Anda di halaman 1dari 29

KARYA ILMIAH

KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

NAMA: GADIS SELLA VEARI SAFITRI


KELAS: XI MIPA 4

i
SMA NEGERI 1 UNGARAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga karya ilmiah ini dapat tersusun. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga karya ilmiah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar karya ilmiah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan karya ilmiah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................4
2.1 Konsep Kebersihan Lingkungan Sekolah...............................................4
2.2 Dampak Kebersihan Lingkungan Sekolah..............................................5
2.3 Prinsip-prinsip Kebersihan Lingkungan Sekolah....................................7
2.4 Program Edukasi tentang Kebersihan Lingkungan Sekolah...................8
2.5 Hubungan Kebersihan Lingkungan Sekolah dengan Kondisi Belajar....9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................12
3.1 Metode Penelitian....................................................................................12
3.2 Populasi dan Sampel...............................................................................13
3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................................14
3.4 Teknik Keabsahan Data..........................................................................16
3.5 Analisis Data...........................................................................................17
BAB IV ANALISIS MASALAH.......................................................................19
4.1 Identifikasi Masalah................................................................................19
4.2 Analisis Akar Masalah............................................................................20
4.3 Dampak Masalah.....................................................................................21
4.4 Implementasi dan Evaluasi......................................................................22
BAB V PENUTUP..............................................................................................24
5.1 Kesimpulan..............................................................................................24
5.2 Saran........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebersihan lingkungan sekolah memiliki peran yang sangat penting
dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal dan sehat bagi siswa.
Lingkungan yang bersih tidak hanya memberikan dampak positif terhadap
kesehatan fisik dan mental siswa, tetapi juga mempengaruhi kualitas pendidikan
secara keseluruhan.
Salah satu alasan mengapa kebersihan lingkungan sekolah sangat penting
adalah karena dapat mencegah penyebaran penyakit. Dalam sebuah lingkungan
yang kotor dan tidak terjaga kebersihannya, bakteri, virus, dan kuman dapat
dengan mudah berkembang biak dan menyebar. Hal ini dapat menyebabkan siswa
dan staf sekolah rentan terhadap berbagai penyakit, seperti flu, diare, atau infeksi
saluran pernapasan. Dampak negatifnya adalah absensi siswa yang tinggi, yang
berpotensi mengganggu proses pembelajaran.
Kebersihan lingkungan sekolah juga berperan dalam menciptakan suasana
belajar yang kondusif. Ruang kelas yang rapi dan bersih dapat memberikan rasa
nyaman dan membuat siswa lebih fokus pada pembelajaran. Sebaliknya, jika
ruang kelas kotor dan berantakan, siswa mungkin merasa tidak nyaman dan sulit
untuk berkonsentrasi. Kebersihan lingkungan juga mencakup fasilitas sekolah
lainnya, seperti toilet, perpustakaan, dan kantin. Fasilitas-fasilitas ini harus tetap
bersih agar siswa merasa nyaman dan tidak terganggu selama berada di sekolah.
Kebersihan lingkungan sekolah juga mencerminkan sikap dan nilai-nilai
yang diajarkan di sekolah. Sebuah sekolah yang menjunjung tinggi kebersihan
akan mengajarkan kepada siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan pribadi
dan lingkungan. Hal ini dapat membentuk karakter siswa dalam hal tanggung
jawab, disiplin, dan rasa saling menghargai terhadap lingkungan. Siswa yang
terbiasa menjaga kebersihan lingkungan sekolah kemungkinan besar akan
membawa kebiasaan ini ke dalam kehidupan sehari-hari mereka di rumah dan
masyarakat.

1
Untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, peran semua pihak
sangatlah penting. Guru dan staf sekolah perlu memberikan contoh yang baik
dengan menjaga kebersihan ruang kelas dan fasilitas sekolah. Mereka juga harus
memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya kebersihan dan
bagaimana menjaganya.
Siswa juga harus dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kebersihan, seperti
membersihkan kelas, membuang sampah dengan benar, dan merawat fasilitas
sekolah. Selain itu, kerjasama dengan orang tua juga perlu ditingkatkan untuk
mendukung upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan sekolah, perlu dilakukan
tindakan rutin, seperti membersihkan ruang kelas setiap hari, membersihkan toilet
secara teratur, mengelola sampah dengan benar, dan memastikan fasilitas sekolah
terawat dengan baik. Selain itu, program edukasi tentang kebersihan dan
dampaknya juga perlu diadakan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan siswa, guru, dan staf sekolah.
Kebersihan lingkungan sekolah memiliki peran yang sangat penting
dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal dan sehat bagi siswa. Kebersihan
lingkungan tidak hanya mencegah penyebaran penyakit, tetapi juga menciptakan
suasana belajar yang kondusif, mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan di
sekolah, dan membentuk karakter siswa.
Oleh karena itu, upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah perlu
dilakukan secara rutin dan melibatkan semua pihak agar tercipta lingkungan yang
bersih, nyaman, dan mendukung proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa kebersihan lingkungan sekolah sangat penting dalam
menciptakan kondisi belajar yang optimal dan sehat bagi siswa?
2. Bagaimana kebersihan lingkungan sekolah mempengaruhi suasana belajar
dan konsentrasi siswa?
3. Bagaimana kebersihan lingkungan sekolah mencerminkan sikap dan nilai-
nilai yang diajarkan di sekolah?

