Anda di halaman 1dari 12

Tips Memilih UPS Dengan Tepat

Filed under Buying GuideRicho Ramadhan 29/10/2014 25/02/2015


0
Setiap PC pasti membutuhkan listrik untuk bisa berjalan, lalu bagaimana jika aliran listrik
(main power) terputus? Bisa dipastikan PC akan mati. Tak jarang jika aliran listrik terkadang
putus disaat kita sedang melakukan pekerjaan, hal ini tentu saja akan sangat memberatkan
kita baik dari segi waktu ataupun keamanan hardware kita. Sering kali kerusakan yang ada
pada perangkat keras komputer terjadi akibat padamnya aliran listrik.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Langkah yang tepat adalah dengan memilih UPS
(Uninterruptable Power Supply) sebagai penawarnya, cara tersebut dirasa tepat setelah
padamnya listrik jelas tak bisa kita hindari. Banyak UPS yang tersedia dipasaran, tiap UPS
memiliki tipe, fitur dan spesifikasi yang beragam. Memilih UPS dengan tepat wajib
hukumnya, karena jika salah memilih UPS maka UPS tidak akan bekerja sesuai dengan
fungsinya.

Apa itu UPS? Dan Apa Kegunaannya?


Fungsi dasar UPS adalah menyediakan suplai listrik sementara ke PC tanpa terputus pada
saat main power-nya tidak bekerja. hal ini dilakukan agar seluruh proses dapat dihentikan
dengan benar, seluruh data dapat disimpan dengan aman, dan komputer dapat dimatikan
dengan benar. Jadi fungsi UPS itu bukan agar pengguna tetap dapat bekerja, melainkan agar
user mampu menyelesaikan hal-hal kecil yang tidak sempat terselesaikan sewaktu suplai
listrik terputus. Oleh karena itu memilih UPS dengan tepat sangat ditekankan, dikarenakan
fungsi dari UPS tidak akan bekerja jika kita salah dalam membeli UPS dengan tepat.

Bagaimana cara kerja UPS?


Ada banyak sekali model UPS yang dijual dipasaran, UPS yang dijual di pasaran
digolongkan menjadi 3 sub-tipe. Tipe-tipe ini mendeskripsikan tipe dari teknologi yang
digunakan oleh UPS untuk melindungi komputer anda dan menjelaskan bagaimana cara
kerjanya dari mulai mengganti sumber tenaga utama ke sumber tenaga cadangan.

Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai perbedaan dari tipe-tipe UPS ini, baca disini. Cara
kerja UPS ini bisa kita pertimbangkan sebagai bahan memilih UPS dengan tepat dan sesuai
dengan kebutuhan kita.

Lalu tipe apa yang seharusnya saya pilih?


Ini dia yang akan menjadi jawaban agar anda memilih UPS dengan tepat seperti apa yang
anda butuhkan, tidak hanya itu UPS harus sesuai dengan budget anda agar tetap efisien dan
juga mampu membantu anda memelihara PC anda. Didalam pemilihan UPS ada beberapa
skenario yang mungkin bisa dipertimbangkan, ini dia ketiga skenario menurut kami:
1. Besar dari tenaga yang di rencanakan untuk melindungi seluruh kebutuhan
perlengkapan anda
2. Lama waktu yang anda butuhkan atau inginkan agar komputer anda bisa tetap
menyala, sekali lagi perlu di ingat bahwa UPS tidak digunakan agar anda tetap bisa
bekerja.
3. Line Interctivity (automatic voltage regulation) dan simulated sine-wave vs pure sinewave.

Seberapa besar tenaga yang dibutuhkan oleh device saya?


