(KAK)
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
Dasar hukum yang menjadi dasar dalam penyusunan Proses Binis Kementerian
Perhubungan :
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3851);
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
c. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5601);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara;
e. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah dan Jangka Panjang 2015-2019;
f. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 Tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 106);
g. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2022 tentang Kementerian
Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
33);
h. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEPIM.PAN/71/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik;
i. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 35
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur
(SOP) Administrasi Pemerintahan;
j. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25
Tahun 20 tentang Tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024
k. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26
Tahun 20 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
l. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 33).
m. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 50 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Peta Proses Bisnis dan Standar Operasional
Prosedur di Lingkungan Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 948).
2. Gambaran Umum
Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 50
Tahun 2017 tentang Peta Proses Bisnis di Lingkungan Kementerian
Perhubungan, maka disusun Peta Proses Bisnis Kementerian Perhubungan. Peta
proses bisnis adalah aset penting bagi organisasi yang memuat informasi ke
dalam satu kesatuan dokumen organisasi, sehingga penyusunannya melibatkan
seluruh elemen organisasi. Keterlibatkan seluruh elemen organisasi dalam
penyusunan peta proses bisnis berfungsi untuk memastikan akurasi dan
kelengkapan dari proses bisnis yang digambarkan. Berdasarkan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12
Tahun 2020, peta proses bisnis merupakan acuan bagi instansi pemerintah untuk
menggambarkan hubungan kerja secara efektif dan efisien antarunit organisasi
untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan tujuan pendirian organisasi agar
menghasilkan keluaran yang bernilai tambah bagi pemangku kepentingan.
Reformasi birokrasi merupakan suatu upaya yang terencana dan sistematis untuk
mengubah struktur, sistem, dan nilai-nilai dalam pemerintahan menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Efektivitas dan efisiensi birokrasi sangat terkait dengan proses
bisnis yang digunakan oleh birokrasi dalam menghasilkan output dan outcome.
Proses bisnis yang berbelitbelit dan tumpang-tindih antara satu unit organisasi
dengan unit organisasi yang lain akan membuat organisasi menjadi lambat untuk
bekerja. Dengan demikian, setiap unit organisasi memerlukan peta proses bisnis
yang mampu menggambarkan proses bisnis yang dilakukan oleh organisasi
dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Melalui pemetaan proses bisnis
akan diperoleh jawaban mengapa struktur organisasi harus dibentuk. Peta Proses
Bisnis Kementerian Perhubungan menggambarkan tata hubungan kerja secara
efektif dan efisien antar unit organisasi di Kementerian Perhubungan. Dengan
disusunnya peta proses bisnis, diharapkan kinerja dari tiap unit organisasi di
Kementerian Perhubungan sesuai dengan tujuan pendirian organisasi dan
menghasilkan keluaran yang semakin berkualitas. Harapannya dengan
disusunnya Peta Proses Bisinis Kementerian Perhubungan, Pengguna pelayanan
semakin dimudahkan. Sedangkan output dari penyusunan Peta Proses di
lingkungan Kementerian Perhubungan adalah penguatan kelembagaan dan
sistem manual, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan sarana dan
prasarana, dan perluasan dan peningkatan layanan.
Dalam pemetaan proses dapat kita mulai dengan menggambarkan seluruh
aktifitas yang terjadi dalam suatu organisasi menjadi kelompok besar aktivitas
yang kita sebut sebagai peta proses bisnis. Dari peta proses bisnis ini kemudian
dapat didetailkan menjadi sub peta proses bisnis dan kemudian menjadi SOP dan
intruksi kerja. Dokumen SOP adalah dokumen yang mengatur tata cara
bagaimana suatu proses diselesaikan dengan tuntas dalam memberikan nilai
tambah terhadap outputnya. Maka suatu dokumen SOP berisikan norma dan
kriteria yang menjelaskan bagaimana, siapa, dan hasil apa yang diwujudkan
dalam rangkaian aktifitas tersebut yang melibatkan lintas fungsi dalam organisasi.
Penyusunan Peta Proses Bisnis dimaksudkan sebagai acuan bagi
Kementerian Perhubungan untuk menyusun peta proses bisnis di lingkungan
Kementerian Perhubungan guna melaksanakan visi, misi, tujuan, dan strategi
organisasi. Adapun tujuan disusunnya Peta Proses Bisnis Kementerian
Perhubungan tahun 2023 adalah sebagai berikut:
a. Agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif dan efisien;
b. Dapat dengan mudah mengomunikasikan baik kepada pihak internal
maupun eksternal mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk mencapai
visi, misi, dan tujuan; dan
c. Untuk menjadi dasar pengambilan keputusan strategis terkait
pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, serta penilaian
kinerja.
Sasaran disusun Peta Proses Bisnis adalah untuk melihat potensi masalah
yang ada di dalam pelaksanaan suatu proses sehingga solusi penyempurnaan
proses lebih terarah, serta memiliki standar pelaksanaan pekerjaan sehingga
memudahkan dalam mengendalikan dan mempertahankan kualitas pelaksanaan
pekerjaan.
Adapun manfaat Peta Proses Bisnis Kementerian Perhubungan adalah
sebagai berikut:
1. Efisiensi kerja dan biaya serta optimalisasi keuntungan dan kemanfaatan;
2. Meningkatkan kemampuan dalam pengembangan SDM; dan
3. Terwujudnya profesionalitas pelayanan dan akuntanbilitas publik.
Ruang lingkup penyusunan peta proses bisnis ini meliputi seluruh kegiatan
dilingkungan Kementerian Perhubungan yang dilaksanakan oleh seluruh elemen
organisasi Kementerian Perhubungan yang sesuai dengan dokumen rencana
strategis dan rencana kerja organisasi.
Penyusunan peta bisnis proses harus memenuhi beberapa prinsip sebagai
berikut:
a. Definitif, yakni suatu peta proses bisnis harus memiliki batasan, masukan,
serta keluaran yang jelas;
b. Urutan, yakni suatu peta proses bisnis harus terdiri atas aktivitas yang
berurutan sesuai ruang dan waktu;
c. Pelanggan atau pengguna layanan, yakni pelanggan akhir menerima hasil
dari proses lintas unit organisasi;
d. Nilai tambah, yakni transformasi yang terjadi dalam proses harus
memberikan nilai tambah pada penerima;
e. Keterkaitan, yakni suatu proses tidak dapat berdiri, melainkan harus terkait
dalam suatu struktur organisasi;
f. Fungsi silang, yakni suatu proses mencakup hasil kerja sama beberapa
fungsi dalam satu organisasi;
g. Sederhana representatif, yakni mewakili seluruh aktivitas organisasi tanpa
terkecuali dan digambarkan secara sederhana dan detail; dan
h. Konsensus subyektif, yakni disepakati oleh seluruh unit organisasi yang ada
dalam ruang lingkup Kementerian Perhubungan.
B. Penerima Manfaat
Seluruh pegawai Kementerian Perhubungan dan masyarakat.
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) dibuat untuk dipergunakan sebagai mestinya
Wismantono
NIP. 19710127 199803 1 003
RINCIAN ANGGARAN BELANJA
KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TA 2023
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) dibuat untuk dipergunakan sebagai mestinya
Wismantono
NIP. 19710127 199803 1 003
RINCIAN ANGGARAN BELANJA
KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TA 2023