2
4. Mengapa program edukasi tentang kebersihan dan dampaknya perlu
diadakan secara berkala?
5. Bagaimana menjaga kebersihan lingkungan sekolah dapat menciptakan
kondisi belajar yang optimal, mencerminkan nilai-nilai, dan membentuk
karakter siswa?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Memahami pentingnya kebersihan lingkungan sekolah dalam
menciptakan kondisi belajar yang optimal dan sehat bagi siswa.
2. Mengetahui bagaimana kebersihan lingkungan sekolah mempengaruhi
suasana belajar dan konsentrasi siswa.
3. Memahami bagaimana kebersihan lingkungan sekolah mencerminkan
sikap dan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah.
4. Menyadari mengapa program edukasi tentang kebersihan dan dampaknya
perlu diadakan secara berkala.
5. Memahami bagaimana menjaga kebersihan lingkungan sekolah dapat
menciptakan kondisi belajar yang optimal, mencerminkan nilai-nilai, dan
membentuk karakter siswa.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Kebersihan Lingkungan Sekolah


Kebersihan lingkungan sekolah merujuk pada upaya menjaga kondisi
fisik yang bersih dan terawat di sekitar area sekolah. Ini melibatkan penghapusan
kotoran, sampah, dan bahan berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan dan
kenyamanan siswa, guru, dan staf sekolah. Kebersihan lingkungan sekolah
melibatkan berbagai komponen yang saling terkait untuk menciptakan
lingkungan yang optimal.
Pertama, kebersihan ruang kelas merupakan komponen penting dalam
konsep kebersihan lingkungan sekolah. Ruang kelas yang bersih dan teratur
memberikan rasa nyaman bagi siswa dan menciptakan suasana belajar yang
kondusif. Ini melibatkan tindakan seperti membersihkan lantai, meja, dan kursi
secara teratur, serta menjaga kerapihan ruangan secara umum.
Selain itu, fasilitas umum seperti toilet dan kantin juga menjadi bagian
penting dari kebersihan lingkungan sekolah. Fasilitas toilet yang bersih dan
terawat mencerminkan standar kebersihan yang tinggi. Kebersihan fasilitas
kantin juga penting untuk menjaga kualitas makanan dan kebersihan tempat
makan. Menciptakan dan mempertahankan kebersihan di fasilitas-fasilitas ini
melibatkan tindakan seperti pembersihan rutin, penyediaan air bersih, dan
pengelolaan limbah dengan benar.
Pengelolaan sampah yang efektif juga menjadi komponen penting dalam
kebersihan lingkungan sekolah. Tempat sampah yang cukup, bersih, dan mudah
diakses harus tersedia di seluruh area sekolah. Siswa dan staf perlu diberikan
pemahaman tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya, serta praktik
pemilahan sampah untuk mendukung upaya daur ulang.
Selain komponen fisik, ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi
kebersihan lingkungan sekolah. Kesadaran dan kepedulian semua pihak,
termasuk guru, staf sekolah, siswa, dan orang tua, sangat penting dalam menjaga
kebersihan. Mempahami pentingnya kebersihan dan menerapkan praktik-praktik
kebersihan sehari-hari adalah langkah awal dalam menciptakan lingkungan yang

4
bersih dan sehat. Selain itu, kebijakan sekolah yang mendukung kebersihan,
ketersediaan fasilitas kebersihan yang memadai, serta keterlibatan aktif semua
pihak dalam kegiatan kebersihan juga berperan penting dalam menciptakan
lingkungan sekolah yang bersih.
Konsep kebersihan lingkungan sekolah, tujuan utamanya adalah
menciptakan kondisi belajar yang optimal dan sehat bagi siswa. Kebersihan
lingkungan sekolah bukan hanya berdampak positif pada kesehatan fisik dan
mental siswa, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah.
Melalui upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah, siswa dapat
belajar tentang tanggung jawab, disiplin, dan rasa saling menghargai terhadap
lingkungan. Kebersihan lingkungan sekolah juga membentuk karakter siswa
dalam hal kesadaran lingkungan dan kepedulian terhadap kebersihan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam upaya mencapai kebersihan lingkungan sekolah, kerjasama dan
keterlibatan semua pihak sangatlah penting. Guru, staf sekolah, siswa, dan orang
tua perlu bekerja sama untuk menjaga kebersihan ruang kelas, fasilitas umum,
serta mempraktikkan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.
Penting juga untuk melaksanakan program edukasi tentang kebersihan
secara rutin, agar pengetahuan dan kesadaran siswa, guru, dan staf sekolah terus
meningkat. Dengan melakukan upaya ini, diharapkan tercipta lingkungan sekolah
yang bersih, nyaman, dan mendukung proses pembelajaran.

