Anda di halaman 1dari 3

Perlawanan Indonesia Terhadap Bangsa Asing

•Perlawanan Aceh

1) Latar belakang perlawanann


1.Dibukanya Terusan Suez membuat Aceh semakin strategis dalam perdagangan internasional pada
waktu itu. Hal tersebut membuat Belanda ingin menguasai Aceh.

2.Pada tanggal 2 November 1871, antara Inggris dan Belanda mengadakan perjanjian yang diberi nama
Traktat Sumatera. Yang berisi tentang kebebasan bagi Belanda untuk memperluas daerah kekuasaan di
Sumatera, termasuk Aceh, sedangkan Inggris boleh berdagang di Siak.

3.Pembajakan terhadap sebuah kapal Eropa di Aceh yang dijadikan alasan Belanda untuk melancarkan
agresi. Satu per satu wilayah kekuasaan Aceh di Sumatera Utara jatuh ke Belanda.

4.Sikap Aceh yang tidak bersedia menjelaskan hubungan antara Aceh dengan konsul Italia dan Amerika
Serikat di Singapura kepada pihak Belanda.

5.Aceh menolak ultimatum Komisaris Belanda F.N. Nieuwenhuysen untuk mengakui kedaulatan
pemerintah kolonial. Empat hari setelah penolakan tersebut Belanda mengumumkan perang terhadap
Aceh.

2) Proses terjadinya perlawanan

Pada tanggal 5 April 1873 dengan kekuatan kurang lebih 3000 orang bala tentara,

serangan terhadap mesjid dilakukan dan berhasil direbut, tetapi kemudian diduduki kembali oleh
pasukan Aceh. Karena ternyata bertahan sangat kuat, serangan ditunda kembali sambil menunggu bala
bantuan dari Batavia. Akhirnya penyerbuan tak diteruskan, malahan ekspedisi ditarik kembali.

Pada bulan November 1873 Belanda mengirimkan ekspedisi kedua ke Aceh yang berkekuatan 8.000
pasukan dan dipimpin oleh Jenderal Van Swieten. Pada tanggal 9 Desember 1873 ekspedisi telah
mendarat di Aceh, kemudian langsung terlibat pertempuran sengit. Belanda menggunakan meriam
besar, sehingga laskar Aceh pimpinan Panglima Polim terus terdesak. Akibatnya, mesjid raya kembali
diduduki Belanda. Belanda terus bergerak dan menyerang istana Sultan Mahmud Syah. Pasukan Aceh
terdesak dan Sultan Mahmud Syah menyingkir ke Luengbata. Daerah ini dijadikan pertahanan baru.
Namun, tiba-tiba Sultan diserang penyakit kolera dan wafat pada tanggal 28 Januari 1874. Ia digantikan
putranya yang masih kecil, Muhammad Daudsyah yang didampingi oleh Dewan Mangkubumi pimpinan
Tuanku Hasyim. Perlawanan masih terus dilanjutkan di mana-mana sehingga Belanda tetap tidak
mampu menguasai daerah di luar istana. Belanda hanya menguasai sekitar kota Sukaraja saja.
Sementara itu, di seluruh Aceh dikobarkan suatu perlawanan bernapaskan Perang Sabilillah. Ulama-
ulama terkenal, antara lain Tengku Cik Di Tiro dengan penuh semangat memimpin barisan menghadapi
serbuan tentara Belanda.

3) Pemimpin perlawanan
• Sultan Mahmud Syah

• Muhammad Daudsyah

4) Akhir perlawanan
Pada tahun 1899, Belanda mulai menerapkan siasat kekerasan dengan mengadakan serangan besar-
besaran ke daerah-daerah pedalaman. Serangan-serangan tersebut dipimpin oleh van Heutz. Tanpa
mengenal perikemanusiaan, pasukan Belanda membinasakan semua penduduk daerah yang menjadi
targetnya. Satu per satu pemimpin para pemimpin perlawanan rakyat Aceh menyerah dan terbunuh

5) Nilai yang dapat di teladani


- Aceh tidak pernah menyerah dalam melawan penjajahan

- Aceh berani untuk melawan dan membela kebenaran

- Aceh pandai dalam menyusun strategi

•Perlawanan Rakyat Maluku

1) Latar belakang perlawanan


Kegiatan monopoli perdagangan yang dulu ada di Maluku kembali dilakukan oleh VOC membuat rakyat
semakin merasa terbebani dengan semua kondisi ini. Selain penyerahan wajib, rakyat harus melakukan
kerja paksa, penyerahan ikan, asin, dendeng dan juga kopi.

2) Proses terjadinya perlawanan Maluku


Pada tanggal 15 mei 1817 rakyat bergerak menuju Benteng Duurstede di Saparua dan menembak mati
Residen Van Den Berg. Benteng Duurstede dapat diduduki oleh pasukan Patimura. Pergolakan tersebut
meluas ke Haruku, Nusa Laut, Pulau Seram, Larike dan daerah-daerah lainnya. Belanda mendatangkan
tentara dalam jumlah yang besar dan berusaha merebut kembali Benteng Duurstede
3) Akhir perlawanan
Pada bulan juli 1817, Belanda mendatangkan tentara dalam jumlah yang besar. Dan pada tanggal 2
agustus 1817 di bawah pimpinan Letkol Groof berhasil merebut Benteng Duurstede. Dalam suatu
pertempuran, akhirnya Belanda dapat menawan Patimura, Anthoni Rhebok, dan Thomas Pattiwael.
Pada tanggal 16 desember 1817, Patimura dihukum gantung di Benteng Nieuw Victoria.

4) Pemimpin perlawanan
 Thomas Matulessy (Patimura)
 Christina Martha Tiahahu
 Anthoni Rhebok
 Thomas Pattiwael
 Lucas Latumahina
 Philip Latumahina
 Ulupaha
 Paulus Tiahahu
 Raja Tiow
 Said Perintah
 Nicolas Patinasasany
 Jeremias Tamaela
 Harmanus Latuperisa.
5) Nilai yang dapat di teladani
 Gagah berani
 Pantang menyerah
 Tidak mudah putus asa
 Semangat yang tak pernah pudar

•Perlawanan Sultan Agung

1) Latar belakang perlawanan

Anda mungkin juga menyukai