1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik utama.
2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan genset sebagai
pengganti listrik utama.
3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan back up data dan
mengamankan [[sistem operasi] (OS) dengan melakukan shutdown sesuai prosedur ketika
listrik utama padam.
5. UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi perubahan
tegangan pada input sehingga tegangan output yang digunakan oleh sistem komputer
berupa tegangan Yang stabil.
6. UPS dapat melakukan diagnosa dan management terhadap dirinya sendiri sehingga
memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi gangguan terhadap sistem.
8. Pengguna dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN dengan menambahkan
beberapa aksesoris yang diperlukan.
10. Notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan pengaturan perangkat lunak UPS
management.
Line-interactive UPS
Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (automatic voltage regulator) yang berfungsi mengatur
tegangan dari suplai daya ke peralatan.
On-line UPS
Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini lebih mahal apabila
dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan gangguan, suplai daya ke rectifier akan
diblok sehingga akan ada arus DC dari baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC.
Off-line UPS
UPS jenis ini merupakan UPS paling murah diantara jenis UPS yang lain. Karena rectifier dan inverter
berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch akan berpindah sehingga suplai daya dari
suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir arus DC dari baterai menuju inverter.
Komponen-komponen UPS
Baterai
Jenis baterai yang digunakan UPS umumnya berjenis lead-acid atau jenis nikel-cadmium. Baterai ini
umumnya mampu menjadi sumber tegangan cadangan maksimal selama 30 menit.
Rectifier (penyearah)
Penyearah berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai listrik utama. Hal ini
bermanfaat pada saat pengisian baterai.
Inverter
Kebalikan dari penyearah, inverter berfungsi untuk mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC.
Hal ini dilakukan pada saat baterai pada UPS digunakan untuk memberikan tegangan ke komputer.
UPS bekerja berdasar kepekaan tegangan. (RT)UPS akan menemukan penyimpangan jalur voltase
(linevoltage) misalnya, kenaikan tajam, kerendahan, gelombang dan juga penyimpangan yang
disebabkan oleh pemakaian dengan alat pembangkit tenaga listrik yang murah. Karena gagal, UPS
akan berpindah ke operasi on-battery atau baterai hidup sebagai reaksi kepada penyimpangan untuk
melindungi bebannya (load). Jika kualitas listrik kurang, UPS mungkin akan sering berubah ke operasi
on-battery. Kalau beban bisa berfungsi dengan baik dalam kondisi tersebut, kapsitas dan umur
baterai dapat bertahan lama melalui penurunan kepekaan UPS.
UPS (Uninterruptible Power Supply) alias Uninterruptible Power Source alias Uninterruptible Power
System alias Continuous Power Supply (CPS) atau juga battery backup adalah alat power protection
untuk menyuplai tenaga listrik temporer yang langsung memberi pasokan tenaga listrik ketika
sumber tenaga listrik utama terhenti atau padam (contoh dari PLN), selain itu UPS juga memiliki
beberapa fungsi tambahan lainnya. UPS biasanya dipakai untuk peralatan komputer, telekomunikasi
atau peralatan lain yang membutuhkan tenaga listrik berkesinambungan (tak terputus) pada saat
peralatan tersebut sedang digunakan dengan tujuan mencegah -misalnya- kehilangan data ataupun
kerusakan sebagian/keseluruhan komponen dari alat berharga mahal sewaktu pasokan tenaga listrik
utamanya mendadak terhenti.
UPS tidak mengakibatkan interupsi seperti genset (standby generator) artinya peralatan akan
menerima pasokan tenaga listrik pengganti -ketika tenaga listrik utama terhenti- dari UPS saat itu
juga (instantly) sehingga peralatan tetap berjalan secara normal, sedangkan generator akan
mengakibatkan interupsi (contoh, komputer akan ter-restart) sekalipun pengaktifan generator
dilakukan secara otomatis.
Pada awalnya harga UPS sangat mahal namun kini relatif terjangkau sehingga relatif telah banyak
digunakan. Bila ditilik dari lokasi penggunaannya, secara umum UPS terbagi atas 3 jenis yaitu indoor
UPS, outdoor UPS (biasa dipergunakan pada pemancar/BTU), dan internal UPS (lampu darurat).