2.2 Dampak Kebersihan Lingkungan Sekolah


Kebersihan lingkungan sekolah memiliki dampak yang signifikan dalam
berbagai aspek, termasuk kesehatan siswa dan staf sekolah, proses pembelajaran
dan konsentrasi siswa, serta nilai-nilai dan sikap yang diajarkan di sekolah.
Kebersihan lingkungan sekolah berdampak positif terhadap kesehatan
siswa dan staf sekolah. Dengan menjaga kebersihan, penyebaran penyakit dapat
dicegah. Lingkungan yang bersih mengurangi risiko terpapar bakteri, virus, dan
kuman penyebab penyakit. Ini dapat mengurangi jumlah siswa dan staf sekolah
yang sakit, sehingga mengurangi absensi dan mengganggu proses pembelajaran.

5
Kebersihan lingkungan juga berkontribusi pada kesehatan fisik dan
mental siswa. Lingkungan yang bersih menciptakan suasana yang sehat, membuat
siswa merasa nyaman, dan mengurangi risiko terkena gangguan kesehatan seperti
alergi, infeksi saluran pernapasan, atau penyakit yang ditularkan melalui kontak
fisik.
Kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak pada proses
pembelajaran dan konsentrasi siswa. Ruang kelas yang bersih dan teratur
menciptakan suasana belajar yang kondusif. Siswa dapat fokus pada materi
pembelajaran tanpa gangguan dari kekacauan atau keberisikan ruangan.
Ruang kelas yang terorganisir dengan baik juga memudahkan siswa
dalam mengakses sumber belajar dan mengoptimalkan penggunaan waktu dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, kebersihan lingkungan sekolah berperan
dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memaksimalkan potensi siswa.
Selain itu, kebersihan lingkungan sekolah juga memiliki dampak terhadap
nilai-nilai dan sikap yang diajarkan di sekolah. Kebersihan merupakan salah satu
nilai penting yang diajarkan dalam pendidikan karakter. Melalui kebersihan
lingkungan sekolah, siswa diajarkan tentang tanggung jawab, disiplin, dan rasa
saling menghargai terhadap lingkungan.
Mempertahankan kebersihan lingkungan sekolah mengajarkan siswa
tentang pentingnya menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan di sekitar mereka.
Ini membentuk sikap positif terhadap lingkungan dan menciptakan kebiasaan
yang akan dibawa siswa ke dalam kehidupan sehari-hari mereka di rumah dan
masyarakat.
Dampak kebersihan lingkungan sekolah sangat luas dan penting.
Kebersihan berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental siswa serta staf sekolah,
meningkatkan proses pembelajaran dan konsentrasi siswa, serta mencerminkan
nilai-nilai dan sikap yang diajarkan di sekolah.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan sekolah merupakan tugas
bersama yang melibatkan semua pihak, termasuk guru, staf sekolah, siswa, dan
orang tua. Dengan menjaga kebersihan secara konsisten, diharapkan tercipta
lingkungan sekolah yang optimal, mendukung, dan membentuk karakter siswa
yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan.

