Anda di halaman 1dari 10

Uninterruptible Power Supply ( UPS )

Uninterruptible power supply (disingkat UPS) adalah perangkat yang biasanya


menggunakan baterai backup sebagai catuan daya alternatif, untuk Dapat memberikan suplai daYa
yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang. UPS merupakan sistem
penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan sebagai benteng dari
kegagalan daya serta kerusakan system dan hardware. UPS akan menjadi system yang sangat
penting dan sangat diperlukan pada banyak perusahaan penyedia jasa telekomunikasi, jasa
informasi, penyedia jasa internet dan banyak lagi. Dapat dibayangkan berapa besar kerugian yang
timbul akibat kegagalan daya listrik jika sistem tersebut tidak dilindungi dengan UPS.

Fungsi Utama dari UPS

1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik utama.

2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan genset sebagai
pengganti listrik utama.

3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan back up data dan
mengamankan [[sistem operasi] (OS) dengan melakukan shutdown sesuai prosedur ketika
listrik utama padam.

4. Mengamankan sistem komputer dari gangguan-gangguan listrik yang dapat mengganggu


sistem komputer baik berupa kerusakan software, data maupun kerusakan hardware.

5. UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi perubahan
tegangan pada input sehingga tegangan output yang digunakan oleh sistem komputer
berupa tegangan Yang stabil.

6. UPS dapat melakukan diagnosa dan management terhadap dirinya sendiri sehingga
memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi gangguan terhadap sistem.

7. User friendly dan mudah dalam installasi.

8. Pengguna dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN dengan menambahkan
beberapa aksesoris yang diperlukan.

9. Dapat diintegrasikan dengan jaringan internet.

10. Notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan pengaturan perangkat lunak UPS
management.

Jenis-jenis UPS berdasarkan cara kerjanya

Line-interactive UPS

Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (automatic voltage regulator) yang berfungsi mengatur
tegangan dari suplai daya ke peralatan.

On-line UPS
Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini lebih mahal apabila
dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan gangguan, suplai daya ke rectifier akan
diblok sehingga akan ada arus DC dari baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC.

Off-line UPS

UPS jenis ini merupakan UPS paling murah diantara jenis UPS yang lain. Karena rectifier dan inverter
berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch akan berpindah sehingga suplai daya dari
suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir arus DC dari baterai menuju inverter.

Komponen-komponen UPS

Baterai

Jenis baterai yang digunakan UPS umumnya berjenis lead-acid atau jenis nikel-cadmium. Baterai ini
umumnya mampu menjadi sumber tegangan cadangan maksimal selama 30 menit.

Rectifier (penyearah)

Penyearah berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai listrik utama. Hal ini
bermanfaat pada saat pengisian baterai.

Inverter

Kebalikan dari penyearah, inverter berfungsi untuk mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC.
Hal ini dilakukan pada saat baterai pada UPS digunakan untuk memberikan tegangan ke komputer.

Cara kerja UPS

UPS bekerja berdasar kepekaan tegangan. (RT)UPS akan menemukan penyimpangan jalur voltase
(linevoltage) misalnya, kenaikan tajam, kerendahan, gelombang dan juga penyimpangan yang
disebabkan oleh pemakaian dengan alat pembangkit tenaga listrik yang murah. Karena gagal, UPS
akan berpindah ke operasi on-battery atau baterai hidup sebagai reaksi kepada penyimpangan untuk
melindungi bebannya (load). Jika kualitas listrik kurang, UPS mungkin akan sering berubah ke operasi
on-battery. Kalau beban bisa berfungsi dengan baik dalam kondisi tersebut, kapsitas dan umur
baterai dapat bertahan lama melalui penurunan kepekaan UPS.

UPS (Uninterruptible Power Supply) alias Uninterruptible Power Source alias Uninterruptible Power
System alias Continuous Power Supply (CPS) atau juga battery backup adalah alat power protection
untuk menyuplai tenaga listrik temporer yang langsung memberi pasokan tenaga listrik ketika
sumber tenaga listrik utama terhenti atau padam (contoh dari PLN), selain itu UPS juga memiliki
beberapa fungsi tambahan lainnya. UPS biasanya dipakai untuk peralatan komputer, telekomunikasi
atau peralatan lain yang membutuhkan tenaga listrik berkesinambungan (tak terputus) pada saat
peralatan tersebut sedang digunakan dengan tujuan mencegah -misalnya- kehilangan data ataupun
kerusakan sebagian/keseluruhan komponen dari alat berharga mahal sewaktu pasokan tenaga listrik
utamanya mendadak terhenti.