Disini hanya akan dibahas indoor UPS namun sebelum membahas jenis-jenis serta kelebihan dan
kekurangannya sebaiknya kita mengenal lebih dahulu masalah umum yang biasa terjadi pada tenaga
listrik karena hal ini erat hubungannya dengan kemampuan dari masing-masing jenis UPS yang
berbeda, seperti yang diuraikan dibawah ini.
1. Power Failure
Terputusnya pasokan tenaga listrik (padam listrik). Terputusnya pasokan tenaga listrik
mengakibatkan peralatan listrik berhenti bekerja dan walau hanya sedetik hal tersebut sudah bisa
memadamkan komputer. Jika ini terjadi, memori akan ter-reset termasuk file yang sedang dibuka
dan lupa disimpan (save) akan hilang. Bahkan jika terjadi berulang-ulang juga dapat merusak
komponen di dalam perangkat komputer ataupun produk elektronik lainnya, contohnya IC. Biaya
perbaikan komponen ataupun pembelian yang baru bisa tinggi, belum lagi jika dihitung kerugian
akibat data & produktifitas yang hilang dibandingkan jika mengeluarkan uang untuk perangkat UPS
yang bisa mencegah hal tersebut.
2. Power Sags
Turunnya tegangan listrik (turun 80-85%) dalam waktu singkat (1 siklus/20 ms atau lebih), transient
(short term) under-voltage. Biasanya disebabkan oleh penyalaan alat listrik yang membutuhkan
tenaga hidup besar (contoh: AC dan pompa air) maupun pergantian sumber tenaga listrik utama
(power main switching) contohnya dari PLN ke generator yang diaktifkan secara otomatis. Efek:
hilangnya data dari memori, data errors, cahaya lampu berkedip, dan padamnya peralatan listrik
(equipment shutoff).
5. Overvoltage
Naiknya tegangan listrik (diatas 110%) dalam kurun waktu relatif panjang (1 siklus atau lebih). Efek:
langsung merusak peralatan listrik.
7. Frequency Variation
Suatu perubahan dalam stabilitas frekuensi alias terjadinya deviasi yang signifikan dari frekuensi
nominal (50/60 Hz). Disebabkan oleh generator utama atau beberapa generator kecil tambahan
yang loaded (saat diaktifkan) maupun unloaded (saat dimatikan). Efek: proses kerja (operasi) dari
peralatan yang tak menentu/aneh/tak teratur, data loss, system crashes, kecepatan motor yang
bertambah/berkurang, perangkat berazas waktu yang mendapatkan tambahan/pengurangan waktu,
dan kerusakan peralatan.
Frekuensi didefinisikan sebagai pengulangan dari siklus yang diukur dalam Hz (Hertz). Di Indonesia
frekuensi standar (stabil) dari tegangan listrik adalah 50 Hz (50 siklus dalam satu detik), sedangkan di
Amerika 60 Hz.
Variasi frekuensi (Frequency Variation) adalah suatu perubahan dalam frekuensi yang besarnya lebih
dari 5%, yaitu 3 Hz dari frekuensi standar yang 60 Hz. Variasi ini bisa ditimbulkan oleh erratic
operation (operasi yang tak menentu/tak teratur) dari generator darurat (emergency generators)
atau frekuensi tak stabil dari sumber daya listrik lainnya (power sources). Bagi peralatan elektronik
yang sensitif hal ini bisa mengakibatkan data corruption, hard drive crash, keyboard lockup, dan
program failure.
8. Switching Transient
Tegangan listrik yang turun seketika/instantaneous undervoltage (Notch) dalam kurun/durasi
nanoseconds (nanodetik). Terjadinya lebih singkat daripada (High Voltage Spike) artinya mirip
seperti gangguan listrik pada nomor 3 diatas namun ini lebih singkat, yaitu dalam durasi
nanoseconds. Efek: terjadi erratic operation pada sebagian peralatan, memory loss, data error, data
loss, dan component stress.
Switching Transients dianggap terjadi bila adanya kenaikan tegangan sampai 20.000 V dalam durasi
10 microseconds sampai 100 microseconds. Biasanya disebabkan oleh kesalahan/kelainan yang
berakibat pada timbulnya percikan bunga api dan juga bisa disebabkan oleh terjadinya pelepasan
muatan listrik statis (static discharge). Hal lain yang perlu diketahui yaitu gangguan akibat pengalihan
(switching) utilitas (daya, voltase, dan frekuensi) yang terjadi pada sumber tenaga listrik yang
dilakukan untuk mengatasi masalah jala listrik bisa terjadi beberapa kali dalam sehari. Major power
system switching disturbances initiated by the utilities to correct line problems may happen several
times a day.
