Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PERJALANAN DINAS

Kepada Yth. : Bapak Walikota Parepare


Melalui Bapak Sekretaris Daerah Kota Parepare
Dari : ARIFAH A. SAMAD SIRIWA, S,IP (Stag Bagian PBJ)
Tanggal : 20 September 2021
Perihal : Laporan Perjalanan Dinas dalam rangka mengikuti Pendampingan
Penyusunan Peta Proses Bisinis Kota Parepare.

ISI

I. Dasar : 1. Nota Dinas Kepala Bagian Pengadaan Barang/Jasa Setdako


Parepare Nomor 080/70/PBJ tanggal 13 September 2021
tentang Pengusulan Peserta Kegiatan Pendampingan
Penyusunan Peta Proses Bisnis Tahun 2021.
2. Surat Perintah Tugas Asisten Perekonomian dan
Pembangunan Nomor 090/1327/SPT tanggal
15 September 2021.

II. Acara : Pendampingan Peta Proses Bisnis Kota Parepare TAhun


Anggaran 2021.

III. Waktu/Tempat : Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat – Minggu tanggal 17 s/d
19 September 2021 bertempat di Hotel Novotel Jl. Chairil
Anwar No 28 Makassar

IV. Peserta : Kegiatan Pendampingan Penyusunan Proses Peta Bisnis Kota


Parepare diikuti oleh 138 orang peserta perwakilan dari
seluruh SKPD se Kota Parepare.

V. Uraian : I. Hari Pertama


Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh Sekretaris
Daerah Kota Parepare Bapak H. IWAN ASAAD AP., M.Si.
Dalam pemaparannya beliau beberapa hal sebagai berikut :
- Peta proses bisnis merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan reformasi birokrasi,
khususnya pada area penataan tata laksana. Hal itu sesuai
dengan yang diamanatkan dalam road map Reformasi
Birokrasi tahun 2020-2024, dimana sasaran kebijakan
reformasi birokrasi Indonesia adalah birokrasi yang bersih
dan akuntabel, birokrasi yang kapabel, dan pelayanan
publik yang prima.
- Peta Proses Bisnis adalah diagram yang menggambarkan
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit
organisasi untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan
tujuan pendirian organisasi agar menghasilkan keluaran
yang bernilai tambah bagi pemangku kepentingan. Jika
poses bisnis yang berbelit-belit dan tumpang-tindih antara
satu unit organisasi dengan unit organisasi yang lain akan
membuat organisasi menjadi lambat untuk bekerja. Oleh
karena itu, setiap unit organisasi memerlukan peta proses
bisnis yang mampu menggambarkan proses bisnis yang
dilakukan oleh organisasi dalam mencapai visi, misi, dan
tujuan organisasi
- Tujuan penyusunan peta bisnis proses agar setiap instansi
pemerintah :
a) mampu melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif
dan efisien;
b) mudah mengomunikasikan baik kepada pihak internal
maupun eksternal mengenai proses bisnis yang
dilakukan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan;
c) memiliki aset pengetahuan yang mengintegrasikan dan
mendokumentasikan secara rinci mengenai proses
bisnis yang dilakukan untuk mencapai visi, misi, dan
tujuan. Aset pengetahuan ini menjadi dasar
pengambilan keputusan strategis terkait
pengembangan organisasi dan sumber daya manusia,
serta penilaian kinerja.
- Manfaat dari peta proses bisnis adalah:
a) mudah melihat potensi masalah yang ada di dalam
pelaksanaan suatu proses sehingga solusi
penyempurnaan proses lebih terarah;
b) memiliki standar pelaksanaan pekerjaan sehingga
memudahkan dalam mengendalikan dan
mempertahankan kualitas pelaksanaan pekerjaan

