Anda di halaman 1dari 98

= PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : 025 / Pusk-KPJ /SK/UKP/ I /2016

TENTANG
PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERESIKO TINGGI

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa pelayanan Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang


layanan klinis di Puskesmas Kota Pangkajene
b. bahwa sehubungan dengan butir (a) tersebut diatas, maka perlu
menetapkan surat keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene
tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetntang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMPERHATIKAN : - jumlah tenaga serta kompetensi petugas Laboratorium Puskesmas kota


Pangajene
- sarana dan Prasarana Laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN DAN JENIS


PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
KESATU : Kebijakan tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas Kota Pangkajene sebagaimana tercantum dalam lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 02 Januari 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : /PUSK-KPJ/SK/UKP/ I /2016
TENTANG : PELAYANAN DAN JENIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PUSKESMAS
KOTA PANGKAJENE

JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

JENIS PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN IMUNO / SEROLOGI

 Tes HbsAg (RDT)

 Tes HIV (RDT)

Pemeriksaan Mikrobiologi

 BTA Sputum

Pangkajene, 2016

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

drg. ERFIA TENRIUJI


NIP. 19610503 200604 2 002
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : /PUSK-KPJ/SK/UKP/ I /2016
TENTANG : PELAYANAN DAN JENIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PUSKESMAS
KOTA PANGKAJENE

MINIMAL STOK REANGAN/ STRIP YANG HARIUS TERSEDIA DALAM PEMERIKSAANA LABORATORIUM
NO REAGEN PEMERIKSAAN STOK REAGEN
1 DARAH RUTINM 1 DOS DILUEN
1 DOS LYSE
2 STRIP GLOCOSE 3 BOX
3 STRIP CHOLESTROL 5 BOX
4 STRIP ASAM URAT 3 BOX
5
6
7
8
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
:
No. Kode /Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan laboratorium adalah prosedur pelayanan pemeriksaan


laboratorium yang dilakukan oleh tenaga laboratorium yang memenuhi
syarat kompetensi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam melakukan
pelayanan pemeriksaan laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I
/2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi - Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
- Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang baik
5. Alat dan Bahan - ATK
- Alat-alat Laboratorium
6. Langkah-langkah / Prosedur
a. Petugas Laboratorium menerima formulir permintaan pemeriksaan laboratorium yang dibawa
dari poliklinik (Umum, Gigi, KIA, UGD, Perawatan (Nifas))
b. Petugas Laboratorium menjelaskan pada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan,
untuk pengambilan specimen darah vena pasien diminta mengisi format persetujuan (informed
consent)
c. Petugas laboratorium mempersiapkan alat dan reagen yang akan digunakan
d. Untuk specimen darah, petugas laboratorium melakukan pengambilan specimen. Dan untuk
specimen urine, faeces dan dahak, pasien diminta untuk mengambil specimen dan setelah
pengambilan, pasien menyimpannya pada tempat yang telah disediakan
e. Pasien diminta menunggu hasil pemeriksaan di ruang tunggu
f. Petugas laboratorium memeriksa specimen sesuai dengan prosedur pemeriksaan
g. Setelah selesai melakukan pemeriksaan petugas mencatat identitas dan hasil pemeriksaan
pasien pada formulir hasil dan buku register pemeriksaan laboratorium
h. Petugas menyerahkan formulir hasil pemeriksaan kepada pasien rawat jalan/petugas
perawatan(Nifas) untuk diserahkan kepada dokter/petugas pengirim
7. Bagan Alur

Petugas menerima Petugas Petugas Petugas mengambil


form.permintaan mempersiapkan mempersiapkan alat specimen / menerima
pasien dan reagen specimen
pemeriksaan lab.

Petugas Petugas meminta


menyerahkan Petugas mencatat Petugas memeriksa
pasien menunggu
hasil hasil pemeriksaan specimen
hasil

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


PANGKAJENE /2016 drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

8. Hal hal Yang Perlu - Persetujuan tindakan oleh pasien sangat diperlukan karena resiko
Diperhatikan pengambilan darah vena sangat besar
- Tindakan pengambilan specimen harus sesuai dengan prosedur
9. Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA, Poli Gigi, Perawatan (Nifas)
10. Dokumen Terkait Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium, Formulir Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, Register pemeriksaan Laboratorium,
Buku Family Folder
POLA KETENAGAAN
LABORATORIUM PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib Puskesmas


dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi, baik jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan
Minimal yang harus dimiliki oleh Puskesmas Kota Pangkajene dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel : Jenis, Kualifikasi dan Jumlah tenaga Laboratorium Puskesmas

NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH

1. Penanggung Jawab Dokter 1 Orang

2. Tenaga Teknis Analis Kesehatan (DIII) 2 Orang

3. Tenaga Non Tekhnis Minimal SMU/Sederajat 1 Orang


(Permenkes RI No.37 Tahun 2012)

Adapun Jenis, Kualifikasi dan Jumlah tenaga Laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel : Jenis, Kualifikasi dan Jumlah tenaga Laboratorium Puskesmas Kota Pangkejene

NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH

1. Penanggung Jawab Dokter (Kepala Puskesmas) 1 Orang

2. Tenaga Teknis Analis Kesehatan (DIII) 2 Orang

3. Tenaga Non Tekhnis Minimal SMU/Sederajat -

Pangkajene, 2016

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

drg. ERFIA TENRIUJI


NIP. 19610503 200604 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ /SK/UKP/ I / 2016

TENTANG
PERMINTAAN PEMERIKSAAN, PENERIMAAN, PENGAMBILAN,
DAN PENYIMPANAN SPECIMEN

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan laboratorium dan


kepuasan pelanggan, agar pelaksanaan pelayanan laboratorium dapat
menghasilkan pemeriksaan yang tepat perlu ditetapkan tentang
Permintaan Pemeriksaan, Penerimaan, Pengambilan, dan
Penyimpanan Specimen di laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene
b. bahwa untuk mencapai tujuan seperti pada butir (a), perlu ditetapkan
dengan surat keputusan

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetntang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PERMINTAAN


PEMERIKSAAN, PENERIMAAN, PENGAMBILAN, DAN PENYIMPANAN
SPECIMEN DI LABORATORIUM PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
KESATU : Memberlakukan permintaan pemeriksaan, penerimaan, pengambilan
dan penyimpanan specimen di laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene
KEDUA : Memberlakukan SOP permintaan pemeriksaan, penerimaan,
pengambilan dan penyimpanan specimen di laboratorium Puskesmas
Kota Pangkajene
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 2016
Kepala Puskesmas,
drg. Erfia Tenriuji
Nip. 19610305 200604 2 002
PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Permintaan Pemeriksaan laboratorium adalah suatu prosedur


untuk menerima permintaan pemeriksaan Pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan
penunjang Laboratorium yang berjalan secara sistematis
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ
/SK/UKP/ I /2016 tentang Permintaan Pemeriksaan, Penerimaan,
Pengambilan, dan Penyimpanan Specimen
4. Reverensi - Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
- Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang baik
5. Alat dan Bahan - ATK
6. Langkah-langkah / Prosedur a. Dokter pemeriksa/petugas mengisi status pasien dan
menandai blanko permintaan pemeriksaan Laboratorium
b. Petugas laboratorium menerima blanko permintaan
pemeriksaan dari pasien rawat jalan
c. Petugas laboratorium memerima blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium dari Petugas UGD/pendamping
pasien untuk pasien di UGD dan petugas Laboratorium akan ke
UGD untuk mengambil specimen
d. Petugas laboratorium menerima blanko dari petugas jaga
perawatan (Nifas) untuk pasien perawatan (Nifas) dan petugas
Laboratorium akan ke ruang perawatan (Nifas) untuk
mengambil specimen.
7. Bagan Alur
Dokter/Petugas
mengisi blanko
permintaan

Petugas menerima Petugas UGD/


blanko permintaan dari Pendamping pasien Petugas Jaga dari
pasien rawat jalan dari UGD Perawatan (Nifas)

Petugas
Laboratorium

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

8. Unit Terkait Poliklinik Umum, Poli Gigi, KIA, UGD, Perawatan (Nifas)

Blanko Permintaan pemeriksaan laboratorium, Blanko Hasil


9. Dokumen Terkait
Pemeriksaan Laboratorium, Register Pasien
PENERIMAAN SPECIMEN LABORATORIUM
:
No. Kode /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No. Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Penerimaan specimen yaitu dimana pasien membawa langsung dan


menyerahkan specimen yang diminta ke Laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan penunjang
Laboratorium yang berjalan secara sistematis
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /PuskKPJ/SK/UKP
/ I /2016 tentang Permintaan Pemeriksaan, Penerimaan, Pengambilan,
dan Penyimpanan Specimen
4. Reverensi - Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
- Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang baik
5. Alat dan Bahan - Pot Urine, Pot Faeces
6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alur
i. Petugas Laboratorium
menerima specimen yang
diambil sendiri oleh pasien Petugas
(Urine, faeces) Laboratorium
j. Petugas meminta pasien untuk Menerima
meletakkan specimen ke Specimen
tempat khusus yang telah
ditentukan sesuai dengan jenis
specimen
k. Petugas Laboratorium
memeriksa kesesuaian antara
specimen yang diterima dengan specimen
blanko permintaan diletakan dimeja
pemeriksaan Laboratorium kerja Lab
l. Specimen yang tidak sesuai dan
tidak memenuhi persyaratan
ditolak.
m. Petugas meminta pasien untuk
menunggu hasil pemeriksaan

8. Unit Terkait Poliklinik Umum, KIA, UGD, Perawatan (Nifas)


9. Dokumen Terkait Buku Family Folder, Register Pasien
PENGAMBILAN SPECIMEN LABORATORIUM
: v /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Kode
/2016

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pengambilan specimen yaitu tindakan yang dilakukan oleh petugas


Laboratorium untuk mendapatkan specimen pemeriksaan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengambilan
specimen penderita
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ
/SK/UKP/ I /2016 tentang Permintaan Pemeriksaan, Penerimaan,
Pengambilan, dan Penyimpanan Specimen
4. Reverensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Spoit
2. Blood Lancet
3. Autolancet
4. Jarum Plebotomi
5. Ikatan Pembendung
6. Tabung Centrifuge
7. Tabung reaksi
8. Tabung Vacum
9. Pot/Botol Urine
10. Pot Faeces
11. Kapas Alkohol
12. Plester Mata Ikan

6. Langkah-langkah / Pengambilan Specimen Darah


Prosedur  Darah Kapiler
a. Petugas Laboratorium menyiapkan Auto Lancetnya
b. Petugas Laboratorium membersihkan ujung jari manis / jari
tengah pasien dengan kapas Alkohol 70%, dan membiarkan
kering sendiri.
c. Petugas Laboratorium mengurut jari yg akan ditusuk kearah
ujung jari dan menekan sedikit lalu menusuk tepat ditepi jari
lalu membiarkan darah keluar sendiri
d. Petugas Laboratorium menghapus darah yang pertama
keluar dengan tissue
e. Petugas Laboratorium mengambil tetesan darah berikutnya
sesuai pemeriksaan yang akan dilakukan.
 Darah vena
a. Petugas Laboratorium meletakkan lengan pasien lurus diatas
meja dengan telapak tangan menghadap atas

PENGAMBILAN SPECIMEN LABORATORIUM

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

6. Langkah-langkah / b. Petugas Laboratorium mengikat lengan pasien dengan


Prosedur tourniquet untuk membendung aliran darah.
c. Petugas Laboratorium menganjurkan pasien mengepal dan
membuka tangannya beberapa kali untuk mengisi pembuluh
darah
d. Dalam keadaan tangan pasien terkepal, petugas
Laboratorium mencari pembuluh darah yang akan ditusuk
dengan ujung jari
e. Petugas Laboratorium membersihkan lokasi tersebut dengan
kapas Alkohol 70%, dan membiarkan kering sendiri
f. Petugas Laboratorium menusukkan jarum dengan sisi miring
menghadap keatas
g. Dengan tangan kiri, penghisap spoit ditarik perlahan-lahan
sehingga darah masuk kedalam spoit
h. Apabila darah sudah mulai mengalir kespoit, pasien disuruh
membuka kepalan tangannya, dan Petugas Laboratorium
mendapatkan jumlah darah yang diinginkan
i. Petugas Laboratorium meletakkan dan menekan kapas
kering pada tempat tusukan, lalu jarum ditarik keluar
j. Petugas Laboratorium memberi plester mata ikan pada luka
tusukan
k. Petugas Laboratorium memasukkan sampel darah kedalam
tabung dengan membuka jarum spoitnya kedalam tabung
melalui dindingnya dan darah siap digunakan
 Specimen Urine
 Petugas Laboratorium meminta pasien untuk menampung
air kemihnya pada pot urine yang bersih dan kering yang
telah disediakan.
 Specimen Faeces
 Petugas Laboratorium meminta pasien untuk mengambil
tinja dan memasukkannya ke dalam pot faeces dengan
penutup.

