Anda di halaman 1dari 10

Nama: Noor Aulia Azijah Hari/Tanggal : Kamis, 25 Mei

2023

NIM: 2110121220001 Kelas : A

BIOOPTIK GEOMETRIS

Tujuan Pembelajaran

Menunjukkan sikap terhadap sains dalam proses pembelajaran

Menjelaskan fenomena mata rabun jauh dan rabun dekat

Melakukan evaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah

Menafsirkan data dan bukti ilmiah

Media

Silahkan buka media PHeT “geometric-optics_in”, hingga muncul tampilan sebagai berikut

45
Identifikasi Masalah

Bacalah dan pahami wacana berikut ini!

RABUN DEKAT DAN RABUN JAUH

(sumber: bogor.tribunnews.com)

Mata yang mengalami rabun jauh tidak dapat melihat benda-benda yang jaraknya jauh. Hal ini karena lensa mata tidak
dapat memipih untuk memperkecil jarak fokusnya. Penderita miopi memiliki titik jauh (punctum remotum = PR) yang lebih
dekat dari titik jauh mata normal (jarak jauh mata normal tak berhingga), dan titik dekatnya kurang lebih 25 cm. Bayangan yang
terbentuk akan jatuh di depan retina. Penderita rabun jauh dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa cekung
(minus/negatif). Lensa cekung dapat membantu bayangan tepat jatuh di retina.

(Sumber: obatsakitmata.com)

Rabun jauh lebih disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Studi yang dilakukan di China dan melibatkan 2.888
anak menunjukkan bahwa anak-anak dengan orang tua rabun jauh memiliki peluang besar untuk mengalami hal yang sama.
Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan di Australia dan melibatkan 2.353 anak-anak. Jika kedua orang tua memiliki rabun
jauh, maka 43,6 persen anak akan mengalaminya juga.
Mata yang mengalami rabun dekat tidak dapat melihat benda-benda yang jaraknya dekat. Hal ini karena fokus lensa
memiliki jarak yang telalu panjang. Penderita hipermetropi memiliki titik dekat (punctum proximum = PP) yang lebih jauh dari
titik dekat mata normal yaitu lebih dari 25 cm dan titik jauh berjarak tak berhingga. bayangan yang terbentuk jatuh di belakang
retina. Penderita rabun dekat dibantu menggunakan kacamata berlensa cembung (plus/positif). Lensa cembung dapat membantu
bayangan yang semula jatuh di belakang retina menjadi tepat jatuh di retina.

(Sumber: ilmu-semesta.com)

Penggunaan komputer tidak akan membahayakan mata. Namun, ketika menggunakan komputer untuk jangka waktu yang
lama, mata akan lebih jarang berkedip. Ini termasuk ketika membaca atau menatap sesuatu dari jarak dekat. Hal ini akan membuat
mata menjadi kering, yang dapat menyebabkan mata lelah.

Tuliskan konsep-konsep sains yang dapat kamu temukan dalam fenomena di atas!

Hubungan jarak fokus, jarak benda dan jarak bayangan

Keterangan
1 1 1
= +
𝑓 𝑆 𝑆′
F = jarak fokus S = jarak benda S’ = jarak bayangan

46
Tuliskan beberapa pertanyaan ilmiah (dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)

1. Bagaimana bentuk bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung ?


2. Bagaimana cara menentukan jarak fokus cermin cekung ?

Tuliskan beberapa pertanyaan tidak ilmiah (tidak dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)

1. Apakah ada metode atau latihan khusus yang dapat membantu memperbaiki rabun jauh tanpa operasi?

Eksplorasi

Mari kita merencanakan eksperimen!

Pilih salah satu pertanyaan ilmiah yang Anda tuliskan, kemudian rencanakanlah sebuah eksperimen untuk menguji
pertanyaan tersebut!

Pertanyaan Ilmiah yang Dipilih:

Bagaimana cara menentukan jarak fokus cermin cekung?