6
2.3 Prinsip-prinsip Kebersihan Lingkungan Sekolah
Prinsip-prinsip kebersihan lingkungan sekolah membentuk kerangka kerja
yang penting dalam menjaga kebersihan dan menciptakan lingkungan belajar yang
optimal. Terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu dipahami dan diterapkan
dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Prinsip kebersihan lingkungan sekolah melibatkan kesadaran akan
pentingnya menjaga kebersihan secara menyeluruh. Hal ini mencakup kebersihan
fisik seperti kebersihan ruang kelas, fasilitas sekolah, toilet, dan area umum, serta
kebersihan personal seperti menjaga kebersihan diri sendiri dan kebiasaan
mencuci tangan. Dengan kesadaran akan pentingnya kebersihan ini, setiap
individu di sekolah akan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan saling
mendukung untuk menciptakan lingkungan yang bersih.
Prinsip kebersihan lingkungan sekolah melibatkan peran aktif dari semua
pihak yang terlibat, termasuk guru, staf sekolah, siswa, dan orang tua. Guru dan
staf sekolah memiliki peran penting sebagai contoh dan pemimpin dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Mereka harus memberikan contoh yang baik
dengan menjaga kebersihan ruang kelas, fasilitas sekolah, dan mengelola sampah
dengan benar.
Siswa juga harus dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kebersihan, seperti
membersihkan kelas, membuang sampah dengan benar, dan merawat fasilitas
sekolah. Orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung upaya
menjaga kebersihan dengan mengajarkan dan mendorong anak-anak mereka
untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekolah.\
Prinsip kebersihan lingkungan sekolah melibatkan tindakan rutin yang
perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan secara konsisten. Tindakan-tindakan
ini termasuk membersihkan ruang kelas setiap hari, membersihkan toilet secara
teratur, mengelola sampah dengan benar, dan memastikan fasilitas sekolah terawat
dengan baik.
Rutinitas kebersihan ini perlu dilakukan secara konsisten dan melibatkan
partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat. Selain itu, program edukasi
tentang kebersihan dan dampaknya juga perlu diadakan secara berkala untuk
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa, guru, dan staf sekolah.

7
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kebersihan lingkungan sekolah
dapat dijaga dengan baik. Lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat akan
menciptakan kondisi belajar yang optimal bagi siswa. Selain itu, prinsip-prinsip
ini juga mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, seperti tanggung
jawab, disiplin, dan saling menghargai terhadap lingkungan.
Dengan melibatkan semua pihak dan menjalankan tindakan rutin dalam
menjaga kebersihan, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
proses pembelajaran dan membentuk karakter siswa dalam menjaga kebersihan
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.

2.4 Program Edukasi tentang Kebersihan Lingkungan Sekolah


Program edukasi tentang kebersihan lingkungan sekolah memiliki
peranan penting dalam menciptakan kesadaran dan pemahaman yang lebih baik
tentang pentingnya kebersihan serta dampak positif yang dapat dihasilkan.
Program ini bertujuan untuk mengubah perilaku dan membentuk kebiasaan yang
baik dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Pentingnya program edukasi tentang kebersihan dan dampaknya dapat
dilihat dari manfaatnya yang meliputi aspek kesehatan, lingkungan belajar, dan
kehidupan sehari-hari. Melalui program ini, siswa dapat memahami betapa
pentingnya mencuci tangan secara teratur, menjaga kebersihan ruang kelas,
membuang sampah dengan benar, dan merawat fasilitas sekolah.
Mereka juga dapat menyadari dampak negatif yang dapat timbul akibat
lingkungan yang tidak bersih, seperti penyebaran penyakit dan risiko infeksi.
Dengan meningkatnya kesadaran ini, siswa dapat menjaga kesehatan mereka
sendiri dan mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.
Dalam pelaksanaan program edukasi, strategi dan metode yang efektif
harus diterapkan agar pesan dapat disampaikan dengan baik dan pemahaman
siswa dapat ditingkatkan. Beberapa strategi yang dapat digunakan meliputi
penggunaan materi pembelajaran yang menarik, seperti presentasi visual, diskusi
kelompok, permainan peran, dan kegiatan praktis.
Guru dan staf sekolah juga memainkan peran penting dalam pelaksanaan
program ini dengan memberikan contoh yang baik dalam menjaga kebersihan.

8
Selain itu, kolaborasi dengan spesialis kesehatan atau organisasi terkait juga dapat
memperkaya program edukasi dengan informasi yang lebih mendalam dan
sumber daya tambahan.
Evaluasi dan monitoring efektivitas program edukasi juga menjadi
langkah penting dalam memastikan keberhasilannya. Evaluasi dapat dilakukan
melalui penilaian siswa, pengamatan langsung, dan survei kepuasan. Hal ini akan
membantu dalam mengevaluasi pemahaman siswa, keefektifan metode
pengajaran, serta mengetahui sejauh mana pesan dan nilai-nilai kebersihan telah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa dan lingkungan sekolah secara
keseluruhan.
Monitoring yang berkelanjutan juga diperlukan untuk memastikan bahwa
perubahan perilaku dan kebiasaan yang diharapkan terus berlanjut dan
terimplementasikan secara konsisten.Dengan menjalankan program edukasi yang
efektif, sekolah dapat mencapai tujuan mereka dalam meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, dan perilaku siswa terkait kebersihan lingkungan.
Program ini berperan penting dalam membentuk kebiasaan dan sikap
yang positif, memperkuat nilai-nilai kebersihan, serta menciptakan lingkungan
sekolah yang bersih dan sehat. Selain itu, program edukasi ini juga berpotensi
membawa pengaruh positif dalam kehidupan pribadi siswa, keluarga mereka, dan
masyarakat luas, sehingga mendukung terciptanya lingkungan yang lebih bersih
dan lebih baik bagi kita semua.

