Anda di halaman 1dari 4

Ambalat

Kronologi sengketa Ambalat

Sengketa Indonesia-Malaysia atas Ambalat dimulai ketika kedua negara


masing-masing melakukan penelitian di dasar laut untuk mengetahui landas
kontinen dan zona ekonomi eksklusif pada tahun 1969.Kedua negara
kemudian menandatangani Perjanjian Tapal Batas Landas Kontinen
Indonesia-Malaysia pada 27 Oktober 1969 yang diratifikasi oleh masing-
masing negara pada tahun yang sama.

Berdasarkan perjanjian ini, wilayah Blok Ambalat merupakan milik Indonesia.Namun,


pada 1979, Malaysia mengingkari perjanjian ini dengan memasukkan blok maritim
Ambalat ke dalam peta wilayahnya. Hal ini menyebabkan pemerintahan Indonesia
menolak peta baru Malaysia tersebut.

Kapal-kapal patroli Malaysia pun diketahui berulang kali melintasi batas wilayah
Indonesia dengan alasan area tersebut merupakan bagian dari wilayah
Malaysia.Klaim sepihak dan beragam tindakan provokasi ini berdampak pada
peningkatan eskalasi hubungan kedua negara.Akhirnya, pada tahun 2009, pemimpin
kedua negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Malaysia
Abdullah Ahmad Badawi mengambil langkah politik untuk meredakan ketegangan
akibat Ambalat.Masing-masing pihak menjelaskan landasan hukum klaim atas
Ambalat

Penyelesaian sengketa Ambalat

Blok Ambalat merupakan masalah lama yang seringkali menimbulkan ketegangan


dan menghambat hubungan Indonesia-Malaysia. Sayangnya, proses penyelesaian
masalah ini cenderung berjalan lambat.Indonesia dan Malaysia telah berulang kali
melakukan perundingan untuk menyelesaikan masalah Ambalat. Akan tetapi, hingga
kini, belum ada kejelasan mengenai penyelesaian sengketa tersebut.

Berdasarkan hukum internasional, dalam hal terjadinya sengketa wilayah laut, maka
penyelesaiannya dilakukan sesuai ketentuan UNCLOS 1982.Negara yang
bersengketa diwajibkan menyelesaikan dengan cara-cara damai. Jika cara tersebut
tidak berhasil mencapai persetujuan, maka negara-negara terkait harus mengajukan
sebagian sengketa kepada prosedur wajib.

Dengan prosedur ini, sengketa hukum laut akan diselesaikan melalui mekanisme dan
institusi peradilan internasional yang telah ada, seperti Mahkamah
InternasionalIndonesia dan Malaysia sendiri memilih jalan damai dalam
menyelesaikan sengketa perbatasan ini. Hal tersebut terlihat dari perundingan-
perundingan yang sudah dilakukan oleh perwakilan kedua negara.

Pemerintah Indonesia, pada tahun 2009, pernah menyebut tidak akan membawa
masalah Blok Ambalat ke Mahkamah Internasional mengingat posisi Indonesia yang
kuat.Meski begitu, pemerintah berulang kali menegaskan bahwa kedaulatan
Indonesia merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar.

Timor Leste

Pisahnya Provinsi Timor Timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 20
Mei 2002 dan membentuk negara yang bernama Timor Leste belum mengakhiri
masalah yang selama ini muncul di kedua negara yang bertetangga tersebut. Masih ada
sengketa perbatasan darat diantara kedua negara tersebut khususnya di wilayah Nusa
Tenggara Timur.

Dengan pisahnya Timor Timur menjadi sebuah negara yang bernama Timor Leste masih
mengganjal masalah sengketa kedua negara. Ketika proses pisahnya Timor Timur
menjadi sebuah negara, tidak dibicarakan masalah sengketa wilayah tersebut.

Timor Leste (dulu bernama Timor-timur) merupakan suatu Provinsi yang terus menjadi
masalah bagi Indonesia khususnya menyangkut masalah penegakan demokrasi dan hak
asasi manusia (HAM).
Setelah pisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), permasalahan bukannya
selesai, namun muncul masalah yaitu sengketa perbatasan darat di antara kedua negara
yang bertetangga tersebut.

Sengketa batas wilayah kedua negara tersebut berada di wilayah Noelbesi Citrana, Desa
Netamnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara
Timur.

Wilayah yang disengketakan tersebut masih berstatus steril yang artinya tidak boleh
dimanfaatkan dan dibangun oleh kedua negara. Namun secara sepihak, Timor Leste
membangun secara permanen sejumlah bangunan di wilayah yang masih
disengketakan tersebut seperti kantor pertanian, balai pertemuan dan sebagainya.

Apa yang dilakukan oleh Timor Leste tersebut diprotes keras oleh Pemerintah Indonesia
yang langsung mengirim nota protes ke Pemerintah Timor Leste.

Seperti diketahui bahwa Nusa Tenggara Timur (Indonesia) dan Timor Leste memiliki
adat istiadat yang sama dan secara turun temurun telah menjadi saudara ketika masih
menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam perundingan sengketa wilayah, baik pemerintah Indonesia dan Timor Leste telah
bersepakat dan menghormati hukum adat di daerah masing-masing yang belum
terselesaikan (Unresolved Segment).

Kesepakatan yang dilakukan oleh ke dua negara tersebut telah sesuai dengan
kesepakatan bersama pemerintah Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste
(Timor Leste) sebagaimana yang tertuang dalam Provisional Agreement (PA) ke kedua
negara.

Sebatik

Sengketa perbatasan dengan Malaysia di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, juga


masih menjadi perhatian serius pemerintah.Untuk diketahui, wilayah Pulau Sebatik di
bagian utara merupakan wilayah negara Malaysia. Sedangkan wilayah bagian
selatan, masuk teritorial Indonesia.Di pulau ini, tidak ada borderline atau garis
perbatasan yang benar-benar jelas. Perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di
pulau Sebatik hanya berupa patok.Kondisi ini menyebabkan, banyak warga dari dua
negara yang hilir mudik melintasi batas kedua negara setiap harinya.Pemerintah pun
hingga kini terus mengupayakan penyelesaian perihal garis lintas batas di Pulau
Sebatik agar menjadi lebih jelas dan kuat secara hukum internasional.

Anda mungkin juga menyukai