47
Rumusan Hipotesis:

Semakin jauh jarak benda terhadap cermin cekung maka jarak bayangan yang dihasilkan semakin dekat dan jarak fokus
semakin besar

Indentifikasi Variabel

Variabel manipulasi : jarak benda (s)

Variabel respon : jarak bayangan, jarak fokus cermin.

Variabel kontrol : jenis cermin

Definisi Operasional Variabel

1. Variabel manipulasi : Jarak benda (s) adalah jarak pada benda yang diletakkan di depan cermin dengan
cermin itu sendiri.

2. Variabel respon : Jarak bayangan dalah jarak pada bayangan yang dihasilkan oleh benda, dihitung

dari cermin.
Jarak fokus cermin adalah hasil perhitungan antara 1/s ditambah 1/s’

3. Variabel kontrol : jenis cermin yang digunakan sama yaitu cermin cekung.

Rancangan Tabel Data Pengamatan

Cermin cekung fokus 10 Cermin cekung fokus 50

Percobaan S ± 0,1 S’ ± 0,1 Fokus (f) Percobaan S ± 0,1 cm S’ ± 0,1 Fokus (f)
ke- cm cm cm ke- cm cm
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5

48
Rancangan Prosedur Eksperimen

1. Membuka PhET, kemudian memilih percobaan “geometric optics”

2. Selanjutnya tekan mulai dan pilih “Lens” pada phet simulation

3. mengatur radius lensa dan posisi benda pada phet simulaton

4. Menghitung jarak bayangan yang terbentuk pada phet simulaton

5. Mengulangi Langkah-langkah 3 -4, dengan posisi benda berbeda-beda kemudian mengulangi langkah-langkah
tersebut.

Melaksanakan Eksperimen

Laksanakan penyelidikan seperti yang kamu rencanakan, dokumentasikan kegiatan eksperimenmu, dan
catatlah data hasil pengamatanmu pada tabel data yang telah kamu buat sebelumnya.

Data Hasil Eksperimen

Cermin cekung fokus 10

Percobaan S ± 0,1 S’ ± 0,1 Fokus (f)


ke- cm cm cm
50,0 70,9 29,3 1
2 51,0 68,5 29,2
3 52,0 66 29,1
4 53,0 63,3 28,8
5 54,0 63 29,1

Cermin cekung fokus 50

Percobaan S ± 0,1 cm S’ ± 0,1 Fokus (f)


ke- cm cm
1 5,0 16 4,0
2 6,0 14,3 4,2
3 7,0 13 4,6
4 8,0 12,5 4,9
5 9,0 12,1 5,2

49
Hasil Analisis Data

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut: Pada percobaan yang digunakan untuk
mencari nilai fokus (f) setelah didapatkan nilai jarak benda (s) dan nilai jarak bayangan benda (s’). Pada percobaan
pertama pada cermin cekung fokus 10 dengan nilai s sebesar 50,0 cm didapatkan nilai s’ sebesar 70,9 cm dan nilai f
sebesar 29,3 cm. Pada percobaan kedua pada cermin cekung fokus 10 dengan nilai s sebesar 51,0 cm didapatkan nilai s’
sebesar 68,5 cm dan nilai f sebesar 29,2 cm. Pada percobaan ketiga pada cermin cekung fokus 10 dengan nilai s sebesar
52,0 cm didapatkan nilai s’ sebesar 66 cm dan nilai f sebesar 29,1 cm. Pada percobaan keempat pada cermin cekung
fokus 10 dengan nilai s sebesar 53,0 cm didapatkan nilai s’ sebesar 63,3 cm dan nilai f sebesar 28,8 cm. Pada percobaan
kelima pada cermin cekung fokus 10 dengan nilai s sebesar 54,0 cm didapatkan nilai s’ sebesar 63,0 cm dan nilai f
sebesar 29,1 cm. Berdasarkan nilai f dari kelima percobaan pada cermin cekung fokus 10 didapatkan rata-rata f sebesar
29,1 cm dengan taraf ketelitian sebesar 99,76% serta taraf ketidakpastian sebesar 0,24%. Pada percobaan pertama
pada cermin cekung fokus 50 dengan nilai s sebesar 5,0 cm didapatkan nilai s’ sebesar 16 cm dan nilai f sebesar 4,0 cm.
Pada percobaan kedua pada cermin cekung fokus 50 dengan nilai s sebesar 6,0 cm didapatkan nilai s’ sebesar 14,3 cm
dan nilai f sebesar 4,2 cm. Pada percobaan ketiga pada cermin cekung fokus 50 dengan nilai s sebesar 7,0 cm
didapatkan nilai s’ sebesar 13 cm dan nilai f sebesar 4,6 cm. Pada percobaan keempat pada cermin cekung fokus 50
dengan nilai s sebesar 8,0 cm didapatkan nilai s’ sebesar 12,5 cm dan nilai f sebesar 4,9 cm. Pada percobaan kelima
pada cermin cekung fokus 50 dengan nilai s sebesar 9,0 cm didapatkan nilai s’ sebesar 12,1 cm dan nilai f sebesar 5,2
cm. Berdasarkan nilai f dari kelima percobaan pada cermin cekung fokus 50 didapatkan rata- rata f sebesar 4,58 cm
dengan taraf ketelitian sebesar 89,52% serta taraf ketidakpastian sebesar 10,48%.