- Salah satu permasalahan umum yang dihadapi instansi


pemerintah hingga saat ini adalah setiap unit organisasi
melaksanakan tugas secara terkotak-kotak. Karena itu,
tidak terlihat hubungan kerja antara satu unit organisasi
dengan unit organisasi lainnya. Hal ini akan berpengaruh
dalam pencapaian visi dan misi organisasi. . Selain itu, peta
proses bisnis dapat menjaga masing-masing unit
organisasi instansi untuk tetap berjalan pada koridornya
masing-masing. Artinya, setiap unit organisasi dalam
instansi pemerintah tidak tumpang tindih lagi dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan adanya
panduan setiap kementerian, lembaga, atau pemerintah
daerah akan memiliki acuan dalam menyusun peta proses
bisnis yang menggambarkan keterkaitan dan hubungan
kerja tersebut. Idealnya, peta proses bisnis disusun
bersamaan dengan penyusunan struktur organisasi.
Dengan demikian, peta ini akan memberikan jawaban atas
struktur organisasi yang akan dibentuk sesuai dengan visi,
misi, tujuan dan strategi. Namun, hal ini sulit dilakukan
karena umumnya struktur organisasi beberapa instansi
pemerintah sudah terbentuk terlebih dahulu. Karena itu,
peta proses bisnis dapat disusun setelah ditetapkannya
struktur organisasi.
- Penyusunan peta proses bisnis adalah bersifat siklus
(cyclical). Siklus ini menyangkut aspek persiapan,
pengembangan, penerapan, hingga pemantauan dan
evaluasi. Dalam tahap persiapan, instansi pemerintah
melakukan inventarisasi rencana kerja jangka panjang,
rencana kerja tahunan, visi, misi, tujuan, dan sasaran
mereka. Dalam tahap pengembangan, instansi pemerintah
akan melakukan pemetaan proses bisnis yang
representatif sehingga tergambar dengan jelas proses apa
saja yang harus dilakukan untuk melaksanakan visi dan
misi organisasi. Dalam tahap penerapan, peta proses bisnis
yang telah disusun kemudian disahkan agar dapat
diimplementasikan. Dalam tahap penerapan ini, unit
organisasi yang menangani ketatalaksanaan akan
mengendalikan dan menerapkan peta proses bisnis.
Penerapan peta proses bisnis ini menjadi hal yang sangat
penting agar tidak hanya menjadi sebatas dokumen, tetapi
menjadi acuan dalam menjalankan proses kerja antarunit
organisasi di suatu instansi pemerintah.
- Dalam tahapan terakhir, yaitu pemantauan dan evaluasi,
instansi pemerintah mengevaluasi keberadaan dan
pemanfaatan peta proses bisnis yang nantinya menjadi
dasar perbaikan di masa mendatang. Penyusunan peta
proses bisnis merupakan langkah yang sangat krusial bagi
setiap instansi pemerintah. Dengan demikian, proses kerja
instansi pemerintah akan terintegrasi satu sama lain.
Penyusunan peta proses bisnis ini membutuhkan kerja tim
dan komitmen dari pimpinan tertinggi di setiap instansi
pemerintah. Tanpa kerja tim dan komitmen akan sulit
untuk menyelesaikannya

Kegiatan dilanjutkan dengan acara pembukaan secara resmi


dan arahan singkat oleh Walikota Parepare Bapak DR. H. M.
TAUFAN PAWE, SH., MH. Dalam arahannya Bapak Walikota
Parepare menekankan bahwa dalam pemetaan proses bisnis
pemerintah Kota Parapare untuk menggunakan segala
potensi yang ada sekecil apapun itu guna mencapai tujuan
Bersama.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Kepala