9. Harmonic Distortion
Distorsi terhadap gelombang normal (Normal Waveform) yang dihasilkan oleh muatan non-linear
seperti motor/penggerak dengan kecepatan bervariasi (variable speed motors and drives), switch
mode power supplies, mesin fotokopi dan faksimil. Efek: communication errors, overheating (juga
berimbas pada kabel dan sekring), dan hardware damage.
Harmonic Distortion didefinisikan sebagai timbulnya harmoni yang mengubah gelombang listrik AC
(Alternating Current) dari simple sinusoidal ke complex waveform. Harmonic distortion dapat
ditimbulkan oleh suatu muatan yang dibalikkan (diumpan balik/fed back) ke sumber listrik AC utama
sehingga menyebabkan timbulnya masalah kelistrikan ke peralatan lainnya dalam satu sirkuit.
Jenis-jenis UPS
UPS Level 3
Penamaan Level 3 ini cukup unik karena hanya didasarkan dari kemampuannya yang dapat
mengatasi gangguan dari nomor 1 sampai nomor 3 (Power Failure, Power Sags, dan Power Surge)
seperti yang telah diuraikan pada 9 Masalah Umum Tenaga Listrik diatas.
UPS Level 5
Dapat mengatasi gangguan sampai nomor 5 seperti yang telah diuraikan pada 9 Masalah Umum
Tenaga Listrik diatas.
UPS Level 9
Dapat mengatasi seluruh gangguan (dari nomor 1 sampai 9) seperti yang telah diuraikan pada 9
Masalah Umum Tenaga Listrik diatas.
Untuk memilih UPS yang paling tepat, pertama-tama tentukan tingkat proteksi yang Anda inginkan
apakah hanya sampai level 3, 5 atau sampai level 9. Sudah jelas bahwa UPS Level 9 adalah yang ideal
dan terbaik dari sisi kinerja (bukan dari sisi biaya), belilah jika Anda memiliki dana yang lebih dari
cukup, selain itu jika peralatan yang hendak Anda lindungi adalah server -misalnya untuk layanan
hosting- sudah seharusnya Anda memilih UPS Level 9 demi keamanan dari masalah kelistrikan
karena server tersebut menyimpan/menangani data dari pelanggan hosting Anda. Jangankan power
protection bahkan data backup saja sudah merupakan suatu keharusan bagi suatu usaha hosting
profesional apalagi dari sisi power protection-nya. Walalupun hal ini menjadi kontroversi terutama
dengan teknologi hardware yang digunakan oleh server pada bagian power-nya. Diluar itu ada juga
mereka yang dikarenakan sudah memiliki kualitas jaringan listrik yang baik (apakah kualitas jaringan
listrik PLN sudah baik?), keterbatasan dana atau karena menilai teknologi UPS Level 5 yang lebih
efisien dari segi biaya total sehingga hanya membutuhkan UPS Level 5 atau bahkan hanya UPS Level
3 saja.
Durasi UPS untuk memasok daya listrik (runtime) terbatas sangat bergantung pada kapasitas baterai
UPS (kebanyakan 3 8 menit pada kapasitas penuh). Selain itu pada kebanyakan kasus, terjadi delay
sekitar 3-5 milliseconds saat transfer ke baterai. Harganya berkisar dari $50-$300 tergantung merk
dan runtime (lamanya UPS dapat memasok daya pada beban penuh, ini sangat bergantung pada
kapasitas baterai yang digunakan). Kapasitas berkisar dari 350 1500 VA (Volt Ampere).
Kebanyakan model dari UPS Level 5 memberikan pure sinewave (gelombang sinus murni). Beberapa
model bahkan menawarkan durasi tambahan dengan menyediakan baterai tambahan, baik yang
internal yaitu menggunakan 2 baterai maupun yang eksternal yaitu menyediakan jack/terminal
untuk baterai tambahan dari luar case UPS. Selain itu pada kebanyakan kasus, terjadi delay sekitar 3-
5 milliseconds saat transfer ke baterai.
Harganya berkisar dari $150 $5.000 tergantung merk dan runtime (lamanya UPS dapat memasok
daya pada beban penuh, ini sangat bergantung pada kapasitas baterai yang digunakan). Kapasitas
berkisar dari 500 5000 VA (Volt Ampere).
Kelebihan: kebanyakan model sudah menghasilkan gelombang sinus murni dan bisa mengatasi
penurunan/kenaikan voltase dalam durasi yang relatif lama (Undervoltage dan Overvoltage), lebih
efisien dari segi biaya total.
Kekurangan: baterai tidak awet baik dibandingkan UPS Level 3 maupun UPS Level 9, terutama bila
Undervoltage/Overvoltage sering terjadi.
Catatan: Saat ini sudah ada Line-interactive UPS (level 5) yang dapat mengatasi masalah Under/Over
Voltage tanpa membutuhkan bantuan dari baterai sehingga baterai yang dipakai UPS tersebut lebih
awet.
UPS Level 9 yang mampu melindungi peralatan elektronik dari harmonic distortion ini sangat
dianjurkan bagi peralatan elektronik penting (critical applications) yang hanya bisa menerima distorsi
harmoni maksimal 5%, dimana nilai ini memang telah disebutkan pada petunjuk instalasi
(installation guides) dan disyaratkan oleh pabrikan komputer besar.
Keawetan baterai adalah salah satu faktor penting pada UPS Level 9 dimana penggunaan baterai
lebih sedikit daripada teknologi UPS lainnya sehingga masa pakai baterai lebih lama alias lebih awet
atau tahan lama. Namun karena penggunaan rectifier dan inverter yang terus menerus maka terjadi
panas pada komponen dalam rangkaian on-line UPS sehingga disini yang dikorbankan adalah
keawetan dari komponen elektronika di dalam UPS. Selain itu UPS tipe ini akan selalu menyedot
tenaga listrik utama yang besarnya bergantung pada tingkat efisiensi UPS, jadi disini ada biaya listrik
tambahan yang terpakai oleh UPS walau relatif keil tapi jika UPS Level 9 digunakan oleh suatu
perusahaan maka total biaya bisa signifikan. Kembali ke panas yang dihasilkan, untuk
menguranginya maka dibutuhkan suatu sistem pendingin tersendiri dan ini saja sudah
membutuhkan biaya tambahan lainnya. Perlu diingat sekali lagi biaya total tidak akan signifikan jika
hanya menggunakan satu UPS Level 9 namun baru terasa jika menggunakan banyak UPS Level 9,
contoh pada suatu data center.
Saran
Jika hendak memproteksi peralan elektronik yang sensitif sebaiknya gunakanlah UPS Level 9
namun jika dana tidak mencukupi pilihlah UPS Level 5 (sudah line-interactive), walaupun usia baterai
dikorbankan tapi baterai tetap bisa bertahan lebih dari 1 tahun, jadi maksud dikorbankan disini
adalah usianya lebih pendek dari semestinya namun bukannya sangat pendek sehingga harus diganti
dalam waktu singkat. Lagipula pengorbanan itu hanya terjadi bila sering mengalami under/over
voltage, jika tidak maka baterai sama awetnya dengan UPS level lainnya. Hal lainnya lagi adalah
baterai UPS (aki kering) bisa digantikan dengan aki basah dengan Ampere yang sama (sudah saya
praktekkan dengan menggunakan aki basah Yuasa 7 Ampere) karena aki basah lebih murah namun
tentu saja terpaksa aki tsb. harus diletakkan diluar casing UPS.
Amat sangat disarankan untuk menggunakan UPS yang memberikan gelombang sinus murni
(pure/true sinewave) saat listrik dipasok dari baterai UPS bahkan inverter dari UPS Level 3 juga
sudah ada yang memberikan pure sinewave.
Sebaiknya pilihlah UPS yang juga telah menyediakan jack (RJ-45) untuk line telepon yang
melindunginya dari petir, sehingga modem/fax tidak akan rusak jika petir sampai menyambar
jaringan kabel telepon.
Sebaiknya pilihlah UPS yang bisa dikoneksikan dengan komputer (memiliki port RS-232, USB, dll.)
sehingga bila baterai UPS telah mencapai batas minimal yang diperkenankan maka UPS secara
otomatis akan mematikan komputer sebelum tenaga baterainya benar-benar habis.