Mengkaji Sumber Referensi

Bacalah beberapa sumber referensi untuk melengkapi data hasil eksperimen yang telah kamu lakukan atau menjawab
rumusan masalah yang belum diselidiki!

Cahaya sebagai gelombang dapat memantul bila mengenai suatu benda. Salah satunya yaitu cahaya dapat
dipantulkan melalui cermin, baik cermin datar, cekung, maupun cembung. Pemantulan pada cahaya terjadi sesuai
dengan hukum pemantulan yang dikemukakan oleh Snellius, yang berbunyi: 1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal
terletak pada satu bidang datar. 2. Sudut datang sama dengan sudut pantul. Pemantulan cahaya terdiri dari dua jenis,
yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan cahaya pada permukaan datar seperti cermin, atau
permukaan air yang tenang, termasuk pemantulan teratur. Sedangkan pemantulan cahaya pada permukaan kasar seperti
pakaian, kertas dan aspal jalan, termasuk dalam pemantulan baur. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya berupa cekungan, atau berupa bagian dalam dari sebuah bola. Ciri-ciri cermin cekung antara lain ialah
melengkung ke dalam, bagian pinggirnya tebal,sedangkan bagian tengahnya tipis, dapat mengumpulkan berkas sinar,
titik kumpulnya disebut titik fokus yang bernilai positif dan Memiliki sinar istimewa. Sifat pemantulan cahaya pada cermin
cekung adalah sebagai berikut : 1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya. 2. Mengumpulkan berkas
cahaya (kovergen). Adapun 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan sebuah benda
yang berada di depan cermin cekung yaitu: 1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus 2.
Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama. 3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan
dipantulkan kembali. (Giancoli, 1998)

50
Eksplanasi

Gunakanlah data-data eksperimen atau referensi yang kamu gunakan untuk menarik
kesimpulan!

Berdasarkan ekserimen yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan bahwa untuk menemukan jarak focus cermin
cekung adalah dengan menggunakan persamaan .
1 1 1
= +
𝑓 𝑆 𝑆′
Semakin jauh jarak benda maka jarak bayangan akan semakin dekat. Dengan kata lain semakin besar nilai s maka
semakin kecil nilai s’. Nilai s berbanding terbalik dengan nilai s’. semakin besar focus cermin cekung, maka nilai fokus
semakin besar, sebaliknya jika semakin kecil focus cermin cekung , maka nilai focus semakin kecil.

Aplikasi

Menjelaskan fenomena ilmiah lainnya

Temukanlah beberapa fenomena literasi sains terkait dengan biooptik geometris dan berikanlah penjelasan secara
ilmiah terhadap fenomena tersebut!

