Anda di halaman 1dari 7

Bahan Ajar PAR

Minggu, 31 Juli 2022

Pembacaan : Kejadian 3:1-24


Alkitab
Thema : “Taat Karena Kasih”
Tujuan : Anak menyadari bahwa Allah menghendaki mereka untuk taat karena
mengasihi Dia.
Pokok Renungan
1. Ular digambarkan sebagai binatang yang bisa berbicara layaknya manusia, tetapi
dalam kisah ini ular tetaplah binatang kita akan tetap memilih untuk menaatinya.
Adam dan Hawa melanggar perintah Allah ketika dihasut oleh ular untuk
memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Ketika Allah
bertanya di mana mereka, mereka pun bersembunyi dan kemudian saling
melempar kesalahan. Adam dan Hawa tidak menampakkan hormat dan kasihnya
kepada Allah dalam menaati peraturan yang telah Ia berikan. Akibat dari
pelanggaran ini, Adam dan Hawa dihukum dan diusir dari Taman Eden. ciptaan
Allah yang tidak lebih hebat dari binatang lain. Sekalipun dikatakan bahwa ular
adalah yang “paling cerdik” (ayat 1), ia tidak lebih tinggi dari manusia. Namun di
sinilah sumber masalahnya. Ketika ular tersebut membujuk perempuan itu untuk
memakan buah yang dilarang, perempuan dan suaminya itu justru menuruti dan
tunduk kepada bujukan ular, bukan kepada kehendak Allah. Padahal, manusia
semestinya berkuasa atas binatang-binatang ciptaan Allah lainnya (Kejadian
1:28). Bahkan manusialah yang diberi wewenang untuk memberi nama pada
binatang-binatang itu (Kejadian 2:19).
2. Pelanggaran yang telah dilakukan oleh manusia itu mengakibatkan beberapa hal:
a). Manusia saling menyalahkan, tidak mau bertanggung jawab atas tindakan yang
telah dilakukannya. Laki-laki (suami) itu menyalahkan perempuan. Selanjutnya
perempuanmenyalahkan ular (ayat 12-13).
b). Allah mengutuk ular bahwa ia akan berjalan dengan perut dan makan debu
tanah (ayat 14). Hal ini menggambarkan akan kerendahan martabat. Ular sebagai
binatang yang paling cerdik menjadi binatang yang terkutuk. Kutukan Allah
kepada ular ini berdampak langsung bagi manusia, yaitu adanya permusuhan
antara ular dan perempuan itu, antara keturunan ular dan keturunan perempuan itu
(ayat 15). Tidak ada lagi damai sejahtera seperti suasana sebelum makan buah
terlarang itu.
c). Allah menghukum perempuan itu. Ia akan bersusah payah mengandung dan
merasakan kesakitan saat melahirkan. Ia juga akan berahi kepada suaminya (yang
dimaksud di sini adalah keinginan untuk bisa melahirkan lagi), dan suaminya akan
berkuasa atas dirinya (ayat 16).
d). Allah menghukum laki-laki. Ia harus bersusah payah bekerja untuk
menghasilkan sesuatu bagi kehidupannya seumur hidup (ayat 17-19).
e). Allah mengutuk tanah sehingga sulit untuk menghasilkan tanaman yang baik
jika tidak dikelola dan diusahakan sungguh-sungguh (ayat 17).
f). Manusia (laki-laki dan perempuan) akan mati dan kembali menjadi debu tanah
(ayat 19). Akhirnya, manusia diusir dari Taman Eden karena pelanggaran yang
telah dilakukannya itu. Namun demikian, Allah tetap mengasihi manusia. Hal ini
tampak ketika Allah membuatkan pakaian untuk manusia dari kulit binatang (ayat
21).
3. Manusia telah melakukan pelanggaran yang mengakibatkan berbagai akibat yang
fatal dalam kehidupan mereka. Pelanggaran tersebut berawal dari keinginan untuk
menjadi seperti Allah, tentunya ini adalah sebuah sikap yang tidak mengasihi dan
tidak menghormati Allah. Allah menghendaki agar manusia taat kepada-Nya
karena mengasihiNya. Oleh karena itu, mari kita taat kepada Allah bukan karena
takut, bukan karena ingin seperti Allah, tetapi karena kita memang mengasihi
Allah.

Cerita Kelas Indira & Tanggung


Pembukaan
Hai Anak- Anak
Kenapa Kita Harus Taat? ( Beri Waktu Anak-anak Menjawab )
Iya Benar Semua.....
Anak-Anak taat adalah bukti cinta kasih kita kepada Tuhan, Terus selain kepada Tuhan, kita
harus taat kepada siapa? Iya Benar Orang Tua, karena orang tua adalah wakil Allah di dunia
untuk menyalurkan kebaikan di dalam hidup kita.
Yuk semuanya duduk yang baik, kita dengarkan certa...
Penyampaian Pelajaran ( Cerita )
GSM dapat menyiapkan 3 boneka tangan berbentuk manusia. Boneka di-setting seperti
sedang akan tidur. Dalam teks ini boneka diberi nama Jenaka.
Papa & Mama. Mama : “Ayo Jenaka, kita segera tidur!”
Jenaka: “Iya Ma! Tapi, Jena mau dibacakan cerita sebelum tidur!”
Papa: “Iya Jena, hari ini Papa akan menceritakan tentang kisah di Taman Eden!”
Jenaka: “Aku tahu Pa! Sekolah minggu kemarin, menceritakan tentang Adam dan Hawa di
Taman Eden.”
Mama: “Pintar sekali anak Papa dan Mama, lalu apa yang terjadi dengan Adam dan Hawa di
Taman Eden, Pa?”
Papa: “Di Taman Eden, Adam dan Hawa hidup bahagia. Mereka boleh memakan buah-
buahan yang ada di taman itu.”
Jenaka: “Semuanya Pa? Wah berarti ada banyak sekali ya!”
Papa: “Benar, ada banyak sekali yang bisa dimakan, tapi Tuhan melarang mereka memakan
satu buah, yaitu buah pengetahuan baik dan jahat.”
Jenaka: “Wah, mudah sekali Pa, hanya satu yang tidak boleh dimakan dari banyak tanaman”.
Mama: “Hahahaha, tapi tunggu dulu Jena, kita tunggu kelanjutan kisahnya”
Papa: “Di Taman Eden, juga ada binatang yang cerdik, salah satunya ular, lalu kemudian ular
itu mempengaruhi Hawa sehingga memakan buah pengetahuan baik dan jahat”.
Jenaka: “Lalu apa yang dilakukan Hawa, Pa?”
Papa: “Awalnya Hawa ragu-ragu, Hawa masih ingat akan pesan Tuhan kepadanya. Namun
ular berkata lagi, kamu tahu nggak, kenapa Tuhan melarang kamu untuk makan buah ini?
Karena ketika kamu memakan buahnya maka kamu akan menjadi sama seperti Tuhan. Lalu
Hawa berpikir sebentar dan kemudian dia memetik dan memakan buah itu. Dia juga
memberikannya pada Adam, suaminya. Adam memakan buah itu”.
Jenaka: “Apakah Tuhan marah, Pa?”
Mama: “Tuhan menjadi sedih Jena, karena Adam dan Hawa melanggar kesepakatan. Adam
dan Hawa tidak taat kepada Tuhan.”
Papa: “Benar, Tuhan sedih. Adam dan Hawa melanggar janji. Itu sama saja mereka sudah
tidak mengasihi dan menghormati Tuhan”.
Jenaka: “Karena mereka sudah berjanji ya, Pa?”
Papa:”Benar, anakku. Ketika kita berusaha melakukan tindakan sesuai dengan kesepakatan
yang kita buat dengan orang lain, itu adalah bagian dari Taat. Sama seperti ketika Jenaka dan
Papa membuat kesepakatan untuk tidak memakan es krim saat malam hari, dan Jenaka
berusaha untuk melakukannya, itulah Taat”.
Mama : “Ketika Jenaka, melanggar janji itu, Papa dan Mama juga sedih”.
Jenaka: “Mengapa begitu, Ma?”
Mama: “Ketika kita menyayangi orang lain, maka kita akan berusaha untuk menepati janji
atau kesepakatan yang dibuat bersama, supaya orang lain tidak bersedih. Sama seperti ketika
Mama berjanji akan membuatkan Jenaka pudding cokelat, maka mama akan menepati. Mama
sayang sama Jenaka. Mama tidak mau membuat Jenaka sedih.”
Jenaka: “Iya, sekarang Jenaka tahu! Jenaka sayang sama Papa dan Mama, Jenaka akan
berusaha Taat, supaya Mama dan Papa tidak bersedih.
Papa: “Luar biasa anak kita ini! Papa dan Mama yakin Jenaka sayang sama Papa dan Mama.
Oleh karena itu Jenaka pasti akan berusaha untuk menjadi anak yang Taat. Ayo sekarang
Jenaka istirahat, sudah malam. Mama tolong memimpin kita semua dalam doa ya!”
Mama: “Ayo kita berdoa sama-sama. Tuhan Yesus terima kasih atas berkat-Mu hari ini.
Bantu kami agar bisa selalu taat karena kami mengasihi-Mu. Tolong kami ya Tuhan, Amin.
Selamat malam Jenaka dan Papa!”
Papa & Jena: “Selamat Malam

Cerita Untuk Kelas Remaja


Sampaikan kepada anak mengenai kejatuhan manusia ke dalam dosa diawali dengan
ketidaktaatan manusia terhadap perintah Allah. Ketika Allah menempatkan manusia di
Taman Eden, Allah meminta manusia untuk tidak memakan buah pengetahuan baik dan
jahat. Namun keingintahuan dan bujukan dari ular menggoyahkan keinginan manusia untuk
taat, sehingga manusia kemudian memakan buah pengetahuan baik dan jahat itu. GSM dapat
mengajak anak-anak untuk melihat, seringkali perintah dari Tuhan atau orang tua dianggap
sebagai beban yang memberatkan. Anggapan ini juga turut membuat stigma bahwa ketaatan
itu sulit dan tidak menyenangkan. Tantangan lain dalam ketaatan ialah bujukan atau ajakan
dari teman yang kita rasa lebih menguntungkan dan menyenangkan bagi diri sendiri,
misalnya saat ingin taat untuk jujur dalam mengerjakan ujian, godaan untuk berbuat curang
terdengar dan terasa lebih menyenangkan karena anak bisa mendapatkan nilai yang baik
tanpa perlu bersusah payah. Ketidaktaatan juga bisa terjadi karena ketidaktahuan kita akan
akibat atau tujuan dari sebuah perintah, misalnya sulit untuk menaati perintah orang tua agar
tidak tidur larut malam atau terlalu lama bermain games di gawai digital, karena anak-anak
belum mengetahui dan menyadari akibat buruk dari tindakan tersebut pada kesehatan anak.
Sampaikan kepada anak-anak, ketaatan didasarkan pada kasih, sehingga ketaatan yang
dilakukan oleh anak merupakan bentuk kasih kepada orang lain. Logika sederhana yang
dapat disampaikan kepada anak-anak, ketika kita mengasihi orang lain, maka kita akan
berusaha memberikan yang terbaik serta mengupayakan agar orang yang kita kasihi bahagia.
Salah satu upaya tersebut yang dapat dilakukan adalah taat kepada nasihat atau kesepakatan
bersama yang sudah dibuat oleh orang tua dan anak. Ketaatan yang dilakukan bukan dengan
tujuan supaya anak-anak tidak mendapatkan hukuman atau terbebas dari beban, namun
sebagai tindakan kasih dan hormat anak.

AKTIFITAS
1. Kelas Indira
Mewarnai
2. Kelas Tanggung & Remaja
Menuliskan tindakan yang dapat mereka lakukan selama satu minggu ke depan,
sebagai bentuk ketaatan mereka kepada orang tua.
(https://wordwall.net/resource/31120620)
\

Anda mungkin juga menyukai