Anda di halaman 1dari 34

BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melaksanakan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaran Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah
diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, yang kemudian diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dalam Undang-undang
Nomor 28 Tahun 1999 pasal 3 dinyatakan bahwa Azas-azas Umum Penyelenggaraan
Negara, meliputi : Azas Kepastian Hukum, Azas Tertib Penyelenggaraan Negara, Azas
Kepentingan Umum, Azas Keterbukaan, Azas Proporsionalitas, Azas Profesionalitas, dan
Azas Akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggara negara yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, bahwa Organisasi Perangkat Daerah perlu untuk menyusun Laporan Kinerja
tahunan. Dengan demikian, Laporan Kinerja yang disusun secara periodik setiap akhir
tahun anggaran tersebut menjadi media pertanggungjawaban dan sebagai perwujudan
kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau
target kinerja yang telah ditetapkan. Selain itu juga berperan sebagai alat kendali, alat
penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya Good Governance.
1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan ditetapkan dengan dengan Peraturan Bupati
Pasuruan Nomor 55 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan.
Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Bupati untuk melaksanakan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dibidang perhubungan
dan tugas pembantuan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Perhubungan
Kabupaten Pasuruan mempunyai fungsi :
1. perumusan kebijakan dibidang perhubungan;

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 1


BAB I PENDAHULUAN

2. pelaksanaan kebijakan dibidang perhubungan;


3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang perhubungan;
4. pelaksanaan administrasi Dinas dibidang perhubungan; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.
Dinas Perhubungan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. Dalam menjalankan
tugasnya Kepala Dinas dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris dan 4 (empat) orang Kepala
Bidang, yaitu: Kepala Bidang Pengembangan Transportasi, Kepala Bidang Angkutan,
Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan dan Kepala Bidang Pengendalian dan
Operasional. Sekretaris dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 3 (tiga) orang Subag,
yaitu: Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan, Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian dan Sub Bagian Keuangan. Dalam menjalanakan tugasnya Kepala Bidang
Pengembangan Transportasi dibantu oleh 3 (tiga) orang Seksi, yaitu : Seksi Pengembangan
Sistem Jaringan, Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana, dan Seksi
Pengelolaan Data Transportasi. Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bidang Angkutan
dibantu oleh 3 (tiga) orang Seksi, yaitu Seksi Angkutan Darat, Seksi Angkutan Laut, dan
Seksi Bimbingan Keselamatan. Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bidang Lalu Lintas
Angkutan Jalan dibantu oleh 3 (tiga) orang Seksi, yaitu : Seksi Managemen dan Rekayasa,
Seksi Pembangunan Fasilitas Keselamatan dan Penyelenggaraan LLAJ dan Seksi
Pemeliharaan Fasilitas Keselamatan dan Penyelenggaraan LLAJ. Sedangkan Dalam
menjalankan tugasnya Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional dibantu oleh 3 (tiga)
orang seksi yaitu: Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lalu lintas, seksi Penanggulangan
Kecelakaan dan Seksi Terminal dan Perparkiran.

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan ditetapkan dengan Peraturan Bupati


Pasuruan Nomor 55 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan adalah sebagai berikut

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 2


BAB I PENDAHULUAN

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 3


BAB I PENDAHULUAN

1.3 Sistematika Penyajian


Laporan ini menggambarkan pencapaian kinerja Dinas Perhubungan selama tahun
2021. Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kerja sebagai tolak ukur
keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini
akan memungkinkan didenifikasikannya sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja di
masa yang akan datang. Uraian singkat masing-masing BAB adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi
BAB II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtiar perjanjian kinerja yang bersangkutan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian
kinerja.
BAB IV Penutup
Pada bab ini diuaraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah
masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja.

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 4


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2018 - 2023


Perencanaan strategis merupakan suatu cara untuk memahami lingkungan,
mendefinisikan tujuan organisasi, mengidentifikasi berbagai pilihan, membuat dan
mengimplementasikan keputusan serta mengevaluasi kinerja saat ini. Selain itu perencanaan
strategis juga dapat memberikan petunjuk bagi organisasi dalam merumuskan visi dan misi
masa depannya serta mengembangkan prosedur dan operasi yang diperlukan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Proses penyusunan perencanaan strategis dimulai dari perumusan visi serta misi.
Selanjutnya visi dan misi dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran serta strategis, yaitu cara
mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan dan program. Proses perumusan visi,
misi, tujuan dan sasaran serta strategis tidak terlepas dari berbagai pertimbangan faktor-
faktor lingkungan eksternal dan internal. Secara garis besar proses tersebut dapat dilihat
dalam dokumen rencana strategis Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan tahun 2018 –
2023, segala faktor penghambat dan pendukung dan telaah visi misi bupati, telaah rencana
tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup serta telaah renstra Kementerian
Perhubungan yang terkait maka akan menimbulkan isu-isu strategis bagi Dinas Perhubungan
untuk menunjang, serta mendukung program kerja serta visi dan misi bupati.
Adapun isu – isu strategis yang bisa di angkat adalah:
- Rendahnya kesadaran masyarakat berbudaya tertib berlalu lintas di jalan.
- Masih ada beberapa wilayah Kabupaten Pasuruan yang belum terlayani angkutan
pedesaan dan perkotaan.
- Perkembangan Teknologi Pelayanan dan Angkutan Transportasi.
- Angkutan umum pedesaan dan perkotaan kurang diminati oleh masyarakat.
- Masih kurangnya jumlah fasilitas keselamatan lalu lintas.
- Pertumbuhan angkutan online yang meningkat di masyarakat.
- Kurangnya pembinan terhadap angkutan antar moda
- Masih kurangnya SDM di bidang Perhubungan, dimana Dinas Perhubungan memerlukan
tenaga teknis seperti lulusan STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat), hal ini untuk
menunjang Kualitas SDM Dinas Perhubungan agar dapat memiliki tenaga - tenaga teknis
yang sesuai di bidangnya.
- Perlunya pengadaan sarana seperti kebutuhan kantor, mebelair, peralatan kantor bahkan
sarana peralatan uji KIR yang baik dan layak untuk menunjang kinerja, perkembangan
dan kemajuan bidang perhubungan.
- Perlunya menanggapi kelemahan dan keterbatasan tersedianya moda transportasi
angkutan yakni dengan upaya pengadaan sarana transportasi darat untuk menunjang

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 5


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

ketersediaan moda transportasi darat seperti (Bus sekolah dan Bus Pariwisata) dan lain-
lain.
- Belum optimalnya infrastruktur penunjang, pengelolaan kawasan wisata dan kurangnya
promosi wisata serta penyelenggaraan event-event wisata sehingga berdampak pada
kurangnya minat wisatawan untuk berkunjung.
- Perlu adanya peningkatan sistem pelayanan uji kendaraan bermotor yang terintegrasi,
transparan dan online.
- Proses pembangunan infrastruktur jalan yang terhambat dari pihak pertama maka akan
mengakibatkan terhambatnya pula pembangunan sarana dan prasarana perhubungan.
- Distribusi pangan dan aksesibilitas pangan belum terjangkau di beberapa daerah.
- Pembangunan infrastruktur wilayah belum sesuai dengan rencana peruntukkan ruang.
- Infrastruktur pendukung pembangunan ekonomi belum optimal.
- Infrastruktur perkotaan dalam menunjang smart city belum memadai.
Maka Dinas Perhubungan berupaya untuk merumuskan, mengelompokkan dan
menjabarkan isu - isu strategis tersebut dalam Sasaran strategis Dinas Perhubungan
melalui Capaian Kinerja yang terukur dalam Indikator Kinerjanya yakni;
a. Meningkatkan wilayah yang terkoneksi angkutan umum dengan indikator
Prosentase (%) wilayah yang terkoneksi angkutan umum;
b. Meningkatkan fasilitas keselamatan jalan dengan indikator Prosentase (%)
penurunan angka kecelakaan.
Adapun program kegiatan yang ada di bidang gunakan untuk menunjang sasaran
strategis Dinas Perhubungan di bagi menjadi Program Prioritas (P1) dan Program
Perangkat Prioritas (P2):
a. Program prioritas (P1) antara lain;
1. Bidang Angkutan;
2. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
b. Program Prioritas (P2) antara lain:
1. Bidang Pengembangan Transportasi;
2. Bidang Pengendalian dan Operasional.