No Fenomena Penjelasan Ilmiah


1. Pembelokan cahaya oleh lensa pada mata Fenomena ini terkait dengan bagaimana lensa pada mata
manusia memfokuskan cahaya yang masuk ke mata untuk
membentuk gambar pada retina. Lensa mata memiliki
kemampuan untuk memfokuskan cahaya dengan cara
mengubah bentuknya secara dinamis melalui proses
akomodasi. Ketika cahaya melewati lensa mata, pembiasan
terjadi sehingga cahaya tersebut dipelokkan dan
difokuskan ke retina. Hal ini memungkinkan pembentukan
gambar yang jelas pada retina, yang kemudian dikirimkan
ke otak melalui saraf optik.
2. Penggunaan serat optik dalam endoskopi Fenomena ini terkait dengan penggunaan serat optik
dalam alat endoskopi yang memungkinkan pengamatan
internal tubuh. Serat optik mengandalkan prinsip pantulan
total internal untuk memandu cahaya dari sumbernya ke
ujung alat endoskopi. Cahaya yang dimasukkan ke serat
optik dipantulkan dari dinding serat dengan sudut yang
cukup curam sehingga tidak ada cahaya yang keluar dari
serat. Ini memungkinkan pengiriman cahaya yang efisien
ke dalam tubuh untuk menghasilkan gambar yang dapat
diamati oleh dokter
3. Pemindahan refraksi menggunakan laser Fenomena ini terkait dengan penggunaan laser dalam
dalam bedah mata: prosedur bedah mata, seperti LASIK, untuk mengubah
refraksi mata dan memperbaiki kelainan penglihatan

51
seperti rabun jauh atau rabun dekat. Dalam LASIK, laser
eksimer digunakan untuk mengubah bentuk permukaan
kornea mata. Proses ini melibatkan penghilangan jaringan
kornea secara presisi untuk mengubah kelengkungan dan
ketebalannya sehingga cahaya yang masuk dapat
difokuskan dengan tepat pada retina. Dengan mengubah
karakteristik optik kornea, refraksi mata dapat diperbaiki
dan gangguan penglihatan dapat dikoreksi.
4. Interferensi cahaya dalam tomografi Fenomena ini terkait dengan penggunaan prinsip
optik koheren: interferometri dalam tomografi optik koheren (OCT) untuk
menghasilkan gambar penampang jaringan biologis. Dalam
OCT, dua sinar cahaya koheren dikombinasikan untuk
menciptakan interferensi. Pergeseran fase dan amplitudo
cahaya yang dihasilkan oleh interferensi digunakan untuk
mengukur perbedaan ketebalan dan refraktifitas jaringan.
Dengan menganalisis pola interferensi tersebut, gambar
penampang dari jaringan biologis, seperti retina, dapat
dibentuk dengan resolusi tinggi.
5. Pembiasan cahaya oleh lensa mata pada Saat melihat objek dekat, otot-otot lensa mata kita akan
saat melihat objek dekat. berkontraksi untuk meningkatkan ketebalan lensa. Hal ini
memungkinkan lensa mata untuk memfokuskan cahaya
yang masuk agar tepat jatuh pada retina. Proses ini dikenal
dengan istilah akomodasi. Ketika cahaya memasuki mata,
ia akan dibiaskan (diarahkan) oleh lensa agar dapat jatuh
pada titik fokus yang tepat pada retina. Dalam kondisi
normal, ketika melihat objek dekat, lensa mata berubah
bentuk menjadi lebih melengkung sehingga dapat
memfokuskan cahaya dengan baik pada retina. Ini
memungkinkan kita untuk melihat objek dengan jelas dan
tajam pada jarak dekat.

52
Pemecahan masalah

Buatlah soal yang berhubungan dengan rabun jauh dan rabun dekat beserta kunci jawabannya:

Soal: Apa perbedaan antara rabun dekat (presbiopi) dan rabun jauh (miopia)? Jelaskan gejala dan pengobatan yang
umum dilakukan untuk setiap kondisi.