2.5 Hubungan Kebersihan Lingkungan Sekolah dengan Kondisi Belajar


Kebersihan lingkungan sekolah memiliki hubungan yang erat dengan
terciptanya kondisi belajar yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari pengaruhnya
terhadap suasana belajar yang kondusif, kualitas pendidikan secara keseluruhan,
serta kesejahteraan siswa dan pembentukan karakter.
Kebersihan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap suasana
belajar yang kondusif. Ruang kelas yang bersih, rapi, dan teratur menciptakan
lingkungan yang menyenangkan dan nyaman bagi siswa. Dalam lingkungan yang
bersih, siswa lebih mudah untuk berkonsentrasi, fokus, dan terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, jika lingkungan sekolah kotor,

9
berantakan, atau berbau tidak sedap, siswa mungkin akan merasa tidak nyaman
dan sulit untuk memusatkan perhatian pada pelajaran. Oleh karena itu, menjaga
kebersihan lingkungan sekolah sangat penting agar siswa dapat memaksimalkan
potensi belajar mereka.
Selain itu, kebersihan lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap
kualitas pendidikan secara keseluruhan. Lingkungan yang bersih, teratur, dan
bebas dari gangguan dapat menciptakan kondisi yang mendukung proses
pembelajaran. Fasilitas sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, dan area
olahraga yang terjaga kebersihannya memberikan akses yang baik bagi siswa
untuk belajar dan mengembangkan kemampuan mereka.
Kebersihan toilet dan kantin juga menjadi faktor penting dalam
menciptakan kenyamanan dan kesehatan bagi siswa selama berada di sekolah.
Dengan lingkungan sekolah yang bersih, siswa memiliki kesempatan yang lebih
baik untuk mengembangkan potensi mereka dan mencapai hasil belajar yang
optimal.
Kebersihan lingkungan sekolah juga memiliki keterkaitan dengan
kesejahteraan siswa dan pembentukan karakter. Lingkungan yang bersih dan
terawat mencerminkan sikap dan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, seperti
tanggung jawab, disiplin, dan saling menghargai terhadap lingkungan.
Ketika siswa terbiasa menjaga kebersihan lingkungan sekolah, mereka
juga menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka di
rumah dan masyarakat. Selain itu, kebersihan lingkungan juga berdampak pada
kesehatan fisik dan mental siswa. Dengan lingkungan yang bersih, siswa memiliki
lingkungan yang lebih sehat dan aman, yang berkontribusi pada kesejahteraan
mereka secara keseluruhan.
Dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah, peran semua pihak
sangatlah penting. Guru dan staf sekolah perlu memberikan contoh yang baik
dengan menjaga kebersihan ruang kelas dan fasilitas sekolah. Mereka juga harus
memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya kebersihan dan
bagaimana menjaganya. Siswa juga harus dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan
kebersihan, seperti membersihkan kelas, membuang

10
sampah dengan benar, dan merawat fasilitas sekolah. Selain itu,
kerjasama dengan orang tua juga perlu ditingkatkan untuk mendukung upaya
menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Secara keseluruhan, kebersihan lingkungan sekolah memiliki hubungan
yang kuat dengan terciptanya kondisi belajar yang optimal. Kebersihan
lingkungan mempengaruhi suasana belajar yang kondusif, kualitas pendidikan
secara keseluruhan, serta kesejahteraan siswa dan pembentukan karakter. Oleh
karena itu, menjaga kebersihan lingkungan sekolah merupakan tanggung jawab
bersama dan perlu dilakukan secara rutin dan konsisten untuk menciptakan
lingkungan yang bersih, sehat, dan mendukung proses pembelajaran siswa.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian deskriptif dalam konteks kebersihan lingkungan sekolah
bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang
kondisi kebersihan di lingkungan sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pengamatan langsung dan pengumpulan data secara
sistematis.
Dalam penelitian deskriptif kebersihan lingkungan sekolah, peneliti akan
melakukan kunjungan ke berbagai sekolah dan melakukan observasi terhadap
keadaan lingkungan sekolah secara mendetail. Mereka akan melihat kondisi
kebersihan fasilitas seperti ruang kelas, toilet, perpustakaan, kantin, halaman
sekolah, dan area umum lainnya. Selain itu, peneliti juga dapat mengamati
praktik-praktik kebersihan yang dilakukan oleh siswa, guru, dan staf sekolah.
Selama proses pengamatan, peneliti akan mencatat semua temuan terkait
dengan kebersihan lingkungan sekolah. Mereka akan melihat apakah fasilitas
sekolah terjaga kebersihannya, apakah ada sampah berserakan, apakah toilet
bersih dan terawat, apakah ada pengelolaan limbah yang baik, dan faktor-faktor
kebersihan lainnya. Selain itu, peneliti juga dapat menggunakan instrumen
penelitian seperti checklist atau skala penilaian untuk mengukur tingkat
kebersihan berdasarkan indikator-indikator tertentu.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriptif akan dianalisis secara
kualitatif dan/atau kuantitatif. Peneliti akan mengidentifikasi pola-pola umum,
tren, atau masalah yang muncul terkait kebersihan lingkungan sekolah. Mereka
dapat membuat laporan yang mendetail tentang keadaan kebersihan sekolah,
termasuk potensi masalah yang perlu diatasi, area yang membutuhkan perbaikan,
dan praktik-praktik yang berhasil dalam menjaga kebersihan.
Penelitian deskriptif tentang kebersihan lingkungan sekolah memberikan
wawasan yang berharga bagi para pemangku kepentingan, seperti pihak sekolah,
guru, staf, dan pemerintah. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan kebijakan dan program-program yang bertujuan meningkatkan