VISI DAN MISI BUPATI


2.1.1 VISI
Visi adalah suatu gambaran jauh ke depan dibangun melalui proses refleksi
dan proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen
pemangku kepentingan (stakeholder). Berawal dari cita-cita bersama yang ingin
diwujudkan dengan didukung peran serta seluruh elemen instansi, masukan-masukan
dari stakeholders, dan dengan memperhatikan nilai-nilai yang dianut dan nilai

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 6


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

lingkungan yang mempengaruhi maka dirumuskan visi Dinas Perhubungan sebagai


berikut:
“Menuju Kabupaten Pasuruan yang maslahat, sejahtera dan berdaya saing”

2.1.2 MISI
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh OPD sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi merupakan keinginan menyatukan
langkah dan gerak untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan yaitu:
1. Meningkatkan kualitas dan produktivitas sektor-sektor produksi dan produk-
produk unggulan Kabupaten Pasuruan melalui penguatan kelembagaan sosial dan
meningkatkan nilai tambah ekonomi desa berbasis masyarakat dengan cara
mempermudah aspek legal dan pembiayaan dalam rangka percepatan
pembangunan daerah menuju kesejahteraan masyarakat.
2. Melaksanakan pembangunan berbasis keluarga dengan memanfaatkan modal
sosial berbasis religiusitas dan budaya, guna mewujudkan kohesi sosial.
3. Meningkatkan kualitas infastuktur daerah untuk penguatan konektivitas dan
aksesibilitas masyarakat dalam rangka peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan pemanfaatan segenap potensi sumber daya alam secara
bertanggungjawab dan berkelanjutan sebagai bentuk konservasi lingkungan di
Kabupaten Pasuruan.
4. Memperkuat dan memperluas reformasi birokrasi yang mendukung tata kelola
pemerintahan dan pelayanan publik yang inovatif, bersih, efektif, akuntabel, dan
demokratif yang berbasis pada teknologi informasi.
5. Meningkatkan pelayanan dasar terutama pelayanan kesehatan, pemukiman dan
pendidikan dengan mengintregasikan pendidikan formal dan non formal sebagai
wujud afirmasi pendidikan karakter di Kabupaten Pasuruan.

Dari kelima misi diatas Dinas Perhubungan mendukung pada misi - 3, yaitu
“Meningkatkan kualitas infastuktur daerah untuk penguatan konektivitas dan
aksesibilitas masyarakat dalam rangka peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan pemanfaatan segenap potensi sumber daya alam secara
bertanggungjawab dan berkelanjutan sebagai bentuk konservasi lingkungan di
Kabupaten Pasuruan”.
Sesuai Visi dan Misi dari Bupati terpilih tahun 2018-2023 yang akan berkonsentrasi
terhadap kualitas infrastruktur guna meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas
dimana pada misi ini diampu oleh dua OPD yang akan berperan untuk terlaksananya
misi tersebut, yakni OPD pertama adalah Bina Marga dan OPD kedua adalah Dinas
Perhubungan. Kedua OPD tersebut akan saling melengkapi untuk mewujudkan misi
ke-3 ini, oleh karenanya faktor-faktor penghambat mungkin akan timbul dikarenakan

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 7


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

langkah Dinas Perhubungan jelas tergantung dari OPD lain dalam hal ini Bina Marga.
Adapun yang bisa menjadi faktor penghambat antara lain:
1. Proses pembangunan infrastruktur jalan yang terhambat dari pihak pertama maka
akan mengakibatkan terhambat pula pembangunan sarana dan prasarana
perhubungan.
2. Konektivitas jalan yang belum terkoneksi sampai pada desa atau pelosok kabupaten.
3. Tidak adanya atau kurangnya trayek angkutan untuk pedesaan.
4. Minat masyarakat terhadap angkutan yang berkurang karena belum terkoneksinya
jalan dan trayek angkutan umum.

2.1.3 TUJUAN DAN SASARAN


2.1.3.1 TUJUAN
Berawal dari cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan didukung peran serta
seluruh elemen instansi, masukan-masukan dari stakeholders, dan dengan
memperhatikan nilai-nilai yang dianut dan nilai lingkungan yang mempengaruhi
maka tujuan Dinas Perhubungan sebagai berikut:
“Meningkatnya Aksebilitas Transportasi”
Adapun terminologi dari rumusan tujuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Aksesibilitas merupakan ukuran kenyamanan atau kemudahan suatu tata guna lahan
berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui
sistem jaringan transportasi (Black, 1981). Definisi mudah atau susah setiap orang
pasti berbeda-beda, karena penilaian ini cenderung bersifat subjektif. Aksesibilitas
adalah konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna lahan secara geografis
dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Dengan kata lain
aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan bagaimana lokasi tata guna lahan
berinteraksi satu dengan yang lain dan bagaimana tingkat kemudahan lokasi tersebut
dicapai melalui sistem jaringan transportasi. Sedangkan mobilitas adalah suatu
ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak yang biasanya dinyatakan dengan
kemampuannya membayar biaya transportasi.
Sebagian orang ada yang menilai aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak dari
dua lokasi. Artinya makin pendek jarak 2 lokasi maka makin tinggi aksesibilitas,
karena mudah untuk dijangkau. Tetapi bagaimana pada saat terjadi macet, secara
otomatis tempat yang kita tuju tidak mudah dijangkau lagi walaupun pada
kenyataannya jaraknya dekat bahkan mungkin dekat sekali. Sehingga orang pun
akan menganggap bahwa waktu lebih tepat untuk menentukan aksesibiltas pada
suatu tata guna lahan dari pada jarak. Sebagai contoh 2 lokasi yang berjauhan akan
tetapi mempunyai sistem transportasi yang dapat dilewati dengan kecepatan tinggi

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 8


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

yang mengakibatkan waktu perjalanan menjadi pendek, yang mana kondisi ini
menunjukkan bahwa aksebilitas kedua lokasi tinggi.