Jawab: rabun dekat terjadi umumnya pada usia 40 tahun ke atas, biasanya mengalami kesulitan melihat objek yang
berjarak dekat. Penyebabnya hilangnya elastisitas lensa mata seiring bertambahnya usia. Hal ini mengakibatkan
penurunan kemampuan lensa untuk berakomodasi, yaitu menyesuaikan fokus dari jarak dekat ke jarak jauh. Rabun
dekat biasanya diatasi dengan menggunakan kacamata baca atau kacamata multifokal.

Pada orang yang mengalami rabun jauh biasanya kesulitan melihat objek yang berjarak jauh dengan jelas.
Biasanya, penglihatan dekat tetap baik. Gejala lainnya termasuk mata terasa tegang atau sakit setelah melihat jarak
jauh, dan kebutuhan untuk mengedipkan mata untuk mencoba memfokuskan penglihatan. Penyebabnya dari cahaya
yang masuk ke mata terfokus sebelum mencapai retina, sehingga menyebabkan gambar yang terbentuk menjadi kabur.
Pengobatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kacamata minus atau lensa kontak korektif.

Implikasi potensial literasi sains bagi masyarakat

Jelaskan beberapa penerapan biooptik geometris dalam produk teknologi

No Produk Teknologi Penjelasan

1. Mikroskop Mikroskop merupakan salah satu produk teknologi yang


menggunakan prinsip biooptik geometris untuk
memperbesar objek kecil, seperti sel-sel atau
mikroorganisme. Mikroskop optik tradisional, seperti
mikroskop cahaya, menggunakan lensa dan sistem
pembesaran untuk menghasilkan gambar yang
diperbesar dari objek yang diamati. Mikroskop elektron,
seperti mikroskop transmisi elektron (TEM) dan
mikroskop pemindaian elektron (SEM), menggunakan
prinsip biooptik geometris dengan menggunakan medan
elektromagnetik untuk membentuk gambar objek pada
skala nanometer.
2. Endoskopi Endoskopi adalah teknik pengamatan internal tubuh
menggunakan alat optik yang disebut endoskop.
Endoskop dilengkapi dengan serangkaian lensa dan serat
optik untuk memandu cahaya ke dalam tubuh dan
menghasilkan gambar. Dalam penerapan ini, prinsip
biooptik geometris digunakan untuk memfokuskan
cahaya, menghasilkan gambar yang jelas, dan membantu
dalam prosedur medis seperti endoskopi
gastrointestinal, endoskopi laparoskopi, atau endoskopi
bronkoskopi.

53
3. Laser dalam kedokteran Teknologi laser telah diterapkan secara luas dalam
kedokteran dengan berbagai aplikasi. Dalam konteks
biooptik geometris, laser digunakan untuk pengobatan
refraksi mata, seperti LASIK (Laser-Assisted In Situ
Keratomileusis), yang melibatkan penggunaan laser
untuk mengubah bentuk permukaan kornea mata guna
mengkoreksi rabun jauh, rabun dekat, atau
astigmatisme. Prinsip biooptik geometris juga
diterapkan dalam prosedur bedah laser, pengobatan
dermatologi, serta terapi fotodinamik.
4. Tomografi optik koheren Tomografi optik koheren (Optical Coherence
Tomography/OCT) adalah metode pencitraan medis
yang menggunakan prinsip interferometri optik untuk
menghasilkan gambar cross-sectional dari jaringan
biologis. Ini digunakan dalam bidang oftalmologi untuk
memvisualisasikan lapisan retina dan mendiagnosis
penyakit mata seperti glaukoma dan degenerasi makula.
5. Efek iridesensi Fenomena ini terjadi ketika sayap kupu-kupu
menghasilkan warna-warna terang dan berkilauan
yang terlihat berubah-ubah tergantung pada sudut
pandang pengamat.Secara ilmiah, fenomena ini
dapat dijelaskan melalui prinsip optik geometris.
Sayap kupu-kupu terdiri dari serangkaian lapisan
tipis dan transparan yang tersusun dalam struktur
mikroskopis. Lapisan-lapisan ini mencerminkan dan
membiaskan cahaya yang jatuh padanya,
menghasilkan efek warna yang indah.

54

Anda mungkin juga menyukai