UPS tidak mengakibatkan interupsi seperti genset (standby generator) artinya peralatan akan
menerima pasokan tenaga listrik pengganti -ketika tenaga listrik utama terhenti- dari UPS saat itu
juga (instantly) sehingga peralatan tetap berjalan secara normal, sedangkan generator akan
mengakibatkan interupsi (contoh, komputer akan ter-restart) sekalipun pengaktifan generator
dilakukan secara otomatis.

Pada awalnya harga UPS sangat mahal namun kini relatif terjangkau sehingga relatif telah banyak
digunakan. Bila ditilik dari lokasi penggunaannya, secara umum UPS terbagi atas 3 jenis yaitu indoor
UPS, outdoor UPS (biasa dipergunakan pada pemancar/BTU), dan internal UPS (lampu darurat).
Disini hanya akan dibahas indoor UPS namun sebelum membahas jenis-jenis serta kelebihan dan
kekurangannya sebaiknya kita mengenal lebih dahulu masalah umum yang biasa terjadi pada tenaga
listrik karena hal ini erat hubungannya dengan kemampuan dari masing-masing jenis UPS yang
berbeda, seperti yang diuraikan dibawah ini.

9 Masalah Umum Tenaga Listrik

1. Power Failure
Terputusnya pasokan tenaga listrik (padam listrik). Terputusnya pasokan tenaga listrik
mengakibatkan peralatan listrik berhenti bekerja dan walau hanya sedetik hal tersebut sudah bisa
memadamkan komputer. Jika ini terjadi, memori akan ter-reset termasuk file yang sedang dibuka
dan lupa disimpan (save) akan hilang. Bahkan jika terjadi berulang-ulang juga dapat merusak
komponen di dalam perangkat komputer ataupun produk elektronik lainnya, contohnya IC. Biaya
perbaikan komponen ataupun pembelian yang baru bisa tinggi, belum lagi jika dihitung kerugian
akibat data & produktifitas yang hilang dibandingkan jika mengeluarkan uang untuk perangkat UPS
yang bisa mencegah hal tersebut.

2. Power Sags
Turunnya tegangan listrik (turun 80-85%) dalam waktu singkat (1 siklus/20 ms atau lebih), transient
(short term) under-voltage. Biasanya disebabkan oleh penyalaan alat listrik yang membutuhkan
tenaga hidup besar (contoh: AC dan pompa air) maupun pergantian sumber tenaga listrik utama
(power main switching) contohnya dari PLN ke generator yang diaktifkan secara otomatis. Efek:
hilangnya data dari memori, data errors, cahaya lampu berkedip, dan padamnya peralatan listrik
(equipment shutoff).

3. Power Surge (High Voltage Spike/Peak)


Transient (short term) over-voltage alias naiknya tegangan listrik (diatas 110%) secara tiba-tiba
dalam waktu singkat (1/2 siklus atau kurang) yang bahkan bisa mencapai 6.000 Volt! Biasanya
disebabkan oleh sambaran petir yang dekat dari lokasi ataupun mematikan peralatan listrik berat
(berdaya besar) yang sedang menyala. Efek: kehilangan data, kerusakan parah komponen, dan
papan sirkuit terbakar (hangus).
4. Undervoltage (Brownout)
Turunnya tegangan listrik dalam kurun waktu relatif lama (steady lower voltage state). Bisa
disebabkan oleh penggunaan listrik pada kapasitas mendekati maksimal pada suatu waktu, misalnya
pada malam hari dimana pemakaian listrik perumahan relatif tinggi atau pada jam kerja mesin
pabrik; ini disebabkan kapasitas dari generator PLN tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik para
pelanggan yang masing-masing serentak menggunakan tenaga listrik yang mendekati kapasitas
maksimal. Efek: korupsi data pada komputer (data corruption), kehilangan data, komponen tak
berfungsi (premature hardware failure), overheating bagi motor, dan perilaku alat listrik yang
aneh/tak menentu.

