Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Stavolt
Stavolt adalah singkatan dari Stabilizer Voltage yang artinya
merupakan sebuah alat untuk menstabilkan tegangan. alat ini biasanya
digunakan untuk mensetabilkan tegangan listrik, yang mana tegangan itu
terlalu tinggi sehingga kita juga membutuh kan apa itu yang rik di rumah kita
tiba tiba meloncat hingga 230V,.Maka Stavolt akan menetaralisir sehingga
arus output ke alat alat elektro kita tetap 220V. Stavolt juga merupakan bagian
penting dalam berjalan nya komputer yang mana penggunaan
komputer/Laptop yang lebih dari 2, Yang mana bisa mengoptimalkan
tegangan yang masuk ke CPU dan Monitor

2. Fungsi Stavolt
Fungsi stavolt adalah sebagai alat yang menjaga stabilitas tegangan
yang berasal dari instalasi listrik PLN sehingga beban listrik dapat
memperoleh aliran listrik yang lebih stabil. Umumnya, berbagai rumah tangga
di Indonesia mempunyai tegangan kurang dari 200 Volt yang mengalir ke
sistem instalasi rumah. Stavolt berguna untuk menjaga tegangan tersebut tetap
stabill sehingga suatu alat elektronik dapat berfungsi dengan baik dengan
aliran arus listrik yang mencukupi. Biasanya, alat ini digunakan untuk
menjaga kulkas atau TV sehingga tidak akan mengakibatkan listrik mati
karena membutuhkan tegangan yang tinggi.

3. Jenis-jenis Stavolt
Alat yang satu ini tersedia dalam 2 jenis yang berbeda. Kedua jenis
tersebut dibedakan dari proses kerja yang dilakukan untuk menstabilkan
listrik. Kedua jenis tersebut adalah jenis motor dan relay.

a. Stavolt Jenis Servo Motor


Pada stavolt jenis motor ini, terdapat coil stabilizer atau trafo yang
bentuknya bulat dan sering disebut sebagai toroid. Coil tersebut
dihubungkan dengan menggunakan carbon brass. Bergantung pada kecil
atau besarnya tegangan input yang masuk ke stavolt, carbon brass akan
bergerak secara fleksibel di dalam kotak trafo. Jenis yang pertama ini
mampu menyesuaikan tegangan. Kelebihan lain dari jenis alat ini adalah
mampu menghasilkan tegangan output dengan lebih presisi.
b. Stavolt Jenis Relay
Stabilizer listrik dengan relay memanfaatkan beberapa komponen yang
mampu mengubah output dari trafo penyesuai tegangan hingga
mendapatkan tegangan yang sangat mendekati angka 220 Volt. Sangat
sulit bagi jenis stavolt ini untuk memperoleh tegangan tepat di angka 200
Volt. Hal ini karena yang dilakukan oleh relay hanyalah memindahkan
kontak.

4. Cara Kerja Stavolt


Selain fungsi stavolt, memahami cara kerja kedua jenis stavolt juga sangat
penting. Masing-masing jenis stavolt mempunyai cara kerja yang berbeda,
kelebihan dan kekurangan yang berbeda juga.
a. Cara Kerja Stavolt Servo Motor
Tegangan input yang tidak stabil akan masuk ke stavolt jenis motor servo.
Kemudian coil stabilizer berbentuk bulat yang mempunyai carbon brass
akan bekerja dengan memilih tegangan. Motor servo mengoreksi atau
mengubah tegangan outlet sehingga sesuai dengan settingan tegangan
yang ditentukan oleh produsen. Stabilizer jenis ini memungkinkan alat
elektronik untuk memperoleh tegangan yang lebih presisi karena tegangan
yang berubah bisa diatur dengan pergerakan carbon brass.
b. Cara kerja Stavolt Relay
Stabilizer yang mempunyai relay mempunyai transformator yang mampu
menaikkan serta menurunkan tegangan di setiap output yang dimilikinya.
Komponen lain dalam stabilizer dengan relay adalah rangkaian elektronik
serta beberapa set relay. Tegangan listrik dari PLN akan masuk melalui
input yang ada pada stabilizer. Stabilizer akan menggunakan referensi
yang telah setting oleh setiap produsen untuk membandingkan tegangan
dari PLN tersebut dengan tegangan output. Jika terjadi penurunan atau
kenaikan tegangan, relay akan berpindah kotak berdasarkan perintah dari
rangkaian kontrol lalu memilih tegangan output transformator yang paling
dekat dengan angka 220 Volt.

