BAB 1
LANDASAN TEORI
1.1 Produktivitas
Menurut Sinungan (2003, P.12), secara umum produktivitas diartikan
sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa)
dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan
efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas juga
diartikan sebagai perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil dan
perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan
dalam satuan-satuan (unit) umum. Ukuran produktivitas yang paling terkenal
berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran
oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.
Gambar 2.2 Proses Lead Time (Sumber: Toyota Production System, 2006)
9
Aktual takt time merupakan takt time yang dihitung berdasarkan waktu kerja
murni, tetapi jika tidak dapat di hindari seperti untuk pengangkutan, maka ada
juga takt time yang di set dengan waktu yang tidak fixed.
1. Cycle time
Cycle Time adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan
dengan urutan kerja yang telah ditentukan untuk proses yang ditangani
oleh 1 operator.
2. Urutan kerja
Pada proses dan assembly barang, operator melakukan pekerjaan dengan
urutan yang efektif seperti mengangkat barang, memasang mesin dan
melakukan proses.
3. Standard in process stock
Standard in process stock adalah barang dengan supply minimum yang
dimiliki di dalam proses agar pekerjaan dapat dilakukan dengan urutan dan
gerakan yang sama secara berulang-ulang.
Tabel 2.1 Tipe Standarisasi
1.5.1 DEFINE
Merupakan langkah operasional pertama dalam program Six Sigma. Hal-
hal penting yang harus didefinisikan pada tahap ini adalah suara pelanggan (Voice
of Customer). Berikut adalah langkah-langkah untuk menyelesaikan tahap Define
:
Klarifikasi Suara Pelanggan (Voice Of Customer)
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) adalah fokus utama dari
proyek yang dijalankan. Sehingga untuk melakukan perbaikan perlu
mendengarkan suara pelanggan (Voice Of Customer – VOC). Suara pelanggan
merupakan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan baik pelanggan internal maupun
pelanggan external. Semua permasalahan harus bersumber dari data yang ada,
14
dapat diukur, dan lepas dari asumsi tentang penyebab atau penyelesaian masalah
yang diperkirakan. Oleh karena itu harus spesifik dan targetnya dapat dicapai.
SIPOC Diagram sering disebut sebagai High Level Process Map. SIPOC
merupakan kependekan dari Supplier-Input-Process-Output-Customer. Definisi
proses inti menjadi langkah awal dalam peta perjalan Six Sigma, dimana SIPOC
diagram digunakan untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan pada proses dan
memperlihatkan titik awal dan titik akhir dari proses secara keseluruhan proses.
1.5.2 MEASURE
Tahap kedua ini dilakukan ketika memulai pengumpulan data tentang
kinerja saat ini. Selama penyelesaian tahap ini, perencanaan pengumpulan data
disesuaikan dengan tipe data dan pengumpulannya, sistem pengukuran yang valid
menjamin akurasi dan konsistensi, kecukupan data untuk analisis, dan sebuah
gambaran analisis awal untuk mengarahkan proyek.
Fokus pada tahap measure adalah mengembangkan perencanaan
pengumpulan data, mengidentifikasi masukan proses, menampilkan variasi
dengan diagram Pareto, histogram, run chart, dan acuan ukuran kapabilitas
proses dan tingkat sigma dalam sebuah proses. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam tahap ini adalah:
1.5.2.2 Stratification
Adalah alat yang digunakan untuk mengelompokkan data atau
informasi agar diperoleh informasi yang lebih kecil berdasarkan kriteria atau
karakteristik tertentu. Dengan stratifikasi akan membuat persoalan menjadi lebih
jelas. Stratrifikasi bisa dilakukan dengan pendekatan:
16
1.5.3 ANALYZE
Didalam tahap ketiga aktifitas yang dilakukan adalah menganalisa data
yang ada, untuk menemukan fokus utama perbaikan dan membuat hipotesis
kausal masalah yang sedang dihadapi untuk menemukan solusi pemecahan
masalah. Fokus terhadap permasalahan sudah harus jelas, pada tahapan ini sudah
dapat dilakukan kemungkinan perbaikan dengan melihat data yang telah diolah.
Solusi tersebut bisa digunakan untuk melakukan perbaikan atau menolaknya.
17
Dalam perbaikan proses analyze flow perbaikan dalam sebuah siklus yang
didapat dengan mengevaluasi hipotesis terhadap penyebab masalah.
Tabel 2.2 Bertanya Mengapa Beberapa kali untuk Menemukan Akar Penyebab
Masalah (Observasi Akibat : minuman kopi tidak enak)
Penyebab
terkendali dari
Perspektif tim
NO Bertanya Mengapa OK Six Sigma
dan/atau
Manajemen
Organisasi
1 Mengapa minuman kopi Sebab bahan bakunya YA
tidak enak tidak bagus
2 Mengapa bahan bakunya Sebab penyimpanannya YA
tidak bagus terlalu lama
3 Mengapa penyimpanannya Sebab tidak ada tanda YA
terlalu lama kopi masuk tanggal
berapa
4 Mengapa tidak ada tanda Sebab belum ada standard YA
kopi masuk tanggal berapa
1.5.4 IMPROVE
Pada dasarnya rencana-rencana tindakan (action plan) akan
mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta prioritas dan
alternative yang dilakukan dalam implementasi dari rencana itu.
Dalam tahap ini tim peningkatan kualitas Six Sigma harus memutuskan:
1. Apa yang harus dicapai (target).
2. Alasan kegunaan (mengapa) rencana tindakan ini harus dilakukan.
3. Dimana rencana-rencana tindakan itu akan diterapkan .
4. Siapa yang akan menjadi penanggung jawab dari rencana tindakan .
5. Bagaimana melaksanakan rencana tindakan itu.
19
1.5.5 CONTROL
Merupakan tahap operational terakhir dalam proyek peningkatan kualitas
Six Sigma, pada tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan yaitu:
• Hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan.
21