5. Overvoltage
Naiknya tegangan listrik (diatas 110%) dalam kurun waktu relatif panjang (1 siklus atau lebih). Efek:
langsung merusak peralatan listrik.

6. Electrical Line Noise


Gelombang frekuensi tinggi yang disebabkan gangguan dari gelombang radio/Radio Frequency
Interference (RFI) atau gangguan dari medan magnet listrik/ElectroMagnetic Interference (EMI)
akibat dari pemancar, peralatan las, printer berkendali SCR, kilat, dll. Efek: kehilangan data,
kerusakan hardware, atau berkurangnya usia pakai dari komponen elektronik alias menjadi tidak
awet alias cepat rusak.
Noise didefinisikan sebagai sinyal acak (tak teratur), sporadis (hilang timbul) atau listrik multi-
frekuensi (frekuensi listrik tak konstan) pada transmisi yang mengakibatkan sinyal (informasi) lebih
sulit untuk diidentifikasi. Sedangkan Electrical Line Noise didefinisikan sebagai gangguan dari
gelombang radio (RFI) atau dari medan magnet listrik (EMI) yang menimbulkan efek tak diinginkan,
misalnya, pada sistem komputer. RFI dan EMI bisa disebabkan oleh motor listrik, relai, broadcast
transmissions, radiasi microwave, dan peristiwa badai listrik di kejauhan. RFI, EMI dan masalah-
masalah frekuensi lainnya dapat menyebabkan data error, data loss, storage loss, papan ketik
terkunci (hang)/keyboard lockup, dan sistem terkunci/system lockup.

7. Frequency Variation
Suatu perubahan dalam stabilitas frekuensi alias terjadinya deviasi yang signifikan dari frekuensi
nominal (50/60 Hz). Disebabkan oleh generator utama atau beberapa generator kecil tambahan
yang loaded (saat diaktifkan) maupun unloaded (saat dimatikan). Efek: proses kerja (operasi) dari
peralatan yang tak menentu/aneh/tak teratur, data loss, system crashes, kecepatan motor yang
bertambah/berkurang, perangkat berazas waktu yang mendapatkan tambahan/pengurangan waktu,
dan kerusakan peralatan.
Frekuensi didefinisikan sebagai pengulangan dari siklus yang diukur dalam Hz (Hertz). Di Indonesia
frekuensi standar (stabil) dari tegangan listrik adalah 50 Hz (50 siklus dalam satu detik), sedangkan di
Amerika 60 Hz.
Variasi frekuensi (Frequency Variation) adalah suatu perubahan dalam frekuensi yang besarnya lebih
dari 5%, yaitu 3 Hz dari frekuensi standar yang 60 Hz. Variasi ini bisa ditimbulkan oleh erratic
operation (operasi yang tak menentu/tak teratur) dari generator darurat (emergency generators)
atau frekuensi tak stabil dari sumber daya listrik lainnya (power sources). Bagi peralatan elektronik
yang sensitif hal ini bisa mengakibatkan data corruption, hard drive crash, keyboard lockup, dan
program failure.
8. Switching Transient
Tegangan listrik yang turun seketika/instantaneous undervoltage (Notch) dalam kurun/durasi
nanoseconds (nanodetik). Terjadinya lebih singkat daripada (High Voltage Spike) artinya mirip
seperti gangguan listrik pada nomor 3 diatas namun ini lebih singkat, yaitu dalam durasi
nanoseconds. Efek: terjadi erratic operation pada sebagian peralatan, memory loss, data error, data
loss, dan component stress.
Switching Transients dianggap terjadi bila adanya kenaikan tegangan sampai 20.000 V dalam durasi
10 microseconds sampai 100 microseconds. Biasanya disebabkan oleh kesalahan/kelainan yang
berakibat pada timbulnya percikan bunga api dan juga bisa disebabkan oleh terjadinya pelepasan
muatan listrik statis (static discharge). Hal lain yang perlu diketahui yaitu gangguan akibat pengalihan
(switching) utilitas (daya, voltase, dan frekuensi) yang terjadi pada sumber tenaga listrik yang
dilakukan untuk mengatasi masalah jala listrik bisa terjadi beberapa kali dalam sehari. Major power
system switching disturbances initiated by the utilities to correct line problems may happen several
times a day.

