Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL 2

NAMA : PHUAN NURUL FADILA


NIM : 856028037
KODE/MATA KULIAH : IDIK 4013 / Teknik Penulisan Karya Ilmiah
POKJAR : Tebing Tinggi

1. Jelaskanlah bagaimana merumuskan judul karya ilmiah ,tentukan sebuah topik yang Saudara pilih
,kemudian rumuskan rumuskan tujuan secara jelas,tepat dan spesifik!
JAWABAN :
Perumusan judul karya ilmiah yaitu:
1. Tiap awal kata ditulis dengan huruf kapital Dilansir dari situs Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY), judul karya ilmiah harus diawali dengan huruf kapital pada tiap
awal kata atau awal hurufnya. Namun, penggunaan huruf kapital ini juga memiliki
peraturan, yakni khusus untuk kata penghubung tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh kata penghubung ialah 'dan', 'ke', 'pada', 'dalam', 'untuk', 'atau', 'dengan',
'sebagai', dan lain-lain.
2. Penggunaan huruf kapital pada kata ulang Dalam pembuatan judul, penggunaan kata
ulang juga harus diberi huruf kapital. Namun, penulisannya juga harus memperhatikan
peraturan tertentu. Kata ulang yang memuat nama lembaga, dokumen, judul buku, judul
jurnal, majalah, atau lain sebagainya, harus ditulis dengan huruf kapital pada tiap awal
katanya. Hal ini juga berlaku untuk kata ulang murni, penulisannya harus menggunakan
huruf kapital pada tiap awal hurufnya.
3. Kata atau kalimat asing dalam judul harus dicetak miring Judul yang menggunakan kata
atau istilah asing harus dicetak miring sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya
penggunaan istilah Bahasa Inggris, Bahasa Latin, atau bahasa lainnya. Walau dicetak
miring, tiap awal katanya juga harus diberi huruf kapital, kecuali untuk penulisan nama
ilmiah. Karena pada nama ilmiah, hanya nama genus yang ditulis dengan huruf besar,
sedangkan nama spesiesnya menggunakan huruf kecil.

Judul: Pendidikan Karakter


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini di negara kita Indonesia sebenarnya tidak lepas dari
persoalan “karakter”. Pendidikan karakter seharusnya didapatkan sejak usia dini, malah membuat
anak tersebut menyimpang dari apa yang diharapkan.
Hal ini seiring kecenderungan bahwa seorang remaja yang sedang mencari identitas diri, selalu
mencari hal baru, ditambah lagi dengan pengaruh kebudayaan asing yang kuat memengaruhi generasi
muda, hal ini dapat membuat mereka terjerumus lebih dalam kepada hal-hal negatif.
Realitas ini pada akhirnya mengunggah penulis melalui karya tulis ilmiah ini untuk kembali
menghidupkan nilai-nilai pendidikan karakter yang dirasa saat ini mulai tergerus oleh laju arus
globalisasi dan modernisasi yang tak terbendung lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari pendidikan karakter?
2. Apa penyebab dari rusaknya karakter?
3. Bagaimana cara mengatasi berbagai permasalahan yang menyangkut rusaknya karakter di kalangan
remaja?

C. Tujuan
Menjelaskan tentang pentingya pendidikan karakter dan penyebab rusaknya karakter serta bagaimana
cara mengatasinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Karakter


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar ataupun proses
pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan karakter bisa disebut juga karakteristik. Untuk menunjukkan eksistensi dirinya manusia
pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendiri.
Pengertian pendidikan karakter menurut Lickona. Pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai
segala usaha yang dapat dilakukan untuk memengaruhi karakter siswa.
Sedangkan menurut Suyanto, mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, bangsa atau negara.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengerti, menerapkan, dan
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ciri khas yang dapat diterapkan dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, bangsa, ataupun negara.

