LISTRIK
KELOMPOK II
• Shinta Sukma Satriani 202011177
• Asyifa Zahra Ariandini 202011191
• M. Rizcky Ramadhan Wijaya 202011195
• Dandi Wahyudin 202011197
• Erny Nurjannah 202011207
http://www.itpln.ac.id Pemasaran
Institutdan AdmisiPLN
Teknologi IT-PLN
SISTEM PENGUKURAN
http://www.itpln.ac.id
Gambar II.98 menunjukkan diagram pengukuran pada generator dan pada saluran. Besaran yang diukur pada adalah:
1. Tegangan listrik
Pengukuran tegangan diperlukan untuk menjaga mutu penyediaan tenaga listrik tidak boleh terIalu rendah dan untuk
menjaga jangan sampai merusak isolasi, tegangan yang diperlukan tidak boleh terIalu tinggi.
2. Arus
Pengukuran arus diperlukan untuk mengamati perubahan berbagaialat, jangan sampai mengalam i pembebanan lebih.
3. Daya Aktif
Daya aktif diukur dalam satuan kW atau MW. Pengukuran diperlukan dalam kaitannya dengan kemampuan mesin
penggerak generator dan pengaturan frekuensi
4. Daya Reaktif
Daya reaktif diukur dalam Volt Ampere Reaktif (VAR) atau Megga Volt Ampere Reactive (MVAR). Pengukuran
diperlukan untuk mengetahui kemampuan generator penguat dan pengaturan tegangan.
http://www.itpln.ac.id
5. Energi-Listrik
Energi listrik diukur dalam kWh atau MWh. Pengukuran diperlukan
untuk menyusun neraca tenaga dan berkaitan dengan pemakaian
bahan bakar.
6. Sudut phasa (Cos f )
Untuk mengukur besar Cos f dan mengetahui keadan lagging atau
leading sehingga dapat diketahui apakah generator menghasilkan
atau
menyerap daya reaktif.
7. Frekuensi
Gambar II.100 Pengukuran daya aktif pada Diperlukan untuk memparalelkan generator dan menjaga mutu
rangkaian tegangan tinggi penyediaan tenaga listrik.
http://www.itpln.ac.id
SISTEM PROTEKSI
Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang
terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi tenaga
listrik dan generator listrik yang dipergunakan untuk mengamankan sistem
tenaga listrik dari gangguan listrik atau beban lebih, dengan cara memisahkan
bagian sistem tenaga listrik yang terganggu. Sehingga sistem kelistrikan yang
tidak terganggu dapat terus bekerja (mengalirkan arus kebeban atau
konsumen). Jadi pada hakekatnya pengaman pada sistem tenaga listrik yaitu
mengamankan seluruh sistem tenaga listrik supaya kehandalan tetap terjaga.
http://www.itpln.ac.id
Daerah System Proteksi
Di dalam sistem proteksi tenaga listrik, seluruh komponen harus diamankan dengan tetap menekankan selektivitas kerja
peralatan/rele pengaman. Untuk mencapai hal ini, sistem tenaga listrik dibagi menjadi daerah-daerah (zona) pengaman
seperti berikut :
Proteksi pad generator
Proteksi pada transformator
Proteksi pada transmisi
Proteksi pada distribusi
Dalam sistem proteksi pembagian tugas dapat diuraikan menjadi :
Proteksi utama, berfungsi untuk mempertinggi kehandalan, kecepatan kerja, dan fleksibilitas sistem proteksi terhadap
sistem tenaga.
Proteksi pengganti, berfungsi jika proteksi utama menghadapi kerusakan untuk mengatasi gangguan yang terjadi.
Proteksi tambahan, berfungsi untuk pemakaian pada waktu tertentu sebagai pembantu proteksi utama pada daerah
tertentu yang dibutuhkan.
http://www.itpln.ac.id
MOTOR-MOTOR LISTRIK
http://www.itpln.ac.id
Jenis-Jenis Motor Listrik
Pada dasarnya motor listrik terbagi menjadi 2 jenis yaitu motor listrik DC dan motor listrik AC.
