Anda di halaman 1dari 8

▪ • Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadidemo

besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui


perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara
IndonesiaTimur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan
NegaraKesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.Sejak 17 Agustus 1950, Negara
Indonesia diperintah dengan menggunakanUndang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia 1950 yang menganut sistemkabinet parlementer di Indonesia.
Kemudian munculah pergantian Perdana Menteriselama 7 kali dan hal tersebut
sangat mempengaruhi perpolitikan di Indonesia
▪ A. Awal Terbentuknya Kabinet Ali Sastroamidjojo II
▪ Setelah Pemilihan Umum 1955, Presiden Soekarno menunjuk partai pemenang
pemilu sebagai pembentuk formatur kabinet. PNI yang ditunjuk Soekarnosebagai
formatur kabinet mengajukan Ali Sastroamidjojo dan Wilopo calon
formaturkabinet. Presiden Soekarno kemudian memilih Ali Sastroamidjojo.Kabinet
yang terbentuk berintikan koalisi PNI, Masyumi dan NU. Dalam pembentukan
kabinet tidak ada kesulitan yang prinsipil. Koalisi yang terbentukmemunculkan
pertanyaan mengapa PKI yang menduduki peringkat keempat pemilutidak
disertakan. Hal ini karena Masyumi menolak masuknya PKI dalam kabinet.Pada
waktu formatur menyerahkan susunan kabinet kepada Presiden Soekarnountuk
disetujui, Presiden tidak langsung menyetujui. Ia kecewa dengan susunankabinet
yang akan dibentuk yang tidak melibatkan PKI.
▪ Presiden menghendakimasuknya PKI dalam kabinet. Namun kehendak Presiden
tidak bisa diterima olehformatur karena susunan kabinet yang dibentuk
merupakan hasil persetujuan dari partai-partai yang akan berkoalisi.Menyikapi
hal tersebut, Presiden Soekarno kemudian berusaha mendesak paratokoh partai
PNI, Masyumi, NU dan PSII agar mau menerima wakil PKI atau punsimpatisannya
untuk duduk dalam kabinet. Namun kehendak Presiden Soekarnotersebut tidak
bisa diterima oleh tokoh-tokoh dari ketiga partai tersebut. PresidenSoekarno pun
akhirnya menyetujui susunan kabinet yang telah disusun oleh timformatur, dengan
memasukkan Ir. Djuanda dalam kabinet.Pada tanggal 20 Maret 1956, kabinet
koalisi nasionalis-Islam dengan AliSastroamijdojo selaku Perdana Menteri. Kabinet
ini dikenal sebagai Kabinet Ali II(1956-1957). Kabinet Ali II merupakan kabinet
pertama yang memiliki Rencana LimaTahun yang antara lain isinya mencakup
masalah Irian Barat, masalah otonomidaerah, masalah perbaikan nasib buruh,
penyehatan keuangan dan pembentukanekonomi keuangan.
▪ B. Program-program Kerja Ali Sastroamidjojo II
▪ Program pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo II adalah :Program kabinet ini disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun yang
memuat program jangka panjang, sebagai berikut :
▪ Perjuangan pengembalian Irian Barat
▪ Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggota-anggota DPRD.
▪ Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
▪ Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
▪ Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional berdasarkan kepentingan rakyat.Selain itu program
pokok dari kabinet ini adalah sebagai berikut :
▪ Pembatalan KMB.
▪ Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia.
▪ Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan ekonomi, keuangan,industri, perhubungan, pendidikan dan pertanian.
▪ Melaksanakan keputusan Konferensi Asia-Afrika.Beberapa kemajuan yang berhasil dicapai Kabinet Ali Sastroamijoyo II,
antaralain sebagai berikut :
▪ Dibangunnya Pabrik Semen Gresik.
▪ Dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok PemerintahanDaerah.Pada masa pemerintah Kabinet Ali
Sastroamijoyo II timbul pergolak yangdilancarkan para dewan daerah. Mereka menentang pemerintah karena
pemerintahdinilai tidak berhasil dalam meningkatkan ekonomi.Adapun beberapa dewan daerah yang memberontak tersebut
antara lainsebagai berikut :
▪ Dewan Banteng di bawah pimpinan Kolonel Achmad Hussein.
▪ Dewan Gajah di bawah pimpinan Kolonel Simbolon.
▪ Dewan Garuda di bawah Letnan Kolonel Barlian.
▪ Permesta di bawah Letnan Kolonel Ventje Sumual
▪ C. Kendala/ Masalah Yang Dihadapi

▪ Berkobarnya semangat anti Cina di masyarakat.
▪ Muncul pergolakan/kekacauan di daerah yang semakin menguat dan mengarah
pada gerakan sparatisme dengan pembentukan dewan militer seperti
DewanBanteng di Sumatera Tengah, Dewan Gajah di Sumatera Utara, Dewan
Garudadi Sumatra Selatan, Dewan Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan,
danDewan Manguni di Sulawesi Utara.
▪ Memuncaknya krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat
dianggapmengabaikan pembangunan di daerahnya.
▪ Pembatalan KMB oleh presiden menimbulkan masalah baru khususnyamengenai
nasib modal pengusaha Belanda di Indonesia. Banyak pengusahaBelanda yang
menjual perusahaannya pada orang Cina karena memangmerekalah yang kuat
ekonominya. Muncullah peraturan yang dapatmelindungi pengusaha nasional.
▪ Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI. Masyumi menghendaki agarAli
Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya sesuai tuntutan daerah, sedangkanPNI
berpendapat bahwa mengembalikan mandat berarti meninggalkan asasdemokrasi
dan parlementer
• D. Berakhirnya Kabinet
Dalam menjalankan programnya Kabinet Ali II muncul berbagai peristiwa- peristiwa
baru antara lain gagal memaksa Belanda untuk menyerahkan Irian Baratyang
akhirnya membatalkan perjanjian KMB. Munculnya masalah anti Cina
diantarakalangan rakyat yang kurang senang melihat kedudukan istimewa golongan
ini dalam perdagangan.Selain itu mulai meningkatnya sikap kritis daerah terhadap
pusat. Kondisi inimendorong lemahnya Kabinet Ali yang dibentuk berdasarkan hasil
pemilihan umum pertama. Peristiwa-peristiwa di atas membuat kewibawaan Kabinet
AliSastroamidjojo semakin turun.Kurangnya tindakan tegas dari kabinet terhadap
pergolakan yang munculmembuat Ikatan Pembela Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
dan Masyumi menarik paramenterinya dari kabinet. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk menyelamatkankabinet oleh Ali Sastro dan Idham Khalid, namun tidak
berhasil. Ali akhirnyamenyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada
tanggal 14 Maret 1957.
Masalah yang dihadapi kabinet Ali Satroamijoyo II adalah pergolakan didaerah yang
semakin menguat, seperti pembentukan dewan militer di Sumatera danSulawesi.
Dalam kabinet sendiri timbul perpecahan antara Masyumi dan PNI.

Anda mungkin juga menyukai