Dan apa perbedaan antara nilai tegangan dan daya listrik
pada UPS?
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengukur berapa tenaga listrik yang dibutuhkan
untuk menghidupkan komputer anda. Beberapa metode berisi informasi tambahan dari pihak
produsen mengenai konsumsi energi dari setiap hardware yang ada. Ini merupakan hal yang
sangat mudah, anda hanya tinggal menjumlahkan daya yang dibutuhkan oleh tiap perangkat
keras anda. Jadi saya asumsikan anda mengetahui cara untuk menghitung konsumsi listrik
yang dibutuhkan oleh komputer anda.
Terdapat kasus dimana sebuah komputer membutuhkan setidaknya 400W agar bisa hidup.
Pertanyaannya adalah, berapa besar daya listrik UPS yang harus dipilih agar komputer kita
aman?
Pertama, anda mungkin bingung karena kebanyakan UPS mencantumkan konsumsi energi
mereka dalam VA (satuan tegangan) dan watt (satuan daya), anda harus jeli karena kedual
nilai ini sangatlah berbeda. Akan tetapi, volt-ampere memiliki kesamaan secara dimensi
dengan watt. Bagaimanapun juga nilai dari tenaga UPS ini bisa diwakilkan oleh 2 konvensi
yang berbeda.
Sangat direkomendasikan jika anda tidak menggunakan lebih dari 60% kapasitas tegangan
UPS (dalam satuan VA). Nilai daya(W) dari UPS setidaknya bernilai 60% dari nilai tegangan
(VA). Sebagai contohnya UPS dengan nilai tegangan 2000 VA memiliki nilai daya sebesar
1200 W (2000 x 0.6 = 1200).
Sekarang kita tahu bagaimana cara menghitung konversi dari tegangan ke daya, selanjutnya
kita bisa fokus kepada nilai daya(watt) yang diberitahukan oleh UPS. Kembali ke dalam

kasus yang tadi, saya memiliki daya 400W pada komputer yang akan dipasang UPS. Pertama
anda mungkin berpikir untuk memilih UPS dengan daya sebesar 400W atau tegangan sebesar
750VA, langkah ini sama sekali tidak di rekomendasikan. Alangkah baiknya kita memilih
UPS yang memiliki rentang daya 20-25% lebih besar dari PC kita. Hasilnya bisa kita
dapatkan sebesar 500W. (400 + (400 x 0.25) = 500W).
Jadi untuk komputer yang menggunakan daya sebesar 400W sebaiknya anda memilih UPS
yang memiliki daya sebesar 500W atau tegangan sebesar 850VA. Ingat, selalu gunakan UPS
dengan daya sebesar 20-25% lebih besar dari daya komputer anda.

Bagaimana memilih UPS yang memiliki waktu backup


sedikit lebih lama?
UPS dengan tipe desain line-interactive memiliki fasilitas untuk memperluas kapasitas dari
baterainya atau mengganti baterainya dengan baterai yang memiliki tenaga yang lebih besar.
Cara ini bisa dijadikan solusi jika anda menginginkan pembelian UPS yang tidak terlalu
mahal tapi bisa tahan lebih lama. Cara lainnya untuk mendapatkan nyala yang lebih lama
adalah dengan membeli UPS yang memiliki tegangan (VA) yang tinggi.
Apabila menginginkan waktu backup yang lebih lama dianjurkan untuk memilih UPS dengan
tipe desain on-line. UPS dengan tipe ini mampu menyediakan waktu back up yang jauh lebih
lama daripada UPS dengan tipe desain lainnya, tapi harga untuk on-line UPS ini cukup
mahal.

Perhitungan Waktu Backup UPS


Terdapat formula yang bisa digunakan untuk mengitung berapa lama UPS dapat bertahan.
Waktu backup = baterai ah x (volts/load) x (1/power factor)
keterangan:
Load: konsumsi tenaga yang dibutuhkan
Power Factor: bervariasi untuk setiap device-nya, rata-rata power factor sebesar 1.4
Voltase: tegangan listrik pada baterai, jika dihubungkan secara seri setiap baterai memiliki
tegangan sebesar 12v
Baterai Ah: Arus listrik yang digunakan untuk baterai, Baterai Ah dari UPS memiliki nilai 7
Agar lebih jelas, mari kita lihat contoh dibawah ini.
Anton memiliki PC dengan daya sebesar 400W, dikarenakan sering terjadi pemadaman
bergilir didaerah rumahnya, Anton membeli sebuah UPS dengan daya sebesar 600W dan 2
buah baterai yang terpasang pada UPS tersebut. Lalu berapa lama UPS dapat membantu PC
anton agar dapat hidup ketika pemadaman listrik terjadi?