12
kebersihan di sekolah. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan informasi
kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekolah dan
mendorong partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan tersebut.
Dengan melakukan penelitian deskriptif yang mendalam dan menyeluruh
tentang kebersihan lingkungan sekolah, kita dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang kondisi kebersihan di sekolah-sekolah, mengidentifikasi
tantangan dan masalah yang perlu diatasi, serta merumuskan langkah-langkah
konkret untuk meningkatkan kebersihan dan menciptakan lingkungan belajar yang
optimal bagi siswa.

3.2 Populasi dan Sampel


Dalam penelitian mengenai kebersihan lingkungan sekolah, populasi
merujuk pada semua sekolah yang ada dalam suatu wilayah atau lingkungan
tertentu. Populasi ini mencakup semua jenis sekolah, baik itu sekolah dasar,
sekolah menengah, sekolah tinggi, atau institusi pendidikan lainnya. Jumlah
sekolah dalam populasi dapat bervariasi tergantung pada skala penelitian yang
dilakukan.
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel menjadi penting untuk
mengumpulkan data yang representatif dari populasi. Sampel adalah subset atau
bagian dari populasi yang dipilih untuk diteliti. Proses pemilihan sampel yang
baik sangat penting agar hasil penelitian dapat secara akurat mewakili populasi
secara keseluruhan.
Dalam penelitian kebersihan lingkungan sekolah, sampel dapat dipilih
secara acak atau strategis. Jika menggunakan metode acak, peneliti akan
menggunakan teknik pemilihan sampel acak sederhana atau teknik lainnya yang
memastikan setiap sekolah dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi bagian dari sampel. Dalam pemilihan sampel strategis, peneliti dapat
mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis sekolah, lokasi geografis, atau
tingkat kebersihan yang berbeda.
Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian kebersihan lingkungan
sekolah juga perlu dipertimbangkan. Ukuran sampel yang besar akan memberikan
hasil yang lebih akurat, tetapi juga memerlukan sumber daya yang lebih banyak.

13
Peneliti dapat menggunakan teknik statistik untuk menentukan ukuran sampel
yang cukup representatif untuk mencapai tingkat kepercayaan yang diinginkan.
Setelah sampel dipilih, peneliti akan melakukan pengumpulan data melalui
observasi langsung, wawancara, atau penggunaan instrumen penelitian seperti
checklist atau skala penilaian. Data yang dikumpulkan kemudian akan dianalisis
untuk mendapatkan informasi tentang kebersihan lingkungan sekolah secara
umum, termasuk potensi masalah, kekuatan, dan area perbaikan yang perlu
diperhatikan.
Pemilihan sampel yang baik dan pengumpulan data yang cermat adalah
penting dalam penelitian kebersihan lingkungan sekolah untuk memastikan
representasi yang akurat dari populasi yang diteliti. Dengan demikian, hasil
penelitian dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi
kebersihan di lingkungan sekolah secara luas, serta memberikan panduan dan
rekomendasi untuk perbaikan kebersihan yang lebih baik di sekolah-sekolah.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data melalui observasi dalam penelitian kebersihan
lingkungan sekolah merupakan metode yang sangat penting untuk memperoleh
informasi langsung tentang kondisi kebersihan di lingkungan sekolah. Observasi
dilakukan dengan tujuan untuk mengamati dan mencatat secara sistematis aspek-
aspek kebersihan yang ada di dalam lingkungan sekolah, seperti ruang kelas,
toilet, koridor, halaman sekolah, area umum, atau tempat-tempat lain yang
relevan.
Dalam melakukan observasi, peneliti harus mempersiapkan daftar periksa
atau checklist yang mencakup berbagai aspek kebersihan yang ingin diamati.
Checklist ini akan membantu peneliti dalam mencatat informasi secara terstruktur
dan memastikan bahwa tidak ada aspek yang terlewatkan. Contoh aspek
kebersihan yang dapat diamati meliputi kebersihan lantai, dinding, meja, kursi,
fasilitas sanitasi, pengelolaan sampah, kebersihan taman atau halaman sekolah,
dan lain sebagainya.
Selama observasi, peneliti perlu meluangkan waktu untuk mengamati
dengan seksama setiap area yang diamati. Mereka harus memperhatikan detail-