Kemudian dari jenis tersebut digolongkan menjadi beberapa klasifikasi lagi sesuai dengan
karakteristiknya.
http://www.itpln.ac.id
A. Motor Arus Searah Dan Kendali
Konstruksi motor searah (DC) sangat mirip dengan generator DC. Mesin yang bekerja baik
sebagai generator akan bekerja dengan baik juga sebagai motor Pada motor DC terdapat
klasifikasi umum untuk rumah (penutup) motor DC yang telah ditetapkan oleh pabrik,
dikarenakan motor kerap kali dioperasikan di lokasi yang berdebu, lembab atau korosif yang
mungkin dapat membuat motor mudah mendapat kerusakan mekanis
B. Motor Shunt
Ini merupakan tipe motor DC yang paling umum. Cara hubungnya sama seperti generator
shunt. Yaitu medan shunt dihubungkan langsung pada terminal sehingga paralel dengan
rangkaian jangkar. Tahanan geser medan biasanya dihubungkan seri dengan medan.
http://www.itpln.ac.id
C. Motor Listrik Induksi
Motor listrik induksi berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang berupa tenaga putar
di dalam motor DC, energi listrik di ambil langsung dari kumparan armature dengan melalui
sikat atau komutator, lain halnya pada motor AC, pada motor AC kumparan rotor tidak
menerima energi listrik langsung, tetapi secara induksi seperti yang terjadi pada energi
kumparan sekunder transformator. Oleh karena itu, motor AC dikenal dengan motor
induksi. Sebenarnya motor induksi dapat di identikan dengan transformator yang kumparan
primer sebagai kumparan stator/armature sedangkan kumparan sekunder sebagai
kumparan rotor
http://www.itpln.ac.id
Jenis-Jenis Motor Induksi
http://www.itpln.ac.id
PROTEKSI MOTOR LISTRIK
http://www.itpln.ac.id
c. Relai Tegangan Rendah/Hilang
Proteksi tegangan renda/hilang diperlukan karena tegangan yang rendah dapat
menimbulkan arus lebih, sedangkan tegangan pasokan hilang perlu diikuiti
pembukaan saklar agar jangan timbul arus berlebihan jika tegangan pasokan
datang kembali.
d. Relai Arus Urutan Negatif
Arus muatan negatif ini menimbulkan medan magnet putar yang berlawanan
dengan putaran rotor dan motor. Hal ini menimbulkan pemanasan yang
berlebihan dalam stator dan rotor motor. Hal ini harus dicegah oleh relai arus
urutan negatif dan men-trip PMT motor.
http://www.itpln.ac.id
SALURAN KELUARAN
Pusat listrik merupakan tempat membangkitkan tenaga listrik. Oleh karena itu,
harus ada saluran keluar dari pusat listrik untuk menyalurkan tenaga listrik yang
dibangkitkannya. Besarnya tegangan penyaluran ini tergantung pada besarnya
tenaga listrik yang akan disalurkan serta jarak penyalurannya. Tegangan operasi
dari saluran keluar ini mulai dari 10 kV sampai dengan 500 kV (untuk
Indonesia).
http://www.itpln.ac.id
Relai Arus Berlebih
Berfungsi melindungi saluran terhadap arus lebih dan terhadap gangguan antar fasa
http://www.itpln.ac.id
GANGGUAN
http://www.itpln.ac.id
Tujuan Melakukan Analisis
Untuk menentukan arus maksimum dan minimum hubung singkat tiga fasa
Untuk menentukan arus gangguan tak simetris bagi gangguan satu dan dua line ke tanah,
gangguan line ke line, dan rangkaian terbuka.
Penyelidikan operasi rele-rele proteksi
Untuk menentukan kapasitas pemutus dari circuit breaker
Untuk menentukan distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan busbar selama gangguan
Adapun macam-macam gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik seperti :
Gangguan beban lebih
Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus
berlangsung dapat merusak peralatan listrik yang dialiri oleh arus tersebut.
http://www.itpln.ac.id
Gangguan Hubung Singkat
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa (3 fasa atau 2 fasa), 2 fasa ketanah dan
1 fasa ketanah yang sifatnya bisa temporer atau permanen.
Gangguan tegangan lebih
Gangguan tegangan lebih terjadi akibat adanya kelainan pada sistem tenaga listrik,
seperti tegangan lebih karena adanya surja petir yang mengenai peralatan listrik.
Gangguan Ketidakstabilan
Gangguan ini disebabkan karena adanya gangguan hubung singkat di sistem tenaga listrik
atau lepasnya pembangkit, yang dapat menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron.
