Anda di halaman 1dari 4

UPS adalah singkatan dari Uninterruptible Power Supply, dimana dalam bahasa Indonesia disebut

dengan suplai daya bebas gangguan. Secara singkat, pengertian UPS adalah suatu perangkat yang
berfungsi sebagai alat untuk menyimpan dan menyediakan daya alternatif (backup) ketika peralatan
elektronik kehilangan daya listrik dari sumber utamanya secara tiba-tiba.

Fungsi UPS Pada Instalasi Listrik


Dari penjelasan definisinya dapat kita pahami bahwa UPS memiliki fungsi yang sangat penting bagi
perangkat elektronik. Adapun beberapa fungsi UPS adalah sebagai berikut:

1. Sebagai Cadangan Listrik Sementara


Fungsi utama dari sebuah UPS adalah untuk memberikan daya listrik cadangan pada peralatan
elektronik (misalnya komputer, kulkas, TV, dan lainnya) ketika sumber listrik utama padam.

Sebuah UPS mampu menyimpan daya listrik dengan kapasitas tertentu sehingga dapat digunakan
untuk menyuplai daya listrik sementara pada peralatan elektronik yang terhubung dengannya. Dengan
begitu, peralatan elektronik tersebut tidak langsung mati ketika listrik terputus secara tiba-tiba.

2. Menstabilkan Arus Listrik


Secara umum, tegangan listrik di perumahan atau perkantoran bisa mengalami ketidakstabilan karena
adanya hambatan. Itulah sebabnya arus listrik yang masuk ke peralatan elektronik tidak selalu dalam
keadaan yang konstan.

Sebuah UPS dapat membuat arus listrik yang masuk ke dalam perangkat elektronik menjadi lebih
stabil sehingga perangkat elektronik tersebut dapat digunakan dengan baik sebagai mana mestinya.

3. Mencegah Kerusakan Peralatan Elektronik


Seperti kita ketahui, kondisi tegangan listrik yang sering naik-turun dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan elektronik, khususnya perangkat komputer. Bukan hanya tegangan listrik yang tidak
stabil, pemadaman listrik secara tiba-tiba seperti yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia berpotensi
mengakibatkan kerusakan barang-barang elektronik.
Dengan adanya UPS, maka potensi kerusakan barang-barang elektronik akibat tegangan listrik yang
tidak stabil atau pemadaman listrik secara tiba-tiba dapat diatasi, atau setidaknya diminimalisir.

4. Membantu Backup Data


Masih berhubungan dengan poin 1, dimana UPS dapat memberikan cadangan listrik sementara pada
sebuah peralatan elektronik, khususnya komputer/ laptop.

Sebuah komputer yang terhubung dengan UPS tidak akan langsung mati ketika listrik padam dari
sumbernya. UPS secara otomati akan memberikan daya listrik ke komputer selama sekitar 10-17
menit. Dengan begitu, kita masih dapat menyimpan data yang sedang dikerjakan, lalu mematikan
komputer tersebut secara normal.

Komponen UPS

Perangkat UPS terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Berikut
ini adalah beberapa komponen UPS tersebut:

1) Baterai, yaitu bagian UPS yang dapat menyimpan daya listrik dan dapat digunakan sebagai
sumber listrik alternatif selama 10 – 30 menit. Baterai pada UPS biasanya berjenis lead-acid atau
nikel-cadmium.
2) Rectifier, yaitu komponen penyearah pada UPS yang berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi
arus DC dari suplai listrik utama. Rectifier bekerja pada saat pengisian baterai dilakukan.
3) Inverter, yaitu komponen UPS yang berfungsi untuk mengubah arus DC dari baterai menjadi arus
AC. Inverter bekerja ketika UPS dipakai untuk memberikan daya listrik ke perangkat elektronik.

Jenis-Jenis UPS

Berdasarkan cara kerjanya, perangkat UPS dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Adapun jenis-jenis UPS
adalah sebagai berikut:

1. Standby (Offline) UPS


Jenis UPS yang pertama dan yang paling umum dalam sistem yang lebih kecil adalah Standby atau
Offline UPS. Jenis UPS ini pada umumnya digunakan untuk penggunaan pribadi, misalnya untuk
komputer.

Jenis UPS ini bekerja dengan cara menunggu waktu untuk beroperasi. Ketika terjadi tegangan yang
tidak stabil atau listrik padam, Standby UPS akan mengambil alih secara otomatis.

Standby UPS memiliki rectifier dan inverter di dalam satu unit. Jenis UPS ini akan memblok suplai daya
utama dan switch akan berpindah saat terjadi gangguan, sehingga arus DC mengalir dari baterai
menuju inverter.
2. Line-Interactive UPS
Line-Interactive UPS merupakan jenis UPS yang banyak ditemukan dalam infrastruktur bisnis skala
kecil. Jenis UPS ini bekerja dengan cara yang mirip dengan Standby UPS tetapi dengan kemampuan
yang lebih baik dalam mengatur tegangan secara otomatis.

Pada Line-Interactive UPS terdapat monitor yang dapat memantau pasokan listrik yang masuk dan
mendeteksi tegangan rendah atau tegangan tinggi. Jenis UPS ini dilengkapi dengan alat AVR
(automatic voltage regulator) dimana fungsinya untuk mengatur tegangan dari suplai daya ke
perangkat elektronik.
3. Online Double-Conversion UPS
Jenis UPS ini efisien karena sumber daya utama yang digunakan bukan dari suplai yang masuk,
melainkan dari daya baterainya. Jadi, ketika terjadi pemadaman listrik UPS ini bekerja secara otomatis
tanpa adanya waktu peralihan seperti yang terjadi pada jenis UPS lainnya.

Jenis UPS ini memiliki 1 rectifier dan 1 inverter secara terpisah. Online Double-Conversion UPS akan
memblok suplai daya ke rectifier ketika terjadi gangguan sehingga akan muncul arus DC dari baterai ke
inverter yang kemudian diubah menjadi AC untuk output.

Anda mungkin juga menyukai