9. Harmonic Distortion
Distorsi terhadap gelombang normal (Normal Waveform) yang dihasilkan oleh muatan non-linear
seperti motor/penggerak dengan kecepatan bervariasi (variable speed motors and drives), switch
mode power supplies, mesin fotokopi dan faksimil. Efek: communication errors, overheating (juga
berimbas pada kabel dan sekring), dan hardware damage.
Harmonic Distortion didefinisikan sebagai timbulnya harmoni yang mengubah gelombang listrik AC
(Alternating Current) dari simple sinusoidal ke complex waveform. Harmonic distortion dapat
ditimbulkan oleh suatu muatan yang dibalikkan (diumpan balik/fed back) ke sumber listrik AC utama
sehingga menyebabkan timbulnya masalah kelistrikan ke peralatan lainnya dalam satu sirkuit.

Jenis-jenis UPS

UPS Level 3

Penamaan Level 3 ini cukup unik karena hanya didasarkan dari kemampuannya yang dapat
mengatasi gangguan dari nomor 1 sampai nomor 3 (Power Failure, Power Sags, dan Power Surge)
seperti yang telah diuraikan pada 9 Masalah Umum Tenaga Listrik diatas.

UPS Level 5
Dapat mengatasi gangguan sampai nomor 5 seperti yang telah diuraikan pada 9 Masalah Umum
Tenaga Listrik diatas.

UPS Level 9

Dapat mengatasi seluruh gangguan (dari nomor 1 sampai 9) seperti yang telah diuraikan pada 9
Masalah Umum Tenaga Listrik diatas.

UPS Mana yang Cocok Bagi Anda?


Pendekatan terhadap power protection hanya berkisar pada 9 Masalah Umum Tenaga Listrik
(seperti yang diuraikan diatas) yang ada pada tiap lingkungan kerja apapun. Ada tiga jenis UPS (level
3, level 5, dan level 9) yang masing-masing memiliki efektifitas dan tingkat harga berbeda dimana
pilihan akan bergantung pada keinginan seberapa tinggi kemampuannya dalam melindungi data
penting maupun peratan elektronik yang dimiliki bila ditilik dari 9 masalah umum diatas.

Untuk memilih UPS yang paling tepat, pertama-tama tentukan tingkat proteksi yang Anda inginkan
apakah hanya sampai level 3, 5 atau sampai level 9. Sudah jelas bahwa UPS Level 9 adalah yang ideal
dan terbaik dari sisi kinerja (bukan dari sisi biaya), belilah jika Anda memiliki dana yang lebih dari
cukup, selain itu jika peralatan yang hendak Anda lindungi adalah server -misalnya untuk layanan
hosting- sudah seharusnya Anda memilih UPS Level 9 demi keamanan dari masalah kelistrikan
karena server tersebut menyimpan/menangani data dari pelanggan hosting Anda. Jangankan power
protection bahkan data backup saja sudah merupakan suatu keharusan bagi suatu usaha hosting
profesional apalagi dari sisi power protection-nya. Walalupun hal ini menjadi kontroversi terutama
dengan teknologi hardware yang digunakan oleh server pada bagian power-nya. Diluar itu ada juga
mereka yang dikarenakan sudah memiliki kualitas jaringan listrik yang baik (apakah kualitas jaringan
listrik PLN sudah baik?), keterbatasan dana atau karena menilai teknologi UPS Level 5 yang lebih
efisien dari segi biaya total sehingga hanya membutuhkan UPS Level 5 atau bahkan hanya UPS Level
3 saja.

Karakteristik & Teknologi UPS Level 3


Berdisain standby atau offline. Seperti diketahui tipe ini ditujukan hanya untuk mengatasi masalah
sederhana seperti pada nomor 1 3, sehingga harganya juga lebih rendah dan relatif terjangkau.
Sumber tenaga listrik utama disalurkan ke UPS dan akan diteruskan ke konsumen (peralatan listrik)
yang disambungkan ke UPS ini. Utilitas dari listrik utama yang diteruskan tersebut tidak akan diatur,
artinya bilamana terjadi perubahan pada voltase maupun frekuensi pada tenaga listrik utama maka
konsumen akan langsung menerima keadaan yang seperti itu. Namun bila perubahan voltase atau
frekuensi terjadi secara drastis (misal karena tenaga dari listrik utama padam atau adanya
kenaikan/penurunan voltase yang sangat drastis pada listrik utama) maka UPS barulah berfungsi
dimana inverternya mengkonversi tenaga listrik DC yang diambil dari baterai UPS menjadi tenaga
listrik AC yang kemudian disalurkan ke konsumen. Suplai tenaga listrik langsung diberikan dalam
waktu kurang dari 4 milliseconds sejak terputusnya suplai tenaga listrik utama namun bisa juga
mencapai 25 milliseconds tergantung berapa lama waktu yang diperlukan oleh UPS ini dalam
mendeteksi terjadinya perubahan drastis voltase.

Bagaimana mengetahui UPS saya adalah level 3?


Istilah yang biasa digunakan untuk UPS ini adalah Stand-By UPS (SBS=StandBy Supply), Offline UPS
atau Back-up UPS (Back-UPS). Kebanyakan model UPS tipe ini tidak memberikan pure sinewave
(gelombang sinus murni) tapi stepped approximation to a sinewave seperti square wave, modified
square wave atau quasi-sinewave. Pada kebanyakan kasus peralatan listrik terlihat seperti
beroperasi secara normal ketika menerima pasokan tenaga listrik cadangan dari UPS Level 3 dengan
gelombang yang tidak pure sinewave namun dalam jangka panjang bisa merusak peralatan listrik!
Sehingga UPS Level 3 ini cocok untuk daerah yang tidak sering terjadi gangguan listrik (where
minimal protection is needed) dan bukan untuk digunakan sebagai pasokan tenaga cadangan dalam
jangka panjang. Atau sebaiknya pilihlah UPS Level 3 yang spesifikasinya nyata-nyata telah
menyebutkan bahwa UPS tersebut memiliki inverter dengan keluaran yang pure/true sinewave. Hal
ini harus diingat benar!

Durasi UPS untuk memasok daya listrik (runtime) terbatas sangat bergantung pada kapasitas baterai
UPS (kebanyakan 3 8 menit pada kapasitas penuh). Selain itu pada kebanyakan kasus, terjadi delay
sekitar 3-5 milliseconds saat transfer ke baterai. Harganya berkisar dari $50-$300 tergantung merk
dan runtime (lamanya UPS dapat memasok daya pada beban penuh, ini sangat bergantung pada
kapasitas baterai yang digunakan). Kapasitas berkisar dari 350 1500 VA (Volt Ampere).

Penggunaan berjenis apa yang cocok dengan UPS Level 3?


Yang paling umum adalah komputer rumah (PC Desktop), work station, dan peralatan elektronik
sederhana (tidak penting/non-kritis) lainnya.
Kelebihan: harga relatif murah dan baterai UPS lebih awet (dibandingkan UPS Level 5).
Kekurangan: hanya bisa mengatasi 3 masalah sederhana saja yaitu Power Failure, Power Sags, dan
Power Surge.

Karakteristik & Teknologi UPS Level 5


Berteknologi line-interactive dan memberikan power protection menengah (sampai nomor 5 seperti
yang telah diuraikan pada 9 Masalah Umum Tenaga Listrik diatas) dengan tingkat harga yang juga
menengah. Desainnya menawarkan pengaturan minim (rendah) terhadap voltase (low-grade
voltage) yang diterima dengan cara menaik-turunkan voltase yang diterima dari tegangan listrik
utama sebelum disalurkan ke konsumen. Selama terjadinya perubahan voltase ini, UPS
menggunakan baterai untuk pengaturannya.
Walaupun UPS Level 5 sudah melakukan pengaturan pada voltase (tidak seperti standby UPS/level 3)
namun konsekuensinya usia baterai menjadi lebih pendek, artinya baterai dikorbankan demi kualitas
voltase. Jumlah transfer dari dan ke baterai oleh UPS Level 5 ini melebihi UPS Level 9 yaitu 10
berbanding 1 yaitu pada saat terjadinya Undervoltage dan Overvoltage.

Bagaimana mengetahui UPS saya adalah level 5?


Istilah yang biasa digunakan untuk UPS ini adalah Line-interactive atau Smart-UPS. Beberapa merek
seperti APC mungkin menggunakan istilah Smart-UPS baik untuk Line-interactive UPS (level 5)
maupun On-line UPS (level 9). Jadi jangan terlalu terpaku oleh istilah Smart-UPS ini namun pastikan
lebih dahulu membaca spesifikasinya, apakah Line-interactive UPS atau On-line UPS.