5. Kelebihan dan Kekurangan Stavolt Servo Motor


a. Kelebihan
Jenis stabilizer motor servo mampu menangani kenaikan dan
penurunan voltage dengan rentang yang jauh lebih lebar dibandingkan
dengan stabilizer jenis relay. Stabilizer motor servo bahkan mampu
mempertahankan agar voltage tetap berada pada tingkat ideal, berapapun
penurunan yang terjadi. Stabilizer jenis ini adalah yang paling bagus untuk
fluktuasi listrik yang diakibatkan oleh perubahan beban yang terjadi di
sebuah wilayah.
b. Kekurangan
Meskipun dianggap sebagai stabilizer voltage yang terbaik, jenis
motor servo ini juga mempunyai kelemahan yang terletak pada kecepatan
serta respon yang diberikan oleh stabilizer jenis ini. Respon serta
kecepatan stavolt motor servo lebih rendah dibandingkan dengan stabilizer
voltage jenis relay. Dibutuhkan waktu yang panjang bagi perputaran
motornya untuk mencapai voltage yang ideal.

6. Kelebihan dan Kekurangan Stavolt Relay


a. Kelebihan
Mempunyai respon yang sangat cepat dan mampu menaikkan voltage
antara 10 hingga 20 Volt hanya dalam beberapa milidetik saja dan tidak
akan menyebabkan pemutusan supply listrik.
b. Kekurangan
Stavolt jenis relay hanya mampu menurunkan atau menaikkan voltage
1 level lebih tinggi dari voltage normal. Stabilizer ini kurang mampu
mengakomodasi penurunan voltage yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan settingan pabrik yang dimilikinya.

7. Pegertian UPS
UPS adalah singkatan dari Uninterruptible Power Supply, dimana
dalam bahasa Indonesia disebut dengan suplai daya bebas gangguan. Secara
singkat, pengertian UPS adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai alat
untuk menyimpan dan menyediakan daya alternatif (backup) ketika peralatan
elektronik kehilangan daya listrik dari sumber utamanya secara tiba-tiba.
Perangkat UPS ini juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengatur
arus listrik yang diterima oleh perangkat elektronik menjadi lebih stabil.
Dengan adanya perangkat UPS maka peralatan elektronik yang terhubung
dengannya akan menjadi lebih aman dari kerusakan akibat dari arus listrik
yang tidak stabil atau tiba-tiba terputus.
Namun, perangkat UPS ini hanya dapat menyediakan daya listrik
dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sebuah Uninterruptible Power
Supply (UPS) dengan daya 600 watt pada umumnya dapat memberikan daya
listrik pada sebuah perangkat elektronik dengan kebutuhan daya 400 watt
hanya selama 10-17 menit saja.

8. Fungsi UPS pada Instalasi Listrik


a. Sebagai cadangan listrik sementara
Fungsi utama dari sebuah UPS adalah untuk memberikan daya listrik
cadangan pada peralatan elektronik (misalnya komputer, kulkas, TV, dan
lainnya) ketika sumber listrik utama padam. Sebuah UPS mampu
menyimpan daya listrik dengan kapasitas tertentu sehingga dapat
digunakan untuk menyuplai daya listrik sementara pada peralatan
elektronik yang terhubung dengannya. Dengan begitu, peralatan elektronik
tersebut tidak langsung mati ketika listrik terputus secara tiba-tiba.
b. Menstabilkan arus listrik
Tegangan listrik di perumahan atau perkantoran bisa mengalami
ketidakstabilan karena adanya hambatan. Itulah sebabnya arus listrik yang
masuk ke peralatan elektronik tidak selalu dalam keadaan yang konstan.
Sebuah UPS dapat membuat arus listrik yang masuk ke dalam perangkat
elektronik menjadi lebih stabil sehingga perangkat elektronik tersebut
dapat digunakan dengan baik sebagai mana mestinya.
c. Mencegah kerusakan peralatan elektronik
Kondisi tegangan listrik yang sering naik-turun dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan elektronik, khususnya perangkat komputer.
Bukan hanya tegangan listrik yang tidak stabil, pemadaman listrik secara
tiba-tiba seperti yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia berpotensi
mengakibatkan kerusakan barang-barang elektronik.