14
detail kecil yang dapat menjadi indikator kebersihan, seperti kebersihan
permukaan, adanya noda atau kotoran, keberadaan sampah, atau tanda-tanda
kebersihan yang terjaga dengan baik. Observasi juga dapat melibatkan
pengukuran objektif, misalnya pengukuran tingkat kebersihan menggunakan alat
ukur yang sesuai.
Selain itu, penting bagi peneliti untuk mencatat kondisi lingkungan saat
observasi dilakukan, seperti waktu dan cuaca. Hal ini dapat mempengaruhi
kebersihan lingkungan, misalnya cuaca yang lembap dapat mempercepat
pertumbuhan jamur atau kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan bau tidak
sedap. Mencatat kondisi tersebut akan membantu dalam menganalisis hasil
observasi secara lebih komprehensif.
Setelah observasi selesai, peneliti perlu menganalisis data yang telah
dikumpulkan. Analisis dapat dilakukan dengan membandingkan hasil observasi
dengan standar kebersihan yang telah ditetapkan, baik itu standar internal yang
ditetapkan oleh sekolah itu sendiri, standar regional, atau standar nasional.
Dengan melakukan perbandingan tersebut, peneliti dapat mengevaluasi sejauh
mana kebersihan lingkungan sekolah memenuhi standar yang ditetapkan.
Hasil observasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam praktik kebersihan yang ada di lingkungan sekolah. Dari sini, rekomendasi
perbaikan dan tindakan yang diperlukan dapat diusulkan, seperti perbaikan atau
perawatan rutin, peningkatan kesadaran akan pentingnya kebersihan, atau
pengembangan program kebersihan yang lebih efektif.
Dalam penelitian kebersihan lingkungan sekolah, teknik pengumpulan
data melalui observasi memainkan peran yang krusial dalam memperoleh
informasi yang akurat dan objektif tentang keadaan kebersihan lingkungan
sekolah. Observasi yang cermat dan sistematis akan memberikan gambaran yang
mendetail tentang kondisi kebersihan dan menjadi dasar untuk pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan upaya perbaikan dan pemeliharaan kebersihan
lingkungan sekolah.

15
3.4 Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian mengenai kebersihan lingkungan sekolah, validitas
internal adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam memastikan keabsahan
data. Validitas internal berkaitan dengan sejauh mana suatu penelitian dapat
menghasilkan kesimpulan yang akurat dan meyakinkan mengenai hubungan
sebab-akibat antara variabel yang diteliti, dengan menghilangkan atau
mengendalikan faktor-faktor pengganggu yang tidak terkendali.
Untuk mencapai validitas internal yang tinggi dalam penelitian
kebersihan lingkungan sekolah, beberapa langkah kritis harus diikuti. Pertama,
desain penelitian yang baik harus dipilih. Desain penelitian ini harus mampu
menguji hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dengan cermat dan
menghilangkan pengaruh variabel-variabel pengganggu. Desain penelitian ini juga
harus mempertimbangkan metode pengumpulan data yang efektif dan relevan.
Selanjutnya, pemilihan sampel yang representatif juga penting. Sampel
harus dipilih secara acak untuk memastikan bahwa hasil penelitian dapat
digeneralisasi ke populasi yang lebih besar. Dalam penelitian kebersihan
lingkungan sekolah, pemilihan sampel yang mewakili berbagai jenis sekolah,
tingkat pendidikan, dan lingkungan geografis dapat meningkatkan validitas
internal penelitian.
Pengumpulan data dengan menggunakan observasi langsung adalah salah
satu teknik yang dapat digunakan untuk memastikan validitas internal. Dalam hal
ini, peneliti secara langsung mengamati keadaan lingkungan sekolah, seperti
kebersihan ruang kelas, toilet, halaman sekolah, dan area umum lainnya.
Observasi ini harus dilakukan dengan ketelitian dan keobjektifan yang tinggi
untuk meminimalkan kesalahan pengamatan dan menghasilkan data yang valid.
Selain itu, penggunaan instrumen pengukuran yang valid juga penting
untuk memastikan validitas internal data. Instrumen seperti daftar periksa atau
skala penilaian harus dikembangkan dengan cermat dan diuji untuk memastikan
bahwa mereka secara akurat mengukur tingkat kebersihan lingkungan sekolah.
Penggunaan instrumen yang valid akan menghasilkan data yang dapat diandalkan
dan mengurangi kemungkinan bias.