Biro Organisasi Provinsi Sulawesi Selatan IBU Hj. A.MIRNA,
SH dengan judul materi Penyusunan Proses Peta Bisnis
berdasarkan PERMENPANRB Nomor 19 Tahun 2018. Dalam
Pemaparan Kepala Biro Organisasi Provinsi Sulawesi Selatan
dijelaskan bahwa :
- Peta Proses Bisnis adalah diagram yang menggambarkan
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit
organisasi untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan
tujuan pendirian organisasi agar menghasilkan keluaran
yang bernilai tambah bagi pemangku kepentingan.
- Proses adalah serangkaian tahapan yang mengubah input
menjadi output.
- Penyusunan Peta Proses Bisnis merupakan acuan bagi
instansi pemerintah untuk menggambarkan hubungan
kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi untuk
menghasilkan kinerja sesuai dengan tujuan pendirian
organisasi agar menghasilkan keluaran yang bernilai
tambah bagi pemangku kepentingan.
- Manfaat Penyusunan Proses Peta Bisnis:
1. Memiliki standar pelaksanaan pekerjaan sehingga
memudahkan dalam mengendalikan dan
mempertahankan kualitas pelaksanaan pekerjaan
2. Mudah melihat potensi masalah yang ada di dalam
pelaksanaan suatu proses sehingga solusi
penyempurnaan proses lebih terarah
- Kelebihan dan keuntungan penyusunan proses peta bisnis
:
a) Sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
secara efektif dan efisien.
b) Merupakan standar pelaksanaan pekerjaan.
c) Mampu menggambarkan logika proses secara lebih
eksplisit, dan kaya arti sehingga siapapun yang
membaca peta proses bisnis dapat memahami dan
memaknai artinya tanpa ada interpretasi ganda.
d) Hasil peta proses yang disusun menjadi sebuah
dokumen terintegrasi yang mudah diakses.
e) Hasil peta proses merupakan aset pengetahuan dalam
pengambilan keputusan strategis.
f) Dapat langsung diotomatisasi dan dieksekusi
menggunakan aplikasi.
- Prinsip Penyusunan Peta Proses Bisnis :
a) Defenitif. Peta probis harus memiliki batasan,
masukan, serta keluaran yang jelas
b) Urutan. Peta probis harus terdiri atas aktivitas yang
berurutan sesuai waktu dan ruang.
c) Pelanggan. Pelanggan akhir menerima hasil dari
proses niai tambah pada penerima
d) Nilai tambah. Transformasi yang terjadi dalam proses
harus meberikan nilali tambah pada penerima.
e) Keterkaitan. Proses bisnis harus saling terkait dalam
struktur organisasi.
f) Fungsi silang. Proses mencakup hasil kerja sama
beberapa fungsi dalam satu organisasi.
g) Sederhana representative. Mewakili seluruh aktivitas
organisasi dan digambarkan secara sederhana
h) Konsensus subjektif. Disepakati oleh seluruh unit
organisasi yang ada dalam ruang lingkup instansi
pemerintah.

