1. Berikan analisis Anda bahwa materi muatan konsitusi di Indonesia sudah terkand
ung 3 muatan pokok konstitusi menurut J.G. Steenbeek?
Secara garis besar, konstitusi memuat tiga hal: pengakuan hak asasi manusia, struktur
dasar konstitusi, dan pemisahan atau pembatasan kekuasaan. Selain itu, konstitusi harus
memuat klausul amandemen konstitusi.
Berdasarkan Bab II hingga Bab VII, UUD 1945 merupakan Konstitusi sistem
pemerintahan semi presidensial, sebab terdapat kriteria system pemerintahan
parlementer dan system pemerintahan presidensial. Dalam UUD 1945,
karakteristik sistem pemerintahan presidensial lebih dominan, sehingga yang digunakan
dalam UUD 1945 RIS adalah Sistem Pemerintahan Semi Presidensial. Karakteristik
sistem pemerintahan presidensial lainnya dalam UUD 1945 selain yang dikemukakan
oleh Soepomo dan Soekiman yang kemudian diatur dalam UUD 1945, adalah bahwa
kekuasaan membentuk undang undang dipegang oleh presiden, dengan
persetujuan DPR, berbagai kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan dan kepala negara.
1
Modul Konstitusi dan Konstitusionalisme, Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Mahkamah Konstirusi
Republik Indonesia, 2015, hal. 41
UUD 1945 berdasarkan Bab XVI tentang perubahan UUD, merupakan UUD
berderajat tinggi (supreme constitution) dan rijid (rigid constitution). Dalam pasal 37
UUD 1945 diatur bahwa mengubah UUD 1945, sekurang – kurangnya 2/3
jumlah Anggota MPR harus hadir, dan putusan diambil dengan persetujuan
sekurang – kurangnya 2/3 jumlah anggota MPR yang hadir.2
Soal No 2.
1. Berikan analisis anda teori kedaulatan mana yang digunakan dalam negara yang
susunannya berbentuk negara kesatuan, federal, dan konfederal beserta
penjelasannya secara singkat?
Negara kesatauan adalah Negara yang tidak tersusun dari beberapa Negara, melainkan
hanya terdiri atas satu Negara, sehingga tidak ada Negara di dalam Negara. Dengan
demikian dalam Negara Kesatuan hanya ada satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat
yang mempunyai kekuasaan serta wewenang tertinggi dalam bidang pemerintahan
Negara, menetapkan kebjakan pemerintahan dan melaksanakan pemerintahan Negara
baik di pusat maupun di daerah-daerah.3
Berbeda dengan Negara Federasi, Negara Federasi adalah Negara yang bersusunan
jamak, maksudnya Negara ini tersusun dari beberapa Negara yang semula telah berdiri
sendiri sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat, mempunyai Undang-Undang Dasar
sendiri. tetapi kemudian karena sesuatu kepentingan, Negara-Negara tesebut saling
menggabungkan diri untuk membentuk suatu ikatan kerja sama yang efektif. negara
Kesatuan adalah Negara apabila kekuasaan tidak terbagi dan Negara Serikat apabila
kekuasaan di bagi antar Pemerintah Federal dengan Negara Bagian.
teori kedaulatan yang digunakan dalam negara kesatuan dan federal adalah teori
kedaulatan rakyat, dimana kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Negara negara
yang menganut teori kedaulatan ini seperti Indonesia (negara kesatuan) dan
Amerika Serikat (Negara Federal atau Serikat) negara yang menganut teori
kedaulatan rakyat ini sering dikenal sebagai negara demokrasi. Negara konfederal
tetap memiliki kedaulatan dan tidak terjadi pelimpahan kedaulatan pada federal,
sehingga konfederal tetap memiliki kewenangan untuk mengatur beberapa hal yang
sudah disepakati dan dapat dibubarkan jika dikehendaki negara pembentuknya
sehinigga negara konfederal menganut teori kedaulatan hukum.
2. Berikan analisis Anda hubungan pemerintah pusat dan daerah pada negara
dengan susunan kesatuan, federal, dan konfederal?
Negara kesatuan, Jika merujuk pada teori model hubungan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah secara teoritis menurut Clarke dan Steward, desentralisasi seperti
ini termasuk The Agency Model. Model dimana pemerintah daerah tidak
mempunyai kekuasaan yang cukup berarti sehingga keberadaannya terlihat lebih
sebagai agen pemerintah pusat yang bertugas untuk menjalankan kebijaksanaan
pemerintah pusat. Karenanya pada model ini berbagai petunjuk rinci dalam peraturan
perundangan sebagai mekanisme kontrol sangat menonjol. Ini merupakan konsekuensi
bentuk negara kesatuan, dimana pemerintah pusat yang mengendalikan
penyelenggaraan pemerintahan. Bentuk kontrol pemerintah pusat diwujudkan dengan
adanya penyerahan urusan tersebut melalui penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria (NPSK) yang disusun oleh pemerintah pusat sebagai landasan bagi pemerintah
daerah melaksanakan urusan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat. Selain
itu pemerintah pusat juga dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 5
Negara federal, Dalam sistem federalistik, peran subsidiary level (Negara bagian)
sangat besar. Kekuasaan menjalankan pemerintahan berada di tangan negara bagian.
Pemerintah federal menerima pelimpahan kekuasaan dan kewenangan dari negara
bagian. Hal ini karena pada awalnya negara bagian adalah suatu bentuk negara
yang berdaulat. Meski demikian, kewenangan pemerintah federal yang sudah
disepakati negara-negara bagian bisa juga mengintervensi kekuasaan di semua
negara bagian. UUD merumuskan kekuasaan yang dimiliki federal dan
menyerahkan sisanya kepada negara bagian, atau sebaliknya. Tujuannya adalah
untuk mengawasi kekuasaan federal, mempertahankan independensi negara
bagian dan untuk mempertahankan karakter masing masing negara bagian.
Negara konfederal, konfederal atau uni tidak dapat disebut sebagai suatu
pemencaran penyelenggaraan wewenang, dimana masing – masing negara yang
4
Moh. Kusnardi, SH dan Bintan R. Saragih,SH, ilmu negara, Jakarta : Gaya Media Pratama, 1995.
5
Septi Nur Wijayanti, Hubungan Antara Pusat dan Daerah Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Jurnal Media Hukum, Vol. 23 No. 2, 2016, hal. 194
tergabung dalam uni atau konfederal tetap secara penuh menjalankan
kekuasaan sebagai negara.6
Soal No 3.
3. Berikan analisis anda sistem pemerintahan semi apa yang pernah diterapkan di
Indonesia?
Indonesia dalam sistem [semi] presidensil ini sebenarnya sering dikacaukan oleh
parlemen. Parlemen yang esensinya sebagai badan publik yang secara formal
mempunyai tatanan, fungsi, dan maksud untuk mengatur rangkaian tindakan tertentu
dalam melayani publik.14 Oleh karena itu, parlemen seharusnya dapat berimplikasi
kepada inkoherensi struktur dengan kinerja dan perannya terhadap negara dan
masyarakatnya. Akan tetapi, parlemen hasil reformasi justru merancukan kinerja
dengan tingkah laku anggota yang dipertontonkan ke publik. Sebagai misal rendahnya
tingkat kehadiran dalam rapat paripurna, keengganan untuk melaporkan kekayaannya
kepada KPK, dan terseretnya dalam skandal korupsi.9
8
Retno Saraswati, Desain Sistem Pemerintahan Presidensial Yang Efektif, MMH, Jilid 41 No. 1 Januari, 2012,
hal. 140
9
Yulion Zalpa, Semi Presidensil: Paradoks Sistem Pemerintahan di Indonesia, Tamaddun, Jurnal Kebudayaan
dan Sastra Islam, Vol. 20 No.2, 2018, Hal. 56