http://www.itpln.ac.id
PENGATURAN TEGANGAN
Output tegangan yang dihasilkan harus selalu konstan agar peralatan listrik yangdisuplai oleh
generator tidak cepat rusak. Oleh karena itu diperlukan suatu alat untukmengatur tegangan pada
nilai yang diinginkan. Tegangan dari simpul di GI dan tegangan diPusat Listrik bersama-sama
membentuk profil tegangan sistem. Berbeda dengan frekuensiyang sama dalam semua bagian sistem
sehingga pengaturan tegangan lebih sulitdibandingkan dengan pengaturan frekuensi. Jika frekuensi
praktis hanya dipengaruhi olehdaya nyata MW dalam sistem, dilain pihak tegangan dipengaruhi oleh
arus penguat dalamsisten, daya reaktif beban, daya reaktif yang didapat dalam sistem (selain
generator)misalnya dari kondensator dan reactor, kemudian posisi tap transformator.Pengaturan
tegangan dilakukan dengan cara mengatur besar kecilnya kecilnya aruseksitasi yang diberikan pada
kumparan medan baik dengan cara manual atau otomatis.Pengaturan tegangan otomatis yaitu dengan
cara mendesain suatu kontroler yang akanmemberikan aksi kontrol untuk menambah atau mengurangi
besarnya arus eksitasi tanpacampur tangan operator. Pengaturan tegangan adalah perubahan
tegangan terminal antarakeadaan beban nol dengan beban penuh, dan ini dinyatakan dengan
persamaan
http://www.itpln.ac.id
PENGATURAN FREKUENSI
Cara pengaturan frekeunsi
http://www.itpln.ac.id
PERLINDUNGAN TERHADAP PETIR
Sambaran petir pada jaringan hantaran udara merupakan suntikan muatan listrik yang dapat
menimbulkan kenaikan tegangan pada jaringan tegangan lebih berbentuk gelombang impuls
dan merambat keujung-ujung jaringan seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
http://www.itpln.ac.id
Jika tegangan lebih surja petir tiba disuatu gardu maka tegangan lebih tersebut akan merusak
isolasi peralatan di gardu induk. Oleh karena itu perlu dibuat alat perlindungan agar tegangan
surja yang tiba digardu induk tidak melebihi kekuatan isolasi peralatan gardu. Pada keadaan
normal pelindung bekerja sebagai isolator dan pada saat petir mengenai jaringan, maka
perlindungan berubah menjadi konduktor untuk mengalirkan muatan surja petir ketanah.
Lighting Arrester(LA) disingkat arrester dan merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu
sistem tenaga listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan
listrik serta mengurangu tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk.
Bila terjadi tegangan lebih pada jaringan arrester akan bekerka dengan menalikan arus ketanah.
http://www.itpln.ac.id
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester
adalah sebagai berikut:
a. Tegangan percikan (spark over voltage) dan tegangan
pelepasannya (discharge voltage) dan tegangan
terminalnya pada waktu pelepasan harus cukup rendah.
Sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan.
b. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan
dapat bekerja terus menerus seperti semula. Batas dari
tegangan sistem dimana memutuskan arus semula ini
masih mungkin disebut tegangan dasar dari arrester.
http://www.itpln.ac.id
PROTEKSI REL (Busbar)
Rel (busbar) pada pusat listrik merupakan bagian instalasi yang vital, artinya
apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada rel akibatnya akan besar bagi
operasi pusat listrik yang bersangkutan karena daya menjadi tidak dapat disalurkan.
Apabila kejadian seperti ini terjadi pada pusat yang besar dalam sistem
interkoneksi, maka hal ini dapat mengganggu seluruh sistem interkoneksi. Oleh
karena itu, gangguan apalagi kerusakan pada rel harus sedapat mungkin
dihindarkan. Di lain pihak, rel yang keadaannya terbuka, rawan terhadap polusi
debu atau uap air laut untuk pusat listrik yang terletak di tepi pantai. Pusat listrik
yang besar umumnya terletak di tepi pantai karena membutuhkan air pendingin
dalam jumlah yang besar dan juga memerlukan pasokan bahan bakar dalam jumlah
besar di mana transportasi yang ekonomis dilakukan dengan kapal laut
http://www.itpln.ac.id
Mengingat hal tersebut di atas, maka harus ada langkah-langkah proteksi/perlindungan bagi rel agar tidak terjadi
gangguan, yaitu dengan:
1. Memasang kawat petir yang mempunyai sudut perlindungan yang cukup terhadap rel (kurang dari 300C).
2. Memasang lightning arrester untuk saluran udara dan transformator dengan jarak yang cukup dekat.
3. Melakukan pentanahan/ pembum ian yang baik bagi semua struktur logam.
4. Memberi pagar yang rapat di sekeliling rel agar tidak ada binatang yang dapat masuk yang mungkin dapat
menimbulkan gangguan, seperti: ayam, kambing, ular, dan sapi.
Jika sampai terjadi gangguan pada rel, maka proteksi yang khusus memproteksi rel adalah relai busbar
protection. Prinsip kerjanya seperti relai diferensial yang mengukur selisih arus yang masuk dan keluar rel
(busbar). Dalam keadaan ada gangguan di rel, selisih arus nilainya 0 sehingga relai akan bekerja membuka
semua PMT yang berhubungan dengan rel yang terganggu tersebut.
http://www.itpln.ac.id
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
http://www.itpln.ac.id