Waktu Backup = 7 x ((122)/400) x (1/1.4) = 7 x 0.06 x 0.7 = 0.294 jam atau setara dengan
17,64 menit
Jadi, waktu cadangan yang disediakan oleh sebuah UPS dengan 2 baterai adalah 17 menit
38,4 detik

Apakah saya membutuhkan fitur seperti line-interactive


(AVR), data line protection atau Output yang banyak?
Kebanyakan sistem UPS yang kecil dan murah hanya memiliki 1 atau 2 jalur output. Namun,
salah satu dari jalur output tersebut telah digunakan untuk menghasilkan tenaga cadangan,
sedangkan jalur satunya hanya bisa melindungi UPS dari kemungkinan adanya gelombang
listrik yang tak beraturan. Hal tersebut berarti ketika sumber tenaga utama mati, komponen
yang ada pada jalur output tidak akan bisa bekerja.
Sebagai catatan, sangat baik untuk menyambungkan sumber tenaga utama ke output UPS.
Tetapi tetap harus pertimbangkan dengan matang karena anda tidak perlu untuk
menyambungkannya hingga overload.
Ketika memilih UPS dengan harga yang mahal maka semakin besar pula nilai tegangan (VA)
yang akan didapatkan. Kebanyakan UPS dengan tegangan listrik(VA) yang besar memiliki
jalur keluar (output) yang lebih banyak. UPS dengan tegangan listrik yang besar mampu
memberikan tenaga cadangan yang cukup besar pula.

Terakhir, bagaimana tentang true sine-wave output


dengan simulated sine-wave output?
Tak jarang komputer yang anda gunakan terkadang mengalami reboot atau bahkan mati
padahal keadaan listrik rumah tetap menyala. Hal ini terjadi dikarenakan teknologi simulated
sine-wave yang terdapat pada UPS anda bertemu dengan power supply seri terbaru. Power
supply seri terbaru memanfaatkan fitur Active Power Correction, atau active PFC. Kabarnya,
jika UPS dengan teknologi simulated sine-wave bertemu dengan fitur active PFC akan
menyebabkan kerusakan pada power supply.
Saya dengan sangat menyarakan untuk memilih UPS dengan teknologi true sine-wave
meskipun harganya sedikit agak mahal, karena dengan menggunakan UPS yang memiliki
teknologi ini anda bisa memperkecil peluang kerusakan hardware pada computer anda.

Kesimpulan
Memilih UPS dengan tepat memang tidak mudah mengingat kebutuhan jaman sekarang
semakin kompleks dan bervariasi. Jika melihat penjabaran diatas, terdapat beberapa poinpoin penting yang harus diperhatikan dalam memilih UPS dengan tepat, seperti: mengerti
besar daya dari PC, barang elektronik atau server yang akan dipasang UPS, mampu
memperkirakan besar daya UPS yang akan dibeli. Berikut sebuah tabel yang bisa dijadikan
referensi dalam membeli UPS yang tepat sesuai dengan kebutuhan anda.
Fitur & Keuntungan

Standby

Line-Interactive

On-Line

Ideal untuk :

Desktop Komputer,
Jaringan Rumah

Baterai Backup
Menjaga tegangan listrik
tetap berada di level yang
aman
Proteksi terhadap
lonjakan tegangan listrik
Pure sin wave output
Proteksi terhadap
gelombang listrik tak
teratur
Selalu beroperasi on-line

Ada

Alat elektronik
Audio/Video, Jaringan Data Center,
Kantor, Server Kecil
Ruangan Server
(Rak Server)
Ada
Ada

Tidak ada

Ada

Ada

Tidak ada

Hanya beberapa

Ada

Tidak ada

Hanya beberapa

Ada

Ada

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Tabel diatas menjelaskan dengan ringkas, tempat yang ideal untuk tiap tipe UPS beserta
ketersediaan fitur-fitur yang dianggap cukup berpengaruh dalam kinerja UPS. Semoga tips
memilih UPS dengan tepat ini mampu membantu anda dalam membeli UPS yang sesuai
dengan kebutuhan anda.
Sekian untuk buying guide UPS kali ini, semoga dapat membantu anda. Feel free to ask,
kalau ada tanggapan dan pertanyaan silahkan

Menentukan daya UPS


Jakarta atau daerah-daerah lainnya yang akhir-akhir ini sering
terjadi pemadaman listrik secara bergilir membuat kita
sering mengeluh, data kerjaan yang sudah kita buat dengan
susah payah hilang begitu saja dikarenakan padamnya
listrik karena kita belum sempat disimpan data tersebut. Hal
ini sering terjadi jika kita menggunakan PC, lain halnya jika
menggunakan notebook yang sudah terintegrasi dengan
battery.
Memilih UPS adalah sesuatu yang tidak mudah, namun juga
tidak terlalu sulit. Namun satu hal yang perlu anda
perhatikan, jangan sampai UPS yang anda beli tidak dapat
dimanfaatkan secara maksimal atau bahkan malah jadi
kurang terlalu berguna alias kemahalan atau kapasitasnya
terlalu kecil. Oleh karena itu, untuk menentukan sebesar
apa kapasitas UPS yang dibutuhkan anda, dapat anda simak
langkah-langkah berikut ini:

1. Daftarlah semua perlengkapan yang akan dihubungkan ke


komputer anda. Mulai dari komputer dan printer sampai
peralatan mana saja yang ingin anda lindungi, seperti
modem eksternal, speaker atau lainnya.
2. Kemudian datalah semua voltase dan ampere yang terdapat
pada masing-masing peralatan. Setelah itu, kalikan
keduanya sehingga menghasilkan data VA dan simpan
semua datanya.
3. Jika data yang tertera pada perlengkapan anda berada
dalam satuan watt, maka untuk mengubahnya ke dalam
bentuk VA, kalikan saja dengan angka 1,43, sedangkan jika
form factor alat tersebut 0,7, maka bagi saja dengan 0,7.
4. Setelah data VA semua perlengkapan telah anda miliki,
jumlahkan seluruh alat untuk setiap masing-masing UPS.
5. Kebutuhan akan perlengkapan akan selalu bertambah, hal
ini tidak boleh luput dari perhitungan anda. Oleh karena itu,
untuk menjaga-jaga agar anda tidak salah perhitungan
maka anda harus menambahkan nilai yang telah anda
pegang. Bagaimana cara menambahkannya? Hitung saja
jika dalam satu tahun perkembangan kebutuhan meningkat
5%, maka dalam jangka 5 tahun perkembangan kebutuhan
akan meningkat 25%. Oleh karena itu, nilai yang anda
peroleh pada langkah ke empat harus anda tambahkan 25%
nya. Mengapa 5 tahun? karena selama inilah kira-kira UPS
anda dapat dipertahankan.
6. Bagaimana, apa anda sudah dapat hasilnya? jika sudah,
mulai sekarang anda tidak perlu bingung lagi menentukan
sebesar apa kapasitas UPS yang anda cari

Mendesigns dan Menghitung UPS untuk Data Center

Mendesigns dan Menghitung UPS


untuk Data Center

UPS dan data center mungkin bisa di sebut sayur tanpa garam, hambar jika tidak saling
melengkapi.

Tapi untuk menentukan kebutuhan akan UPS data centerperlu perhitungan yang matang agar
UPS dan server tetap awet dan selalu ON 24 jam. banyak sekali jenis UPS dan daya yang di
tawarkan. Kita harus menghitung kebutuhan beban keseluruhan server agar ketika listrik down
UPS dapat menghandle beberapa detik untuk listrik pindah ke genset begitu pula sebaliknya,
Oke untuk menentukan itu semua tentukan dulu jenis UPS yang akan anda gunakan.

Oke kita sedikit belajar dulu tentang UPS :)

PRINSIP KERJA UPS


Setiap PC membutuhkan daya listrik. Apabila aliran listrik (main power) terputus, PC akan mati
(tidak berfungsi). Fungsi dasar UPS (Uninterruptible Power Supply) adalah menyediakan suplai
listrik SEMENTARA ke beban (PC) tanpa terputus pada saat main power tidak bekerja agar
seluruh proses dapat dihentikan dengan benar, seluruh data dapat disimpan dengan aman, dan
komputer dapat dimatikan dengan benar. Jadi fungsi UPS itu BUKAN agar user tetap dapat
bekerja.

UPS memiliki dua sumber daya listrik : Primary Power Source dan Secondary Power Source.
Salah satunya berasal dari main power (stop kontak / PLN), satunya dari baterai UPS. Di dalam
UPS terdapat Switch yang mengatur sumber daya listrik yang digunakan untuk menyediakan
suplai listrik ke beban (PC). Jika Primary Power Source tidak berfungsi, Switch akan
mengaktifkan Secondary Power Source secara otomatis. Begitu juga sebaliknya jika Primary
Power

Source

sudah

kembali

berfungsi.