B. Penyebab Rusaknya Pendidikan Karakter


Ada tiga penyebab utama rusaknya karakter bangsa Indonesia, yaitu:
1. Pengaruh budaya luar. Hal ini memang tidak dapat dimungkiri lagi. Banyak budaya luar yang
masuk ke Indonesia dan mungkin sudah menjadi budaya di kalangan remaja, akan tetapi hal tersebut
belum tentu sesuai dengan karakter bangsa Indoensia yang mayoritas beragama Islam.
2. Minimnya pengetahuan agama. Ini hal penting yang harus ditanamkan pada diri masing-masing
karena agama merupakan tuntunan dasar supaya tidak salah dalam melakukan setiap tindakan. Jika
fondasi agama kuat, yakinlah kejahatan di Indonesia dapat diminimalkan.
3. Salahnya sistem pendidikan kita. Terjadinya kerusakan moral di kalangan pelajar dan generasi
muda sebagaimana disebutkan di atas, karena tidak efektifnya keluarga, sekolah dan masyarakat
dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang,
tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.

C. Cara Mengatasi Kerusakan Karakter pada Diri Remaja


Kerusakan karakter bangsa harus ada upaya untuk mengatasinya. Berikut menurut penulis hal-hal
yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut:
1. Memperkukuh keimanan atau akidah dengan jalan memberikan pengetahuan agama, baik di rumah,
sekolah dan masyarakat.
2. Menanamkan perasaan dekat kepada Tuhan YME.
3. Mewujudkan lingkungan yang religius, baik melalui bahan bacaan, tontonan maupun lingkungan
pergaulan.
4. Menumbuhkan tanggung jawab pengembangan amanah dakwah dengan terus berusaha untuk
menjadi yang terbaik dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat
dan bernegara.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan karakter di Indonesia belum berada pada tahap maju sehingga perlu diadakan perbaikan
sistem pendidikan oleh pemerintah dalam memajukan pendidikan karakter anak bangsa di Indonesia.
Keluarga, sekolah, dan masyarakat juga memiliki tanggung jawab dalam memajukan karakter anak
bangsa.

B. Saran
Pendidikan karakter bisa dimasukkan kurikulum pendidikan di Indonesia agar siswa dapat memahami
dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan karakter tak hanya menjadi tugas
guru, bukan hanya di lingkup sekolah, pendidikan karakter harus dipikul pula oleh masyarakat secara
luas. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat pun memanggul tugas memberikan karakter
terhadap anak pada fase paling awal.
2. Jelaskan fungsi tabel,diagram dan gambar pada karya ilmiah serta berikan sebuah contoh sesuai
topik yang Saudara pilih !
JAWABAN :
Jika diagram batang menggunakan kolom-kolom untuk menunjukkan suatu data. Maka diagram
gambar menggunakan gambar-gambar untuk menyimbolkan suatu data. Diagram gambar adalah
bentuk penyajian data yang sederhana dan mudah dipahami.
Tujuan diagram gambar Tujuan menggunakan diagram gambar adalah untuk menyajikan data dalam
bentuk yang sederhana dan mudah dipahami.
Contoh diagram gambar Misalkan ada sebuah data tentang jumlah orang yang bisa mengakses air
bersih di dunia. Menurut laporan dari World Health Organization, 1,8 miliar orang di dunia telah
memiliki akses air bersih sedangan 785 juta orang lainnya kekurangan akses tersebut sehingga
terpaksa meminum air permukaan yang belum diolah. 758 juta manusia setara 1 banding 10 total
populasi manusia. Sehingga dapat disimpulka bahwa 1 dari 10 manusia di dunia tidak mendapatkan
akses air bersih. Data tersebut kemudian dapat disajikan dalam bentuk diagram gambar sebagai
berikut:

Dari gambar tersebut terlihat data yang diwakilkan oleh simbol tetesan air. 10 simbol tetesan air
mewakili 10 manusia atau total populasi manusia si bumi. Dari kesepuluh simbol air tersebut ,
terdapat satu simbol air berwarna hitam dan juga 9 simbol air berwana putih.
Simbol air berwarna hitam menggambarkan data 1 orang atau 785 juta jiwa yang tidak mendapatkan
akses air bersih. Adapun 9 simbol air berwarna putih mewakili 9 orang atau 1,8 miliar orang di dunia
yang mendapatkan akses air air bersih.
Cara membaca diagram gambar Diagram gambar dapat dibaca dengan mudah asalkan kita
memperhatikan petunjuknya. Misalkan diagram gambar di bawah ini yang menunjukkan jumlah
produksi minyak bumi.
Data dalam bentuk diagram gambar lebih mudah dilihat. Satu lingkaran sama dengan 100 ribu barel.
Jika bulan Oktober 2019 memiliki 7 lingkaran, berarti 7 x 100 = 700 ribu barel minyak bumi yang
diproduksi. Terlihat Febuari 2020 memiliki jumlah lingkaran terbanyak yaitu 9 lingkaran. Hal ini
berarti bulan Febuari 2020 menghasilkan minyak terbanyak yaitu 900 ribu barel perhari.