Kebanyakan model dari UPS Level 5 memberikan pure sinewave (gelombang sinus murni). Beberapa
model bahkan menawarkan durasi tambahan dengan menyediakan baterai tambahan, baik yang
internal yaitu menggunakan 2 baterai maupun yang eksternal yaitu menyediakan jack/terminal
untuk baterai tambahan dari luar case UPS. Selain itu pada kebanyakan kasus, terjadi delay sekitar 3-
5 milliseconds saat transfer ke baterai.
Harganya berkisar dari $150 $5.000 tergantung merk dan runtime (lamanya UPS dapat memasok
daya pada beban penuh, ini sangat bergantung pada kapasitas baterai yang digunakan). Kapasitas
berkisar dari 500 5000 VA (Volt Ampere).

Penggunaan berjenis apa yang cocok dengan UPS Level 5?


Yang paling umum adalah komputer rumah (PC Desktop) dan work station pada lingkungan dengan
sumber tenaga listrik utama yang buruk (seperti PLN yang sering byar pet), server yang terpasang
pada lingkungan dengan sumber tenaga listrik utama yang sudah baik atau server yang tidak penting
fungsinya, dan peralatan elektronik sederhana (tidak penting/non-kritis) lainnya.

Kelebihan: kebanyakan model sudah menghasilkan gelombang sinus murni dan bisa mengatasi
penurunan/kenaikan voltase dalam durasi yang relatif lama (Undervoltage dan Overvoltage), lebih
efisien dari segi biaya total.
Kekurangan: baterai tidak awet baik dibandingkan UPS Level 3 maupun UPS Level 9, terutama bila
Undervoltage/Overvoltage sering terjadi.
Catatan: Saat ini sudah ada Line-interactive UPS (level 5) yang dapat mengatasi masalah Under/Over
Voltage tanpa membutuhkan bantuan dari baterai sehingga baterai yang dipakai UPS tersebut lebih
awet.

Karakteristik & Teknologi UPS Level 9


Didesain untuk mengatasi seluruh masalah umum yang terjadi pada tenaga listrik sehingga dapat
memberikan perlindungan yang menyeluruh. Online-UPS ini mampu memberikan proteksi terhadap
semua masalah tersebut dengan cara menggunakan inverter secara berkesinambungan yang
menghasilkan tenaga listrik baru (regulated AC) yang bersih sehingga konsumen diisolasi/dihindari
dari seluruh masalah tenaga listrik yang ada. Karena kemampuannya ini UPS Level 9 biasa dijuluki
sebagai power conditioner dan line conditioner.
Online-UPS menggunakan metode double conversion yaitu input AC yang diterima dikonversikan
lebih dahulu ke DC (rectified) sembari diatur (regulated) untuk kemudian dilewatkan ke baterai atau
hanya rangkaian baterai lalu dikonversikan oleh inverter kembali ke AC yang akhirnya bisa digunakan
oleh konsumen. Kunci dari kualitas listrik yang dihasilkan selain karena pengaturan yang dilakukan
oleh rectifier juga karena inverternya yang bisa menghasilkan pure sinewave.

UPS Level 9 yang mampu melindungi peralatan elektronik dari harmonic distortion ini sangat
dianjurkan bagi peralatan elektronik penting (critical applications) yang hanya bisa menerima distorsi
harmoni maksimal 5%, dimana nilai ini memang telah disebutkan pada petunjuk instalasi
(installation guides) dan disyaratkan oleh pabrikan komputer besar.
Keawetan baterai adalah salah satu faktor penting pada UPS Level 9 dimana penggunaan baterai
lebih sedikit daripada teknologi UPS lainnya sehingga masa pakai baterai lebih lama alias lebih awet
atau tahan lama. Namun karena penggunaan rectifier dan inverter yang terus menerus maka terjadi
panas pada komponen dalam rangkaian on-line UPS sehingga disini yang dikorbankan adalah
keawetan dari komponen elektronika di dalam UPS. Selain itu UPS tipe ini akan selalu menyedot
tenaga listrik utama yang besarnya bergantung pada tingkat efisiensi UPS, jadi disini ada biaya listrik
tambahan yang terpakai oleh UPS walau relatif keil tapi jika UPS Level 9 digunakan oleh suatu
perusahaan maka total biaya bisa signifikan. Kembali ke panas yang dihasilkan, untuk
menguranginya maka dibutuhkan suatu sistem pendingin tersendiri dan ini saja sudah
membutuhkan biaya tambahan lainnya. Perlu diingat sekali lagi biaya total tidak akan signifikan jika
hanya menggunakan satu UPS Level 9 namun baru terasa jika menggunakan banyak UPS Level 9,
contoh pada suatu data center.