Dengan adanya UPS, maka potensi kerusakan barang-barang


elektronik akibat tegangan listrik yang tidak stabil atau pemadaman listrik
secara tiba-tiba dapat diatasi, atau setidaknya diminimalisir.
d. Membantu Backup data
Sebuah komputer yang terhubung dengan UPS tidak akan langsung
mati ketika listrik padam dari sumbernya. UPS secara otomati akan
memberikan daya listrik ke komputer selama sekitar 10-17 menit. Dengan
begitu, kita masih dapat menyimpan data yang sedang dikerjakan, lalu
mematikan komputer tersebut secara normal.

9. Komponen UPS
a. Baterai, yaitu bagian UPS yang dapat menyimpan daya listrik dan dapat
digunakan sebagai sumber listrik alternatif selama 10 – 30 menit. Baterai
pada UPS biasanya berjenis lead-acid atau nikel-cadmium.
b. Rectifier, yaitu komponen penyearah pada UPS yang berfungsi untuk
mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai listrik utama. Rectifier
bekerja pada saat pengisian baterai dilakukan.
c. Inverter, yaitu komponen UPS yang berfungsi untuk mengubah arus DC
dari baterai menjadi arus AC. Inverter bekerja ketika UPS dipakai untuk
memberikan daya listrik ke perangkat elektronik.

10. Jenis-jenis UPS


a. Standby (offline) UPS

Jenis UPS yang pertama dan yang paling umum dalam sistem yang
lebih kecil adalah Standby atau Offline UPS. Jenis UPS ini pada
umumnya digunakan untuk penggunaan pribadi, misalnya untuk
komputer. Jenis UPS ini bekerja dengan cara menunggu waktu untuk
beroperasi. Ketika terjadi tegangan yang tidak stabil atau listrik padam,
Standby UPS akan mengambil alih secara otomatis. Standby UPS
memiliki rectifier dan inverter di dalam satu unit. Jenis UPS ini akan
memblok suplai daya utama dan switch akan berpindah saat terjadi
gangguan, sehingga arus DC mengalir dari baterai menuju inverter.
b. Line-Interactive UPS
Line-Interactive UPS merupakan jenis UPS yang banyak ditemukan
dalam infrastruktur bisnis skala kecil. Jenis UPS ini bekerja dengan cara
yang mirip dengan Standby UPS tetapi dengan kemampuan yang lebih
baik dalam mengatur tegangan secara otomatis. Pada Line-Interactive UPS
terdapat monitor yang dapat memantau pasokan listrik yang masuk dan
mendeteksi tegangan rendah atau tegangan tinggi. Jenis UPS ini
dilengkapi dengan alat AVR (automatic voltage regulator) dimana
fungsinya untuk mengatur tegangan dari suplai daya ke perangkat
elektronik.
c. Online Double-Conversion UPS
Line-Interactive UPS merupakan jenis UPS yang banyak ditemukan
dalam infrastruktur bisnis skala kecil. Jenis UPS ini bekerja dengan cara
yang mirip dengan Standby UPS tetapi dengan kemampuan yang lebih
baik dalam mengatur tegangan secara otomatis. Pada Line-Interactive UPS
terdapat monitor yang dapat memantau pasokan listrik yang masuk dan
mendeteksi tegangan rendah atau tegangan tinggi. Jenis UPS ini
dilengkapi dengan alat AVR (automatic voltage regulator) dimana
fungsinya untuk mengatur tegangan dari suplai daya ke perangkat
elektronik.

11. Cara kerja UPS


Secara umum, cara kerja UPS ini cukup sederhana, yaitu bekerja
berdasarkan kepekaan terhadap tegangan arus listrik. Ketika UPS menemukan
adanya penyimpangan jalur voltase (misalnya tegangan listrik tidak stabil),
UPS secara otomatis akan berpindah ke posisi operasi on-battery atau baterai
hidup untuk melindungi beban (load).
Selain itu, UPS juga akan berpindah ke operasi on-battery ketika
terjadi kegagalan listrik sesaat atau listrik padam akibat berbagai peristiwa,
misalnya sambaran petir. Hal ini dapat meningkatkan arus UPS dan dapat
menghentikan suplai arus listrik DC (direct current) menuju perangkat
elektronik.

Anda mungkin juga menyukai