Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam baik secara fisik

maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecah belahan, penghancuran, transformasi

batuan, dan mineralmineral penyusunnya menjadi materi lepas (regolit) di permukaan

bumi. (Hanafiah, 2005)Pelapukan batuan adalah proses alami yang terjadi di permukaan bumi

yang melibatkan penguraian dan penguraian batuan dan material lainnya. Proses pelapukan ini

berperan penting dalam pembentukan tanah, pembentukan bentuk permukaan bumi, dan menjaga

keseimbangan ekosistem. Sebagai salah satu proses geologis yang fundamental, pemahaman

yang mendalam tentang pelapukan batuan menjadi penting.

Proses pelapukan batuan dapat dibagi menjadi tiga jenis utama, yaitu pelapukan fisik, kimia, dan

biologi. Pelapukan fisik melibatkan pemecahan dan penggerusan batuan menjadi fragmen-

fragmen yang lebih kecil tanpa perubahan komposisi kimia. Pelapukan kimia melibatkan reaksi

kimia antara batuan dan air atau senyawa kimia lainnya yang menyebabkan perubahan dalam

komposisi batuan. Pelapukan biologi melibatkan aktivitas organisme hidup seperti tanaman,

hewan, dan mikroorganisme yang dapat merusak dan melapukkan batuan.

Penelitian tentang pelapukan batuan memiliki signifikansi dalam berbagai bidang. Dalam ilmu

geologi, pemahaman yang lebih baik tentang pelapukan batuan dapat membantu dalam

pemodelan pembentukan tanah, perubahan bentuk permukaan bumi, dan pengelolaan sumber

daya alam. Dalam bidang pertanian, pengetahuan tentang pelapukan batuan dapat digunakan

untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian. Di bidang pertambangan,

pemahaman tentang pelapukan batuan dapat digunakan untuk mengevaluasi kestabilan lereng
dan risiko geoteknik.Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut tentang proses pelapukan

batuan, jenis-jenis pelapukan

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pelapukan batuan ?

2. Apa jenis –jenis pelapukan batuan?

3. Bagaimana proses pelapukan fisik terjadi pada batuan ?

4. Apa yang dimaksud dengan pelapukan kimia?

I.3. Tujuan

1. Untuk memahami konsep dasar pelapukan

2. Untuk mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis pelapukan batuan, seperti pelapukan fisik,

kimia, dan biologi, serta menggambarkan mekanisme yang terlibat dalam masing-masing jenis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Pelapukan

Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena

pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah

penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi

hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis,

pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses

pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media

penghancuran, berupa:

1. Sinar matahari

2. Air

3. Gletser

4. Reaksi kimiawi

5. Kegiatan makhluk hidup (organisme)


II.2 Macam-macam Pelapukan

1. Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika adalah salah satu jenis pelapukan yang terjadi akibat tekanan fisik pada batuan

atau material lainnya. Proses pelapukan fisika dapat terjadi karena pengaruh getaran, tekanan,

dan guncangan yang terjadi pada batuan. Pelapukan fisika tidak melibatkan reaksi kimia dalam

penguraian atau pemecahan batuan, melainkan hanya melibatkan perubahan fisik.

Beberapa contoh dari pelapukan fisika meliputi pergeseran atau pergesekan antarbatuan,

terkikisnya permukaan batuan akibat angin dan air, serta pembekuan dan pelebaran air di dalam

retakan batuan yang kemudian menyebabkan pecahnya batuan. Proses pelapukan fisika sering

terjadi di daerah yang terpapar cuaca ekstrim, seperti daerah gurun, pegunungan, dan daerah

kutub. Pelapukan fisika dapat memengaruhi bentuk permukaan bumi dan dapat mempercepat

proses erosi.

a. Pecahan batuan:

Pelapukan jenis ini terjadi ketika batuan pecah menjadi fragmen yang lebih kecil akibat tekanan

fisik seperti getaran atau guncangan. Pecahan batuan ini dapat terjadi karena proses alami seperti

gempa bumi atau proses manusia seperti pengeboran dan pembangunan.

Thermal expansion: Pelapukan jenis ini terjadi ketika suhu batuan naik atau turun secara drastis,

sehingga menyebabkan batuan meluas atau menyusut. Akibat perubahan suhu yang cepat ini,

batuan akan mengalami pecahan dan keretakan.


Gambar 2.1 Thermal expansion

Exfoliation: Pelapukan jenis ini terjadi ketika lapisan permukaan batuan mengalami

pengelupasan atau pengupasan. Proses ini terjadi karena suhu batuan yang sangat panas di siang

hari kemudian diikuti dengan suhu yang sangat dingin di malam hari.

Gambar 2.2 Exfoliation

Frost wedging: Pelapukan jenis ini terjadi ketika air mengalami pembekuan di dalam celah

batuan, sehingga menyebabkan retakan atau keretakan pada batuan. Proses ini terjadi karena air

yang membeku memperluas volume sehingga tekanan yang ditimbulkan dapat menyebabkan

pecahan pada batuan.

Gambar 2.3 Frost Wedging


Salt crystallization: Pelapukan jenis ini terjadi ketika air mengandung garam menguap dan

meninggalkan garam kristal di dalam celah-celah batuan. Akibat dari kristalisasi ini, batuan akan

mengalami tekanan yang menyebabkan keretakan dan pecahan.