2.1.3.2 SASARAN

Penjabaran dari Tujuan Dinas Perhubungan yaitu Meningkatnya Aksesibiltas


Transportasi maka Dinas Perhubungan memiliki 2 (dua) sasaran yaitu:

a. Meningkatnya Wilayah Yang Terkoneksi Angkutan Umum


Sasaran tersebut merupakan sasaran utama dan prioritas utama bagi Dinas
Perhubungan untuk berupaya maksimal mengembangkan transportasi massal
untuk mengurangi kemacetan, serta mengembangkan dan menambah trayek
angkutan bagi wilayah-wilayah yang belum terlalui angkutan umum, serta
menambah armada/moda transportasi umum untuk membantu masyarakat. Upaya
- upaya tersebut yang akan membantu sasaran Dinas Perhubungan dalam
meningkatkan wilayah yang terkoneksi Angkutan Umum.
b. Meningkatnya Fasilitas Keselamatan Jalan
Sasaran meningkatkan fasilitas keselamatan jalan adalah upaya Dinas
Perhubungan untuk mengurangi prosentase penurunan angka kecelakaan. Hal ini
bisa dilakukan dengan upaya pengadaan pembangunan dan rehabilitasi sarana dan
prasarana fasilitas keselamatan lalu lintas.

2.1.4 STRATEGI DAN KEBIJAKAN


2.1.4.1 Strategi
Strategi yang tepat merupakan syarat utama mencapai tujuan organisasi.
Untuk dapat menyusun strategi yang tepat diperlukan dukungan data yang relevan,
analisis lingkungan internal dan eksternal yang jujur dan kejelian dalam menentukan
faktor-faktor kunci keberhasilan. Strategi Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan
dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut:
1) Membangun transportasi massal dengan melakukan manajemen angkutan dan
penataan angkutan umum yang aman, nyaman dan relatif terjangkau dengan daya
beli masyarakat yang terhubung antar wilayah;
2) Pengaturan lalu lintas dan penertiban angkutan umum;
3) Meningkatkan aksesibilitas jaringan transportasi jalan dan rehabilitasi sarana dan
prasarana perhubungan;
4) Pengadaan, pemasangan dan rehabilitasi fasilitas keselamatan jalan seperti Traffic
Light, Warning Light, Rambu Elektrik, Rambu Lalu Lintas, Rambu Pendahulu
Petunjuk Jurusan/RPPJ, Marka Jalan, Guard Rail, Cermin Tikungan, Paku Jalan,
Deliniator, Kerucut Lalu Lintas, Traffic Barier, CCTV;

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 9


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

5) Melakukan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dan melakukan


sosialisasi/penyuluhan dibidang perhubungan kepada masyarakat;
6) Melakukan perencanaan di bidang perhubungan dan peningkatan kelaikan
pengujian kendaraan bermotor.

2.1.4.2 Kebijakan
1. Arah Kebijakan
Arah kebijakan merupakan bentuk konkrit upaya pelaksanaan perencanaan
pembangunan Kabupaten Pasuruan sebagai panduan untuk pemerintahan daerah
agar lebih optimal dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu arah
kebijakan juga digunakan sebagai pedoman dalam menentukan tahapan
pembangunan selama lima tahun periode kepala daerah yaitu tahun 2018-2023
untu mencapai sasaran RPJMD Kabupaten Pasuruan

Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Pasuruan


2019 2020 2021 2022 2023
Pembangunan Peningkatan Konektivitas Kelembagaan Nilai Tambah
Berbasis Kualitas Infrastruktur Ekonomi Desa Ekonomi dan
Keluarga dan Pelayanan Pembangunan
Pendidikan Publik Berwawasan
Karakter Lingkungan

Kebijakan merupakan ketentuan yang telah ditetapkan untuk dijadikan


pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pelaksanaan program/kegiatan guna
kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan serta visi dan misi
Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan.
Kebijakan yang dilakukan Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan pada
Sasaran utama yakni Meningkatnya Wilayah yang Terkoneksi Angkutan adalah
sebagai berikut :
1) Evaluasi trayek (rerouting) Angkutan wilayah Kabupaten Pasuruan;
2) Konversi dan modernisasi armada yang ada;
3) Orientasi pelayanan bukan pada pendapatan;
4) Menfasilitasi angkutan pengumpan atau feeder dari wilayah yang tidak
terkoneksi angkutan;
5) Melakukan political will sebagai penentu kebijakan dengan melakukan
kajian-kajian di bidang perhubungan.

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 10


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

Kebijakan yang dilakukan Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan pada


Sasaran Meningkatnya fasilitas keselamatan jalan adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan teknis transportasi bagi SDM
Dinas Perhubungan;
2. Sosialisasi tata tertib berlalu lintas pada masyarakat;
3. Mengembangkan SIM (Sistem Informasi Manajemen) dalam hal ini
pengadaan PTC di wilayah Kabupaten Pasuruan;
4. Pengembangan teknologi pelayanan transportasi dan perbaikan sarana dan
prasarana Pelayanan public;
5. Pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana fasilitas keselamatan lalu
lintas.

2.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)


Indikator Kinerja Utama Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan ditetapkan melalui
Surat Keputusan Dinas Perhubungan Nomor 950/51.1//424.083/2020 Tahun 2020 tentang
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Pasuruan.
Adapun IKU Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Pasuruan sebagaimana berikut:

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 11


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

No Indikator Indikator Kinerja Satuan Penjelasan Keterangan


Kinerja Utama Alasan Formulasi Sumber / Kriteria
Data
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Meningkatnya - Prosentase wilayah % • Angkutan umum merupakan akses Ruas jalan yang terlayani angkutan dibagi ruas jalan Data Jumlah Trayek
Aksebilitas yang terkoneksi untuk pergi dari suatu tempat kabupaten kali 100% Bidang Angkutan
Transportasi angkutan umum ketempat lain merupakan aksebilitas atau Angkutan, Umum
transportasi Data Ruas Kabupaten
∑ Ruas Jalan yang Terlayani Angkutan X100%
Jalan dari Pasuruan
∑ Ruas Jalan Kabupaten Pasuruan
PU Bina
Marga
- Prosentase % • Kecelakaan lalu lintas merupakan Jumlah total
Jumlah laka tahun sekarang dikurangi jumlah laka
penurunan angka indikator yang dapat dinyatakan kecelakaan
tahun lalu di bagi jumlah laka tahun sekarang dikali
kecelakaan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan Data lalu lintas
100%
dianggap baik (selamat) jika angka Jumlah dalam 1 (satu)
Atau
kejadian kecelakaan lalu lintas dapat Kecelakaan tahun.
∑ Laka tahun sekarang - ∑ Laka tahun lalu X 100 %
ditekan seminim mungkin, artinya lalu lintas
∑ Laka tahun sekarang
semakin sedikit angka kejadian berasal dari
kecelakaan lalu lintas maka Polres
keselamatan berlalu lintas dapat Pasuruan
dikatakan meningkat dan sebaliknya
jika angka kejadian kecelakaan lalu
lintas meningkat artinya keselamatan
berlalu lintas dijalan rendah.

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 12


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

Tabel 2.1
Penetapan Kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan Tahun 2021

No Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target


1 2 3 4 5
1 Meningkatnya Aksebilitas 1. Meningkatnya Wilayah yang Prosentase wilayah yang terkoneksi % 12,17
Transportasi Terkoneksi Angkutan angkutan umum
2. Meningkatnya Keselamatan Jalan Prosentase penurunan angka kecelakaan % -3,01

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 13


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

2.3 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)


Perencanaan Kinerja merupakan proses penyusunan Rencana Kinerja
sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis, yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan melalui
berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan Rencana Kinerja dilaksanakan seiring
dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran serta merupakan komitmen
untuk mencapai dalam tahun tertentu. Di dalam Rencana Kinerja ditetapkan
Rencana Capaian Kinerja Tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada
pada tingkat sasaran dan kegiatan melalui Penetapan Kinerja Dinas
Perhubungan Pemerintah Kabupaten Pasuruan Tahun 2021.
Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi tentang sasaran yang
ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, Indikator Kinerja Sasaran, dan
Rencana Capaiannya. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif
yang menggambarkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
Rencana Kinerja Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Pasuruan tahun
2021.