3. Carilah 4 buah kajian literature dari jurnal sesuai dengan topic yang Saudara pilih,kemudian buatlah
daftar pustakanya!
JAWABAN :

KAJIAN LITERATUR TENTANG PENERAPAN


PEMBELAJARAN TERPADU DI SEKOLAH
DASAR

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian literatur tentang penerapan pembelajaran
terpadu di sekolah dasar. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan kajian literatur. Tahapan penelitian dilakukan mulai dari pengumpulan
artikel, reduksi artikel, display artikel, pembahasan, dan kesimpulan. Sumber data penelitian
berupa artikel-artikel jurnal nasional dalam 7 tahun terakhir (2013-2020). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 15 artikel didapatkan 8 artikel yang sesuai dengan topik judul.
Penerapan pembelajaran terpadu di sekolah dasar pada pelaksanaannya sudah sesuai dengan
teori-teori yang dijadikan rujukan. Penerapan pembelajaran terpadu di sekolah dasar dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di sekolah dasar.
Kata Kunci: Kajian Literatur, Penerapan, Pembelajaran Terpadu, Sekolah Dasar.

PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan salah satu alat penentu keberhasilan suatu proses pendidikan.
Suatu pembelajaran dilaksanakan harus berpedoman pada kurikulum. Kurikulum yang saat ini
digunakan adalah kurikulum 2013. Keberhasilan proses pembelajaran dilihat dari kemampuan
setiap siswa. Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Pasal 2 Ayat 1 bahwa,
”Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas”.
Adapun kemampuan tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yaitu bidang
pengetahuan, sikap (spiritual dan sosial), dan keterampilan. Ketiga hal tersebut merupakan
tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, rumusan tujuan pembelajaran berisikan hasil belajar
yang diharapkan dikuasai oleh setiap siswa yang mencakup ketiga aspek tersebut. Hal tersebut
dapat disajikan dalam penerapan pembelajaran terpadu (Lase, 2019; Sahela & Muhammadi,
2020)
Pembelajaran terpadu merupakan suatu bentuk pembelajaran yang membuat siswa aktif
dalam menggali dan menemukan konsep. Pembelajaran terpadu disajikan dalam bentuk tema
dengan memadukan konsep dari beberapa mata pelajaran. Pembelajaran terpadu merupakan
suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam bentuk
tema. Tema merupakan pemersatu kegiatan pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Keuntungan pendekatan terpadu
dalam pembelajaran yaitu dapat memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu sebagai berikut: 1) Pengalaman dan kegiatan
pembelajaran saling terhubung dengan tingkat perkembangan siswa; 2) Kegiatan yang dipilih
sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; 3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi
siswa sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lama; 4) Pembelajaran terpadu menyajikan
kegiatan yang sesuai dengan kenyataan atau kehidupan sehari-hari; 5) Pembelajaran terpadu
menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial siswa 6) Jika pembelajaran terpadu
dirancang bersama dapat meningkatkan kerjasama antar guru, siswa, dan narasumber sehingga
belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih
bermakna (Suryaningsih, N., M. & Rimpiati, N., 2018).
Tujuan pengembangan pembelajaran terpadu diungkapkan sebagai berikut: 1)
Memberikan modal keterampilan kepada guru dalam menyusun rencana pembelajaran; 2)
Memberikan wawasan kepada guru mengenai pembelajaran terpadu; 3) Memberikan modal Jurnal
JRPP, Volume 3 Nomor 2, Desember 2020| 227
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)
kemampuan kepada guru agar memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran terpadu; 4)
Memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihak yang terkait (kepala sekolah
dan pengawas) sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran dan
ketepatan pelaksanaan pembelajaran terpadu (Tatminingsih, 2019).
Dengan memahami pengertian dan ciri-ciri pembelajaran terpadu, siswa dituntut untuk
berpikir kritis dan kreatif untuk dapat mewujudkan itu semua guru harus dapat melibatkan siswa
secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran terpadu. Hal itu dapat dilakukan guru dengan