PSU komputer membutuhkan arus listrik AC, sedangkan arus listrik dari baterai adalah DC. Oleh
karena itu, di dalam UPS terdapat Inverter yang mengubah arus DC dari baterai menjadi arus
AC. Di dalam UPS juga terdapat Rectifier yang mengubah arus AC dari main power menjadi arus
DC untuk mengisi baterai pada saat main power bekerja.

Noise
Apabila tegangan (voltase) naik/turun tetapi hamya sedikit (persentasenya kecil). Kalau
standar 220 volt, sekitar 200 - 240 volt itu masih bisa dianggap noise. Kalaupun selisih banyak,
biasanya bertahap (tidak langsung drop banget atopun tinggi banget). Nois yang seperti ini
apabila sering terjadi akan merusak perangkat computer atau jaringan karena suplay listrik
tidak stabil. Noise yang semacam ini biasa diatasi dengan menggunakan AVR. AVR pun ada
kelasnya, ada yang hanya model sirkuit harga 50 ribuan, ada yang servo-motor harga 200
ribuan, ada yang ferro-resonant harga 700 ribuan (untuk 500VA). Ada harga ada rupa. PSU yang
bagus juga biasanya sanggup ngatasi masalah Noise walopun tidak menggunkan AVR di luar PC.

Blackout
Apabila main power (PLN) tidak bekerja. Fungsi dasar UPS untuk mengatasi Blackout. Untuk tes
UPS yang paling dasar yaitu cabut kabel power UPS nya dari stop kontak kondisi computer
menyala. Tinggal diliat komputernya mati/restart tidak.

Brownout / Sag
Ini kalau tegangan (voltase) dari main power turun (drop) dan naik lagi (kembali) dalam waktu
yang sangat cepat. Dropnya bisa nyampe setengah dari yang seharusnya, dan waktunya hanya
sepersekian detik. Kita kadang bisa mendeteksi adanya Brownout ini ketika lampu di ruangan
seperti

berkedip.

Penyebab Brownout pada umumnya adalah karena ada tambahan beban berat (heavy load) di
jaringan listrik, misalnya ada yang nyalain mesin las listrik atau mesin produksi kapasitas besar.
Tambahan bebannya itu tidak harus di rumah / kantor kita, bisa saja tetangga kita yang
menyalakan

mesin

trus

berpengaruh

ke

listrik

kita

lewat

jaringan

PLN.

Brownout ini lebih berpotensi menimbulkan masalah dibanding Blackout. UPS murahan belum
tentu bias mengatasi masalah Brownout ini. Yang harus diingat, kemampuan UPS untuk
mengatasi Brownout ini TIDAK BISA dites dengan cara memutus main power ke UPS &
menyambungnya kembali walaupun dalam waktu yang sangat singkat.

Surge & Spike


Kebalikan dari Brownout / Sag, ini kalau tegangan (voltase) dari main power melonjak dan
turun lagi (kembali) dalam waktu yang sangat cepat. Naiknya bisa nyampe puluhan kali dari
yang seharusnya, dan waktunya hanya sepersekian detik. Jadi kalau tegangan normal listrik

kita

220

volt,

surge

ini

bisa

mencapai

2000

volt

atau

bahkan

10000

volt.

Penyebab Surge pada umumnya adalah karena ada berhentinya beban berat (heavy load) di
jaringan listrik, misalnya waktu mesin las listrik atau mesin produksi kapasitas besar dimatiin.
Surge juga bisa terjadi ketika main power kembali nyala setelah terjadinya Blackout.
Istilah Spike lebih sering dipake untuk lonjakan tegangan akibat petir (lightning strikes). UPS
berkualitas tinggi biasanya juga dilengkapi dengan Surge Protector.