2.4 PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja adalah dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan


instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui
perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara
penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi
dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi
pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja
(outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan
demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari
kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap
tahunnya.
Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah:
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk
meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 14


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai dalam rangka mewujudkan
manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi
pada hasil. Kepala Dinas Perhubungan pada Tahun 2021 telah melakukan
Perjanjian Kinerja dengan Bupati Pasuruan untuk mewujudkan target kinerja.

Perjanjian Kinerja Dinas Perhubungan yang telah dibuat dan ditandatangani pada
tahun 2021s sebagai berikut :

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 15


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 16


BAB II PERENCANAAN DAN PERJAJNJIAN KINERJA

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 17


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas pada hakikatnya merupakan suatu kewajiban untuk menyampaikan


pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan suatu organisasi
kepada pihak yang berhak atau memiliki kewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban. Sedangkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan
strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan - kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Dari
kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
adalah perwujudan kewajiban suatu instansi untuk mempertanggungjawabkan secara transparan
mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan Misi Organisasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan kepada pihak - pihak yang berwenang menerima
pelaporan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Sebagai salah satu pilar good governance, akuntabilitas menempati posisinya sebagai media
penghubung kedua pilar lainnya yaitu transparansi dan partisipasi masyarakat. Sesuai fungsinya
sebagai mediator, akuntabilitas dapat diartikan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah untuk
menjelaskan kepada pemberi amanat mengenai hasil yang dicapai atas pelaksanaan tugas atau
amanah yang diembannya. Simpangan yang terjadi antara realisasi dengan hasil yang diharapkan
akan tercapai, menuntut penjelasan yang sistematik, logis dan transparan dalam kerangka
anggaran berbasis kinerja. Simpangan inilah yang kemudian kita menyebutnya dengan istilah
“kinerja” diperoleh dengan melalui tahapan-tahapan pengumpulan data kinerja, pengukuran data
kinerja, dan terakhir analisa atas setiap pencapaian kinerja baik positif maupun negatif.
Political will jajaran birokrasi Pemerintah Kabupaten Pasuruan dalam mengelola data
kinerja adalah gambaran yang tajam mengenai keinginan Pemerintah Kabupaten mewujudkan
tata kelola pemerintah yang baik (good governance) melalui budaya berakuntabilitas dengan
melakukan penilaian, analisa dan evaluasi atas setiap indikator kinerja yang telah ditetapkan
pada awal tahun di setiap bidang penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Kabupaten sebagai berikut:

3.1 CAPAIAN KINERJA DINAS PERHUBUNGAN


1. Pengukuran kinerja
Indikator kinerja adalah media untuk menilai ukuran pencapaian suatu kinerja
tertentu. Bagi stakeholder, hasil pengukuran dapat digunakan untuk memberikan
penilaian atas keberhasilan pemerintah kabupaten menjalankan program-program
pembangunan yang telah disepakati dalam Arah Kebijakan Umum Daerah. Sedangkan
bagi Kepala Daerah, media ini adalah alat yang paling efektif dan cepat untuk

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 18


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

menginformasikan setiap perubahan pelaksanaan maupun kendala yang mempengaruhi


keberhasilan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Dengan tersedianya informasi
yang cepat, bisa dipastikan bahwa langkah-langkah strategis dapat segera dilakukan
sehingga menjamin bahwa program pembangunan berjalan sesuai dengan koridor yang
telah disepakati dengan pihak legislatif.
Sebagai sebuah institusi besar, Pemerintah Kabupaten Pasuruan digerakkan oleh
institusi lain yang lebih kecil dalam menjalankan setiap kebijakan manajemen daerah.
Pemerintah Kabupaten Pasuruan harus membuat mekanisme yang mampu menilai
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangannya untuk
menetapkan suatu indikator atas setiap sasaran yang disepakati dengan legislatif lengkap
atas target yang harus dicapai setiap tahun. Indikator ini bersifat indikator kinerja
outcome (hasil). Pada saat yang bersamaan Pemerintah Kabupaten mewajibkan satuan
kerja dibawah kendalinya untuk mendukung pencapaian sasaran dengan cara
menetapkan indikator input, output dan outcome sesuai dengan karakteristik dan tupoksi
satuan kerja yang bersangkutan.
Indikator kinerja input yang digunakan adalah dana dengan satuan rupiah, sedangkan
indikator output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis sasaran yang
ditetapkan, seperti orang, buku, desa, Kecamatan, kelompok, buah. Pada indikator
output, indikator kinerja outcome yang digunakan juga bervariasi tergantung pada
sasaran yang ingin dicapai. Namun demikian, terdapat satu kesamaan dalam
merumuskan indikator kinerja outcome maupun output, yaitu indikator tersebut
menggambarkan sejauh mana Pemerintah Kabupaten Pasuruan melaksanakan
fungsinya. Untuk menyimpulkan pencapaian sasaran digunakan skala ordinal sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Skala Ordinal Pencapaian Sasaran
No Jumlah Nilai Kategori
1. 85 sampai dengan 100 Sangat berhasil
2. 70 s/d kurang dari 85 Berhasil
3. 55 s/d kurang dari 70 Cukup berhasil
4. Kurang dari 55 Tidak berhasil

Sebagai sebuah media pengukuran, skala ini digunakan untuk mengklasifikasi hasil
pengukuran indikator kinerja. Meskipun hasil klasifikasi tersebut pada akhirnya
menggambarkan keberhasilan dan ketidakberhasilan pencapaian sasaran, namun
pengukuran kinerja tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan penghargaan
maupun hukuman kepada pelaksana kegiatan, tapi sebagai informasi awal yang sangat
menentukan bagi pengambil keputusan untuk membuat langkah-langkah strategis guna

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 19


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

meningkatkan kinerja organisasi. Informasi awal tidak serta merta bisa menciptakan
keputusan yang strategis. Masih diperlukan beberapa tahapan analisa dan evaluasi
kinerja guna mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan kinerja sehingga manajemen dapat menyimpulkan tentang adanya
masalah kinerja guna mendukung pengambilan kebijakan untuk peningkatan kinerja
melalui alokasi, distribusi dan regulasi.
Sebagai tolok ukur kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan sesuai dengan
Tabel 2.1 pada Bab II diatas, Kinerja Dinas Perhubungan Tahun 2020 yang telah
ditetapkan menjadi parameter keberhasilan Dinas yang harus dicapai dalam
melaksanakan program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2021.
Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2021 dilakukan dengan cara membandingkan
antara target dengan realisasinya pada masing-masing indikator kinerja sasaran, dan
juga dengan cara membandingkan antara realisasi tahun 2021 dengan realisasi tahun
sebelumnya. Tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat dilihat
dalam Tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2
Capaian Indikator Kinerja Utama
Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan TA 2021

No Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

1 2 3 4 5 6 7

Meningkatnya Aksebilitas Meningkatnya Wilayah yang Prosentase


Transportasi Terkoneksi Angkutan wilayah yang
% 12,17 8,2 67,37%
terkoneksi
angkutan umum
Meningkatnya Keselamatan Prosentase
1
Jalan penurunan angka % -3,01 -2,89 96,01%
kecelakaan
Meningkatnya Kualitas
SAKIP Perangkat Daerah Nilai Sakip 85 83,88 98,68%

2. Analisis Pengukuran Kinerja


Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala
yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna
perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam
evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara
output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi.
Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan
memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu.

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 20


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang


menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak.
Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap)
yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah
yang telah dan akan dilaksanakan.
Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan-
pembandingan antara:
- Kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan;
- Kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya;
- Kinerja suatu instansi dengan kinerja instansi lain yang unggul di bidangnya ataupun
dengan kinerja sektor swasta;
- Kinerja nyata dengan kinerja di negara-negara lain atau dengan standar internasional.
Dengan menggunakan skala ordinal, penilaian indikator kinerja Dinas
Perhubungan Kabupaten Pasuruan yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja tahun
2021, menunjukkan kategori pencapaian dengan kategori Berhasil.
Adapun target dan realisasi capaian sasaran masing - masing indikator kinerja
Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan adalah sebagai berikut :
1. Indikator Sasaran Pertama dan Kedua, yaitu
Prosentase Wilayah yang Terkoneksi angkutan Umum

Tabel 3.3
Target dan Realisasi Capaian Sasaran 1
Meningkatnya Wilayah yang Terkoneksi Angkutan

Tahun 2021 Capaian Kinerja


No Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi Tahun 2020
1 Prosentase wilayah
yang terkoneksi % 12.17 8.2 67.37%
angkutan umum

Dari table diatas dapat diketahui bahwa realisasi kinerja atas wilayah yang terkoneksi
angkutan umum sebesar 8.2% dari target 12.17 %. Dengan besaran realisasi tersebut,
maka dapat dihitung capaian kinerja pada tahun 2021 sebesar 67.37%. Penyebab tidak
tercapainya target prosentase wilayah yang terkoneksi angkutan umum disebabkan oleh
hal – hal sebagai berikut:
1) Pemilik kendaraan tidak melakukan perpanjangan trayek sehingga trayek yang
terdata di PAD tidak sesuai dengan data trayek yang yang ada di bidang angkutan

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 21


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2) Peningkatan penggunaan layanan angkutan online oleh masyarakat yang dinilai


lebih efektif dan efisien karena menerapkan pelayanan yang door to door dan
menggunakan aplikasi dalam proses pemesanannnya
3) Kemudahan masyarakat dalam kepemilikan kendaraan pribadi
4) Menurunnya minat masyarakat terhadap angkutan yang di sebabkan tingkat
kenyamanan dan ketepatan waktu yang tidak dapat dicapai oleh konsumen
5) Dampak pandemi virus corona (COVID-19) menyebabkan penurunan secara drastis
penggunaan angkutan umum oleh masyarakat
Dari beberapa poin diatas, poin nomor 3 dan 4 merupakan penyebab utama target
prosesntase wilayah yang terkoneksi angkutan umum tidak tercapai. Terlepas dari
pandemic Covid – 19 yang berdampak pada berbagai sektor, rendahnya penggunaan
angkutan umum terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia. Terdapat berbagai factor
penyebab terjadinya hal tersebut, seperti kemudahan masyarakat dalam membeli
kendaraan pribadi, kawasan permukiman yang semakin jauh dari akses jalan utama, sifat
pelayanan angkutan umum yang tidak door to door berdampak pada berbagai hal yang
berujung pada rendahnya tingkat penggunaan angkutan umum. Dampak yang paling
besar terutama berkaitan dengan ekonomi, dimana keuntungan yang diterima oleh
pengusaha angkutan tidak mampu menutupi biaya operasional kendaraan sehingga
menyebabkan pengusaha angkutan umum banyak yang gulung tikar. Untuk pengusaha
angkutan umum yang tetap beroperasi, digunakan beberapa cara agar tidak mengalami
kerugian seperti angkutan umum beroperasi pada jam – jam tertentu (jam anak sekolah
atau jam karyawan pabrik pulang/berangkat), tidak mencapai tujuan akhir sesuai trayek
(putar balik ketika tidak ada penumpang) dan sebagainya. Faktor ekonomi ini juga yang
mengakibatkan rendahnya pelayanan angkutan umum, seperti ngetem, kondisi
kendaraan yang kurang layak, ugal – ugalan untuk mengejar setoran, dan sebagainya
sehingga masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi daripada menggunakan angkutan
umum. Permasalahan tersebut tidak hanya terjadi di Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten/Kota lain juga mengalami hal yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut,
setiap Kabupaten/Kota yang dalam hal ini Dinas Perhubungan sebagai leading sector,
berlomba – lomba untuk menciptakan strategi untuk meningkatkan penggunaan
angkutan umum. Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan sendiri terus berusaha dalam
meningkatkan penggunaan angkutan umum dengan menciptakan berbagai inovasi
seperti, angkutan wisata gratis dan angkutan sekolah gratis yang bekerjasama dengan
pengusaha angkutan dalam pelaksanaannya. Inovasi tersebut cukup berhasil dalam
menarik animo masyarakat untuk menggunakan angkutan umum namun masih
diperlukan strategi lain untuk mencapai target capaian kinerja wilayah yang terkoneksi
angkutan umum.

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 22


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Terkait capaian kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan, dinyatakan cukup


berhasil mengingat faktor-faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya target
prosentase wilayah yang terkoneksi angkutan diatas tidak mudah untuk diatasi dan di
hindari.
2. Indikator Sasaran Kedua, yaitu
Prosentase penurunan angka kecelakaan
Tabel 3.4
Target dan Realisasi Capaian Sasaran 2
Meningkatnya Keselamatan Jalan
Tahun 2021 Capaian Kinerja
No Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi Tahun 2021
1 Prosentase penurunan
% -3,01 -2,89 96,01%
angka kecelakaan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa telah terjadi Kenaikan tingkat
kecelakaan lalu lintas sebesar 4% dari target yang telah di tentukan.
Penyebab Meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas disebabkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Tingkat mobilitas mulai ramai, setelah PPKM level 1 sampai 4 tidak di berlakukan
lagi.
2. Menurunnya kesadaran pengemudi dan ketaatan terhadap peraturan berlalu lintas di
jalan
3. Kelalaian Pengendara kendaraan bermotor dalam berkendara di jalan raya.

Dari data kecelakaan lalu lintas yang diterima oleh Dinas Perhubungan Kabupaten
Pasuruan, tidak ada kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh tidak adanya fasilitas
perlengkapan jalan (marka dan rambu) sehingga secara tidak langsung menunjukkan
bahwa program peningkatan fasilitas keselamatan jalan yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Pasuruan telah cukup berhasil dalam menekan tingkat
kecelakaan lalu lintas. Namun dengan faktor penyebab kecelakaan yang bukan hanya
terkait oleh fasilitas keselamatan jalan, Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan
memiliki tantangan untuk berinovasi dalam menekan tingkat kecelakaan lalu lintas.
Salah satunya adalah sosialisasi kepada pelajar dan supir angkutan karena berdasarkan
data kecelakaan tersebut, pelaku kecelakaan lalu lintas berdasarkan profesi masih
terdapat pelajar dan supir sehingga hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi Dinas
Perhubungan Kabupaten Pasuruan dalam mewujudkan zero accident di Kabupaten
Pasuruan.

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 23


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 3.5
Target Renstra dan Realisasi Indikator Sasaran sampai Tahun 2021
Target dan realisasi Target dan realisasi
Target
No. Indikator Kinerja 2019 2020
Renstra
target Realisasi Target Realisasi
1. Prosentase wilayah yang terkoneksi 10.41 7.18 11.29 7.91 13.29
angkutan umum
2. Prosentase penurunan angka kecelakaan -2.84 11.16 -2.93 -19.44 -3.21
3. Meningkatnya Kualitas SAKIP Perangkat
72,11 72,11 80,04 80,04 84,2
Daerah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perbandingan pencapaian target dan realisasi sasaran
Dinas Perhubungan antara tahun 2019 dan 2020 serta tahun akhir pencapaian Renstra.
Untuk prosentase wilayah yang terkoneksi angkutan umum terjadi kenaikan sebesar 10%
pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 walaupun belum mencapai target yang telah di
tetapkan dan pencapaian sebesar 60% dari target akhir renstra 2023.
Untuk target sasaran prosentase penurunan angka kecelakaan terjadi kenaikan sebesar 274%
pada tahun 2019 dan pencapaian target tahun 2020 sebesar 663% atau melebihi target 2020
dan target renstra 2023
Untuk target sasaran kualitas SAKIP Perangkat Daerah terjadi kenaikan sebesar 113,7% dari
tahun 2019 menuju tahun 2020. Serta untuk pencapaian target 2020 di bandingkan target
renstra sebesat 95%

3. REALISASI ANGGARAN
Selama tahun anggaran 2021 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka
menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang ingin
dicapai Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan, dianggarkan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pasuruan.
Untuk merealisasikan seluruh target kinerja yang telah ditetapkan dalam sasaran
tersebut, Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan pada tahun 2021 telah mengalokasikan
dan merealisasikan anggaran melalui APBD Tahun 2021 dengan perincian program sebagai
berikut :

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 24


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 3.6
Realisasi Anggaran Dalam Pelaksanaan Program
Tahun Anggaran 2021
2021
NO PROGRAM/KEGIATAN
ANGGARAN REALISASI %
1 2 3 4 5
PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN
A 12.176.889.169 11.972.234.768 98,32
DAERAH KABUPATEN/KOTA
Kegiatan Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja
1 38.647.000 38.367.000 99,27
Perangkat Daerah
2 Kegiatan Administrasi Keuangan Perangkat Daerah 10.660.193.450 10.457.404.962 98,09
Kegiatan Administrasi Barang Milik Daerah pada Perangkat
3 48.457.780 48.343.500 99,76
Daerah
4 Administrasi Umum Perangkat Daerah 320.017.390 319.676.700 99,89
Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan
5 0 0
Pemerintah Daerah
6 Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah 419.588.274 418.536.628 99,74
Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan
7 689.985.275 689.905.978 99,98
Pemerintahan Daerah
PROGRAM PENYELENGGARAAN LALU LINTAS
B 11.048.746.830 10.863.458.146 98,32
DAN ANGKUTAN JALAN (LLAJ)
Kegiatan Penyediaan Perlengkapan Jalan di Jalan
1 5.392.142.667 5.299.249.950 98,27
Kabupaten/Kota
2 Pengelolaan Terminal Penumpang Tipe C 19.621.088 19.177.000 97,74
Penerbitan Izin Penyelenggaraan dan Pembangunan Fasilitas
3 4.493.164.405 4.451.991.850 99,08
Parkir
4 Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor 688.580.780 684.791.500 99,44
Pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas untuk
5 430.385.430 383.552.846 89,11
Jaringan Jalan Kabupaten/Kota
Penyediaan Angkutan Umum untuk Jasa Angkutan Orang
6 dan/atau Barang antar Kota dalam 1 (satu) Daerah 16.732.000 16.725.000 99,95
Kabupaten/Kota
Penetapan Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan dalam
7 8.119.660 7.970.000 98,15
1 (satu) Daerah Kabupaten/Kota
Penerbitan Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang dalam
8 Trayek Lintas Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah 0 0
Kabupaten/Kota
TOTAL 23.225.635.999 22.835.692.914 98,32

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 25


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Capaian kinerja program dan kegiatan Dinas Perhubungan tahun 2021 dihitung
berdasarkan capaian penyerapan keuangan TA. 2021 berdasarkan laporan realisasi fisik
dan non fisik per-Desember 2021 dan laporan realisasi anggaran per-Desember 2021
sebagaimana rincian berikut :

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 26


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 3.9
Capaian Kinerja Anggaran Dalam Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Tahun Anggaran 2021

INDIKATOR KINERJA Kinerja Anggaran


NO PROGRAM / KEGIATAN
PROGRAM / KEGIATAN Satuan Target Realisasi % Target realisasi %
PROGRAM PENUNJANG
A URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH KABUPATEN/KOTA
PERENCANAAN, Jumlah Dokumen Administrasi
PENGANGGARAN, DAN
1 EVALUASI KINERJA
38.647.000 38.367.000 99,27
PERANGKAT DAERAH
Penyusunan Dokumen Perencanaan Jumlah dokumen perencanaan
Perangkat Daerah perangkat daerah Dokumen 2 2 100 13.624.500 13.430.000 98,57
Koordinasi dan Penyusunan Laporan Jumlah laporan capaian kinerja dan
Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi ikhtisar realisasi kinerja SKPD Laporan 2 2 100 16.397.500 16.312.000 99,47
Kinerja SKPD
Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah Jumlah makanan dan minum rapat
yang di adakan Kali 320 320 100 8.625.000 8.625.000 100
ADMINISTRASI KEUANGAN Persentase pemenuhan penunjang
2 PERANGKAT DAERAH urusan pemerintahan 10.660.193.450 10.457.404.962 98,09
Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN Jumlah pembayaran gaji dan
tunjangan ASN Orang/bulan 87 87 100 9.267.593.450 9.065.819.160 97,82
Penyediaan Administrasi Pelaksanaan Jumlah pembayaran jasa petugas
Tugas ASN kegiatan kantor / lapangan melalui Orang/bulan 67 67 100 1.392.300.000 1.391.585.802 99,94
perjanjian / perikatan
ADMINISTRASI BARANG MILIK Presentase Pelaksanaan
3 DAERAH PADA PERANGKAT Administrasi Barang Milik Daerah 48.457.780 48.343.500 99,76
DAERAH pada Perangkat Daerah
Pengamanan Barang Milik Daerah jumlah barang milik SKPD yang di
SKPD asuransikan Kendaraan 9 9 100 48.457.780 48.343.500 99,76
ADMINISTRASI UMUM Terlaksananya pemenuhan
4 PERANGKAT DAERAH administrasi umum perangkat 320.017.390 319.676.700 99,89
daerah

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 27


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Penyediaan Peralatan dan Jumlah peralatan dan perlengkapan


Perlengkapan Kantor kantor Unit 35 35 100 42.673.690 42.597.700 99,82
Penyediaan Bahan Logistik Kantor Jumlah Pembelian ATK Jenis 56 56 100 39.999.500 39.999.500 100
Penyediaan Barang Cetakan dan Jumlah Pembelian Barang Cetakan
Penggandaan dan Penggandaan Jenis 19 19 100 62.101.200 61.989.700 99,82
Penyediaan bahan bacaan dan jumlah bahan bacaan dan peraturan
peraturan perundang-undangan perundang-undangan Bulan 12 12 100 79.870.000 79.870.000 100
Fasilitasi Kunjungan Tamu jumlah tamu yang difasilitasi Kotak 1353 1353 100 54.990.000 54.990.000 100
penyelenggaraan rapat koordinasi dan Jumlah laporan Rapat Koordinasi
konsultasi SKPD dan Konsultasi yang dilakukan Laporan 12 12 100 40.383.000 40.230.000 99,62
SKPD
PENGADAAN BARANG MILIK Prosentase barang milik daerah
5 DAERAH PENUNJANGN URUSAN yang diadakan 0
PEMERINTAH DAERAH
Pengadaan Sarana dan Prasarana Jumlah Pengadaan Sarana dan
Pendukung Gedung Kantor atau Prasarana Pendukung Gedung Kantor 0
Bangunan Lainnya
PENYEDIAAN JASA PENUNJANG prosentase penyediaan jasa
6 URUSAN PEMERINTAHAN penunjangn urusan pemerintahan 419.588.274 418.536.628 99,74
DAERAH
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Jumlah pembayaran telpon, air dan
Daya Air dan Listrik internet Rekening 288 288 100 319.994.774 318.943.128 99,67
Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Jumlah Penyedia Jasa Layanan
Kantor Umum Kantor Orang/kali 276 276 100 99.593.500 99.593.500 100
PEMELIHARAAN BARANG Presentase barang milik daerah
MILIK DAERAH PENUNJANG penunjang urusan pemerintah
7 URUSAN PEMERINTAHAN yang terpelihara daerah
689.985.275 689.905.978 99,98
DAERAH
Penyediaan jasa pemeliharaan, biaya Jumlah Penyediaan Jasa
pemeliharaan, dan pajak kendaraan Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan,
perorangan Dinas kendaraan Dinas Pajak, dan Perizinan Kendaraan
Unit 41 41 100 339.995.275 339.966.078 99,99
Jabatan Dinas Jabatan
Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Jumlah Penyediaan Jasa
Pemeliharaan, Pajak, dan Perizinan Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, Unit 36 36 100 21.665.000 21.665.000 100
Kendaraan Dinas Operasional atau Pajak, dan Perizinan Kendaraan

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 28


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Lapangan Dinas Operasional atau Lapangan

Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung jumlah gedung kantor dan bangunan


Kantor dan Bangunan Lainnya lainnya yang dalam Lokasi 1 1 100 100.131.000 100.082.000 99,95
pemeliharaan/rehabilitas
Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana dan Jumlah Sarana dan Prasarana
Prasarana Gedung Kantor atau Gedung Kantor atau bangunan lainny Unit 60 60 100 228.194.000 228.192.900 99,99
Bangunan Lainnya yang dalam pemeliharaan/rehabilitasi
PROGRAM
PENYELENGGARAAN LALU
B LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
(LLAJ)
PENYEDIAAN PERLENGKAPAN jumlah fasilitas keselamatan jalan
1 JALAN DI JALAN yang terpasang 5.392.142.667 5.299.249.950 98,27
KEBUPATEN/KOTA
Penyediaan Perlengkapan Jalan di jumlah fasilitas keselamatan jalan
Jalan Kabupaten yang terpasang (Alat Pemberi Isyarat
lalu Lintas, Rambu Lalu Lintas, ,
pagar Pengaman Jalan, Cermin Jenis 7 7 100 2.429.401.867 2.385.646.000 98,19
Tikungan, Deliniator, Pita
Penggaduh, Alat Pengendali Pemakai
Jalan)
Rehabilitasi dan Pemeliharaan jumlah fasilitas keselamatan jalan
Perlengkapan Jalan yang terpelihara jenis 2 2 100 2.962.740.800 2.913.603.950 98,34
PENGELOLAAN TERMINAL presentase pengelolaan terminal
2 PENUMPANG TIPE C 19.621.088 19.177.000 97,74
Rehabilitasi dan pemeliharaan terminal
(fasilitas utama dan pendukung) Wilayah 3 3 100 19.621.088 19.177.000 97,73
PENERBITAN IZIN presentase terlaksananya
PENYELENGGARAAN DAN penerbitan izin penyelenggaraan
3 PEMBANGUNAN FASILITAS dan pembangunan fasilitas parkir
4.493.164.405 4.451.991.850 99,08
PARKIR
Fasilitasi Pemenuhan Persyaratan jumlah laporan parkir yang dikelola
Perolehan Izin Penyelenggaraab dan
Pembangunan Fasilitas Parkir 4.451.991.850 97,73
Kewenangan Kabupaten/Kota dalam
Laporan 12 12 100 4.493.164.405
sistem Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara Elektronik

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 29


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

4 PENGUJIAN BERKALA presentase pelaksanaan pengujian


KENDARAAN BERMOTOR berkala kendaraan bermotor 688.580.780 684.791.500 99,44
Penyediaan Sarana dan Prasarana jumlah alat uji yang di diadakan
Pengujjian Berkala Kendaraan Unit 1 1 100 185.000.000 183.700.000 99,29
Bermotor
Registrasi Kendaraan Wajib UjiBerkala jumlah kendaraan yang
Kendaraan Bermotor melaksannakan Pengujian Kendaraan 12.500 12.500 100 101.480.780 100.741.500 99,27
Penyediaan Bukti Lulus Uji Pengujian Jumlah Bukti Lulus Uji yang
Kendaraan Bermotor dikeluarkan Buah 12.500 12.500 100 312.500.000 312.500.000 100
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana jumlah alat ujin yang di pelihara
Pengujian Berkala Kendaraan Unit 3 3 89.600.000 87.850.000 98,04
Bermotor
PELAKSANAAN MANAJEMEN presentase pelaksanaan
DAN REKAYASA LALU LINTAS manajemen dan rekayasa lalu
5 UNTUK JARINGAN JALAN lintas pada jaringan jalan
430.385.430 383.552.846 89,11
KABUPATEN/KOTA kabupaten
Penataan Manajemen dan Rekayasa Jumlah Penataan Manajemen dan
Lalu Lintas untuk jaringan jalan Rekayasan pada Jar Jalan Kabupaten Wilayah 24 24 100 299.998.030 253.267.446 84,42
kab/kota
Pengawasan dan Pengendalian jumlah kegiatan pengawasan dan
Efektifitas Pelaksanaan Kebijakan pengendalian Laporan 12 12 100 130.387.400 130.285.400 99,92
untuk Jalan Kabupaten/Kota
PENYEDIAAN ANGKUTAN presentase tersedianya angkutan
UMUM UNTUK JASA umum untuk jasa angkutan orang
ANGKUTAN ORANG / barang dalam 1 daerah
6 DAN/BARANG ANTAR KOTA kabupaten
16.732.000 16.725.000 99,95
DALAM 1 (SATU) DAERAH
KABUPATEN/KOTA
Penyediaan Angkutan Umum untuk jumlah siswa/masyarakat yang
Jasa Angkutan Orang dan/atau Barang menggunakan angkutan umum 11.619.000 99,93
Antar Kota dalam 1 (satu)Daerah
% 13.5 11.626.800
Kabupaten
Pengendalian dan Pengawasan jumlah kegiatan pengendalian dan
Ketersediaan Angkutan Umum untuk pengawasan ketersediaan Angkutan
Jasa angkutan Orang dan/atau Barang Umum 116.736 5.106.000 5.106.000 100
Antar Kota dalam 1 (satu)
Kabupaten/Kota

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 30


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PENETAPAN RENCANA UMUM presentase penetapan rencana


JARINGAN TRAYEK umum jaringan trayek perkotaan
7 PERKOTAAN DALAM 1 (SATU)
8.119.660 7.970.000 98,15
DAERAH KABUAPTEN/KOTA
penetapan kebijakan dan sosialisasi jumlah sosoaliasi Kebijakan yang
rencana umum jaringan trayek dilaksanakan
perkotaan dalam 1 (satu) daerah
Kegiatan 6 6 8.119.660 7.970.000 98,15
100
kabupaten/kota
PENERBITAN IZIN presentase penerbitan izin
PENYELENGGARAAN penyelenggaraan angkutan orang
ANGKUTAN ORANG DALAM dalam trayek lintas
8 TRAYEK LINTAS DAERAH kabupaten/kota dalam daerah 0
KABUPATEN/KOTA DALAM 1 kabupaten
(SATU) DAERAH
KABUPATEN/KOTA
fasilitasi pemenuhan persyaratan jumlah fasilitasi pemenuhan izin
perolehan izin penyelenggaraan trayek
angkutan orang dalam trayek
kewenangan kabupaten/kota dalam
Orang 0 0
sistem pelayanan perizinan berusaha
terintegrasi secara elektronik

Laporan Realisasi Belanja Belanja Langsung sebagai berikut :


✓ Anggaran Belanja Langsung sebesar Rp. 23.225.635.999,- dengan realisasi sebesar Rp. 22.835.692.914,- dengan capaian (98,32 %);

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 31


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Keberhasilan yang dicapai.


Pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2021 lebih diprioritaskan pada :
(1) Program Penanganan tanggap darurat bencana (Covid - 19), kegiatan PPKM
(Perberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di berbagai titik-titik perbatasan
keluar masuk pintu tol, termasuk stasiun kereta api dengan jajaran terkait protokol
kesehatan.
(2) Program Peningkatan Fasilitas Keselamatan Jalan di tahun 2021 mampu menekan
angka kecelakaan.

Permasalahan dan Solusi


Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran
2021 antara lain :
1) Armada angkutan umum pedesaan yang beroperasi rata-rata usia kendaraan
dibawah Tahun 2000;
2) Terbatasnya sumber daya manusia pada Dinas Perhubungan;
3) Kurangnya koordinasi di bidang lalu lintas dan angkutan jalan sehingga
penyelenggaraannya kurang optimal;
4) Kurangnya SDM yang mampu dan menguasai bidang IT sehingga database dan
sistem informasi bidang perhubungan yang sudah dibangun belum bisa berjalan
dengan optimal
5) Terjadinya pandemi Covid – 19;

Solusi yang harus di ambil dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut antara
lain:
➢ Meningkatkan sosialiasasi akan pentingnya pemahaman untuk mengikuti
pembinaan mengenai peraturan hukum di bidang perhubungan;
➢ Meningkatkan dan memperbaikan manajemen rekayasa lalu lintas;
➢ Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang perhubungan dengan
mengikutkan ke pelatihan-pelatihan teknis bidang perhubungan;
➢ Menambah SDM yang memiliki kompetensi dan keahlian di bidang IT untuk
menghandle database dan sistem informasi bidang perhubungan.
➢ Melaksanakan kegiatan yang berfokus pada pencegahan penyebaran Covid - 19

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 32


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB VI
PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Kabupaten


Pasuruan Tahun 2021 ini merupakan pertanggung jawaban tertulis atas penyelenggaraan
pemerintah yang baik (Good Governance). Penyusunan LKjIP ini merupakan langkah yang baik
dalam memenuhi harapan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas LKjIP, sebagai upaya untuk
penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh semua pihak.
LKjIP Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan ini dapat menggambarkan kinerja
dan evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai baik berupa kinerja kegiatan, maupun kinerja
sasaran, juga didalamnya terdapat analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan
kegagalan suatu organisasi.
A. Kesimpulan
Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan dalam upaya mendukung misi ke 3
Bupati tahun anggaran tahun 2018 – 2023, yakni : meningkatkan aksebilitas transportasi
yang menjadi indikator kinerja utama Dinas Perhubungan yang dengan sasaran :
1. Meningkatkan wilayah yang terkoneksi angkutan dengan indikator prosentase
wilayah yang terkoneksi angkutan umum dimana target Dinas Perhubungan Tahun
2021 sebesar 12.17% ini tercapai sebesar 8.2%, hal ini dinyatakan Cukup Berhasil
mengingat factor-faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya target prosentase
wilayah yang terkoneksi angkutan yang tidak mudah diatasi dan di hindari karena
dampak pandemic virus corona (Covid19),
2. Meningkatnya fasilitas keselamatan jalan dengan indicator Prosentase Penurunan
Angka Kecelakaan, dimana target capaian kinerja Dinas Perhubungan Tahun 2021
sebesar 96,01% hal ini bisa dikatakan Sangat Berhasil. Fasilitas keselamatan jalan
telah dipasang secara maksimal dan cukup berhasil untuk menurunkan angka
kecelakaan.
3. Meningkatnya kualitas SAKIP PD dengan indikator nilai SAKIP OPD, dimana
target capaian kinerja Dinas Perhubungan Tahun 2021 sebesar 100% bisa dikatakan
Sangat Berhasil. Hal ini mendifinisikan system pengelolaan OPD sebagai fungsi
pelaksana Pemerintahan di Bidang Perhubungan sudah cukup baik.

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 33


BAB VI PENUTUP

B. Saran
Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang telah dicapai,
maka Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan akan terus meningkatkan kerjasama
dengan berbagai pihak yang terkait dalam bentuk :
1. Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) untuk memberikan
sumbangan pemikiran, kritik, saran dan informasi agar dalam pengambilan kebijakan
administrasi publik, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dapat sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan daerah.
2. Koordinasi dan sinkronisasi berbagai kebijakan serta program dan kegiatan internal
Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan, mulai dari pendataan, perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan, sebagai bahan acuan dalam
perumusan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten yang berkenaan dengan
penyelenggaraan administrasi umum pemerintahan, pembangunan daerah dan
pelayanan publik.
3. Peran serta lembaga – lembaga masyarakat dan swasta dalam berbagai kegiatan
pelayanan jasa perhubungan, sehingga mampu menumbuh – kembangkan
masyarakat yang mandiri dan demokratis, sedangkan pemerintah daerah akan
berperan sebagai motivator dan fasilitator.
4. Menjaga substansi akuntabilitas berjalan pada jalur yang tepat, yakni sebagai media
input bagi para pengambil kebijakan untuk menilai efektifitas program dan kegiatan
dalam kontribusinya mendukung keberhasilan sasaran dan tujuan Dinas Perhubungan
Kabupaten Pasuruan.
5. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kompleksitas permasalahan disektor
transportasi diperlukan penanganan yang cepat dan tuntas serta penciptaan inovasi
layanan kepada masyarakat yang lebih baik diperlukan aparatur /SDM yang memiliki
kompetensi dan kualifikasi khususnya dibidang teknis perhubungan dengan
mengikutsertakan melalui pelatihan dan/atau diklat-diklat teknis lainnya.

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN


KABUPATEN PASURUAN

Drs. AGUS HARI WIBAWA


Pembina Utama Muda
Nip. 19690816 198908 1 002

LKJIP DINAS PERHUBUNGAN Page 34

Anda mungkin juga menyukai