menggunakan berbagai model dan metode dalam pembelajaran.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur. Kajian literatur
merupakan langkah pertama dan penting dalam penyusunan sebuah rencana penelitian. Kajian
literatur adalah satu penelusuran dan penelitian kepustakaan dengan membaca berbagai buku,
jurnal, dan terbitan-terbitan lain yang berkaitan dengan topik penelitian, untuk menghasilkan
satu tulisan berkenaan dengan satu topik atau isu tertentu (Marzali, 2016). Dalam kajian literatur
untuk kepentingan menghasilkan sebuah tulisan ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan disertasi,
penulis menjelajahi literatur yang berkaitan dengan topik dan masalah penelitiannya, tentang
masyarakat dan daerah penelitian, tentang teori-teori yang pernah digunakan dan dihasilkan
orang berkaitan dengan topik penelitian kita, tentang metode penelitian yang digunakan dalam
kajian tersebut, dan seterusnya.
Kajian literatur dilakukan atas kesadaran bahwa pengetahuan adalah bertambah terus
menerus (berakumulasi), bahwa topik penelitian, masyarakat dan daerah penelitian kita sudah
pernah dirambah orang sebelumnya, dan kita dapat belajar dari apa yang telah dilakukan orang-
orang tersebut. Jadi, kita bukanlah orang yang pertama meneliti topik, masyarakat dan daerah
tersebut. Ada dua tujuan utama dari kajian literatur. Pertama, kajian literatur yang dilakukan
dengan tujuan untuk menulis sebuah makalah untuk memperkenalkan kajian-kajian baru dalam
topik tertentu yang perlu diketahui oleh mereka yang bergiat dalam topik ilmu tersebut. Kajian
ini sewaktu-waktu dapat diterbitkan untuk kepentingan umum. Contoh kajian-kajian semacam
ini dapat dilihat misalnya dalam Annual Review of Anthropology, Annual Review of Sociology,
dan sebagainya. Mereka yang baru menjadi peneliti pemula dalam topik tertentu dapat
menggunakan terbitan annual review ini sebagai bacaan awal.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian literatur tentang penerapan pembelajaran terpadu di sekolah
dasar dapat disimpukan bahwa dari 15 artikel yang terbit pada tahun 2013-2020 didapatkan 8
artikel yang sesuai dengan variabel-variabel yang ada dijudul. Penerapan pembelajaran terpadu
di sekolah dasar pada pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori-teori yang dijadikan rujukan.
Penerapan pembelajaran terpadu di sekolah dasar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa di sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Karli, H. (2013). PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK SD DI INDONESIA. Jurnal
EduHumaniora, 2(1), 1–11.
Lase, A. (2019). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE
LISTENING TEAM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS XI DI SMK NEGERI 1 GUNUNGSITOLI
UTARA TAHUN PELAJARAN 2018/2019. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran,
2(2), 362–373.
Masdiana, Budiarsa, I., M., & Lamba, H., A. (2013). Penerapan Pembelajaran Tematik untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi pada Lingkungan Siswa Kelas I SDN 018 Letawa
Kecamatan Sarjo Kabupaten Mamuju Utara. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 3(2), 190–
204.
Ningsih, S., R., Miaz, Y., & Zikri, A. (2019). MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU DI
SEKOLAH DASAR. Jurnal Basicedu, 3(4), 1065–1072.
KAJIAN LITERATUR TENTANG KEBIJAKAN
PENDIDIKAN DASAR DI MASA PANDEMI
DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PEMBELAJARAN

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian literatur tentang kebijakan pendidikan
dasar di masa pandemi dan dampaknya terhadap pembelajaran. Metode penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kajian literatur. Tahapan
penelitian dilakukan mulai dari pengumpulan artikel, reduksi artikel, display artikel,
pembahasan, dan kesimpulan. Sumber data penelitian berupa artikel-artikel jurnal nasional
dalam 1 tahun terakhir (2019-2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 artikel
didapatkan 3 artikel yang sesuai dengan topik judul. Penerapan kebijakan pendidikan dasar di
masa pandemi menimbulkan banyak kebijakan-kebijakan baru dan dampaknya sangat komplek
dan berbeda di setiap daerah. Perlu peninjauan ulang tentang kebijakan yang diterapkan.
Kata Kunci: Kajian Literatur, Kebijakan, Pendidikan Dasar, Pandemi, Pembelajaran.