JENIS - JENIS UPS


Pada dasarnya, UPS ada 2 jenis, yaitu OFFLINE dan ONLINE. Perbedaannya adalah pada sumber
daya listrik mana yang jadi Primary Power Source, mana yang jadi Secondary Power Source.
Pada UPS jenis OFFLINE, sumber listrik primer adalah stop kontak / PLN, sumber listrik
sekunder adalah inverter (dari baterai). Beberapa yang termasuk istilah lain ataupun varian dari
OFFLINE UPS ini antara lain : Standby UPS, Ferroresonant-Standby UPS, Line-Interactive UPS,
Voltage & Frequency Dependent (VFD) UPS, Voltage Independent (VI) UPS.
Karakteristik penting yang ada pada Offline UPS adalah adanya Switch Time atau Transfer Time,
yaitu waktu yang diperlukan oleh Switch untuk pindah dari sumber listrik primer ke sumber listrik
sekunder pada saat sumber listrik primer dianggap gagal berfungsi, sehingga ada jeda waktu
dimana
beban
tidak
mendapat
listrik.
Offline UPS generasi sekarang biasanya memiliki Transfer Time kurang dari 4 milidetik (4 ms).
Cukupkah Transfer Time 4ms? Tergantung PSU. Di PSU ada spesifikasi Hold Time atau Holdup
Time yang menunjukkan berapa lama PSU masih bekerja sebelum benar - benar mati jika aliran
listrik
terputus.
Penjelasan singkat mengenai Hold Time atau Holdup Time yang penting Transfer Time nya UPS
harus lebih kecil daripada Hold Time PSU. Adanya Transfer Time membuat sebagian orang tidak
menganggap Offline UPS sebagai UPS karena tidak benar - benar "uninterruptible".
Transfer Time 4ms biasanya cukup untuk PSU abal-abal sekalipun. Cara membuktikannya sama
dengan cara membuktikan kemampuan UPS mengatasi Blackout seperti yang sudah dijelaskan
di
atas.
Pada UPS jenis ONLINE, sumber listrik primer adalah inverter (dari baterai). Inverter bekerja
terus - menerus menyediakan listrik dari baterai untuk beban (PC), sedangkan rectifier dari AC
ke DC bekerja terus - menerus untuk mengisi baterai. Itu sebabnya juga disebut DOUBLE
CONVERSION UPS atau DOUBLE CONVERSION ONLINE UPS. Kalau main power tidak
berfungsi, hanya rectifier dari AC ke DC yang berhenti bekerja, sedangkan kerja inverter tidak
berubah (tidak ada Transfer Time / Switch Time). UPS jenis ini juga disebut Voltage & Frequency
Independent (VFI) UPS karena tegangan dan frekuensi outputnya tidak dipengaruhi oleh input.
Pada Online UPS juga terdapat Switch yang otomatis mengambil aliran listrik dari sumber listrik
sekunder (langsung dari PLN) jika inverter / baterai tidak bekerja. Biasanya Switch ini juga bisa
difungsikan secara manual (manual bypass) untuk maintenance baterai. Tidak adanya Transfer
Time / Switch Time membuat sebagian orang menyebut Online UPS sebagai "True UPS".

UPS Type / Topology

Jenis UPS ini yang paling penting. Intinya: ONLINE atau OFFLINE? Biasanya, kualitas inverter di
Online UPS secara umum lebih baik daripada di Offline UPS. Hal ini karena diasumsikan inverter
di Offline UPS hanya berfungsi kadang - kadang dan dalam waktu yang relatif singkat. Jadi kalau
kualitasnya tidak sama persis dengan listrik PLN ya dianggap tidak terlalu berisiko merusak PC.
Berbeda dengan Online UPS yang inverternya bekerja terus - menerus, jadi kualitas outputnya
harus bener - bener bagus.

Load Rating (Capacity & Run Time)


Kapasitas UPS tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Mau dipake berapa PC? Total daya berapa
Watt? Yang harus diingat, kapasitas UPS (juga perhitungan beban) ini bisa dinyatakan sebagai
Apparent Power, bisa juga sebagai True Power.

True Power = Power Factor x Apparent Power


Biasanya Apparent Power dinyatakan dalam satuan VA (Volt-Ampere), sedangkan True Power biasa
dinyatakan dalam satuan Watt. Jadi ada UPS yang nulis spec Maximum Load-nya 600VA (480
Watt). Artinya Apparent Power = 600VA, True Power = 480Watt, Power Factor = 0,8. Kalau di
spec UPS cuma ada Apparent Power (pake satuan VA), untuk amannya ambil Power Factor
(faktor daya) = 0,6.

Dari penjelasan di atas sudah dapati disimpulkan jenis atau type UPS yang bagus, berapa
kapasitas yang diperlukan untuk server, yah kesimpulannya tentukan dulu bebean semua server
jika sudah ketemu seberapa besar kebutuhan UPSnya selanjutkan pilih jenis UPS yang model
ONLINE dan instalasi UPS yang baik dan benar, untuk isntalasi UPS yang baik akan di sambung di
artikel berikutnya. Terimakasih semoga bermanfaat :)

Anda mungkin juga menyukai