Bagaimana mengetahui UPS saya adalah level 9?


Istilah yang biasa digunakan untuk UPS ini adalah On-Line, Double Conversion atau Smart-UPS.
Beberapa merek seperti APC bisa menggunakan istilah Smart-UPS baik untuk Line-interactive UPS
(level 5) maupun On-line UPS (level 9). Jadi jangan terlalu terpaku oleh istilah Smart-UPS ini, namun -
sekali lagi- pastikan lebih dahulu membaca spesifikasinya, apakah Line-interactive UPS atau On-line
UPS.
Hampir semua model memberikan pure sinewave (gelombang sinus murni). Kebanyakan model
menawarkan durasi tambahan dengan menyediakan baterai tambahan.
Harganya berkisar dari $500 $30.000 untuk UPS fase tunggal (single phase UPS) tergantung merek
dan runtime (lamanya UPS dapat memasok daya pada beban penuh, ini sangat bergantung pada
kapasitas baterai yang digunakan). Kapasitas berkisar dari 500 20.000 VA (Volt Ampere).
Sedangkan harga untuk UPS fase tiga (three phase UPS) adalah $20.000 atau lebih dan kapasitasnya
dari 10 500 KVA (Kilo Volt Ampere).

Penggunaan berjenis apa yang cocok dengan UPS Level 9?


Yang paling umum adalah peralatan elektronik penting seperti server dan peralatan-peralatan
elektronik yang mahal.
Kelebihan: sudah mengatasi seluruh gangguan pada tenaga listrik, baterai sangat awet karena
penggunaanya diminimalkan, dan adanya Power Factor Correction pada rectifier.
Kekurangan: harganya sangat mahal dan tingkat panas dari UPS yang relatif lebih tinggi daripada UPS
pada level lainnya (saat tenaga listrik utama yang masih tersedia).

Saran
Jika hendak memproteksi peralan elektronik yang sensitif sebaiknya gunakanlah UPS Level 9
namun jika dana tidak mencukupi pilihlah UPS Level 5 (sudah line-interactive), walaupun usia baterai
dikorbankan tapi baterai tetap bisa bertahan lebih dari 1 tahun, jadi maksud dikorbankan disini
adalah usianya lebih pendek dari semestinya namun bukannya sangat pendek sehingga harus diganti
dalam waktu singkat. Lagipula pengorbanan itu hanya terjadi bila sering mengalami under/over
voltage, jika tidak maka baterai sama awetnya dengan UPS level lainnya. Hal lainnya lagi adalah
baterai UPS (aki kering) bisa digantikan dengan aki basah dengan Ampere yang sama (sudah saya
praktekkan dengan menggunakan aki basah Yuasa 7 Ampere) karena aki basah lebih murah namun
tentu saja terpaksa aki tsb. harus diletakkan diluar casing UPS.
Amat sangat disarankan untuk menggunakan UPS yang memberikan gelombang sinus murni
(pure/true sinewave) saat listrik dipasok dari baterai UPS bahkan inverter dari UPS Level 3 juga
sudah ada yang memberikan pure sinewave.
Sebaiknya pilihlah UPS yang juga telah menyediakan jack (RJ-45) untuk line telepon yang
melindunginya dari petir, sehingga modem/fax tidak akan rusak jika petir sampai menyambar
jaringan kabel telepon.
Sebaiknya pilihlah UPS yang bisa dikoneksikan dengan komputer (memiliki port RS-232, USB, dll.)
sehingga bila baterai UPS telah mencapai batas minimal yang diperkenankan maka UPS secara
otomatis akan mematikan komputer sebelum tenaga baterainya benar-benar habis.

Anda mungkin juga menyukai