PENDAHULUAN
Kebijakan berarti menangani masalah-masalah publik atau administrasi pemerintah.
Pengertian kebijakan publik menurut (Saleh, A., 2020) adalah suatu daftar pilihan tindakan yang
saling berhubungan, yang disusun oleh institusi atau pejabat pemerintah. Kebijakan adalah
proses sosial dimana proses intelektual melekat didalamnya, bukan berarti bahwa efektivitas
relatif dari proses intelektual tidak dapat ditingkatkan, atau bahwa proses sosial dapat
diperbaiki, namun suatu proses sosial memerlukan waktu dalam penerapannya.
Penerapan kebijakan pendidikan dasar di masa pandemi ini tentu saja memberikan
dampak bagi berlangsungnya pembelajaran. Pembelajaran yang selama ini berlangsung secara
konvensional berupa tatap muka di ruang-ruang kelas sekolah harus beralih ke pembelajaran
online menggunakan aplikasi-aplikasi yang mendukung. Kebijakan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui SE nomor 4
tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan masa darurat penyebaran Corona Virus
Desease 2019 (Covid-19) dijelaskan bahwa penerapan dari kebijakan tersebut
berdampak dalam proses pembelajaran di sekolah. Dibalik kendala-kendala dan kesulitan dalam
pembelajaran online, pembelajaran online
sebenarnya memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan pembelajaran online
menurut (Dewi, W., A., 2020) sebagai berikut: memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat
belajar kapanpun dan dimanapun, dan menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar
yang variatif. Tujuan dikeluarkannya kebijakan pendidikan dasar ini tentu saja untuk mengatasi
penyebaran covid-19. Dengan dilaksanakannya pembelajarn di rumah, maka angka kasus covid
dapat ditekan. Penekanan ini ternyata menimbulkan masalah-masalah baru dalam dunia
pendidikan, baik dari secara teori hingga ke masalah teknis.
Dengan memahami pengertian dan ciri-ciri pembelajaran online, siswa dituntut untuk
segera bisa beradaptasi dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini terpaksa dilakukan karena
tidak ada pilihan lainnya. Apabila pelaksanaan pendidikan online ini diabaikan, maka bukan
tidak mungkin kualitas pendidikan akan kembali merosot.
Dengan banyaknya artikel-artikel dan temuan-temuan lapangan yang menerapkan
kebijakan pembelajaran online, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan kajian literatur
tentang kebijakan pendidikan dasar di masa pandemi dan dampaknya terhadap pembelajaran
dengan tujuan sebagai berikut: Pertama, peneliti akan mengetahui kajian-kajian lain yang
pernah dilakukan orang lain berkenaan dengan topik penelitian yang peneliti lakukan saat ini.
Peneliti akan akrab dan memahami satu khazanah pengetahuan tentang topik penelitian yang
dilakukan. Peneliti sedang membangun kredibilitas diri dalam khazanah pengetahuan yang
menjadi topik penelitian. Satu kajian literatur memperlihatkan kepada pembaca tentang
penguasaan peneliti tentang topik kajian yang peneliti lakukan. Makin baik dan makin lengkap
penulisan kajian literatur, makin baik pula penghargaan orang terhadap peneliti sebagai penulis
kajian tersebut.
Kedua, kajian literatur akan menghubungkan kajian yang akan peneliti lakukan dengan
wacana luas dalam literatur tentang topik tersebut. Peneliti akan menutupi jurang yang ada
antara projek penelitian yang sedang peneliti kerjakan dengan dunia literatur secara umum,
bahkan peneliti bisa memperluas kajian-kajian yang ada sebelumnya. Peneliti memahami alur
perjalanan penelitian-penelitian sebelumnya tentang topik tersebut. Dengan pengetahuan
tersebut, maka peneliti akan merancang bagaimana projek penelitian baru yang akan peneliti
lakukan selanjutnya. Kajian literatur yang baik dapat menempatkan projek penelitian yang
sedang dirancang ke dalam konteks bidang kajian yang terkait dengan khazanah umum, topik
penelitian, dan daerah atau masyarakat penelitian.
Ketiga, menunjukkan kemampuan peneliti dalam mengintegrasikan dan meringkaskan
apa yang sudah diketahui orang lain tentang bidang kajian yang sedang diteliti. Satu review
merangkum dan mensintesakan keseluruhan hasil penelitian, mana hal yang sudah disepakati,
mana yang masih dalam perdebatan, dan mana masih dalam perambahan, dan kira-kira ke arah
mana topik penelitian ini akan berkembang pada masa yang akan datang. Keempat, dengan
belajar dari orang lain peneliti dapat melahirkan pemikiran-pemikiran baru. Kajian literatur
yang baik adalah mengenali aspek-aspek yang masih gelap dan memberi insight dan hipotesis baru
bagi penelitian lanjutan.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur. Kajian literatur
merupakan langkah pertama dan penting dalam penyusunan sebuah rencana penelitian. Kajian
literatur adalah satu penelusuran dan penelitian kepustakaan dengan membaca berbagai buku,
jurnal, dan terbitan-terbitan lain yang berkaitan dengan topik penelitian, untuk menghasilkan
satu tulisan berkenaan dengan satu topik atau isu tertentu (Marzali, 2016). Dalam kajian literatur
