Kelompok 11 Fiqih
Kelompok 11 Fiqih
HUDUD
Disusun Oleh :
6H
2023
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Madrasah : MAN 15 Wonogiri
Kelas / Semester : XI / II
Pembelajaran Ke :1
A. Kompetensi Inti
K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro aktif, dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional.
K3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
2
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
1.7 Menghayati ketentuan Islam tentang 1.7.1 Meyakini syariat islam tentang
Hudud. hukum Hudud.
2.7 Menunjukkan sikap adil dan 2.7.1 Menunjukkan sikap adil dan
tanggungjawab dalam penerapan bertanggungjawab syariat islam tentang
kehidupan sehari-hari. hukum Hudud dalam kehidupan
seharihari.
3.7 Menganalisis materi tentang Hudud. 3.7.1 Menjelaskan makna Hudud.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan mampu :
1. Peserta didik mampu menjelaskan makna hukum hudud.
2. Peserta didik mampu mejelaskan Hudud dalam hukuman zina.
3. Peserta didik mampu mejelaskan Hudud dalam hukuman qadzaf (menuduh zina).
4. Peserta didik mampu mejelaskan Hudud dalam hukuman minuman keras.
5. Peserta didik mampu mejelaskan Hudud dalam hukuman mencuri (sariqoh).
6. Peserta didik mampu mejelaskan Hudud dalam hukuman merampok (hirabah).
3
D. Materi Pelajaran
1. Definisi Hudud
Kata hudud adalah bentuk jama’ dari kata had yang berarti pembatas. Had dapat
berarti umum dan khusus. Pengertian had secara umum adalah hukum-hukum syara’
yang disyari’atkan Allah Swt bagi hamba-Nya yang berupa ketetapan hukum halal atau
haram. Hukum-hukum tersebut dinamakan hudud karena membedakan antara jenis
perbuatan yang boleh dikerjakan atau yang tidak boleh dikerjakan, antara yang halal
dan yang haram. Sedangkan pengertian secara khusus hudud adalah hukuman-hukuman
tertentu yang ditetapkan oleh syara’ sebagai sanksi hukum terhadap perbuatan
kejahatan seperti hukuman berzina, qadzaf, mencuri, minum-minuman khamr,
merampok, dan lain-lain.
2. Zina
a. Definisi
Zina dapat diartikan sebagai hubungan badan laki-laki dan perempuan tanpa
ada ikatan pernikahan yang sah. Adapun dalil yang menjelaskan larangan zina
adalah firman Allah Swt. QS. Al-Isra’ (17) : 32:
َ س ۤا َء
سبِّي ًْل َ شةً َۗو ِّ َالز ٰن ٓى اِّنَّهٗ َكانَ ف
َ اح ِّ َو ََل ت َ ْق َربُوا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’ [17] : 32)
b. Macam-macam zina bedasarkan pelakunya terbagi menjadi dua; zina muḥṣan dan
zina gairu muḥṣan.
a) Zina Muhsan
Orang yang sudah baliq, berakal, merdeka, dan sudah pernah
bercampur dengan jalan yang sah. Dalam buku bidayatul mujtahid wa
nahyatul Muqtasid menerangkan bahwa pezina muhsan adalah zina yang
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga
(bersuami/beristri). Hukuman bagi pelaku zina muḥṣan adalah dirajam
dengan batu sampai mati.
4
b) Zina Ghairu Muhsan
Penzina atau pelaku yang belum pernah menikah. Hukuman bagi pelaku
zina gairu muḥṣan adalah:
a. Definisi Qadzaf
5
ٌ ُ غف
)5( ور َر ِّحي ٌم َ ََّللا ْ َ ) إَِّل الَّذِّينَ ت َابُوا ِّم ْن بَ ْع ِّد ذَلِّكَ َوأ4( َأَبَدًا َوأُولَئِّكَ ُه ُم ْالفَا ِّسقُون
َّ صلَ ُحوا فَإ ِّ َّن
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan
mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang
menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka
buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. Kecuali
orangorang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Nur [24]
: 4-5)
c. Adapun syarat-syarat qadzaf diantaranya :
a) Syarat qadzif (penuduh zina) ada lima yaitu baligh, berakal, bukan orang tau
dari pihak tertuduh, kehendak sendiri, dan tahu keharaman qadzaf.
b) Sedangkan syarat-syarat maqdzuf (pihak tertuduh) yaitu muslim, baligh,
berakal, terjaga dari dosa.
4. Minuman Keras
a. Definisi Minuman Keras
Minuman keras dalam fikih dikenal dengan istilah muskir. Muskir adalah
setiap sesuatu yang memabukkan baik berupa khamr (terbuat dari anggur) atau
yang lain. Setiap muskir hukumnya haram. Berdasarkan firman Allah Swt. QS. Al-
Maidah (5) : 90
Ayat di atas memang hanya menyebutkan khamr saja, yakni minuman yang
memabukkan yang terbuat dari anggur. Namun semua hal-hal yang memabukkan
terkandung di dalam ayat tersebut. Setiap minuman yang memabukkan tidak boleh
6
dikonsumsi baik sedikit atau banyak, menyebabkan orang yang mengkonsumsi
mabuk atau tidak.
Secara detail adalah dipotong tangan kanannya jika ia mencuri pertama kali,
jika mencuri lagi maka hukuman selanjutnya adalah dipotong kaki kirinya. Jika
mengulangi lagi yang ketiga kalinya, hukumannya adalah dipotong tangan kirinya.