Gambar 2.4 Salt Crystallization

2. Pelapukan Kimia

Pelapukan kimia adalah salah satu jenis pelapukan yang terjadi akibat reaksi kimia antara batuan

atau material lainnya dengan unsur atau senyawa kimia dalam air atau udara. Proses pelapukan

kimia melibatkan perubahan komposisi kimia batuan atau material lainnya sehingga

menyebabkan kerapuhan atau kerusakan.

Beberapa contoh dari pelapukan kimia meliputi oksidasi, hidrasi, karbonasi, dan reaksi asam-

basa. Oksidasi terjadi ketika batuan atau material lainnya bereaksi dengan oksigen dalam air atau

udara dan menyebabkan perubahan warna atau kekerasan batuan. Hidrasi terjadi ketika batuan

atau material lainnya bereaksi dengan air dan menyebabkan pembengkakan atau pengecilan

batuan. Karbonasi terjadi ketika batuan atau material lainnya bereaksi dengan gas karbon

dioksida dalam air dan menyebabkan kerapuhan atau kerusakan. Reaksi asam-basa terjadi ketika

batuan atau material lainnya bereaksi dengan senyawa asam atau basa dalam air dan

menyebabkan pembentukan larutan yang dapat menghancurkan batuan.


Proses pelapukan kimia dapat memengaruhi kualitas dan sifat tanah dan dapat mempercepat

proses pembentukan tanah yang subur. Pelapukan kimia juga dapat memainkan peran penting

dalam siklus biogeokimia dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi organisme hidup di bumi.

Berikut adalah beberapa jenis pelapukan kimia:

Hidrolisis: Pelapukan jenis ini terjadi ketika senyawa air memecah batuan menjadi fragmen yang

lebih kecil. Hidrolisis terjadi ketika air bereaksi dengan mineral-mineral dalam batuan seperti

feldspar dan mengubahnya menjadi mineral yang lebih mudah dipecahkan.

Gambar 2.5 Pelapukan Hidrolisis

Oksidasi: Pelapukan jenis ini terjadi ketika mineral dalam batuan bereaksi dengan oksigen dalam

air atau udara dan mengubahnya menjadi senyawa yang lebih mudah terurai. Contohnya adalah

ketika besi dalam batuan bereaksi dengan oksigen dan air untuk membentuk karat.

Gambar 2.6 Pelapukan oleh karena oksidasi


Karbonasi: Pelapukan jenis ini terjadi ketika mineral dalam batuan bereaksi dengan gas karbon

dioksida dalam air dan mengubahnya menjadi senyawa yang mudah larut. Contohnya adalah

ketika karbon dioksida bereaksi dengan batu kapur dan menghasilkan senyawa kalsium

bikarbonat.

Gambar 2.7 Pelapukan Karbonasi

3. Pelapukan Biologi

Pelapukan biologi adalah salah satu jenis pelapukan yang terjadi akibat aktivitas organisme

hidup seperti tanaman, hewan, dan mikroorganisme. Proses pelapukan biologi terjadi ketika

organisme hidup menghasilkan senyawa kimia yang merusak atau melapukkan batuan atau

material lainnya.

Beberapa contoh dari pelapukan biologi meliputi erosi akar, pelapukan akar, dan pelapukan

biologis oleh mikroorganisme. Erosi akar terjadi ketika akar tanaman merambat di atas

permukaan batuan dan memecahnya menjadi fragmen-fragmen kecil. Pelapukan akar terjadi

ketika akar tanaman menghasilkan asam organik dan mengikis permukaan batuan.

Pelapukan biologis oleh mikroorganisme terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, jamur,

dan ganggang menghasilkan senyawa kimia yang merusak batuan atau material lainnya.

Misalnya, bakteri yang hidup di tanah dapat menghasilkan senyawa asam yang merusak batuan

dan mempercepat proses pelapukan.


Proses pelapukan biologi dapat memengaruhi kualitas dan sifat tanah dan dapat mempercepat

proses pembentukan tanah yang subur. Pelapukan biologi juga dapat menjadi sumber nutrisi bagi

organisme hidup di bumi. Selain itu, pelapukan biologi juga dapat memainkan peran penting

dalam siklus biogeokimia dan dapat membantu mempertahankan keseimbangan ekosistem.

Berikut adalah beberapa jenis pelapukan biologi:

Pelapukan biologis oleh akar tanaman: Akar tanaman dapat merambat di atas permukaan batuan

dan memecahnya menjadi fragmen-fragmen kecil. Selain itu, akar tanaman juga dapat

menghasilkan asam organik yang dapat mengikis permukaan batuan.

Gambar 2.8 Pelapukan oleh akar tanaman

Pelapukan biologis oleh mikroorganisme: Bakteri, jamur, dan ganggang dapat menghasilkan

senyawa kimia yang merusak batuan atau material lainnya. Bakteri yang hidup di tanah dapat

menghasilkan senyawa asam yang merusak batuan dan mempercepat proses pelapukan.

Gambar 2.9 Pelapukan oleh mikroorganisme


Pelapukan biologis oleh hewan: Beberapa hewan seperti burung, siput, dan cacing tanah dapat

memecah batuan menjadi fragmen-fragmen kecil dengan cara menggali, menggerogoti, atau

mengunyah batuan tersebut.

Gambar 2.10 Pelapukan oleh hewan

Anda mungkin juga menyukai