untuk kepentingan menghasilkan sebuah tulisan ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan disertasi,
peneliti menjelajahi literatur-literatur yang berkaitan dengan topik dan masalah penelitiannya,
tentang variabel-variabel penelitian, tentang teori-teori yang pernah digunakan, dan dihasilkan
oleh peneliti lain yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan peneliti teliti, tentang
metode penelitian yang digunakan dalam kajian tersebut, dan seterusnya (Marzali, 2016).
Kajian literatur dilakukan atas kesadaran bahwa pengetahuan adalah bertambah terus
menerus dan mengalami perkembangan, bahwa topik penelitian dan variabel-variabel penelitian
yang akan peneliti lakukan sudah pernah dirambah peneliti lain sebelumnya, dan peneliti dapat
belajar dari apa yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya tersebut. Jadi, peneliti
bukanlah peneliti yang pertama meneliti topik dan masalah tersebut. Ada dua tujuan utama dari
kajian literatur. Pertama, kajian literatur yang dilakukan dengan tujuan untuk menulis sebuah
artikel untuk memperkenalkan kajian-kajian baru dalam topik tertentu yang perlu diketahui oleh
mereka yang bergiat dalam topik ilmu tersebut. Kajian ini sewaktu-waktu dapat diterbitkan
untuk kepentingan umum. Contoh kajian-kajian semacam ini dapat dilihat misalnya dalam
Annual Review of Anthropology, Annual Review of Sociology, dan sebagainya. Mereka yang
baru menjadi peneliti pemula dalam topik tertentu dapat menggunakan terbitan annual review
ini sebagai bacaan awal.
Hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat semata, melainkan tanggung jawab
Pemerintah Daerah, dan masyarakat umum.
Pada artikel tiga yang ditulis oleh (Alfiah, L., Rokhim, D., & Wulandari, I., A., 2020)
dengan judul Analisis Dampak Anjuran Pemerintah terhadap Belajar di Rumah bagi Pelaku
Pendidikan dijelaskan bahwa dampak yang terjadi pada guru menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran online mengakibatkan proses pembelajaran terhambat karena beberapa guru
senior tidak mampu mengaplikasikan internet atau gagap teknologi. Perlu adanya
pendampingan dan pelatihan pembelajaran online. Selama pandemi Covid-19 proses
pembelajaran berlangsung secara searah, sehingga siswa dan guru dapat menggunakan fasilitas
paltform e-learning seperti Ruang Guru, Google Clasroom, Google Meet, dan Zoom.
Dampak bagi siswa adalah pembelajaran online menghambat proses mengingat materi
karena pembelajaran berlangsung hanya sekedar chatting. Terdapat beberapa siswa yang tidak
mampu menggali sendiri pengetahuannya, sehingga guru harus memiliki keterampilan
menjelaskan agar mampu memfasilitasi pengetahuan siswa. Hal ini juga ditunjukkan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh (Aji, R., H., 2020) yang memaparkan bahwa dampak
covid-19 sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia, terutama dalam hal pembelajaran.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian literatur tentang kebijakan pendidikan dasar di masa pandemi
dan dampaknya terhadap pembelajaran dapat disimpukan bahwa dari 15 artikel yang terbit pada
tahun 2019-2020 didapatkan 3 artikel yang sesuai dengan variabel-variabel yang ada dijudul.
Penerapan kebijakan pendidikan dasar di masa pandemi dan dampaknya terhadap pembelajaran
dapat dikatakan menimbulkan banyak permasalahan pada awalnya, namun secara perlahan
permasalahan-permasalahan tersebut bisa teratasi. Penerapan kebijakan pendidikan dasar di
masa pandemi perlu didukung dengan kelengkapan fasilitas agar dampak terhadap pembelajaran
bisa diatasi dengan efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Aji, R., H., S. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, Keterampilan,
dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(5), 395–402.
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314
Alfiah, L., N., Rokhim, D., A., & Wulandari, I., A., I. (2020). Analisis Dampak Anjuran
Pemerintah Terhadap Belajar Di Rumah Bagi Pelaku Pendidikan. Jurnal Administrasi Dan
Manajemen Pendidikan, 3(3), 216–223.
Jurnal JRPP, Volume 4 Nomor 1, Juni 2021| 9
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)
Dewi, W., A., F. (2020). Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di
Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55–61.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
4. Jelaskan yang dimaksud dengan plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah!,serta jelaskan bagaimana
cara menghindari plagiarisme tersebut dalam penulisan karya ilmiah !
JAWABAN :
Plagiarisme adalah sebuah istilah yang banyak disebut sebagai pengkhianatan terbesar dalam dunia
akademik. Ia mewakili ketidakjujuran yang sangat bertentangan dengan salah satu spirit utama
pendidikan. Akan tetapi, seringkali ada kekeliruan dalam memahami konsep plagiarism. Dalam
konteks tugas kuliah dan karya ilmiah, biasanya muncul dalam dua bentuk:

1. Paling fatal: meng-copy paste karya orang lain secara total dari awal sampai akhir, lalu diganti
nama pengarangnya menjadi nama kita. Lalu kita submit ke universitas atau ke jurnal dalam keadaan
seperti itu.
2. Fatalnya bervariasi: meng-copy paste sebagian karya orang lain lalu dicampurkan ke karya sendiri,
dan mengklaim bahwa potongan ter-copy paste tadi adalah buah pemikirannya sendiri. Makin besar
porsinya dibandingkan keseluruhan karya kita, makin fatal.

Beberapa kekeliruan soal plagiarisme:

Kekeliruan pertama: parafrase yang mantap bukanlah plagiarisme


Sebagian orang mengira bahwa apabila kita mengambil sepotong dari tulisan orang lain, lalu
diparafrase sedemikian rupa sehingga tidak kelihatan sama persis kalimatnya, maka dikiranya itu
bukan merupakan plagiarisme.

Kekeliruan kedua: tidak sengaja berarti tidak masalah


Bayangkan sebuah situasi di mana seseorang menerbitkan sebuah buku, kemudian ketahuan bahwa
buku tersebut 70%-nya adalah sama plek dengan buku lain (dan buku lain itu tidak dirujuk dengan
baik di daftar pustakanya). Lalu, penulisnya mengatakan “saya tidak sengaja”.[2] Apakah anda
akan percaya?
Sangat sulit membayangkan ada orang yang “tidak sengaja mengambil karya orang lain lalu
mengakuinya sebagai karyanya sendiri”. Sangat sulit pula percaya pada pengakuan orang yang
mengklaim “saya menulis sendiri kok, kebetulan saja sama banget dengan karya orang lain”.[3]

Kekeliruan ketiga: kopas semua lalu kasih footnote (sitasi) semua=paper mantap
Alkisah seorang mahasiswa, untuk menghindari plagiarisme, memberikan footnote untuk rujukan
sumber informasi yang ia kutip dalam papernya. Tak lupa, semua kutipan langsung ia kutip dengan
teknik yang betul (diberi kutip buka dan kutip tutup, sebagaimana contoh yang diberikan di atas).
Kutipan-kutipan tidak langsung ia parafrase dengan baik, tapi tetap diberikan footnote untuk
menunjukkan bahwa informasi tersebut diambil dari mana.