Dan yang terakhir, jika mencuri lagi maka hukumannya adalah dipotong kaki
kanannya. “Sesungguhnya Rasulullah Saw. Berkata tentang pencuri “jika ia
7
mencuri maka potonglah tangannya, jika mencuri lagi maka potonglah kakinya, jika
mencuri lagi maka potonglah tangannnya, jika mencuri lagi maka potonglah
kakinya”. (HR. Syafi‟i).
6. Merampok (Hirabah)
a. Definisi
Merampok atau menyamun adalah istilah yang digunakan untuk pengertian
“mengambil harta orang lain dengan menggunakan cara kekerasan atau
mengancam pemilik harta dengan senjata dan terkadang disertai dengan ancama
bahkan pembunuhan”. Wahbah Zuhaily mendefinisikan "setiap tindakan dan aksi
yang dilakukan dengan maksud dan tuiuan untuk mengambil harta dalam bentuk
yang biasanya korbannya tidak mungkin untuk meminta bantuan dan pertolongan.”
b. Macam-Macam Hirabah dan Hukumannya
a) Membunuh dan mengambil harta.
Hukumannya adalah dibunuh dan disalib selama tiga hari di tempat yang
tinggi supaya diketahui banyak orang dan menjadi pelajaran untuk yang lain.
Proses penyaliban dilakukan setelah jenazah dimandikan, dikafani, dan
dishalati, karena tindakan yang dilakukan tidak menyebabkan keluar dari Islam.
Sehingga ia masih bersatatus Islam dan jenazahnya harus diberlakukan
sebagaimana jenazah muslim lainnya.
b) Membunuh tanpa mengambil harta.
Hukumannya adalah dibunuh tanpa disalib. Pengampunan dari pihak
keluarga korban tidak berpengaruh terhadap hukuman. Dalam arti walaupun
pihak keluarga korban memaafkan apa yang telah dilakukan oleh pembunuh,
hukuman harus tetap diberlakukan. Berbeda dengan qisas yang bisa gugur jika
ada pihak keluarga korban yang memaafkan. Perbedaannya adalah pembunuh
dalam bab ḥirabah tidak hanya sekadar membunuh, tapi juga menghadang
orang yang lewat dengan cara menakut-nakuti, mengandalkan kekuatan dan
8
tidak bermaksud terhadap orang tertentu. Artinya siapapun orang yang lewat
akan ia bunuh.
c) Mengambil harta
Hukumannya adalah dipotong tangan kanan sekaligus kaki kiri dari
pergelangan tangan dan kaki. Jika mengulangi lagi, maka hukumannya adalah
dipotong tangan kiri sekaligus kaki kanan dari pergelangan tangan dan kaki.
d) Menghadang orang yang lewat tanpa membunuh atau mengambil harta.
Hukumannya adalah ta’zir sesuai kebijakan hakim baik dengan cara
diasingkan, dipenjara atau yang lain.
Macam-macam ḥirabah dan hukumannya berdasarkan firman Allah Swt. QS.
Al-Maidah (5) : 33:
َ ٌعذَاب
ع ِّظ ْي ٌم ْٰ
َ ِّاَل ِّخ َرة
E. Model Pembelajaran
a. Model Pembelajaran : pembelajaran kontekstual.
b. Pendekatan Pembelajaran : pendekatan saintifik.
c. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan resitasi.
F. Alat dan Bahan Pembelajaran
a. Spidol dan papan tulis.
9
b. Handphone.
c. Lembar kerja siswa.
d. Laptop dan LCD.
G. Sumber Pembelajaran
a. Buku paket Fiqih Kelas XI MA.
b. Buku reverensi yang relevan.
c. Internet.
H. Langkah-Langkan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
10
Penutup 1. Guru meminta perwakilan kelompok 10 Menit
untuk menyampaikan hasil diskusi.
2. Guru memberikan kesimpulan materi
pembelajaran.
3. Guru menutup pembelajaran dengan
bacaan hamdalah dan do’a kafaratul
majelis.
I. Penilaian
a. Penilaian Diri
Berilah tanda centang (√) pada kolom berikut!
Nama Siswa :
Kelas :
No Perbuatan Benar Salah
11
Pedoman penskoran
Jika (√) maka 5, jika (X) maka 0
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai : 𝑋100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
b. Penilaian Pengetahuan
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Apa yang dimaksud hudud?
2. Macam-macam zina ada dua, apa saja?
3. Dalam islam, hukuman apa yang akan diberikan pada pezina ghairu muhsan?
4. Hukuman Qadzaf terdapat dalam surat?
5. Dalam islam, apa hukuman bagi orang yang suka minum-minuman keras?
6. Hirabah dikenal juga sebagai?
7. Hirabah terbagi menjadi empat, salah satunya membunuh tanpa mengambil harta.
Hukuman apa yang akan diberikan?
8. Mencuri secara bahasa diartikan sebagai?
9. Minuman keras dalam fikih dikenal dengan istilah muskir. Apa yang dimaksud
muskir?
10. Larangan minum-minuman keras terdapat pada surat?
Penskoran :
Benar poin 1
Salah poin 0
c. Penilaian Kelompok
Nama kelompok :
2. Hasil kelompok
12
3. Kerapian dan kejelasan
dalam presentasi
4. Menyelesaikan tugas kelompok
dengan baik
Jumlah nilai
Mengetahui,
13