Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN

TUGAS TUTORIAL 2 ESPA4122

1. Untuk menentukan fungsi permintaan (Qd) dan fungsi penawaran (Qs) dari barang "X", kita
dapat menggunakan data pada tabel di atas dengan memplotnya pada grafik. Dari sana, kita dapat
menentukan persamaan garis permintaan dan penawaran serta titik keseimbangan pasar.

Dari tabel di atas, kita dapat menentukan fungsi permintaan sebagai berikut: Qd = a - bP di mana
Qd adalah jumlah barang yang diminta, P adalah harga, a adalah jumlah barang yang diminta
saat harga nol (intersep), dan b adalah kepekaan harga permintaan.

Dari data pada tabel, kita dapat menggunakan metode kuadrat terkecil untuk menentukan nilai a
dan b dari persamaan di atas. Dengan melakukan hal tersebut, kita dapat menentukan nilai a
sebesar 320 unit dan nilai b sebesar 0,05. Dengan demikian, fungsi permintaan untuk barang "X"
adalah sebagai berikut: Qd = 320 - 0,05P

Selanjutnya, kita dapat menentukan fungsi penawaran sebagai berikut: Qs = c + dP di mana Qs


adalah jumlah barang yang ditawarkan, P adalah harga, c adalah jumlah barang yang ditawarkan
saat harga nol (intersep), dan d adalah kepekaan harga penawaran.

Dari data pada tabel, kita dapat menggunakan metode kuadrat terkecil untuk menentukan nilai c
dan d dari persamaan di atas. Dengan melakukan hal tersebut, kita dapat menentukan nilai c
sebesar 50 unit dan nilai d sebesar 0,6. Dengan demikian, fungsi penawaran untuk barang "X"
adalah sebagai berikut: Qs = 50 + 0,6P

Selanjutnya, kita dapat mencari titik keseimbangan pasar dengan menyelesaikan persamaan Qd =
Qs, yang merupakan titik di mana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan pada suatu harga tertentu.

320 - 0,05P = 50 + 0,6P 270 = 0,65P P = 415,38

Dengan mengganti nilai P yang ditemukan pada persamaan Qd atau Qs, kita dapat menentukan
jumlah barang yang diminta dan ditawarkan pada harga tersebut. Oleh karena itu, titik
keseimbangan pasar adalah sebagai berikut: Harga: 415,38 Rupiah Jumlah yang diminta: 306
unit Jumlah yang ditawarkan: 218 unit

Untuk menggambarkan grafik keseimbangan pasar, kita dapat memplot fungsi permintaan dan
penawaran pada grafik dengan menggunakan nilai a, b, c, dan d yang telah ditentukan
sebelumnya. Berikut adalah grafik keseimbangan pasar:

Grafik tersebut menunjukkan bahwa titik keseimbangan pasar terletak pada titik di mana garis
permintaan dan garis penawaran bertemu pada harga sekitar 415,38 Rupiah. Pada titik tersebut,
jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan, sehingga pasar berada
dalam keseimbangan.

2. Untuk menentukan titik keseimbangan pasar yang baru setelah pemerintah memberlakukan
pajak penjualan per unit (pajak tetap) atas barang "X" sebesar Rp100/unit, kita perlu
menambahkan pajak tersebut ke dalam fungsi penawaran.

Sebelumnya, fungsi penawaran yang telah kita tentukan adalah sebagai berikut:

Qs = 50 + 0,6P
Dengan adanya pajak penjualan per unit sebesar Rp100, maka fungsi penawaran yang baru
menjadi:

Qs = 50 + 0,6(P - 100)

Sementara itu, fungsi permintaan masih sama dengan:

Qd = 320 - 0,05P

Kemudian, untuk menentukan titik keseimbangan pasar yang baru, kita perlu menyelesaikan
persamaan Qd = Qs dengan mengganti fungsi penawaran yang baru ke dalam persamaan
tersebut.

320 - 0,05P = 50 + 0,6(P - 100)

320 - 0,05P = 50 + 0,6P - 60

330 = 0,65P

P = 507,69

Dengan mengganti nilai P yang ditemukan pada persamaan Qd atau Qs, kita dapat menentukan
jumlah barang yang diminta dan ditawarkan pada harga tersebut. Oleh karena itu, titik
keseimbangan pasar yang baru adalah sebagai berikut:

Harga: 507,69 Rupiah

Jumlah yang diminta: 270 unit

Jumlah yang ditawarkan: 192 unit

Selanjutnya, untuk menentukan beban pajak yang ditanggung oleh konsumen dan produsen, serta
jumlah penerimaan pajak pemerintah, kita perlu melakukan beberapa perhitungan tambahan.

Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen dapat dihitung dengan mengurangi jumlah yang
diminta pada titik keseimbangan pasar yang baru dengan jumlah yang diminta pada titik
keseimbangan pasar sebelumnya (tanpa pajak), kemudian dikali dengan besarnya pajak per unit,
yaitu Rp100. Dalam hal ini, beban pajak yang ditanggung oleh konsumen adalah sebagai berikut:

Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen = (306 - 270) x 100 = 3.600 Rupiah
Beban pajak yang ditanggung oleh produsen dapat dihitung dengan mengurangi harga pada titik
keseimbangan pasar yang baru dengan harga pada titik keseimbangan pasar sebelumnya (tanpa
pajak), kemudian dikali dengan jumlah yang ditawarkan pada titik keseimbangan pasar yang
baru. Dalam hal ini, beban pajak yang ditanggung oleh produsen adalah sebagai berikut:

Beban pajak yang ditanggung oleh produsen = (415,38 - 507,69) x 192 = 17.721,6 Rupiah

Jumlah penerimaan pajak pemerintah dapat dihitung dengan mengalikan besarnya pajak per unit,
yaitu Rp100, dengan jumlah barang yang ditawarkan pada titik keseimbangan pasar yang baru.
Dalam hal ini, jumlah penerimaan pajak pemerintah adalah sebagai berikut:

Jumlah penerimaan pajak pemerintah = 100 x 192 = 19.200 Rupiah

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa beban pajak yang ditanggung oleh konsumen adalah sebesar
3.600 Rupiah, beban pajak yang ditanggung oleh produsen adalah sebesar 17.721,6 Rupiah, dan
jumlah penerimaan pajak pemerintah adalah sebesar 19.200 Rupiah.

Untuk lebih jelasnya, kita dapat menggambarkan grafik keseimbangan pasar yang baru setelah
pemerintah memberlakukan pajak penjualan per unit sebagai berikut:

Grafik Keseimbangan Pasar Setelah Pajak Penjualan Per Unit

Dalam grafik tersebut, kurva permintaan tetap sama dengan sebelumnya, sedangkan kurva
penawaran bergeser ke atas karena adanya tambahan pajak sebesar Rp100 per unit. Titik
keseimbangan pasar yang baru berada pada harga 507,69 Rupiah dan jumlah yang ditawarkan
sebanyak 192 unit. Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen adalah selisih antara jumlah
yang diminta pada titik keseimbangan pasar sebelumnya (tanpa pajak) dengan jumlah yang
diminta pada titik keseimbangan pasar yang baru, dikali dengan besarnya pajak per unit. Beban
pajak yang ditanggung oleh produsen adalah selisih antara harga pada titik keseimbangan pasar
yang baru dengan harga pada titik keseimbangan pasar sebelumnya (tanpa pajak), dikali dengan
jumlah yang ditawarkan pada titik keseimbangan pasar yang baru. Jumlah penerimaan pajak
pemerintah adalah besarnya pajak per unit, yaitu Rp100, dikali dengan jumlah barang yang
ditawarkan pada titik keseimbangan pasar yang baru.

3.

a. Berdasarkan data yang diberikan, kita dapat menghitung besarnya kecenderungan masyarakat
untuk mengonsumsi barang dan jasa sebagai berikut:

ΔC/ΔY = 0,80

Bentuk fungsi konsumsi (C) dapat dinyatakan sebagai:

C = a + bY

a = jumlah pengeluaran konsumsi otonom masyarakat = 750 miliar

b = kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi = ΔC/ΔY = 0,80

Sehingga, fungsi konsumsi (C) dapat dinyatakan sebagai:

C = 750 + 0,80Y

Bentuk fungsi tabungan (S) dapat dinyatakan sebagai:

S=Y-C

S = Y - (750 + 0,80Y)

S = 0,20Y - 750

Titik impas perekonomian dapat dicari dengan menghitung nilai Y ketika S = 0:

0,20Y - 750 = 0
0,20Y = 750

Y = 3750 miliar

Sehingga, titik impas perekonomian terjadi pada pendapatan sebesar 3750 miliar.

b. Jika pemerintah memberlakukan pajak fungsional sebesar 10%, maka fungsi konsumsi (C)
akan berubah menjadi:

C = 750 + 0,80(Y - 0,10Y)

C = 750 + 0,72Y

Sehingga, fungsi konsumsi (C) yang baru dapat dinyatakan sebagai:

C = 750 + 0,72Y

Bentuk fungsi tabungan (S) yang baru dapat dinyatakan sebagai:

S=Y-C

S = Y - (750 + 0,72Y)

S = 0,28Y - 750

Sekali lagi, titik impas dapat dicari dengan menghitung nilai Y ketika S = 0:

0,28Y - 750 = 0

0,28Y = 750

Y = 2678,57 miliar

Sehingga, titik impas perekonomian yang baru terjadi pada pendapatan sebesar 2678,57 miliar.

Anda mungkin juga menyukai