 CARA MENGHINDARI TERJADINYA PLAGIARISME DALAM PENULISAN KARYA


ILMIAH

Nah, untuk menghindari terjadinya plagiat maka sangat tepat bagi seorang ilmuwan seperti
mahasiswa, dosen dan peneliti untuk membaca cara menghindari plagiat dalam penulisan karya
ilmiah ini.

PLAGIAT
Menurut KBBI, plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya
tulis orang lain atas nama dirinya sendiri.Plagiat merupakan suatu perbuatan penjiplakkan hasil karya
orang lain tanpa menyebutkan sumbernya (sitasi). Namun demikian, menulis ulang hasil karya ilmiah
sendiri tanpa menyebutkan sitasi juga dianggap sebagai plagiat. Inilah yang paling sulit.Apabila
terbukti melakukan plagiat – baik disengaja atau tidak – maka hasil karya ilmiahnya tidak akan
mendapatkan pengakuan. Bahkan orang yang dinyatakan melakukan plagiasi akan mendapatkan
punishment atau hukuman. Hukuman yang diterimanya cukup beragam, tergantung dari tingkat
plagiasi atau plagiarisme yang telah dilakukan. Mulai dari yang teringan – berupa peringatan – hingga
pada pemecatan dari institusi tempat mereka bekerja.Supaya tidak terjerat dalam kasus plagiat maka
perhatikanlah cara menghindari plagiat dalam penulisan karya ilmiah.

CEK PLAGIAT
Sebelum mengulas cara menghindari plagiat, ada baiknya kalian mengetahui tools atau peralatan yang
digunakan untuk mengecek plagiasi artikel. Beberapa tools yang sering digunakan untuk mengecek
plagiarism sebuah artikel yang dipublikasikan adalah:

Turnitin
PaperRater
Duplichecker
Quetext
Copyleaks
Plagiarisma

CARA MENGHINDARI PLAGIAT


Usaha yang dapat Anda lakukan agar bisa terhindar dari plagiat adalah:
1. Mencantumkan Sitasi
Sitasi adalah rujukan artikel yang mengarah pada sumber kutipan. Sitasi biasanya dituliskan di akhir
kalimat yang dirujuk, baik itu jurnal, prosiding atau buku. Akan tetapi ada juga Sebagian orang yang
menuliskannya di awal atau bahkan di tengah kalimat tergantung konteks kalimat.
Dengan mencantumkan sitasi, hasil karya ilmiah kalian dapat terbebas dari plagiasi. Namun demikian
perlu kalian ketahui bahwa ada batasan jumlah kalimat yang disitasi. Tidak dibenarkan melakukan
sitasi hingga beberapa halaman dalam satu sitasi saja.

2. Melakukan Parafrase
Prarafrase adalah menulis ulang pendapat orang lain dengan gaya bahasa kita sendiri. Meskipun
sudah mencantumkan sitasi, alangkah baiknya hasil penelitian orang lain yang kita kutip perlu kita
lakukan paraphrase.

3. Menggunakan Aplikasi Pembuat Referensi Otomatis


Aplikasi pembuat referensi otomatis sudah banyak beredar secara gratis. Kalian bisa memilik salah
satu yang kalian anggap mudah.Tanpa mengguakan aplikasi referensi otomatis ini, kalian akan
mengalami kesulitan dalam membuat sitasi dan daftar Pustaka. Bahkan kemungkinan terjadi miss
sangat mungkin terjadi.

4. Menggunakan Aplikasi Cek Anti Plagiarisme


Banyak sekali aplikasi untuk mengecek keaslian tulisan kalian. Mulai dari yang bebayar hingga gratis
alias free. Setaip aplikasi memiliki keunggulan dan kelemahan yang tidak sama. Silahkan kalian
mencobanya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai