada para nasabah yang
mengajukan pinjaman pada bank, namun ada beberapa kondisi tertentu di mana
Anda tidak dikenakan biaya tersebut alias gratis.
Setelah itu, pastikan bahwa Anda memiliki pekerjaan tetap. Hal tersebut dikarenakan
orang dengan pekerjaan tetap dinilai lebih mudah memperoleh gratis biaya provisi
dari bank. Namun, bagi seorang pebisnis atau wirausaha juga masih berkesempatan
mendapat gratis biaya provisi ini selama penghasilannya diatas Rp3 juta per bulan.
Selain pekerjaan dan penghasilan, faktor lain yang menjadi pertimbangan pihak
bank dalam memberikan gratis biaya provisi adalah usia, yaitu termasuk usia
produktif sekitar umur 21-51 tahun.
Biaya asuransi
Biaya pertama selain biaya provisi adalah biaya asuransi. Seperti namanya, biaya ini
berfungsi memberi perlindungan atas keluarga nasabah dalam melunasi pinjaman
jika nasabah tersebut mengalami hal-hal diluar kendali yang tidak diinginkan, seperti
kecelakaan atau meninggal dunia.
Dengan biaya asuransi, keluarga nasabah tidak perlu khawatir apabila masih
terdapat sisa kredit yang belum lunas, sebab pelunasan pinjaman tersebut akan
ditanggung oleh pihak asuransi.
Biaya tahunan
Biaya tahunan adalah biaya yang diterapkan bank untuk nasabah dalam melunasi
kredit per tahun sesuai dengan periode pinjamannya. Besaran nominalnya berbeda-
beda tergantung pada kebijakan bank.
Namun, biaya tahunan umumnya sebesar 1 hingga 2% dari plafon pinjaman pada
tahun pertama. Jadi, jika total pinjaman Anda Rp100 juta dengan biaya tahunan 1%,
maka diharapkan Anda mampu membayar di tahun pertama sebesar Rp1 juta.
Selanjutnya, biaya selain biaya provisi adalah biaya denda ketika terlambat
membayar cicilan. Nominal dan ketentuan lain tentunya tergantung pada bank
tempat Anda mengajukan pinjaman.
Maka dari itu, untuk menghindari biaya denda ini, usahakan Anda selalu membayar
cicilan pinjaman tepat waktu, ya!
Selain biaya denda karena terlambat, membayar lebih cepat juga akan dikenakan
biaya, lho! Bagi Anda yang ingin melunasi pinjaman segera dan lebih cepat dari
periode waktu kreditnya, maka akan dikenakan biaya penalti setidaknya 5 hingga
6% dari sisa cicilan.
Misalnya, cicilan pinjaman Anda masih ada Rp20 juta dan Anda ingin segera
melunasinya dengan segera, Anda akan dikenakan biaya penalti 5%. Adapun biaya
untuk mempercepat pelunasan yang harus dibayarkan adalah Rp20 juta + (Rp20
juta x 5%), yaitu sebesar Rp21 juta.
Itu dia pembahasan tentang biaya provisi yang dapat OCBC rangkum untuk Anda.
Dari sini dapat dipahami bahwa ternyata ada beberapa biaya tambahan yang harus
dikeluarkan saat mengajukan pinjaman. Pelajari seluruh ketentuannya dan siapkan
anggaran dananya mulai sekarang!
Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian
mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang
baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa
di masa yang akan datang. Transaksi yang bersifat kontinjensi (bersyarat) ini belum
mengikat bank untuk melakukan tagihan ataupun kewajiban riil saat ini, akan tetapi
secara antisipatif kontinjensi tersebut akan menjadi kewajiban atau tidak sangat
tergantung terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang berkaitan dengan kontinjensi
ini di masa yang akan datang.
Kontinjensi atau lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang mengandung
syarat merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan bank
seharihari. Kontinjensi yang dimiliki oleh suatu bank dapat berakibat tagihan atau
kewajiban bagi bank yang bersangkutan.
PSAK No. 31 mengatur akuntansi untuk transaksi kontinjensi dalam suatu
perusahaan. Istilah kewajiban bersyarat digunakan untuk menyatakan kewajiban
yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu peristiwa di
masa yang akan datang. Dengan demikian pada tanggal neraca belum terdapat
kepastian mengenai ada tidaknya kewajiban tersebut.
Dalam PSAK No. 31, kontinjensi harus disajikan sedemikian rupa sehingga bila
dikaitkan dengan pos-pos aktiva dan pasiva dapat menggambarkan posisi keuangan
bank secara wajar. Kontinjensi merupakan transaksi yang belum mengubah posisi
aktiva dan pasiva bank pada tanggal pelaporan, tetapi harus dilaksanakan oleh
bank apabila persyaratan yang telah disepakati dengan nasabah terpenuhi.
Kontinjensi ini dapat bersifat tagihan atau kewajiban baik dalam rupiah maupun
dalam valuta asing.
PSAK No. 31 menyatakan bahwa sistematika penyajian laporan komitmen dan
kontinjensi disusun berdasarkan urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya
terhadap perubahan posisi keuangan dan hasil usaha bank. Selanjutnya komitmen
dan kontijnensi baik yang bersifat sebagai tagihan maupun kewajiban masing-
masing disajikan secara tersendiri tanpa pos lawan.