II. Hari Kedua


Pada hari kedua kegiatan dilakukan dengan pemaparan
materi oleh Narasumber Bapak AIDIL KURNIAWAN. Adapun
materi yang disampaikan dengan judul Penyusunan Proses
Peta Bisnis. Oleh Bapak AIDIL disampaikan sebagai berikut :
- Business Proses Mapping Atau Sering Dikenal Dengan
Pemetaan Bisnis Proses Bertujuan Untuk Menata Seluruh
Proses (Tatalaksana) Yang Ada Disebuah Organisasi Atau
Lembaga Sehingga Memberikan Dasar Yang Jelas Bagi
Penyusunan SOP, Agar Organisasi Atau Lembaga Bekerja
Dengan Standar Yang Jelas, Efektif, Efisien, Produktif, Dan
Akuntabel.
- Muara dari penataan tatalaksana (Bussines Proses) :
 Pembuatan Atau Perbaikan Standar Operasional
Prosedur (Sop), Termasuk Di Dalamnya Perbaikan
Standar Kinerja Pelayanan.
 Pembuatan Atau Perbaikan Uraian Pekerjaan (Job
Descriptions).
 Perbaikan Struktur Organisasi.
- Dasar Peta Bisnis adalah suatu kesepakatan cara pandang
terhadap keseluruhan rangkaian aktifitas dalam suatu
organisasi dalam satu periode waktu tertentu
- Peta proses bisnis merupakan Helicopter View Terhadap
Seluruh Kegiatan Organisasi. Dalam hal ini diperlukan
kepemimpinan manajemen puncak untuk menentukan
sikap dan melibatkan seluruh komponen organisasi agar
mereka semua merasa memiliki peta proses bisnis yang
dihasilkan.
Setelah pemaparan materi tersebut dilanjutkan dengan
pendampingan penyusunan peta proses bisnis kepada
masing-masing perwakilan SKPD yang mengikuti kegiatan
yang dilakukan oleh Tim Narasumber dari Biro Organisai
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Penyusunan proses
peta bisnis dilakukan dengan mendasar pada RENSTRA Kota
Parepare. Penyusunan proses peta bisnis dilakukan dengan
menggunakan Aplikasi Bizagi dimulai dengan menetukan
sasaran utama dan sasaran pendukung dari sepuluh sasaran
yang tertuang dalam RENSTRA Kota Parepare kemudian dari
masing masing sasaran dicantumkan program dan kegiatan
yang mendukung pencapaian sasaran tersebut. Selanjutnya
dari kegiatan akan dibuatkan alur proses Cross Fungtional
Map (CFM) atau lebih dikenal dengan peta lintas fungsi
untuk masing-masing sub kegiatan. Setelah dilakukan
penyusunan peta proses bisnis selanjunya akan dilakukan
asistensi oleh tim Narasumber.

III.Hari Ketiga
Kegitan dimulai dengan melakukan reviu dari seluruh
kegiatan hari pertama dan kedua. Dan keguatan dilanjutkan
dengan penutupan pelaksanaan pendampingan
penyususnan prose peta bisnis Kota Parepare oleh
Plt. Asisten Administrasi Umum dan Tata Laksana Bapak
EW. ARIYADI, S.ST., MT.

VI. Hasil Yang Dicapai : Adapun hasil yang dicapai pada kegiatan ini antara lain :
1. Peserta mengetahui apa itu Peta proses Bisnis
2. Peserta dapat menyusun peta proses bisnis di SKPDnya
masing-masing.

VII. Kesimpulan : 1. Peta Proses Bisnis adalah diagram yang menggambarkan


hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi
untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan tujuan pendirian
organisasi agar menghasilkan keluaran yang bernilai tambah
bagi pemangku kepentingan.

2. Business Proses Mapping Atau Sering Dikenal Dengan


Pemetaan Bisnis Proses Bertujuan Untuk Menata Seluruh
Proses (Tatalaksana) Yang Ada Disebuah Organisasi Atau
Lembaga Sehingga Memberikan Dasar Yang Jelas Bagi
Penyusunan SOP, Agar Organisasi Atau Lembaga Bekerja
Dengan Standar Yang Jelas, Efektif, Efisien, Produktif, Dan
Akuntabel.

3. Manfaat penyusunan peta proses bisnis yaitu :


 Memiliki standar pelaksanaan pekerjaan sehingga
memudahkan dalam mengendalikan dan
mempertahankan kualitas pelaksanaan pekerjaan
 Mudah melihat potensi masalah yang ada di dalam
pelaksanaan suatu proses sehingga solusi
penyempurnaan proses lebih terarah
4. Dasar Peta Bisnis adalah suatu kesepakatan cara pandang
terhadap keseluruhan rangkaian aktifitas dalam suatu
organisasi dalam satu periode waktu tertentu
5. Tidak ada peta proses bisnis yang benar atau salah.

VIII.Saran : Sekiranya jumlah personil Tim narasumber yang mendampingi


lebih banyak mengingat jumlah pesrta sebanyak 138 orang.

Demikian laporan perjalanan dinas ini, mohon petunjuk untuk pelaksanaan


selanjutnya.

Yang membuat laporan,

ARIFAH A. SAMAD SIRIWA, S,IP


NIP. 19810821 200902 2 004

Anda mungkin juga menyukai