7. Unit Terkait Poliklinik Umum, Poli Gigi, KIA, UGD, Perawatan (Nifas)
8. Dokumen Terkait Buku Register Laboratorium

PENYIMPANAN SPECIMEN
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Penyimpanan specimen merupakan suatu langkah yang


dilakukan jika specimen akan dirujuk.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penyimpanan specimen penderita
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene
No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016 tentang Permintaan
Pemeriksaan, Penerimaan, Pengambilan, dan
Penyimpanan Specimen
4. Reverensi - Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat
- Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang baik
5. Alat dan Bahan - Tabung penyimpanan specimen
- Lemari Es
- ATK
6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alur

a. Petugas memisahkan sampel /


Petugas Petugas memberi
specimen yang akan disimpan untuk label identitas pada
memisahkan
pemeriksaan rujukan sampel wadah
b. Penyimpanan specimen darah /specimen
sebaiknya dalam bentuk serum. rujukan

c. Petugas Laboratorium memberi


label identitas pasien pada wadah Petugas
penyimpanan specimen. memasukkan
specimen pada
d. Petugas Laboratorium memasukkan wadah
specimen ke wadah yang telah
diberi label.
e. Petugas Laboratorium menyimpan
specimen dalam lemari es dengan
suhu 0oC – 8oC. Petugas
menyimpan
specimen

PENYIMPANAN SPECIMEN

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

8. Hal-hal yang harus diperhatikan - Lama penyimpanan harus memperhatikan jenis


pemeriksaan, wadah, dan penglabelan identitas pasien.
- Petugas laboratorium memperlakukan setiap specimen
sebagai bahan infeksius
9. Unit Terkait Laboratorium puskesmas
10. Dokumen Terkait Buku Register Laboratorium
PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Hemoglobin adalah salah satu tes untuk mengetahui


seseorang menderita anemia atau tidak.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
seseorang anemia atau tidak.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Haemoglobinometer (Hemometer Sahli)
2. Larutan HCl 0,1 N
3. Aquadest
4. tissue
6. Langkah-langkah / Prosedur
a. Petugas Laboratorium mengisi tabung Haemometer dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2
b. Petugas menghisap darah dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20 µl
c. Petugas menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan tissue
d. Petugas memasukkan darah yang telah dipipet kedalam tabung yang berisi larutan HCl 0,1 N
e. Petugas membilas pipet dengan menghisap dan mengeluarkan HCl 0,1 N secara berulang-ulanng
(3 kali)
f. Petugas mendiamkan ±5 menit untuk pembentukan asam hematin
g. Petugas mengencerkan asam hematin yang terjadi dengan batang pengaduk sampai didapat
warna yang sama dengan warna standart
h. Petugas membaca hasil Miniskus dari larutan, kadar hemoglobin ditulis dalam g/dl
7. Bagan Alir

Isi tabung Hapus kelebihan


Hisap darah darah dengan Masukkan darah
dengan HCl
20 µl tissue dalam tabung
0,1 N

Pipet dibilas

Encerkan
Baca Hasil dengan Diamkan ±5
aquadest menit

PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

8. Hal-hal yang perlu Hindari faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi, diantaranya :
diperhatikan 1. Alat/reagen kurang sempurna, yaitu :
a) Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 µl
b) Warna standar sering sudah pucat
c) Kadar larutan HCl sering tidak dikontrol
2. Orang melakukan pemeriksaan :
a. Pengambilan darah kurang baik
b. Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah
c. Intentitas sinar/penerangan kurang
d. Pada waktu membaca hasil dipermukaan terdapat gelembung
udara
e. Pipet tidak dibilas dengan HCl
f. Pengenceran tidak baik
9. Unit Terkait Poli Umum, Poli Gigi, KIA, UGD, Perawatan (Nifas)
Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family
10. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT


:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan hitung jumlah leukosit adalah salah satu pemeriksaan


untuk mengetahui Jumlah leukosit pasien yang merupakan indikator
untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui jumlah


leukosit dalam darah pasien
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK /UKP
/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium

4. Reverensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas


5. Alat dan Bahan 1. Haemocytometer (Pipet Leukosit, kamar hitung, Degglass)
2. Counter tally
3. Mikroskop
2. Larutan Turk
3. tissue
6. Langkah-langkah / Prosedur

a. Petugas laboratorium menghisap darah kapiler dengan pipet leukosit sampai tepat pada garis 0,5
b. Petugas menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan cara menghapus
dari pertengahan pipet kebawah dengan tissue secara tepat
c. Petugas memasukkan ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan darah pada garis tadi.
Pipet dipegang dengan sudut 45o dan larutan Turk dihisap perlahan-lahan sampai garis 11
d. Petugas mengangkat pipet dari cairan dan menutup ujungnya dengan jari lalu lepaskan karet
penghisap
e. Petugas mengocok pipet dengan menutup ujung-ujung pipet dengan ibu jari dan jari tengah
selama 2-3 menit
f. Petugas mengambil kamar hitung yang bersih, dan meletakkan kamar hitung dengan kaca
penutup terpasang mendatar diatasnya
g. Petugas mengocok kembali pipet yang telah diisi tadi, dan membuang cairan dalam batang
kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes dan segera menyentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 oC pada
permukaan kamar hitung serta menyinggung pinggir kaca penutup, dan membiarkan kamar
hitung terisi secara perlahan-lahan dengan sendirinya
h. Petugas meletakkan kamar hitung pada mikroskop lalu menurunkan lensa dan mengecilkan
diaphragma dan mengatur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif 10 X sampai
garis bagi dalam bidang besar tampak jelas
i. Semua leukosit yang terdapat dalam 4 bidang besar dihitung, cara menghitung dari sudut kiri atas
terus ke kanan, kemudian turun ke bawah, dari kanan ke kiri, lalu turun lagi dari kiri ke kanan
sampai selesai (sel-sel yang menyinggung garis sebalah kanan dan bawah tidak dihitung)
j. Jumlah leukosit yang dihitung dikali 50 dan dinyatakan dalam mm 3

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

7. Bagan Alir
Karet dilepas
Kelebihan darah Larutan Turk
dengan menutup
dihapus dengan dihisap sampai
kedua ujung
tissue tanda 11
Darah dihisap pipet
sampai tanda
0,5

Ujung pipet
Cairan dibuang Pipet dikocok 2-3
disentuhkan pada
3-4 tetes menit
kamar hitung

Cairan dibiarkan
mengisi kamar
hitung dengan Leukosit dihitung
sendirinya dibawah mikroskop
dengan lensa objektif
10 X
8. Hal-hal yang perlu Hindari faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi, diantaranya :
diperhatikan 1) Jumlah darah/ larutan Turk yang dihisap tidak tepat
2) Memakai pipet yang basah
3) Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan darah yang
melekat pada ujung pipet
4) Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap
darah/larutan pengencer
5) Terjadinya bekuan darah karena lambat bekerja
6) Pengocokan darah tidak sempurna
7) Cairan terbuang sedikit pada waktu mencabut karet penghisap
8) Kamar hitung/kaca penutup kotor
9) Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung
10) Letak kaca penutup salah
11) Meja mikroskop tidak horizontal
12) Salah menghitung sel yang menyinggung garis batas
13) Kaca penutup tergeser karena disentuh dengan lensa mikroskop
14) Larutan Turk kotor
8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)
Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family
9. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT


(CARA LANGSUNG)
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit adalah salah satu pemeriksaan


untuk mengetahui Jumlah Trombosit dalam darah sebagai indikator untuk
mengetahui sistem pembekuan darah pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui Jumlah
Trombosit dalam darah pasien
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I
/2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi Penuntun Laboratorium Klinik
5. Alat dan Bahan 1. Haemocytometer (Pipet Eritrosit, kamar hitung, Degglass)
2. Counter tally
3. Mikroskop
2. Larutan Rees Ecker
3. tissue
6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alir
a. Petugas laboratorium menghisap Rees Ecker
ke dalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1 Buang cairan
dan membuang lagi cairan tersebut yang telah
b. Petugas menghisap darah sampai garis tanda diisap
0,5 dan cairan Rees Ecker sampai 101 lalu
mengocoknya selama 3 menit
c. Petugas mengambil kamar hitung yang bersih,
dan meletakkan kamar hitung dengan kaca Darah diisap
penutup terpasang mendatar diatasnya sampai tanda
0,5
d. Petugas mengocok kembali pipet yang telah
diisi tadi, dan membuang cairan dalam batang
kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes dan segera
menyentuhkan ujung pipet dengan sudut 30oC Isap cairan Rees
pada permukaan kamar hitung serta Ecker sampai
Hitung trombosit tanda 101
menyinggung pinggir kaca penutup, dan
membiarkan kamar hitung terisi secara
perlahan-lahan dengan sendirinya
e. Petugas membiarkan kamar hitung yang telah
kamar hitung Pipet dikocok
diisi dengan sikap datar dalam cawan petri dibiarkan dalam selama 3
yang tertutup selama 10 menit agar trombosit cawan petri 10 menit
mengendap menit
f. Petugas menghitung semua trombosit dalam
seluruh bidang besar di tengah-tengah (1
mm2) memakai lensa-lensa objektif besar Cairan selanjutnya Cairan
g. Jumlah yang didapat dikali 2000 dan hasil dimasukkan pada dibuang 3-4
kamar hitung tetes
dinyatakan dalam mm3

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT


(CARA LANGSUNG)

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

8. Hal-hal yang perlu Hindari faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi, diantaranya :
diperhatikan 1. Jumlah darah/ larutan Rees Ecker yang dihisap tidak tepat
2. Memakai pipet yang basah
3. Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan
darah yang melekat pada ujung pipet
4. Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu
menghisap darah/larutan pengencer
5. Terjadinya bekuan darah karena lambat bekerja
6. Pengocokan darah tidak sempurna
7. Cairan terbuang sedikit pada waktu mencabut karet penghisap
8. Kamar hitung/kaca penutup kotor
9. Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar
hitung
10. Letak kaca penutup salah
11. Meja mikroskop tidak horizontal
12. Kaca penutup tergeser karena disentuh dengan lensa mikroskop

9. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


10. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
(MIKROMETODE)
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Kode
/2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

Pemeriksaan Hematokrit adalah salah satu pemeriksaan untuk


1. Pengertian
mengetahui kadar Hematokrit dalam darah sebagai indikator untuk
mengetahui konsentrasi darah pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kadar
hematokrtit dalam darah pasien
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I
/2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium

4. Reverensi Penuntun Laboratorium Klinik


5. Alat dan Bahan 1. Tabung mikrokapiler
2. Sabun padat/plastisin
3. Centrifuge Mikrohematokrit
4. Grafik Hematokrit

6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alir


a. Petugas laboratorium mengisi tabung
mikrokapiler dengan darah
Tabung Ujung tabung
mikrokapiler
ditutup
b. Petugas menutup ujung tabung dengan bahan diisi dengan
sabun/plastisin
penutup (sabun padat/plastisin) darah

c. Petugas memasukkan tabung kapiler ke dalam


centrifuge mikrohematokrit
Hasil dicatat Tabung dimasukkan
d. Petugas memutarnya dengan kecepatan dalam % ke centrifuge
16.000 rpm selama 3 – 5 menit

e. Nilai hematokrit dibaca dengan menggunakan


grafik hematokrit
Baca hasil Centrifuge diputar
hematokrit selama 3 – 5 menit
f. Petugas mencatat hasil dan menyatakan hasil
dalam persen (%)
8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium,


9. Dokumen Terkait
Buku family folder/status pasien.

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)


(CARA WESTERGREN)
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) adalah salah satu pemeriksaan
untuk mengetahui nilai LED dalam darah sebagai sarana pemantauan
keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis,
infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui nilai Laju
Endap Darah (LED) pasien
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I
/2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium

4. Reverensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas


5. Alat dan Bahan a. Tabung Westergren
b. Tabung Reaksi
c. Pipet Volume
d. Rak Westergren
e. Timer
f. Karet Penghisap
g. Natrium Sitrat 3,8%
6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alir
a. Petugas menyiapkan tabung dan
mengisinya dengan 0,4 ml larutan natrium Darah dimasukkan
sitrat 3,8% dalam tabung 1,6 ml
Tabung diisi
b. Petugas memasukkan darah vena
natrium sitrat
sebanyak 1,6 ml darah kedalam tabung 3,8% 0,4 ml
tadi
c. Petugas mencampur larutan dengan Larutan dicampur
gerakan melingkar secara perlahan-lahan secara perlahan
d. Petugas menghisap campuran darah
kedalam pipet westergren dengan
bantuan karet penghisap sampai garis
bertanda 0 mm
Campuran darah diisap
e. Petugas meletakkan pipet pada rak sampai tanda 0
westergren dalam sikap tegak lurus
selama 60 menit (pasang timer)
f. Petugas membaca tinggi lapisan plasma
Baca hasil
dari 0 sampai batas plasma dengan
Pipet diletakkan
endapan darah
pada rak dan
g. Petugas mencatat hasil dan menyatakan dibiarkan 60 menit
dalam mm/jam
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
(CARA WESTERGREN)
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen : /2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

8. Hal-hal yang perlu Hindari faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi, diantaranya :
diperhatikan 1. Antikoagulan dan darah tidak dicampur dengan baik
2. Terjadinya hemolise
3. Pipet yag dipakai tidak bersih dan kering
4. Keadaan pipet pada rak miring sehingga menyebabkan kesalahan
pembacaan sebesar ± 30%
5. Kolom darah mengandung gelembung udara
6. Penentuan Laju Endap Darah dilakukan lebih dari dua jam
sesudah pengambilan darah
7. Suhu ruangan tinggi (sebaiknya pada suhu kamar / 18o – 15o
8. Pencatatan waktu tidak tepat
9. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


10. Dokumen Terkait
folder/status pasien.
PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit adalah salah satu pemeriksaan untuk
mengetahui jumlah tiap jenis Leukosit dalam darah
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui Jumlah dari
tiap-tiap jenis Leukosit
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I
/2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi - Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
- Penuntun Laboratorium Klinik
5. Alat dan Bahan 1. Kaca objek yang kering, bebas debu dan lemak
2. Kaca Penggeser
3. Rak pengecatan
4. Metanol
5. Larutan Giemsa
6. Aguadest
7. Oli Emersi
8. Mikroskop
6. Langkah-langkah / Prosedur
1. Petugas laboratorium meneteskan satu tetes darah pasien diatas kaca objek ± 2 cm dari tepi
2. Petugas meletakkan kaca tersebut diatas meja dengan darah disebelah kanan
3. Dengan tangan kanan, petugas meletakkan kaca penggeser disebelah kiri tetesan darah
4. Petugas menggerakan kekanan hingga menyentuh tetesan tersebut dan membiarkan darah
menempel dan menyebar rata dipinggir kaca penggeser
5. Petugas menggeser kaca tersebut kekiri dengan sudut 30o – 45o
6. Petugas membiarkan sediaan tersebut kering diudara
7. Sediaan yang telah kering diletakkan diatas rak pengecatan
8. Petugas meneteskan sekian banyak metanol ke atas sediaan tersebut, sampai bagian yang
terlapis darah tertutup seluruhnya, dan membiarkan selama 5 menit atau lebih lama
9. Petugas membuang kelebihan metanol dari kaca
10. Petugas meliputi sediaan tersebut dengan Giemza yang telah diencerkan dengan larutan
penyanggah dan membiarkan selama 20 menit
11. Petugas membilas sediaan tersebut dengan air suling / aquades
12. Petugas meletakkan sediaan dalam sikap vertikal dan membiarkan mengering pada udara
13. Sediaan yang telah kering diperiksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 100 X
menggunakan oil emersi
14. Sediaan diperiksa sebaiknya diarea yang tipis
15. Sel-sel leukosit yang ditemukan dihitung sampai mendapatkan 100 sel
16. Hasil dicatat dan dinyatakan dalam persen (%)

PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

7. Bagan Alir

Darah Sediaan difiksasi


diteteskan Apusan dibiarkan
Buat apusan darah dengan metanol
diatas kaca kering di udara
selama 5 menit
objek

Sediaan dicat dengan


Sediaan ditetesi Oil Sediaan dibiarkan Sedian dibilas dengan
Giemza selama 20
Emersi kering diudara air suling/aquadest
menit

Sediaan diperiksa
Hasil dicatat
dibawah mikroskop
pembesaran 100 X
8. Hal-hal yang perlu 1. Panjang apusan ± ½ - 2/3 panjang kaca
diperhatikan 2. Harus ada bagian yang cukup tipis untuk diperiksa
3. Pinggir sediaan rata, tidak berlubang-lubang dan bergaris-garis
4. Penyebaran leukosit harus merata, tidak berkumpul pada pinggir
5. Eritrosit saling berdekatan tapi tidak bertumpukan
6. Fiksasi harus cukup lama, bila tidak maka kromatin dan inti akan
larut
7. Tidak boleh mengandung endapan zat pewarna
9. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


10. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN REDUKSI
(BENEDICT)
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Reduksi adalah salah satu pemeriksaan untuk mengetahui


adanya Glukosa dalam urine
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui adanya
Glukosa dalam Urine
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I
/2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi - Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
- Penuntun Laboratorium Klinik
5. Alat dan Bahan 1. Tabung Reaksi
2. Pipet Tetes
3. Lampu Spiritus
4. Penjepit Tabung
5. Reagen Benedict
6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alir
1. Petugas laboratorium memasukkan 5 ml atau 2
½ ml reagen Benedict kedalam tabung reaksi
2. Petugas meneteskan 8 tetes urine (untuk 5 ml Masukkan ke
reagen) atau 4 tetes urine (untuk 2 ½ ml reagen tabung 8 tetes
urine
3. Petugas memanaskan perlahan-lahan diatas api
selama ± 2 menit, dan dijaga jangan sampai
mendidih
4. Petugas mengangkat dan mengocok isi tabung
5. Petugas mencatat hasil
Tabung
6. Pelaporan dicatat sebagai berikut : dipanaskan ±2
a. Negatip ( - ) : Larutan tetap biru jernih menit
atau sedikit kehijau-hijauan dan agak keruh
b. Positip ( + ) / 1 + : Hijau kekuning-kuningan
dan keruh
c. Positip ( ++ ) / 2+ : Kuning keruh
d. Positip (+++)/ 3+ : Jingga atau warna
lumpur keruh Tabung dikocok
e. Positip (++++)/4+ : Merah keruh atau merah
coklat (merah bata)
8. Hal-hal yang perlu Hindari faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi, diantaranya :
diperhatikan 1. Terlalu lama memanaskan
2. Urine yang diteteskan terlalu banyak
3. Setelah dipanaskan, tabung tidak dikocok sehingga reaksi tidak
merata

PEMERIKSAAN REDUKSI
(BENEDICT)

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

9. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)


10. Dokumen Terkait Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family
folder/status pasien.
PEMERIKSAAN ALBUMIN
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Albumin adalah salah satu pemeriksaan untuk mengetahui


adanya Protein dalam urine
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui adanya
Protein dalam Urine
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I
/2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Tabung Reaksi
2. Pipet Tetes
3. Rak Tabung
4. Asam Sulfosalisilat 20 %
6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alir
1. Petugas laboratorium menyiapkan 2 tabung
reaksi dan mengisi masing-masing tabung 2 ml
urine Isi salah satu tabung
dengan 8 tetes asam
2. Petugas menambahkan salah satu tabung sulfosalisilat 20%
dengan 8 tetes larutan asam sulfosalisilat 20%
3. Petugas menggoyang tabung perlahan-lahan
4. Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap
dan dengan cahaya yang terpantul
5. Petugas membandingkan kedua tabung
6. Pelaporan dicatat sebagai berikut :
Goyang tabung
a. Negatif ( - ) : tidak ada kekeruhan secara perlahan
sama sekali
b. Positif (+) / 1+ : ada kekeruhan ringan
tanpa butir-butir
c. Positif (++) / 2+ : kekeruhan mudah dilihat
dan tampak butir-butir dalam kekeruhan
d. Positif (+++) / 3+ : Urine jelas keruh dan
Bandingkan kedua
kekeruhan itu berkeping-keping tabung
e. Positif (++++)/ 4+ : Urine sangat keruh dan
kekeruhan itu berkeping-keping besar atau
bergumpal-gumpal ataupun memadat
8. Hal-hal yang perlu Hindari faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi,
diperhatikan diantaranya :
1. Menggunakan tabung yang kotor atau keruh, sehingga di
interprestasikan sebagai suatu kekeruhan
2. Menggunakan urine yang keruh, jika urinnya keruh harus
disaring dahulu dengan kertas atau disentrifuge

PEMERIKSAAN ALBUMIN

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

9. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)


10. Dokumen Terkait Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family
folder/status pasien.
PEMERIKSAAN SEDIMEN
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Sedimen adalah salah satu pemeriksaan untuk mengetahui


unsur-unsur sedimen organik dan non organik dalam urine
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui adanya
unsur-unsur sedimen dalam Urine
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I
/2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Tabung Centrifuge
2. Pipet Tetes
3. Centifuge
4. kaca Objek
5. Kaca Penutup
6. Mikroskop
6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alir
1. Petugas memasukkan 10 ml atau 5 ml urine
yang sudah dicampur rata kedalam tabung Urine diputar selama 5
Masukkan menit kecepatan 2000
centrifuge urine 10 / 5 rpm
2. Petugas memasukkan tabung yang berisi urine ml urine
kedalam centifuge dan memutar selama 5 ketabung

menit dengan kecepatan 2000 rpm (round per


minutes)
Cairan bagian atas
3. Petugas menuang cairan bagian atas sehingga dibuang
volume dari cairan dan sedimen menjadi kira-
kira 1 ml atau ½ ml
4. Petugas mengocok tabung untuk mencampur
kembali seimen Kocok tabung yang
5. Dengan menggunakan pipet petugas menaruh 1 berisi kira2 1 ml
sedimen
tetes sedimen diatas kaca objek lalu
menutupnya dengan kaca penutup Hasil
6. Sedimen diperiksa dibawah mikroskop dengan dicatat
pembesaran objektif mula-mula 10 X, kemudian Letakkan 1 tetes
dengan pembesaran objektif 40 X, diamati sedimen pada kaca
objek
beberapa lapangan (antara 1 – 10 lapangan)
7. Petugas mencatat hasil
8. Pelaporan dicatat sebagai berikut :
(+) : bila jumlahnya sedikit Periksa dibawah
mikroskop Tutup dengan kaca
( ++ ) : bila jumlahnya banyak objektif 40 X penutup
( +++ ) : bila jumlahnya banyak sekali
( ++++ ) : bila lapangan penglihatan penuh

PEMERIKSAAN SEDIMEN

/Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen : /2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)


9. Dokumen Terkait Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family
folder/status pasien.
PEMERIKSAAN URINALYSIS 10 PM
:
No. Kode
/Pusk-KPJ/SOP/UKP/ /2016

Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Urinalysis 10 pm adalah salah satu pemeriksaan untuk


mengetahui suatu penyakit metabolik atau sistemik
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui suatu
penyakit metabolik atau sistemik yang mempengaruhi fungsi ginjal,
gangguan endokrin dan penyakit atau gangguan pada saluran kemih
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/I
/2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium

4. Reverensi Petunjuk Penggunaan Urinalysis 10 pm


5. Alat dan Bahan 1. Strip Reagen 10 pm
2. Tissue
3. Urineanalyzer
6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alir
1. Petugas mengeluarkan strip dari tabung yang
tertutup dan menggunakannya segera mungkin
Reagen strip
dan menutup kembali tabung dengan erat direndap pada
urine
2. Petugas merendam daerah reagen strip pada
urine segar dan mengangkatnya segera
mungkin untuk menghindari reagen pada strip
larut
3. Petugas membuang kelebihan urine melalui
tepi strip dengan jalan pegang strip dalam posisi Buang kelebihan
urine pada strip
horizontal lalu serap kelebihan urine dengan tissue
menggunakan tissue untuk menghindari
pencampuran bahan kimia dari reagen yang
dapat mengotori tangan dari urine
4. Petugas membandingkan daerah reagen pada
blok warna yang terdapat pada label tabung
Bandingkan warna
dengan waktu yang telah ditentukan atau atau baca pada
urineanalyzer
membaca menggunakan alat urinalyzer
5. Petugas mencatat dan melaporkan hasil

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)


9. Dokumen Terkait Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN URINALYSIS 3 PM
:
No. Kode /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Urinalysis 3 pm adalah salah satu pemeriksaan untuk


mengetahui suatu penyakit metabolik atau sistemik
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui suatu
penyakit metabolik atau sistemik yang mempengaruhi fungsi ginjal
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP
/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium

4. Reverensi Petunjuk Penggunaan Urinalysis 10 pm


5. Alat dan Bahan 1. Strip Reagen 3 pm
2. Tissue
3. Urineanalyzer

6. Langkah-langkah / Prosedur 7. Bagan Alir


1. Petugas mengeluarkan strip dari tabung yang
tertutup dan menggunakannya segera mungkin
Reagen strip
dan menutup kembali tabung dengan erat direndap pada
urine
2. Petugas merendam daerah reagen strip pada
urine segar dan mengangkatnya segera mungkin
untuk menghindari reagen pada strip larut
3. Petugas membuang kelebihan urine melalui tepi
strip dengan jalan pegang strip dalam posisi
horizontal lalu serap kelebihan urine Buang kelebihan
urine pada strip
menggunakan tissue untuk menghindari dengan tissue
pencampuran bahan kimia dari reagen yang
dapat mengotori tangan dari urine
4. Petugas membandingkan daerah reagen pada
blok warna yang terdapat pada label tabung
dengan waktu yang telah ditentukan atau
Bandingkan warna
membaca menggunakan alat urinalyzer atau baca pada
urineanalyzer
5. Petugas mencatat dan melaporkan hasil

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)


9. Dokumen Terkait Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN MALARIA (DDR)


:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Malaria (DDR) adalah salah satu pemeriksaan untuk


mengetahui adanya parasit penyebab malaria dalam sediaan darah
tepi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
adanya parasit penyebab malaria dalam sediaan darah tepi
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/
UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Kaca objek yang kering, bebas debu dan lemak
2. Kaca Pendorong
2. Mikroskop
3. Metanol
4. Giemza
6. Langkah-langkah / Prosedur
1. Petugas meneteskan diatas kaca objek 2 tetes darah
2. Petugas menempelkan ujung kaca objek yang lain pada salah satu tetesan darah dan
melebarkan berlawanan arah jarum sampai diameter ±1 cm
3. Untuk tetesan selanjutnya petugas membuat apusan
4. Dengan tangan kanan, petugas meletakkan kaca penggeser disebelah kiri tetesan darah
5. Petugas menggerakan kekanan hingga menyentuh tetesan tersebut dan membiarkan darah
menempel dan menyebar rata dipinggir kaca penggeser
6. Petugas menggeser kaca tersebut kekiri dengan sudut 30o – 45o
7. Petugas membiarkan sediaan tersebut kering diudara
8. Sediaan yang telah kering diletakkan diatas rak pengecatan
9. Petugas menuangkan metanol diatas apusan darah
10. Petugas membuang kelebihan metanol dari kaca
11. Petugas meliputi sediaan tersebut dengan Giemza yang telah diencerkan dengan larutan
penyanggah ( 1 : 9 ) dan membiarkan selama 45 menit
12. Petugas membilas sediaan tersebut dengan air suling / aquades
13. Petugas meletakkan sediaan dalam sikap vertikal dan membiarkan mengering pada udara
14. Sediaan yang telah kering diperiksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 100 X
menggunakan oil emersi
15. Sediaan diperiksa sebaiknya diarea yang tipis
16. Petugas mencatat dan melaporkan hasil
17. Penemuan parasit malaria dilaporkan dengan menggunakan simbol sebagai berikut :
 Plasmodium falcifarum hanya bentuk cincin F
 Plasmodium falcifarum hanya bentuk cincin dan gametosit F+G
 Plasmodium falcifarum hanya bentuk gametosit Fg
 Plasmodium vivax untuk semua stadium V

PEMERIKSAAN MALARIA (DDR)

/Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen : /2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

 Plasmodium malariae untuk semua stadium M


 Tidak ada parasit Neg
 Infeksi campuran Mix

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


9. Dokumen Terkait
folder/status pasien.
PEMERIKSAAN MALARIA (RDT)
:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Malaria (RDT) adalah salah satu pemeriksaan untuk


mengetahui adanya parasit penyebab malaria dalam darah tepi
menggunakan metode cepat
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui adanya
parasit penyebab malaria dalam darah tepi
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP
/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi Brosur pemeriksaan Malaria
5. Alat dan Bahan 1. Uji malaria HRP2/pLDH (Pf/PAN) combo
2. Tube kapiler
3. Buffer
6. Langkah-langkah / a. Petugas laboratorium menyiapkan specimen dan alat
Prosedur b. Petugas membuka pembungkus dan mengeluarkan alat
c. Petugas mengambil 10µl darah utuh atau plasma/serum dan
meneteskan specimen pada lubang pemasukan sampel
d. Petugas menambahkan 3 – 4 tetes buffer pada lubang pemasukkan
buffer dan mulai perhitungan waktu
e. Petugas membaca hasil setelah 15 – 20 menit
f. Petugas mencatat dan melaporkan hasil
7. Bagan Alir

Specimen Alat dikeluarkan masukkan Tambahkan 3 – Biarkan selama


dan Alat dari specimen pada 4 tetes buffer 15 – 20 menit
disiapkan pembungkusnya lubang sampel

Baca hasil
dan
laporkan

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


9. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN FAECES (TINJA)


:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Faeces (tinja) adalah salah satu pemeriksaan untuk


mengetahui kelainan-kelainan dalam faeces (tinja)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kelainan-
kelainan dalam faeces (tinja), baik makroskopis maupun mikroskopis
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP
/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Kaca objek yang kering, bebas debu dan lemak
2. Kaca penutup
3. Mikroskop
4. Eosin 2%
6. Langkah-langkah / a. Petugas laboratorium meneteskan 1 tetes larutan eosin 2% diatas
Prosedur kaca objek
b. Petugas mengambil dibagian tengah atau permukaan yang
mengandung darah/ledir (bila ada) seujung lidi
c. Petugas mencampur sampai rata pada larutan eosin 2%
d. Petugas menutup dengan kaca penutup
e. Petugas melihat dibawah mikroskop dengan lensa objektif mula-mula
10 X kemudian 40 X
f. Petugas mencatat dan melaporkan hasil
7. Bagan Alir
ambil bagian tengah campur sampai Tutup kaca objek
eosin 2% faeces rata pada eosin dengan kaca
diteteskan menggunakan lidi 2% penutup
diatas kaca

catat dan Baca dibawah


laporkan hasil mikroskop pem.10
X lalu 40 X

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


9. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN GULA DARAH SEWAKTU (GDS) /


GULA DARAH PUASA (GDP)
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan GDS/GDP adalah salah satu pemeriksaan untuk


mengetahui Kadar Glukosa Darah
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kadar
Glukosa darah pasien
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No.
/Pusk-KPJ/SK /UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi Brosur Petunjuk Pemeriksaan Gula Darah
5. Alat dan Bahan 1. Autometer
2. Strip Glukosa Darah
3. Tissue
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas mengambil strip dari botol dan menutup segera
2. Petugas memasukkan strip ke meter dan meter akan menyala
secara otomatis
3. Meteran menunjukkan penurunan darah menerapkan sinyal
pada layar, dan petugas segera menyentuhkan strip ke sampel
darah . sampel darah akan terhisap ke dalam ruang reaksi dari
strip. Ketika strip penuh waktu akan menghitung mundur
4. Petugas membaca hasil
5. Petugas melepas strip dari meter
6. Petugas mencatat dan melaporkan hasil
7. Bagan Alir

Strip
Strip dikeluarkan Sentuhkan strip
dimasukkan ke Baca hasil
dari botolnya ke sampel
meter

Catat dan Strip dilepaskan


laporkan hasil dari meter

8. Unit Terkait Poli Umum, Poli Gigi, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


9. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN KOLESTEROL
:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Kolesterol adalah salah satu pemeriksaan untuk


mengukur kadar kolesterol dalam darah
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengukur kadar
kolesterol dalam darah
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi Brosur Petunjuk Pemeriksaan Kolesterol
5. Alat dan Bahan 1. Autometer
2. Strip Kolesterol
3. Tissue
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas mengambil strip dari botol dan menutup segera
2. Petugas memasukkan strip ke meter dan meter akan menyala
secara otomatis
3. Petugas memastikan konfirmasi nomor pengkodean yang
ditampilkan pada meteran sama dengan nomor kode yang
tercetak pada label botol strip
4. Meteran menunjukkan penurunan darah menerapkan sinyal
pada layar, dan petugas segera menyentuhkan strip ke sampel
darah . sampel darah akan terhisap ke dalam zona reaksi
otomatis dari strip.
5. Tunggu beberapa detik, waktu akan menghitung mundur
setelah “beep” dari meteran
6. Petugas membaca hasil
7. Petugas melepas strip dari meter
8. Petugas mencatat dan melaporkan hasil
7. Bagan Alir

Strip
Strip dikeluarkan Sentuhkan strip
dimasukkan ke Baca hasil
dari botolnya ke sampel
meter

Catat dan Strip dilepaskan


laporkan hasil dari meter

PEMERIKSAAN KOLESTEROL

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


9. Dokumen Terkait
folder/status pasien.
PEMERIKSAAN ASAM URAT
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Asam Urat adalah salah satu pemeriksaan untuk


mengukur kadar Asam urat dalam darah
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengukur kadar
Asam urat dalam darah
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi Brosur Petunjuk Pemeriksaan Asam Urat
5. Alat dan Bahan 1. Autometer
2. Strip Asam Urat
3. Tissue
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas mengambil strip dari botol dan menutup segera
2. Petugas memasukkan strip ke meter dan meter akan menyala
secara otomatis
3. Petugas memastikan konfirmasi nomor pengkodean yang
ditampilkan pada meteran sama dengan nomor kode yang
tercetak pada label botol strip
4. Meteran menunjukkan penurunan darah menerapkan sinyal
pada layar, dan petugas segera menyentuhkan strip ke sampel
darah . sampel darah akan terhisap ke dalam zona reaksi
otomatis dari strip. Ketika strip penuh waktu akan menghitung
mundur
5. Petugas membaca hasil
6. Petugas melepas strip dari meter
7. Petugas mencatat dan melaporkan hasil
8. Bagan Alir

Strip
Strip dikeluarkan Sentuhkan strip
dimasukkan ke Baca hasil
dari botolnya ke sampel
meter

Catat dan Strip dilepaskan


laporkan hasil dari meter

PEMERIKSAAN ASAM URAT

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


9. Dokumen Terkait
folder/status pasien.
PEMERIKSAAN WIDAL
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Widal adalah salah satu pemeriksaan untuk


mengetahui adanya antibodi salmonella dalam serum pasien yang
reaksikan dengan antigen salmonella yang menunjukkan penyakit
typoid
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
adanya antibodi salmonella dalam serum pasien
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi - Brosur Petunjuk Pemeriksaan Widal
- Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Tabung centrifuge
2. centrifuge
3. Kaca slide widal
4. Batang pengaduk
5. clinipete
6. Antigen Salmonella Tiphy O
7. Antigen Salmonella Tiphy H
8. Antigen Salmonella Tiphy AH
9. Antigen Salmonella Tiphy BH
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas memasukkan darah yang telah diambil kedalam tabung
centrifuge dan membiarkan sampai darah membeku
2. Petugas memasukkan sampel kedalam centrifuge dan
memutarnya dengan kecepaatan 2500 rpm selama 5 menit
3. Petugas menempatkan satu tetes serum ke tiap lingkaran slide
menggunakan clinipette
4. Petugas menambahkan satu tetes suspensi antigen sesuai
dengan lingkaran reaksi yang mengandung serum pasien
3. Petugas mencampur setiap lingkaran dengan batang pengaduk
yang terpisah
4. Petugas mengoyang slide dengan hati-hati agar tercampur rata
selama 1 menit atau sampai terjadi aglutinasi
5. Petugas membaca hasil
6. Petugas mencatat dan melaporkan hasil
7. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


8. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN UJI TIFOID IgM


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Uji Tifoid IgM adalah salah satu pemeriksaan untuk
mengetahui adanya antibodi IgM terhadap Salmonella typhi dalam
darah, serum atau plasma
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
adanya antibodi IgM terhadap Salmonella typhi dalam darah,
serum atau plasma
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No.
/Pusk-KPJ/SK /UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi - Brosur Petunjuk Pemeriksaan Uji Tifoid IgM
5. Alat dan Bahan 1. Uji Tifoid IgM
2. Larutan Buffer
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Alat uji dikeluarkan dari sachetnya dan segera digunakan untuk
pengujian
2. Alat uji ditempatkan pada permukaan yang kering dan datar
3. Petugas laboratorium memasukkan 5 µl serum atau 10 µl darah
ke lubang sampel (S)
4. Petugas menambahkan 3 tetes larutan buffer ke lubang yang
sama
5. Baca hasil pengujian pada menit ke-20
6. Petugas mencatat dan melaporkan hasil
7. Bagan Alir

Masukkan 5 µl
Alat uji Alat ditempatkan serum atau 10 µl Tambahakan 3 tetes
dikeluarkan dari pada permukaan darah ke lubang buffer pada lubang
sachetnya datar dan kering yang sama
sampel (S)

Hasil dibaca
setelah 20 menit

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


9. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN (RDT)


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Tes Kehamilan adalah salah satu pemeriksaan untuk


memastikan kehamilan lebih dini dengan mendeteksi adanya
Human chorionic Gonadotropin (hCG) dalam urine
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memastikan
kehamilan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi - Brosur Petunjuk Pemeriksaan Uji Tifoid IgM
5. Alat dan Bahan 1. Botol Penampungan Urine
2. Strip Uji kehamilan
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Urine yang telah ditampung diletakkan dekat westafel
2. Petugas laboratorium mencelupkan strip kedalam urine dengan
tanda panah batas garis maksimum selama 30 – 60 detik
3. Strip diangkat, dan dibiarkan 1 – 3 menit
4. Baca hasil
5. Cara pembacaan hasil :
 Jika muncul dua garis merah muda, hasilnya positif berarti
terjadi kehamilan
 Jika muncul satu garis merah muda, hasilnya adalah negatif,
artinya tidak hamil
7. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


8. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN TES GOLONGAN DARAH


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Tes Golongan Darah adalah salah satu pemeriksaan


untuk mengetahui golongan darah seseorang dengan melihat
adanya aglutinasi sel darah merah yang direaksikan dengan anti
sera tertentu
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
golongan darah seseorang
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No.
/Pusk-KPJ/SK /UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi - Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
- Manual Kit Reagen
5. Alat dan Bahan 1. Slide kaca / Kartu Golongan Darah
2. Batang Pengaduk
3. Serum anti A
4. Serum anti B
5. Serum anti AB
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas laboratorium meneteskan 1 tetes darah tiap lubang
pada slide / kartu golongan darah sesuai urutan anti sera
2. Petugas menambahkan tiap lubang dengan 1 tetes anti sera
sesuai tiap lubang
3. Petugas mencampur/mengaduk dengan ujung batang pengaduk
sampai rata
4. Petugas menggoyangkan slide/kartu golongan darah dengan
membuat lingkaran melingkar selama 1 menit
5. Petugas melihat bagian mana yang terjadi aglutinasi
6. Cara membaca hasil
 Anti A aglutinasi positif
Anti B aglutinasi negatif Golongan darah A
Anti AB aglutinasi positif
 Anti A aglutinasi negatif
Anti B aglutinasi positif Golongan darah B
Anti AB aglutinasi positif
 Anti A aglutinasi positif
Anti B aglutinasi positif Golongan darah AB
Anti AB aglutinasi positif
 Anti A aglutinasi negatif
Anti B aglutinasi negatif Golongan darah O
Anti AB aglutinasi negatif

PEMERIKSAAN TES GOLONGAN DARAH

No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/


/2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

7. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


8. Dokumen Terkait
folder/status pasien.
PEMERIKSAAN TES DBD (DENGUE NS1)
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Tes DBD (Dengue NS1) adalah salah satu pemeriksaan
untuk mendeteksi antigen NS1 Dengue dalam darah utuh atau
plasma/serum
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Pemeriksaan Tes
DBD (Dengue NS1)
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi Brosur Petunjuk Pemeriksaan Dengue NS1
5. Alat dan Bahan 1. Alat humasis Dengue NS1 antigen test
2. Pipet kapiler
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas laboratorium mengambil Alat dan membiarkan pada
suhu kamar selama 15 menit
2. Petugas membuka pembungkus dan megeluarkan alat
3. Petugas mengambil 100 µl (3 tetes) darah utuh atau
plasma/serum menggunakan pipet atau alat penetes dan
meneteskan specimen pada lubang pemasukan sampel
4. Ditunggu hingga 15 – 20 menit, dan hasil dibaca
7. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


8. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN TES DBD (DENGUE IgG/IgM)


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Tes DBD (Dengue IgG/IgM) adalah salah satu


pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi IgG dan IgM terhadap
virus Dengue dalam serum, plasma, atau darah utuh manusia
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Pemeriksaan Tes
DBD (Dengue IgG/IgM)
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi Brosur Petunjuk Pemeriksaan Dengue IgG/IgM
5. Alat dan Bahan 1. Alat humasis Dengue IgG/IgM antigen test
2. Pipet kapiler
3. Buffer
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas labortorium mengambil Alat dan membiarkan pada
suhu kamar selama 15 menit
2. Petugas membuka pembungkus dan megeluarkan alat
3. Petugas mengambil 10µl darah utuh atau plasma/serum
menggunakan pipet atau alat penetes dan meneteskan
specimen pada lubang pemasukan sampel
4. Petugas menambahkan 4 – 5 tetes buffer (sekitar 100-200µl)
dan memulai perhitungan waktu
5. Ditunggu hingga 15 – 20 menit, dan hasil dibaca
7. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


8. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMERIKSAAN UJI HEPATITIS BsAg


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan Uji Hepatitis BsAg adalah salah satu pemeriksaan


untuk mendeteksi antigen permukaan Hepatitis B yang terdapat
dalam serum atau plasma secara kualittif
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Pemeriksaan Uji
Hepatitis BsAg
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No.
/Pusk-KPJ/SK /UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Reverensi Brosur Petunjuk Pemeriksaan Uji Hepatitis BsAg
5. Alat dan Bahan 1. Alat Hepatitis BsAg
2. Pipet tetes sekali buang / Clinipette 100
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas laboratorium mengeluarkan alat uji Hepatitis BsAg dari
sachet
2. Petugas menempatkan alat uji pada permukaan yang bersih dan
datar
3. Petugas memasukkan 100µl (6-7 tetes) serum atau plasma ke
dalam sumur (S) alat uji
4. Petugas membaca hasil setelah 20 menit
7. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


8. Dokumen Terkait
folder/status pasien.

PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium


1. Pengertian
adalah suatu langkah yang dilakukan untuk menjamin pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan benar

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas monitoring


2. Tujuan
dalam melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium
Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
3. Kebijakan
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
Permenkes RI No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
4. Reverensi
Laboratotium Puskesmas

5. Alat dan Bahan ATK

6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas monitoring mengisi daftar tilik tentang prosedur


pemeriksaan laboratorium
2. Petugas monitoring membuat hasil monitoring pelaksanaan
prosedur
3. Petugas monitoring menyampaikan hasil tersebut kepada
petugas laboratorium
4. Kegiatan pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun

7. Unit Terkait Laboratorium Puskesmas

8. Dokumen Terkait Daftar tilik monitoring pelaksanaan prosedur pemeriksaan

MONITORING PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen :

No.Revisi : 00

DAFTA Tanggal Terbit :


R TILIK
Halaman :1/1
drg. Erfia Tenriuji
PANGKAJENE
Nip: 19610503 200604 2
DAN KEPULAUAN
002

PELAKSANAAN KET
NO DAFTAR KEGIATAN
YA TIDAK
1 Petugas melayani pasien jika ada blanko
permintaan pemeriksaan laboratorium dari
dokter/petugas pemeriksa
2 Petugas mencatat identitas pasien pada buku
register lab
3 Petugas memberi penjelasaan terhadap pasien
tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
4 Petugas mengambil specimen sesuai dengan
standar yang telah ditentukan
5 Petugas meminta pasien menunggu hasil
pemeriksaan diruang tunggu
6 Petugas memeriksa specimen sesuai dengan
prosedur pemeriksaan
7 Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku
register
8 Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pada
pasien rawat jalan
9 Untuk pasien rawat inap (perawatan Nifas),
petugas menyerahkan hasil pada bidan /
petugas jaga

PENILAIAN KETETAPAN WAKTU PENYERAHAN


HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Penilaian ketetapan waktu penyerahan hasil pemeriksaan


laboratorium adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai
kedisiplinan petugas dalam mengeluarkan hasil pemeriksaan
laboratorium
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas monitoring
2. Tujuan
dalam melakukan Penilaian terhadap ketetapan waktu penyerahan
hasil pemeriksaan laboratorium
Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
3. Kebijakan
/UKP/ I /2016 tentang Waktu Penyampaian Laporan Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
Permenkes RI No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
4. Reverensi
Laboratotium Puskesmas

5. Alat dan Bahan ATK

6. Langkah-langkah / 1. Petugas monitoring mengisi daftar tilik tentang waktu penyerahan


Prosedur hasil laboratorium sesuai dengan jenis pemeriksaan yang dilakukan
2. Petugas monitoring membuat hasil monitoring penilaian ketetapan
waktu penyerahan hasil pemeriksaan
3. Petugas monitoring menyampaikan hasil tersebut kepada petugas
laboratorium
4. Kegiatan Penilaian pelaksanaan ketetapan waktu penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium dilaksanakan 1 (satu) kali dalam
setahun

7. Unit Terkait Laboratorium Puskesmas

Daftar tilik monitoring pelaksanaan Penilaian ketetapan waktu


8. Dokumen Terkait
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium

PENILAIAN KETETAPAN WAKTU


PENYERAHAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen :

No.Revisi : 00

DAFTA Tanggal Terbit :


R TILIK
Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

JAWABAN KET
NO DAFTAR KEGIATAN
YA TIDAK
1 Apakah petugas laboratorium melaksanakan
pemeriksaan laboratorium sesuai dengan waktu
pemeriksaan?

Jika tidak, pada pemeriksaan apa? sebutkan


2 Apakah petugas laboratorium mengeluarkan
hasil pemeriksaan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan?

Jika tidak, pada pemeriksaan apa? Sebutkan


3 Apakah dokter/petugas pemeriksa tidak pernah
mengkomplain tentang ketetapan waktu
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium?
4 Apakah pasien tidak pernah mengkomplain
tentang ketetapan waktu penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium?

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ /SK/UKP/ I /2016

TENTANG
PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa pelayanan Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang


layanan klinis di Puskesmas Kota Pangkajene
b. bahwa sehubungan dengan butir (a) tersebut diatas, maka perlu
menetapkan surat keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene
tentang pelayanan di luar jam kerja laboratorium puskesmas kota
pangkajene

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN DI LUAR JAM


KERJA LABORATORIUM PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
KESATU : Memberlakukan pelayanan di luar jam kerja laboratorium di Puskesmas
Kota Pangkajene
KEDUA : Memberlakukan SOP pelayanan di luar jam kerja
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002

PELAYANAN DILUAR JAM KERJA


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pelayanan di luar jam kerja adalah merupakan pelayanan


laboratorium yang di lakukan di luar jam kerja yang telah
ditentukan, pada malam hari atau hari libur

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas laboratorium untuk melaksanakan


pelayanan di luar jam kerja

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK


/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan di luar jam kerja
4. Reverensi - Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat

5. Alat dan Bahan Peralatan laboratorium sesuai jenis pemeriksaan

6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Kepala Puskesmas menginstruksikan adanya pemeriksaan


laboratorium di luar jam kerja
2. Petugas laboratorium menyiapkan perlengkapan untuk
melakukan pemeriksaan
3. Petugas laboratorium mengatur jadwal pemeriksaan dan tenaga
yang diperlukan
4. Petugas laboratorium melaksanakan pemeriksaan sesuai jadwal
yang telah di buat

7. Unit Terkait UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERESIKO


TINGGI
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi yaitu pemeriksaan


yang dilakukan lebih waspada terhadap pasien yang mempunyai
gejala-gejala penyakit berbahaya yang tingkat penularannya tinggi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pemeriksaan laboratobrium yang beresiko tinggi
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi - Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
- Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang baik
5. Alat dan Bahan ATK
6. Langkah-langkah / 1. Dokter/ petugas pemeriksa menuliskan permintaan pemeriksaan
Prosedur laboratorium pada blanko laboratorium
2. Dokter/petugas memberi catatan khusus untuk pasien dengan
resiko tinggi (tersangka AIDS / Hepatitis)
3. Dokter/petugas memberi blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium kepada pasien rawat jalan / Petugas rawat inap
(Nifas)
4. Petugas laboratorium menerima blanko permintaan pemeriksaan
tersebut
5. Petugas laboratorium melayani penderita dengan menggunakan
alat pelindung diri dan tetap waspada dan berhati-hati
6. Petugas laboratorium harus lebih waspada terhadap penanganan
specimen yang akan diperiksa

8. Unit Terkait Poli Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

Buku register hasil pemeriksaan laboratorium, Buku family


9. Dokumen Terkait
folder/status pasien

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI


PETUGAS LABORATORIUM
:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas merupakan suatu


langkah yang dilakukan untuk mengurangi/mencegah bahaya
resiko yang mungkin terjadi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
program kesehatan dan keselamatan kerja
3. Kebijakan Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium Puskesmas dapat
menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada
didalam laboratorium maupun lingungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium harus melaksankan tugas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
4. Reverensi
laboratorium puskesmas
5. Alat dan Bahan - APD
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas melaksanakan praktek laboratorium yang benar,
mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap
bahaya yang mungkin terjadi dan mengetahui cara mengatasi
apabila terjadi kecelakaan di laboratorium
2. Petugas harus memakai alat pelindung diri (jas lab, masker,
sarung tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja
3. Untuk menghindari kecelakaan, rambut yang panjang harus
diikat kebelakang dengan rapi
4. Dilarang makan, minum, serta merokok di dalam laboratorium
5. Petugas harus mencuci tangan secara higienis sebelum dan
setelah melaksanakan pemeriksa laboratorium
6. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Sampah
dibuang di tempat sampah sesuai dengan jenisnya (sampah
medic dan sampah umum)
7. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan
karet penghisap
8. Setiap specimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
9. Setiap petugas harus mengetahui pengelolaan serta bahaya
bahan kimia dan mempunyai pengetahuan serta keterampilan
untuk menangani kecelakaan
7. Dokumen Terkait

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Penggunaan alat pelindung diri (APD) adalah menggunakan alat


pelindung diri sebelum melakukana pekerjaan sampai selesai
mengerjakan pekerjaan di laboratorium meliputi Jas lab, sarung tangan,
masker dan sepatu
2. Tujuan Menggunakan APD untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja,
kontaminasi bahan patologis, hygiene dilaboratorium demi tercapainya
kesehatan dan keselamatan kerja
3. Kebijakan Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium Puskesmas dapat
menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada didalam
laboratorium maupun lingungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium
harus melaksankan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium
4. Reverensi
puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat Pelindung Diri (APD) :
1. Jas Laboratorium
2. Sepatu
3. Handscoen
4. Masker
6. Langkah-langkah / a. Pada saat memasuki ruang laboratorium petugas segera memakai
Prosedur Jas lab dan baju dikancing untuk melindungi badan dari kontak
langsung bahan berbahaya dan patologis
b. Rambut jika panjang diikat kebelakang dengan rapi
c. Petugas memakai sepatu yang tertutup bagian depannya untuk
melindungi kaki dari tumpahan bahan patologis dan zat kimia
d. Petugas menggunakan sarung tangan sebelum bekerja untuk
melindungi tangan dari bahan patologis
e. Petugas memakai masker untuk melindungi hidung dari polusi
udara, gas yang berbahaya, maupun percikan bahan patologis dan
zat kimia
f. Setelah selesai bekerja, masker yang tidak sekali pakai dilepas dan
disimpan ditempatnya, masker yang sekali pakai langsung dibuang
g. Sarung tangan segera dicuci dengan desinfektan, dilepas setelah
dilepas. Yang bukan sekali pakai disimpan ditempatnya, dan yang
sekali pakai langsung dibuang
h. Cuci tangan sebelum melepas sepatu dan diletakkan kembali
ketempat semula
i. Baju praktek dilepas dan diletakkan kembali ketempat semula

8. Dokumen Terkait

PEMANTAUAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT


PELINDUNG DIRI
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri adalah suatu


kegiatan yang dilakukan untuk memastikan kedisiplinan petugas
laboratorium dalam menggunakan alat pelindung diri guna menjaga
keselamatan dan keamanan kerja
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
pemantauan penggunaan alat pelindung diri bagi petugas
laboratorium guna menjaga keselamatan dan keamanan kerja
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No.
/Pusk-KPJ/SK /UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
4. Reverensi
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Langkah-langkah / a. Penanggung jawab laboratorium/petugas lab melaksanakan
Prosedur pemantauan terhadap pemakaian alat pelindung diri bagi petugas
di laboratorium
b. Jika petugas laboratorium tidak mengenakan alat pelindung diri
(APD), maka penanggung jawab lab atau petugas lab yang lain
wajib menegur petugas tersebut
c. Kegiatan pemantauan pemakaian alat pelindung diri dilaksanakan
setiap hari kerja di laboratorium
Peneguran langsung/peringatan kepada petugas laboratorium sangat
6. Hal-hal yang perlu
penting agar petugas dapat memperhatikan keselamatan dan
diperhatikan
keamanan di laboratorium

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN


BERACUN
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah suatu langkah


bagi petugas untuk mengelola bahan-bahan yang berbahaya dan
beracun yang terdapat di dalam laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
mengelolah bahan-bahan yang berbahaya dan beracun yang
terdapat di dalam laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Penanganan dan Pembuangan Bahan
Berbahaya
Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
4. Reverensi
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Langkah-langkah / a. Petugas memisahkan jenis bahan yang termasuk bahan
Prosedur berbahaya dan beracun
b. Petugas menyimpan bahan berbahaya dan beracun dengan
memperhatikan syarat penyimpanan yaitu :
 Ruangan yang dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api atau panas, termasuk loncatan api
listrik dan bara rokok
 Jauhkan dari bahan-bahan lain yang mungkin bereaksi
6. Hal-hal yang perlu Mengabaikan cara penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
diperhatikan dapat menimbulkan :
 Kebakaran
 Ledakan

PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM
:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
drg. Erfia Tenriuji
PANGKAJENE
Nip: 19610503 200604 2
DAN KEPULAUAN
002

1. Pengertian Pengelolaan limbah hasil pemeriksaan laboratorium adalah tata cara


mengelola limbah padat dan cair hasil pemeriksaan laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk mengelola
limbah hasil pemeriksaan laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP
/ I /2016 tentang Penanganan dan Pembuangan Bahan Berbahaya
4. Reverensi Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium
puskesmas
5. Alat dan bahan - Tempat sampah umum
- Safety box
6. Langkah-langkah /  Limbah Padat
Prosedur - Petugas laboratorium memisahkan limbah kedalam kantong
plastik warna kuning
- Petugas laboratorium memasukkan limbah benda tajam/jarum
suntik/blood lancet kedalam Safety Box
- Petugas laboratorium memberi label pada tempat limbah
- Petugas laboratorium menggunakan APD setiap menangani
limbah
- Petugas kebersihan mengambil kantong plastik yang berisi limbah
setiap hari setelah pelayanan atau apabila 2/3 bagian telah terisi
dan dikelolah oleh Unit kesling sesuai prosedur dan peraturan
yang berlaku
- Untuk sampah infeksius (Safety Box), dikumpulkan dan dibawa ke
Kabupaten untuk dimusnahkan (Insenator)
 Limbah cair
- Limbah cair infeksius dialirkan masuk kedalam IPAL
 Limbah BTA
- Petugas P2 TB menyiapkan wadah yang berisi kantong plastik
dengan larutan desinfektan (Larutan hipoklorit 1 %) dengan
jumlah yang cukup untuk merendam wadah/alat bekas pakai
pembuatan sediaan BTA
- Petugas P2 TB melonggarkan tutup wadah/pot dahak ketika akan
dimasukkan ke dalam wadah penampung limbah
- Petugas P2 TB merendam aplikator bambu, lidi lancip, wadah
dahak dan tutupnya, kaca sediaan yang sudah tidak terpakai
kedalam wadah limbah selama 12 jam
- Laboratorium
7. Unit Terkait
- Unit Kesling

PENGELOLAAN REAGEN
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pengelolaan reagen adalah suatu kegiatan dalam melakukan


pengendalian reagen yang meliputi penerimaan, penyimpanan, kontrol
kadaluwarsa serta pemesanan reagen
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk
mengelola reagen yang ada di laboratorium
3. Kebijakan - SK Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /
2016 tentang Jenis Reagensia esensial dan bahan lain yang harus
tersedia
- SK Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /
2016 tentang Kapan Reagensia tidak tersedia (buffer stock untuk
melakukan order)
4. Reverensi Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium
puskesmas
- ATK
5. Alat dan bahan - Kulkas Reagen
- Lemari Reagen
6. Langkah-langkah / a. Penerimaan Reagensia
Prosedur  Petugas laboratorium memeriksa daftar reagen yang datang
 Memeriksa keadaan kemasan reagensia. Kemasan reagensia
dalam keadaan tersegel, tidak terbuka, tidak rusak maupun robek
 Reagen yang datang diperiksa tanggal kadaluwarsa
b. Penyimpanan Reagensia
 Reagensia disimpan sesuai dengan prosedur penyimapanan yang
tertera pada kemasan reagen
 Kulkas tempat menyimpan reagen harus selalu diperiksa suhunya
agar sesuai dengan syarat penyimpanan reagen
 Reagen yang sudah dibuka bisa bertahan sampai masa
kadaluwarsa habis jika disimpan pada suhu 2-8oC
 Jika suhu penyimpanan pada lemari pendingin diluar ruangan,
maka reagen yang belum terbuka dapat betahan 1 (satu) minggu,
sedangkan reagen yang sudah dibuka dapat bertahan 3 (tiga) hari
c. Kontrol Kadaluwarsa Reagen
 Reagen yang baru datang diperiksa masa kadaluwarsanya
 Bila mendekati masa kadaluwarsa (3 bulan) maka segera
dilaporkan ke bagian pengadaan untuk dikembalikan ke supplier
d. Pemesanan Reagen
 Petugas Laboratorium mengecek persediaan yang akan habis
 Reagen yang akan habis di catat dan dilaporkan
 Petugas Laboratorium memeriksa kembali laporan yang diberikan

PENGELOLAAN REAGEN

/Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen : /2016
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN No. Revisi : 00 Nip: 19610503 200604 2 002
SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 2/2

6. Langkah-langkah / Prosedur  Petugas Laboratorium mengajukan pemesanan reagen ke


pengelola obat/pengelola gudang
1. Reagen harus terdaftar di kementerian kesehatan
7. Hal-hal yang perlu
2. Seagel pada box/botol reagen terpasang dengan benar
diperhatikan
3. Tanggal kadaluwarsa terbaca dengan jelas
PENGELOLAAN LIMBAH
:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pengelolaan limbah adalah tata cara penanganan sisa hasil produksi
(bahan buangan dari suatu proses)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk mengelola
limbah hasil pemeriksaan laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP
/ I /2016 tentang Penanganan dan Pembuangan Bahan Berbahaya
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium
4. Reverensi
puskesmas
- Tempat sampah umum
8. Alat dan bahan
- Safety box
9. Langkah-langkah /  Limbah Padat
Prosedur - Petugas laboratorium memisahkan limbah kedalam kantong
plastik warna kuning untuk sampah Infeksius dan warna hitam
untuk sampah non Infeksius (Sampah Umum)
- Petugas laboratorium memasukkan limbah benda tajam/jarum
suntik/blood lancet kedalam Safety Box
- Petugas laboratorium memberi label pada tempat limbah
- Petugas laboratorium menggunakan APD setiap menangani
limbah
- Petugas kebersihan mengambil kantong plastik yang berisi limbah
setiap hari setelah pelayanan atau apabila 2/3 bagian telah terisi
dan dikelolah oleh Unit kesling sesuai prosedur dan peraturan
yang berlaku
- Untuk sampah infeksius (Safety Box), dikumpulkan dan dibawa ke
Kabupaten untuk dimusnahkan (Insenator)
 Limbah cair
- Limbah cair umum dan infeksius dialirkan masuk kedalam septik
tank
- Laboratorium
10. Unit Terkait
- Unit Kesling

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ/SK/UKP/ I / 2016

TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa pelayanan Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang


layanan klinis di Puskesmas Kota Pangkajene

b. bahwa sehubungan dengan butir (a) tersebut diatas, maka perlu


menetapkan surat keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene
tentang Waktu Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium di Laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG WAKTU PENYAMPAIAN


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI LABORATORIUM
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
KESATU : Kebijakan tentang Waktu Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium di Laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR : /PUSK-KPJ/SK/UKP/ I /2016
TENTANG : WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


(Sesuai SOP Pemeriksaan Laboratorium)

JENIS PEMERIKSAAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(Dihitung dari pengambilan / penerimaan sampel)
1. PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
 Darah Lengkap (Hematologi analizer)  15 menit
 Hemoglobin (Hb)  10 menit
 Hitung Jumlah Leukosit  30 menit
 Hitung Jumlah Trombosit  30 menit
 Hematokrit  15 menit
 LED / BBS  65 menit
 Hitung Jenis Leukosit  90 menit
2. PEMERIKSAAN URINALISA
 Urine Lengkap (Urinanalizer)  15 menit
 Protein Urine  15 menit
 Reduksi  15 menit
 Tes Kehamilan (RDT)  15 menit
3. PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
(Glikometer)
 GDS (Glukosa Darah Sewaktu)  10 menit
 GDP (Glukosa Darah Puasa)  10 menit
 Cholesterol  10 menit
 Asam Urat  10 menit
4. PEMERIKSAAN IMUNO / SEROLOGI
 Tes Widal  60 menit
 Uji Tifoid IgM (RDT)  20 menit
 Tes HbsAg (RDT)  20 menit
 Tes HIV (RDT)  20 menit
 Tes DBD (NS1 RDT)  20 menit
 Test Syphilis (RDT)  20 menit
 Pemeriksaan Malaria (RDT)  20 menit
 Golongan Darah  15 menit
5. PEMERIKSAAN PARASITOLOGI
 Malaria (DDR)  120 menit
 Pemeriksaan Faeces  30 menit

Pangkajene, 2016

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

drg. ERFIA TENRIUJI


NIP. 19610503 200604 2 002

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ/SK/UKP/ I / 2016

TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
UNTUK PASIEN URGEN (CITO)

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa pelayanan Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang


layanan klinis di Puskesmas Kota Pangkajene
b. bahwa sehubungan dengan butir (a) tersebut diatas, maka perlu
menetapkan surat keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene
tentang Waktu Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium untuk pasien urgen (cito) di Laboratorium Puskesmas
Kota Pangkajene
MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG WAKTU PENYAMPAIAN


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI LABORATORIUM
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
KESATU : Kebijakan tentang Waktu Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium untuk pasien urgen (cito) di Laboratorium Puskesmas Kota
Pangkajene sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR : /PUSK-KPJ/SK/UKP/ I /2016
TENTANG : WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
UNTUK PASIEN URGEN

WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


UNTUK PASIEN URGEN (CITO)
(Sesuai SOP Pemeriksaan Laboratorium)

WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL


PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
JENIS PEMERIKSAAN
PASIEN URGEN (CITO)
(Dihitung dari pengambilan / penerimaan sampel)
1. PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
 Darah Lengkap (Hematologi analizer)  10 menit
 Hemoglobin (Hb)  5 menit
 Hitung Jumlah Leukosit  20 menit
 Hitung Jumlah Trombosit  25 menit
 Hematokrit  10 menit
 LED / BBS  65 menit
 Hitung Jenis Leukosit  60 menit
2. PEMERIKSAAN URINALISA
 Urine Lengkap (Urinanalizer)  10 menit
 Protein Urine  10 menit
 Reduksi  10 menit
 Tes Kehamilan (RDT)  10 menit
3. PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
(Glikometer)
 GDS (Glukosa Darah Sewaktu)  5 menit
 GDP (Glukosa Darah Puasa)  5 menit
 Cholesterol  5 menit
 Asam Urat  5 menit
4. PEMERIKSAAN IMUNO / SEROLOGI
 Tes Widal  45 menit
 Uji Tifoid IgM (RDT)  15 menit
 Tes HbsAg (RDT)  15 menit
 Tes HIV (RDT)  15 menit
 Tes DBD (NS1 RDT)  15 menit
 Test Syphilis (RDT)  15 menit
 Pemeriksaan Malaria (RDT)  15 menit
 Golongan Darah  10 menit
5. PEMERIKSAAN PARASITOLOGI
 Malaria (DDR)  90 menit
 Pemeriksaan Faeces  20 menit

Pangkajene, 2016

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

drg. ERFIA TENRIUJI


NIP. 19610503 200604 2 002

PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL


PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK PASIEN
URGEN/GAWAT DARURAT
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium


untuk pasien urgen pemantauan yang dilakukan untuk menjamin
ketepatan dan kecepatan petugas dalam menyampaikan hasil
pemeriksaan yang urgen (Cito)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas monitoring
dalam melakukan pemantauan waktu penyampaian hasil
pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen (Cito)
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/
SK/UKP/ I /2016 Waktu Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium untuk pasien urgen (cito)
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
4. Reverensi
laboratorium puskesmas
5. Alat dan bahan - ATK
6. Langkah-langkah / Prosedur a. Petugas Monitoring (dokter / perawat) melakukan pemantauan
waktu penyampaian hasil laborotorium yang urgen
b. Petugas monitoring (dokter, perawat, petugas pemeriksa)
menuliskan waktu pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium
pada status/blanko hasil pemeriksaan laboratorium
7. Hal-hal yang perlu Petugas (Dokter,perawat,petugas pemeriksa) dapat meminta
diperhatikan langsung (melakukan pengecekan) hasil pemeriksaan laboratorium
yang urgen jika dalam waktu 1 (satu) jam petugas laboratorium
belum mengeluarkan hasil laboratorium
8. Dokumen Terkait Status pasien/blanko hasil pemeriksaan laboratorium

PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM YANG KRITIS
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil


pemeriksaan laboratorium yang menggambarkan keadaan
patologis yang dapat membahayakan jiwa bila tidak segera diambil
tindakan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pelaporan hasil kritis sehingga mencegah keterlambatan
penatalaksanaan pasien
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No.
/Pusk-KPJ/SK /UKP/ I /2016 tentang Laporan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium untuk pasien Urgen (Cito)
4. Reverensi - Pedoman Interpretasi Data Klinik, Kemenkes RI 2011
- Guedeline for Reporting Laboratory Test Result, Ontario
Association if medical laboratories, 2009
5. Alat dan bahan - ATK
6. Langkah-langkah / Prosedur a. Petugas laboratorium menginterpretasi hasil pemeriksaan
laboratorium, apakah termasuk dalam nilai kritis atau tidak,
sesuai dengan nilai ambang kritis untuk setiap tes
b. Petugas mengulang pemeriksaan untuk memastikan hasil
pemeriksaan yang akurat
c. Petugas Laboratorium menyampaikan hasil kritis ke dokter atau
petugas yang merujuk pasien ke laboratorium secepat mungkin
d. Petugas laboratorium yang melaporkan hasil kritis mencatat
tanggal dan waktu pelaporan, nama lengkap, umur, alamat,
hasil pemeriksaan dan dokter atau petugas yang menangani

7. Unit Terkait Poliklinik Umum, UGD, KIA, Perawatan (Nifas)

8. Dokumen Terkait Buku Family Folder/Register Pasien

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

NILAI KRITIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

NO JENIS PEMERIKSAAN NILAI KRITIS


1. Hemoglobin Anak (Hb)  < 6,0 g/dl - ≥ 24,0 g/dl ( < 7 minggu )
 < 6,0 g/dl - > 20,0 g/dl ( > 7 minggu )
 ≤ 7 g/dl ( adult )

2. Trombosit  ≤ 100.000 atau > 500.000 /µl (adult)


 < 50.000 atau > 800.000 /µl (Pediatric)

3. Gula Darah Sewaktu  < 70 atau > 350 mg/dl


4. Jumlah Leukosit  < 3.500 atau > 10.000 /µl

Mengetahui :
Kepala Puskesmas Kota Pangkajene

drg. Erfia Tenriuji


Nip : 19610503 200604 2 002

MONITORING PELAKSANAAN PELAYANAN


LABORATORIUM
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium adalah suatu


kegiatan yang dilakukan untuk meninjau pelaksanaan pelayanan
laboratorium yang sesuai dengan prosedur pelayanan yang telah
ditetapkan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas monitoring
dalam melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pelayanan di
laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
4. Reverensi
laboratorium puskesmas
5. Alat dan bahan - ATK
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas monitoring mengisi daftar tilik tentang langkah-langkah
pelayanan pemeriksaan laboratorium
2. Petugas monitoring membuat hasil monitoring pelayanan
laboratorium
3. Petugas monitoring menyampaikan hasil tersebut kepada
petugas laboratorium
4. Kegiatan monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium
dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun
7. Hal-hal yang perlu Penyampaikan hasil monitoring kepada petugas laboratorium
diperhatikan sangat penting guna perbaikan atau peningkatan pelayanan
laboratorium

MONITORING PELAKSANAAN PELAYANAN


LABORATORIUM
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
No. Dokumen :

No.Revisi : 00

DAFTA Tanggal Terbit :


R TILIK
Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

JAWABAN KET.
NO. DAFTAR KEGIATAN
YA TIDAK
1 Apakah petugas laboratorium pelayanan
laboratorium sesuai dengan jam buka
pelayanan ?
2 Apakah petugas laboratorium tidak
membeda-bedakan pelayanan terhadap
pasien ?
3 Apakah petugas laboratorium
melaksanakan pelayanan sesuai dengan
motto Puskesmas (SERASI) ?
4 Apakah petugas laboratorium segera
menyampaikan hasil pemeriksaan yang
kritis kepada dokter?
5 Apakah pasien tidak pernah memberikan
keluhan terhadap pelayanan laboratorium ?
uraikan....

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ/SK/UKP/ I / 2016

TENTANG
JENIS REAGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan laboratorium dan


kepuasan pelanggan, untuk menjamin ketersediaan reagensia
esensial dan bahan lain, perlu ditetapkan jenis reagensia dan bahan
lain yang harus tersedia di laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene
b. bahwa untuk mencapai tujuan seperti pada butir (a), perlu ditetapkan
dengan surat keputusan

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG JENIS REAGENSIA ESENSIAL


DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA
KESATU : Memberlakukan jenis reagensia dan bahan lain yang harus tersedia di
laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene
KEDUA : Memberlakukan SOP Pengelolaan Reagen
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR : /PUSK-KPJ/ SK/UKP/ I /2016
TENTANG : TENTANG JENIS REAGENSIA
ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS
TERSEDIA

JENIS REAGENSIA DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA


DI LABORATORIUM PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

NO NAMA REAGEN DAN BAHAN LAIN NO NAMA REAGEN DAN BAHAN LAIN
1 Hcl 0,1 N 28 Antigen Salmonella Tiphi O
2 Turk 29 Antigen Salmonella Tiphi H
3 Rees Ecker 30 Antigen Salmonella Tiphi AH
4 Tabung Mikrokapiler 31 Antigen Salmonella Tiphi BH
5 Na.Citrat 3,8 % 32 Kaca Side Widal
6 Methanol 33 Tip Clinipette
7 Larutan Giemza 34 Uji Tifoid IgM Strip
8 Golongan Darah Anti A 35 Strip Uji Kehamilan
9 Golongan Darah Anti B 36 Dengue NS1 Antigen Test
10 Golongan Darah Anti AB 37 Dengue IgG/IgM Test
11 Kartu Golongan Darah 38 Buffer Dengue IgG/IgM
12 Larutan Benedict 39 Strip HbsAg
13 Larutan Asam Sulfosalisilat 20% 40 KOH 10 %
14 Kaca Objek 41 Anisol
15 Kaca Penutup 42 Blood Lancet
16 Urine Test Strip 10 Parameter 43 Spoit 3 cc
17 Urine Test Strip 3 Parameter 44 Kapas Alkohol (Alkohol Swabs)
18 Tissue 45 Aguadest Steril
19 Uji Malaria HRP2/pLDH (pf/PAN/Combo) 46 Hanscoen
20 Buffer P.Malaria 47 Masker
21 Eosin 2% 48 Kertas Saring
22 Strip Glukosa Darah 49 Barium Clorida
23 Strip Colesterol 50 Plester Bulat
24 Strip Asam Urat 51 Kertas Lensa
25 Pot Urine 52 Larutan Clorin
26 Aseptic Gel 53 Sabun Cuci Tangan
27 Oli Emersi 54 Kantong Sampah Plastik

Pangkajene, 2016

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

drg. ERFIA TENRIUJI


NIP. 19610503 200604 2 002

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ/SK/UKP/ I / 2016

TENTANG
MENYATAKAN KAPAN REAGENSIA TIDAK TERSEDIA
(batas buffer stock untuk melakukan Order )

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan laboratorium dan


kepuasan pelanggan, untuk menjamin ketersediaan reagensia
esensial dan bahan lain, perlu ditetapkan menyatakan kapan
reagensia tidak tersedia (batas buffer stock untuk melakukan Order )
b. bahwa untuk mencapai tujuan seperti pada butir (a), perlu ditetapkan
dengan surat keputusan

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG MENYATAKAN KAPAN


REAGENSIA TIDAK TERSEDIA (batas buffer stock untuk melakukan
Order )
KESATU : Memberlakukan jenis reagensia dan bahan lain yang harus tersedia di
laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene
KEDUA : Memberlakukan SOP Pengelolaan Reagen
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002

PENYIMPANAN REAGENSIA
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Kegiatan penyimpanan reagensia merupakan suatu proses yang


dilakukan untuk menjamin reagensia tetap aman dan bermutu
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
penyimpanan reagen yang ada di laboratorium
3. Kebijakan - SK Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/
I / 2016 tentang Jenis Reagensia esensial dan bahan lain yang harus
tersedia
- SK Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/
I / 2016 tentang Kapan Reagensia tidak tersedia (buffer stock untuk
melakukan order)
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium
4. Reverensi
Puskesmas
- Lemari / Rak reagen
6. Alat dan bahan
- Botol Reagen
6. Langkah-langkah / 1. Petugas memperhatikan perputaran pemakaian reagensia dengan
Prosedur menggunakan kaidah FIFO (first in – first out) yaitu bahwa barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu
2. Petugas memperhatikan tempat penyimpanan
3. Petugas memperhatikan suhu/kelembaban reagen, ada reagen yang
harus di simpan di kulkas dan ada yang tidak
4. Petugas memperhatikan lama/waktu penyimpanan dengan melihat
masa kadaluwarsa
8. Hal-hal yang perlu - Memisahkan reagen yang berupa cairan dengan yang tidak
diperhatikan - Tetap berhati-hati pada reagen yamg mudah terbakar

PELABELAN REAGENSIA
:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pelabelan Reagensia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan


untuk memberi etiket terhadap reagensia
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
pemberian label reagen yang ada di laboratorium
3. Kebijakan - SK Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/UKP
/ I /2016 tentang Jenis Reagensia esensial dan bahan lain yang
harus tersedia
- SK Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No.
/Pusk-KPJ/SK/UKP / I /2016 tentang Kapan Reagensia tidak
tersedia (buffer stock untuk melakukan order)
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
4. Reverensi
laboratorium Puskesmas
7. Alat dan bahan - ATK
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas mengambil sebagian reagen komersial yang volumenya
banyak dan memasukkannya ke dalam botol yang lebih kecil
2. Petugas memberi label/etiket pada botol kecil tersebut sesuai
dengan label pada botol reagen komersial tersebut yang berisi
Nama reagen dan tanggal kadaluwarsa reangen. Reagen ini yang
akan dipakai setiap hari.
9. Hal-hal yang perlu - Botol yang digunakan harus benar-benar bersih dan steril
diperhatikan - Pelabelan harus memperhatikan nama reangen dan batas
kadaluwarsanya secara tepat

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ /SK/UKP/ I / 2016

TENTANG
RENTANG NILAI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan laboratorium dan


kepuasan pelanggan, perlu ditetapkan rentang nilai hasil pemeriksaan
laboratorium Puskesmas Kota Pangkajene
b. bahwa untuk mencapai tujuan seperti pada butir (a), perlu ditetapkan
dengan surat keputusan

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG RENTANG NILAI HASIL


PEMERIKSAAN LABORATORIUM PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
KESATU : Memberlakukan rentang nilai hasil pemeriksaan laboratorium di
Puskesmas Kota Pangkajene sebagaiman tersebut dalam lampiran surat
keputusan ini
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR : /PUSK-KPJ/SK/UKP/ I /2016
TENTANG : RENTANG NILAI HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

RENTANG NILAI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
JENIS PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN
1. PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
 Hemoglobin (Hb) L = 14 – 18 g/dl
P = 12 – 16 g/dl
 Hitung Jumlah Leukosit 4.000 – 10.000 mm3
 Hitung Jumlah Trombosit 200.000 - 500.ooo mm3
 Hematokrit A = 33 – 38 %
L = 40 – 48 %
P = 37 – 43 %
 LED / BBS L = 0 – 10 mm/jam
P = 0 – 20 mm/jam
 Hitung Jenis Leukosit 1) Eosinofil : 1–3%
2) Segmen : 0–1%
3) Basofil : 2–6%
4) Batang : 50 – 70 %
5) Limfosit : 20 – 40 %
6) Monosit : 2–8%
 Test Golongan Darah
 Pemeriksaan Mikroskopik Malaria (DDR) Negatif ( - )
2. PEMERIKSAAN URINALISA
 Urine Rutin
 Reduksi ( - ) Negatif
 Albumin ( - ) Negatif
 Sedimen Eritrosit : 0 – 1/LPB
Leukosit : 0 – 3/LPB
Epite : 0 – 3/LPK
Kristal : Negatif
Silinder : Negatif
Bakteri : Negatif
Jamur : Negatif
Lainnya : Negatif

 Urinalysis 10 pm Glukosa : Negatif


Bilirubin : Negatif
Keton: Negatif
SG : 1,000
Blood : Negatif
PH : 5,0
Protein : Negatif
Urobilin : 0,2 E.U/dl
Nitrit : Negatif
Leukosit : Negatif

 Urinalysis 3 pm Glukosa : Negatif


Protein : Negatif
PH : 5,0

3. PEMERIKSAAN KIMIA DARAH


 GDS (Glukosa Darah Sewaktu) 75 – 140 mg/dl
 GDP (Glukosa Darah Puasa) 70 – 120 mg/dl
 Cholesterol < 200 mg/dl
 Asam Urat L = 3 – 7 mg/dl P = 3 – 6 mg/dl
4. PEMERIKSAAN SEROLOGI
 Tes Widal ( - ) Negatif
5. PEMERIKSAAN LAIN-LAIN
 Uji Tifoid IgM (RDT) ( - ) Negatif
 Tes DBD (RDT) ( - ) Negatif
 Tes HbsAg (RDT) ( - ) Negatif
 Pemeriksaan Malaria (RDT) ( - ) Negatif
6. PEMERIKSAAN FAECES Makroskopik :
 Warna :
 Bau :
 Konsistensi :
 Darah : Negatif
 Lendir : Negatif
 Cacing Dewasa : Negatif
Mikroskopik
 Telur Cacing : Negatif
 Amoeba : Negatif
 Larva : Negatif
 Eritrosit : Negatif
 Lekosit : Negatif
 Lemak : Negatif
Pangkajene, 2016

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

drg. ERFIA TENRIUJI


NIP. 19610503 200604 2 002

EVALUASI TERHADAP RENTANG NILAI


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Evaluasi terhadap tentang nilai adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mengevaluasi rentang nilai (nilai rujukan) pemeriksaan
laboratorium yang telah ditetapkan dibandingkan dengan hasil
pemeriksaan normal yang didapatkan setiap hari di laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk
melakukan evaluasi terhadap rentang nilai pemeriksaan laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /PuskKPJ/SK/UKP/
I /2016 tentang Rentang nilai hasil pemeriksaan laboratorium
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium
4. Reverensi
puskesmas
5. Alat dan bahan - ATK
6. Langkah-langkah / 1. Petugas laboratorium membandingkan hasil pemeriksaan pada pasien
Prosedur normal dengan nilai rujukan yang telah ditentukan
2. Kegiatan pembandingan ini dilakukan secara berulang kali, sampai
didapatkan nilai rata-rata rujukan yang diperoleh dari wilayah
puskesmas tersebut
3. Apabila nilai yang didapatkan sama atau hampir sama dengan nilai
rujukan yang lama, maka nilai rujukan yang lama masih tetap
digunakan
4. Apabila nilai rujukan yang didapatkan dari hasil rata-rata menyimpang
jauh dari nilai rujukan, maka nilai rujukan harus dibuat baru sesuai
dengan hasil yang didapatkan
5. Evaluasi terhadap rentang nilai rujukan pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun
7. Hal-hal yang perlu Nilai rujukan untuk tiap-tiap sarana pelayanan laboratorium berbeda, hal
diperhatikan ini tergantung pada metode yang digunakan serta letak geografis

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ /SK/UKP/ I / 2016

TENTANG
PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya menjamin mutu pelayanan laboratorium, perlu


ditetapkan pengendalian mutu laboratorium Puskesmas Kota
Pangkajene
b. bahwa untuk mencapai tujuan seperti pada butir (a), perlu ditetapkan
dengan surat keputusan

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PENGENDALIAN MUTU


LABORATORIUM
KESATU : Memberlakukan Pengendalian Mutu Laboratorium
KEDUA : Memberlakukan SOP Pemantapan Mutu Internal (PMI)
KETIGA : Memberlakukan SOP Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

SO Tanggal Terbit :

P Halaman :1/1
PANGKAJENE DAN drg. Erfia Tenriuji
KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pengendalian Mutu Laboratorium adalah semua kegiatan yang


ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
melakukan kegiatan pengendalian mutu pelayanan laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/
SK/UKP/ I /2016 tentang Pengendalian Mutu Laboratorium
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
4. Reverensi
laboratorium Puskesmas
5. Alat dan bahan - ATK
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas Laboratorium melaksanakan Pemantapan Mutu
Internal (PMI) yang meliputi tahap pra analitik dan pasca
anlitik
2. Laboratorium Puskesmas mengikuti kegiatan Pemantapan
Mutu Eksternal (PME) yang diselenggarakan di tingakat
Provinsi/Wilayah
3. Petugas Laboratorium melaksanakan verifikasi untuk
mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan kegiatan
laboratorium
4. Petugas melakukan Audit atau memeriksa kembali secara kritis
berbagai kegiatan yang dilaksanakan di dalam laboratorium
5. Petugas melakukan validasi hasil pemeriksaan
6. Petugas laboratorium mengikuti pendidikan maupun pelatihan
yang berkaitan dengan laboratorium

KALIBRASI DAN VALIDASI PERALATAN


LABORATORIUM
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Kalibrasi dan validasi peralatan laboratorium adalah proses


pengecekan peralatan untuk melihat apakah peralatan tersebut
masih berfungsi baik atau tidak
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
melakukan kegiatan pengendalian mutu pelayanan laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/
SK/UKP/ I /2016 tentang Pengendalian Mutu Laboratorium
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
4. Reverensi
laboratorium Puskesmas
5. Alat dan bahan - ATK
6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas laboratorium melalui petugas pengelola barang medis
Puskesmas mengajukan rencana program kalibrasi dan validasi
instrumen ke Dinas Kesehatan Kabupaten
2. Petugas laboratorium menerima jadwal kalibrasi dan validasi
instrumen dari Dinas Kesehatan Kabutapen yang diketahui oleh
Kepala Puskesmas dan petugas pengelola barang medis
Puskesmas
3. Petugas laboratorium menerima dan mendampingi
petugas/pihak yang kompeten dari Dinas Kesehatan Kabupaten
untuk mengkalibrasi instrumen sesuai prosedur
4. Petugas meminta bukti kalibrasi dan validasi instrumen yang
telah dilakukan
7. Dokumen Terkait Lembar Kalibrasi Alat

PERBAIKAN ALAT LABORATORIUM


: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Perbaikan alat laboratorium adalah kegiatan yang dilaksanakan


apabila peralatan laboratorium mengalami kelainan atau tidak
berfungsi dengan baik
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas apabila
ditemukan kelainan pada alat-alat laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/
SK/UKP/ I /2016 tentang Pengendalian Mutu Laboratorium
Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
4. Reverensi
laboratorium Puskesmas

5. Alat dan bahan - ATK


6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas laboratorium melakukan pemeliharaan alat secara rutin
agar dapat beroperasi dengan baik dan tidak terjadi kerusakan
2. Apabila terdapat kelainan pada alat, maka petugas laboratorium
mencatat kelainan tersebut
3. Petugas laboratorium segera melaporkan pada pengelola
barang medis Puskesmas untuk dilakukan perbaikan
7. Hal-hal yang perlu - Pihak distributor alat menyediakan tekhnisi untuk perbaikan
diperhatikan apabila terjadi kerusakan
- Petugas laboratorium bertanggung jawab atas pemeliharaan
dan operasional alat

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ /SK/UKP/ I / 2016

TENTANG
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL ( PME )

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya menjamin mutu pelayanan laboratorium, perlu


ditetapkan pemantapan mutu eksternal (PME)
b. bahwa untuk mencapai tujuan seperti pada butir (a), perlu ditetapkan
dengan surat keputusan

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PEMANTAPAN MUTU


EKSTERNAL (PME)
KESATU : Memberlakukan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dilaboratorium
Puskesmas Kota Pangkajene
KEDUA : Memberlakukan SOP Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal : 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002

RUJUKAN LABORATORIUM
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Rujukan Laboratorium adalah pengiriman specimen ke


laboratorium lain apabila pemeriksaan laboratorium tidak
dilaksanakan di Puskesmas
2. Tujuan Untuk memenuhi pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/
SK/UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Reverensi Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
laboratorium Puskesmas

5. Alat dan bahan - ATK


6. Langkah-langkah / Prosedur 1. Petugas laboratorium mengidentifikasi pemeriksaan
laboratorium, perlu dirujuk atau tidak
2. Petugas laboratorium mengambil specimen pasien
3. Petugas laboratorium menyiapkan pengiriman specimen
4. Petugas laboratorium menghubungi petugas pengirim specimen
5. Petugas laboratorium menerima hasil dari pemeriksaan
specimen yang telah dikirim
7. Unit Terkait Laboratorium

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)


:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan


pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan atau
penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat
2. Tujuan Untuk menjamin ketelitian hasil pemeriksaan laboratorium, mencengah
atau mengurangi kejadian penyimpangan, mencegah pengeluaran hasil
yang salah, perbaikan pelayanan kepada pelanggan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/
UKP/ I /2016
tentang Pengendalian Mutu Laboratorium
4. Reverensi Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium
Puskesmas
5. Langkah-langkah / 1. Petugas laboratorium melaksanakan pemantapan mutu internal yang
Prosedur cakupannya meliputi aktivitas tahap pra analitik, tahap analitik, dan
tahap pasca analitik
2. Petugas laboratorium mempersiapkan pasien, mengambil specimen,
menerima specimen, memberi identitas specimen, mengirim
specimen rujukan sampai dengan menyimpan specimen, semua
dipastikan sudah dilakukan dengan benar
3. Petugas laboratorium mempersiapkan reangen, mengajukan kalibrasi
alat dan memelihara peralatan laboratorium, pemeriksaan specimen,
semua sudah dilakukan dengan benar
4. Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan, pelaporan hasil,
semua dipastikan sudah di lakukan dengan benar
5. Petugas laboratorium membuat standart operasional prosedur (SOP)
untuk pengambilan specimen dan setiap jenis pemeriksaan
6. Unit Terkait Laboratorium

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL ( PME )


:
No. Dokumen /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016

No.Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang


diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium
yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium dam bidang pemeriksaan tertentu
2. Tujuan Untuk menunjukan performance (penampilan/proficiency)
laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang
ditentukan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK
/UKP/ I /2016 tentang Pengendalian Mutu Laboratorium
4. Reverensi Permenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
laboratorium Puskesmas
5. Langkah-langkah / 1. Petugas laboratorium menerima bahan PME dan formulir hasil
Prosedur 2. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan bahan PME
menggunakan peralatan/ reagen/metode yang biasa dipakai
3. Petugas laboratorium mengirim formulir hasil pemeriksaan
4. Petugas laboratorium menerima nilai, umpan balik dari
penyelenggara
5. Petugas laboratorium melakukan evaluasi, mencari penyebab,
mengambil langkah-langkah perbaikan
6. Unit Terkait Laboratorium

PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN


PELAPORAN INSIDEN
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Kode
/2016

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian  Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana dibuatnya asuhan


pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan
dan analisis insidens, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan resiko dan
mencegah terjadinya cedera
 Pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan
laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk
pembelajaran
2. Tujuan Untuk menurunkan insiden dan mengoreksi system dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/
UKP/ I /2016 tentang Penanganan KTD, KPC, KNC dan Resiko dalam
Pelayanan
4. Reverensi Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan
pasien Rumah Sakit
5. Langkah-langkah / 1. Petugas laboratorium melaporkan setiap insiden sesuai format
Prosedur laporan kepada Tim Peningkatan Mutu pelayanan klinis dan
Keselamatan Pasien (PMKP)
2. Petugas laboratorium membangun kesadaran akan keselamatan
pasien
3. Petugas laboratorium melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
4. Petugas laboratorium belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien
5. Petugas laboratorium mencegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien
6. Unit Terkait Laboratorium

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
NOMOR : / Pusk-KPJ /SK/UKP/ I / 2016

TENTANG
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA

KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya mengatur praktik keamanan dan langkah-langkah


pencegahan infeksi, risiko dan kemungkinan bahaya dilaboratorium,
perlu ditetapkan penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
b. bahwa untuk mencapai tujuan seperti pada butir (a), perlu ditetapkan
dengan surat keputusan
MENGINGAT : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, tentang Puskesmas

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PENANGANAN DAN


PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
KESATU : Memberlakukan SOP Penanganan dan Pambuangan Bahan Berbahaya
KEDUA : Memberlakukan SOP Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di:Puskesmas Kota Pangkajene


Pada tanggal: 2016
Kepala Puskesmas,

drg. Erfia Tenriuji


Nip. 19610305 200604 2 002

PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN


BERBAHAYA
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya adalah suatu


langkah bagi petugas untuk mengelola bahan-bahan yang
berbahaya yang terdapat di dalam laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
mengelolah bahan-bahan yang berbahaya terdapat di dalam
laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-
KPJ/SK/UKP/ I /2016 tentang Penanganan dan Pembuangan
Bahan Berbahaya
4. Reverensi Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Langkah-langkah / Prosedur - Petugas laboratorium membuang bahan berbahaya hasil
pemeriksaan laboratorium berupa faeces, darah, dan
urine kedalam septik tank
- Petugas laboratorium memasukkan bahan berupa benda
tajam/jarum suntik/blood lancet kedalam Safety Box
- Untuk sampah infeksius (Safety Box), dikumpulkan dan
dibawa ke Kabupaten untuk dimusnahkan (Insenator)
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan Penggunaan APD harus selalu digunakan dalam
penanganan bahan berbahaya

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO


LABORATORIUM
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Penerapan Manajemen Risiko Laboratorium adalah langkah-langkah


yang dilakukan oleh petugas laboratorium untuk
menangani/menghindari resiko yang biasa terjadi dilaboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk
menangani/menghindari risiko yang mungkin terjadi di laboratorium
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/
UKP/ I /2016 tentang Penanganan KTD, KPC, KNC dan Resiko dalam
Pelayanan
- Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Reverensi
- Permenkes No.43 Tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik Yang Baik
5. Langkah-langkah / a. Petugas laboratorium melakukan identifikasi terhadap resiko
Prosedur yang terjadi di laboratorium
b. Petugas melakukan analisis terhadap resiko yang terjadi
c. Petugas menentukan rencana tindak lanjut terhadap resiko yang
terjadi
d. Petugas melaksanakan langkah-langkah tindak lanjut untuk
menangani resiko yang terjadi
6. Dokumen Terkait  Laporan insiden (KTD, KTC, KNC)

7. Unit Terkait  Tim Keselamatan Puskesmas

ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK


KESELAMATAN/KEAMANAN KERJA
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja adalah


upaya pelatihan dan pengembangan yang dilakukan bagi petugas
agar dapat melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang
mungkin terjadi serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi
kecelakaan di Laboratorium
2. Tujuan Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi di laboratorium

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene No. /Pusk-KPJ/SK/


UKP/ I /2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
Permenkes No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
4. Reverensi
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Langkah-langkah / a. Penanggung jawab laboratorium menginstruksikan kepada
Prosedur petugas laboratorium untuk mengikuti Orientasi Prosedur dan
Praktik Keselamatan/Keamanan Kerja
b. Petugas laboratorium mengikuti Orientasi prosedur dan Praktik
Keselamatan/Keamanan Kerja
c. Petugas laboratorium mendokumentasikan kegiatan Orientasi
prosedur dan Praktik Keselamatan/Keamanan Kerja
d. Petugas laboratorium melaporkan kepada penanggung jawab
laboratorium bahwa orientasi prosedur dan praktik
Keselamatan/Keamanan Kerja telah dilaksanakan
e. Petugas laboratorium membuat laporan hasil Orientasi
prosedur dan Praktik Keselamatan/Keamanan Kerja dan
menyerahkan kepada penanggung jawab laboratorium
f. Petugas laboratorium menerapkan hasil Orientasi prosedur dan
Praktik Keselamatan/Keamanan Kerja didalam kegiatan
pelayanan dilaboratorium

8. Unit Terkait  Laboratorium

PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK PROSEDUR


BARU, BAHAN BERBAHAYA, PERALATAN BARU
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Dokumen
/2016

No.Revisi : 00

Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/1
PANGKAJENE drg. Erfia Tenriuji
DAN KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya,


peralatan baru adalah kegiatan untuk memberi bekal tambahan
pengetahuan kepada petugas laboratorium tentang prosedur baru,
bahan berbahaya dan peralatan baru
2. Tujuan - Meningkatkan pengetahuan petugas laboratorium
- Meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium Puskesmas
3. Kebijakan Pendidikan dan pelatihan tenaga laboratorium merupakan hal yang
sangat penting untuk menjaga mutu pelayanan laboratorium. Hal ini
dapat di rencanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan
Permenkes No.43 Tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
4. Reverensi
Laboratorium Klinik yang baik
5. Langkah-langkah / 1. Kepala Puskesmas menginstruksikan kepada petugas
Prosedur laboratorium untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk
prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru
2. Petugas laboratorium mengikuti pelatihan dan pendidikan
untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru
3. Petugas laboratorium melaporkan kepada kepala Puskesmas
bahwa pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan
berbahaya, peralatan baru telah dilaksanakan
4. Petugas laboratorium mengorientasikan hasil pelatihan dan
pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan
baru kepada petugas laboratorium yang lain
5. Petugas laboratorium menerapkan hasil pelatihan dan
pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan
baru di dalam kegiatan pelayanan di laboraotorium

9. Unit Terkait  Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai