PEMBAHASAN
Sumber : https://suliskhira.wordpress.com/faktor-faktor-penyebab-perubahan-benda-2/
Dalam artian singkat, pelapukan batuan adalah proses rusaknya batu-batuan pada
tempat asalnya. Proses terjadinya pelapukan dapat disebabkan oleh berbagai
aktivitas di alam. Pelapukan dapat terjadi secara mekanik, kimia, dan organik.
2.2 Faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan, adalah sebagai berikut:
Pelapukan batuan terjadi karena berbagai macam factor. Setidaknya ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pelapukan, antara lain
1. Waktu
Faktor yang sangat erat dan sangat identik dengan peristiwa pelapukan adalah
waktu. Sering orang-orang mengatakan bahwasanya pelapukan ini terjadi karenga
sebuah batuan sudah terlalu lama atau terlalu tua, hingga akhirnya batuan tersebut
mengalami pelapukan. Bahkan waktu merupakan factor pertama yang akan
digunakan sebagai alasan mengapa pelapuakan tersebut terjadi.
Pengaruh relief atau topografi secara langsung terhadap pelapukan terletak pada
posisi singkapan batuan ( out crops) terhadap matahari. Singkapan batuan yang
menghadap sudut datangnya sinar matahari akan mudah mengalami pelapukan.
Sinar matahari akan lebih sering menyinari batuan tersebut sehingga
mempercepat pelapukan daripada batuan yang tidak mendapat sinar matahari.
6. Keadaan Vegetasi
Komposisi batuan
Ada mineral yang mudah bereaksi dengan air, oksigen dan gas asam
arang. Ada juga yang sulit. Bagi mineral yang mudah bereaksi dengan
air, oksigen dan gas asam arang akan lebih cepatlapuk daripada
mineral yang sulit bereaksi dengan air, oksigen dan gas asam arang.
Iklim
Daerah yang iklim basah dan panas, misalnya hujan tropis akan
mempercepat proses reaksi kimia, sehingga batuan menjadi cepat
lapuk
Ukuran batuan
Makin kecil ukuran batuan, makin intensif reaksi kimia pada batuan
tersebut, berarti makincepat pelapukannya
Karren:
Di daerah kapur biasanya terdapat celah-celah atau alur-alur sebagai
akibat pelarutan air hujan. Gejala ini terdapat di daerah kapur yang tanah
nya dangkal. Pada perpotongan celah-celah ini biasanya terdapat lubang
kecil yang disebut karren.
Ponor:
Ponor adalah lubang masuknya aliran air ke dalam tanah pada daerah
kapur yang relative dalam. Ponor dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
dolin dan pipa karst. Dolin adalah lubang di daerah karst yang bentuknya
seperti corong. Dolin ini dibagi menjadi menjadi 2 macam, yaitu dolin
korosi dan dolin terban. Dolin korosi terjadi karena proses pelarutan
batuan yang disebabkan oleh air. Di dasar dolin diendapkan tanah
berwarna merah ( terra rossa). Sedangkan dolin terban terjadi karena
runtuhnya atap gua kapur. Dolina : lembah kecil yang berbentuk piring
atau corong pada permukaan daerah kapur yang terjadi karena larutan
kapur atau karena langit-langit gua batuankapur runtuh. Beberapa dolina
yang sudah semakin lebar bergabung menjadi satu disebut Uvala. Uvala
berkembang lebih lanjut menjadi polje .
Sumber : http://duniainformasi89.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-macam-
macam-pelapukan.html
Sungai bawah tanah : aliran air yang terdapat di dalam tanah yang banyak
dijumpai di daerah karst
Gua batuan kapur : didalamnya terdapat bentuk kerucut yang berwarna
putih. Yang menggantung disebut stalaktif dan yang berdiri di atas dasar
gua disebut stalakmit.
sumber : https://apaperbedaan.com/stalaktit-dan-stalagmit/
2. Pelapukan organis
Ada 5 faktor yang yang memegang peranan penting dalam pelapukan fisika,
antara lain:
a. Pemuaian batuan
Proses ini terjadi pada batuan yang semula tertimbun di dalam lapisan
kulit bumi oleh lapisan batuan lain. Kemudian batuan yang menimbunnya
sedikit demi sedikit tererosi, sehingga ketebalannya berkurang.
Oleh karena itu batuan tadi mengalami pemuaian dan terjadilah retakan-
retakan yang makin lama makin bertambah besar, sehingga
memungkinkan batuan tersebut terpecah-pecah. Salah satu contohnya
adalah yang terjadi pada batuan granit yaitu sejenis batuan beku dalam
yang mempunyai struktur berlapis-lapis atau retak-retak setelah tersingkap
di permukaan bumi
b. Pembentukan Kristal-kristal dalam celah-celah atau lapisan-lapisan
batuan.
Proses ini terjadi di daerah beriklim dingin. Di daerah ini suhu udara pada
siang hari panas. Sehingga yang ada pada celah-celah batuan dalambentuk
cair. Pada malam hari suhu turun sampai beberapa derajad di bawah nol.
Penurunan suhu yang demikian maka air tadi membeku menjadi Kristal
es.
c. Perubahan suhu
Perubahan suhu selain dari erat kaitannya dengan pembentukan Kristal-
kristal seperti telah dikemukakan berpengaruh pula terhadap pelapukan
batuan dalam bentuk lain. Perubahan suhu dalam hal ini tidak perlu
sampai mencapai titik beku. Batuan terdiri dari dari Kristal-kristal yang
berbeda koefisien pemuaiannya ( besarnya pemuaian setiap ditingkatkan
panasnya 1 derajad celcius). Oleh karena itu kala suhunya naik maka
pemuaian Kristal-Kristal pembentuk batuan tidak sama. Demikian pula
kalau suhunya turun maka pengkerutannya tidak sama.
Oleh karena sering terjadi perubahan suhu hubungan antara Kristal Kristal
pada bagian luar batuan menjadi longgar, akhirnya retak-retak dan
mengelupas. Pengelumpasan ini disebut exfoliasi massa. Apabila Kristal-
kristal pembentuk batuan itu lepas-lepas menjai butir-butir yang terpisah-
pisah maka prosesnya disebut exofoliasi peristiwa itu tidak terjadi karena
perubahan suhu tidak mempengaruhinya.
d. Kegiatan organisme
Pengaruh organisme terhadap pelapukan fisis tidak besar. Yang
dimakdsud dengan organisme disini adalah tumbuh-tumbuhan, hewan dan
manusia. Pengaruh akar, tumbuh-tumbuhan terhadap pelapukan batuan
telah diuraikan pada bagian yang lalu. Disini hanya akan ditegaskan
bahwa pengaruh tumbuh- tumbuhan tidak terbatas hanya pada tumbuh-
tumbuhan berakar besar dan panjang, karena akar lumutpun mampu
melapukan batuan. Misalnya lumut yang tumbuh di atas batuan yang
terletak di tempat lembab, akan menyebabkan terjadinya exfoliasi masa
pada bagian luar batuan tersebut.
Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Grand_Canyon_at_the_foot__
of the_Toroweap_-_looking_east,_William_Henry_Holmes.png
Pelapukan di daerah kapur dapat membentuk gua-gua yang
mempunyai stalaktit dan stalakmit yang dapat menjadi tujuan
wisata, contoh : Goa Maharani di Lamongan, Goa Jatijajar dan
Goa Petruk di Kebumen.
a. Dampak Negatif
Proses pelapukan dapat menjadi tenaga destruktif, yakni merusak
baatu-batuan termasuk bangunan-bangunan, terutama pada bagian-
bagian inding-dindingnya sehingga sangat merugikan manusia
Pelapukan juga dapat merusak batu-batu candi
2.5 Cara mengatasi pelapukan
Pelapukan paling sering terjadi ialah pada kayu dab bebatuan. Adapun upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah pelapukan pada material tersebut dapat
berupa:
a) Pelapukan pada kayu
Pencegahan untuk memperlambat pelapukan pada kayu, meliputi:
Kayu dikeringkan dengan alat khusus (dioven) untuk menurunkan
kadar air,
Kayu dilapisi cat atau pernis untuk mengurangi penyerapan air,
Kayu di tempatkan di ruangan yang tidak lembab,
Kayu diberi zat anti rayap