16
Selama proses pengumpulan data, penting untuk mengendalikan faktor-
faktor pengganggu yang tidak terkendali. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hubungan
antara kebersihan lingkungan sekolah dan variabel lain yang diteliti. Faktor-faktor
ini harus diambil kira dalam analisis data dan, jika perlu, dilakukan kontrol
statistik untuk meminimalkan pengaruhnya.
Selanjutnya, analisis statistik yang tepat juga diperlukan untuk
memastikan validitas internal data. Penggunaan metode analisis yang sesuai dan
relevan akan membantu menguji hipotesis penelitian dan mengidentifikasi
hubungan yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Analisis ini harus
dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan teknik yang sesuai untuk
meminimalkan kesalahan analisis dan menghasilkan hasil yang akurat.
Terakhir, penting untuk menginterpretasikan hasil penelitian secara
objektif dan hati-hati. Temuan penelitian harus dijelaskan dengan jelas dan
disertai dengan analisis yang mendalam. Selain itu, kelemahan dan keterbatasan
penelitian juga harus diakui dan dibahas secara transparan.

3.5 Analisis Data


Analisis deskriptif dalam penelitian tentang kebersihan lingkungan
sekolah bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang
kondisi kebersihan di lingkungan sekolah. Dalam analisis ini, data yang telah
dikumpulkan akan diuraikan, disajikan, dan diinterpretasikan secara deskriptif
tanpa melibatkan inferensi statistik.
Langkah pertama dalam analisis deskriptif adalah menyusun data yang
terkumpul menjadi bentuk yang dapat dipahami dan dianalisis. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan pemrosesan data, seperti pengelompokkan
berdasarkan variabel yang relevan, penghitungan frekuensi, atau perhitungan
statistik dasar seperti mean, median, dan modus.
Setelah data disusun, langkah selanjutnya adalah menyajikan data secara
visual atau dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram yang mudah dipahami. Ini

17
memungkinkan peneliti dan pembaca untuk melihat pola, perbandingan, atau
perbedaan yang signifikan dalam data kebersihan lingkungan sekolah.
Selanjutnya, peneliti dapat melakukan interpretasi terhadap data deskriptif
yang telah disajikan. Misalnya, peneliti dapat mengidentifikasi tingkat kebersihan
yang umum ditemukan di lingkungan sekolah, mengamati perubahan kebersihan
dari waktu ke waktu, atau membandingkan kebersihan antara area atau ruangan
yang berbeda di sekolah.
Analisis deskriptif juga dapat melibatkan penggunaan narasi atau deskripsi
kualitatif untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi
kebersihan di lingkungan sekolah. Ini dapat mencakup observasi rinci tentang
praktik kebersihan yang dilakukan, persepsi siswa dan staf terkait dengan
kebersihan, atau faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan.
Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan
komprehensif tentang kebersihan lingkungan sekolah berdasarkan data yang
terkumpul. Analisis ini memberikan dasar yang kuat untuk memahami kondisi
kebersihan saat ini, mengidentifikasi area yang perlu perbaikan, dan merumuskan
rekomendasi atau langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan
kebersihan di lingkungan sekolah.

18
BAB IV
ANALISIS MASALAH

4.1 Identifikasi Masalah


Dalam identifikasi masalah kebersihan lingkungan sekolah, terdapat
beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, salah satu masalah yang
mungkin timbul adalah kebersihan fisik seperti sampah yang berserakan, lantai
yang kotor, dan toilet yang tidak terawat. Hal ini dapat menciptakan kondisi yang
tidak nyaman dan tidak sehat bagi siswa dan staf sekolah. Selain itu, masalah
kebersihan juga bisa meliputi sanitasi yang buruk, seperti kurangnya akses ke air
bersih dan fasilitas cuci tangan yang memadai.
Selanjutnya, masalah kebersihan lingkungan sekolah juga bisa melibatkan
kebersihan ruang kelas dan area belajar lainnya. Ruang kelas yang berantakan dan
tidak teratur dapat mengganggu konsentrasi siswa dan menghambat proses
pembelajaran. Selain itu, kebersihan area makan seperti kantin atau ruang makan
juga perlu diperhatikan, karena kondisi yang tidak higienis dapat meningkatkan
risiko penyebaran penyakit.
Selain masalah kebersihan fisik, aspek kebersihan mental dan psikologis
juga harus dipertimbangkan. Lingkungan sekolah yang kotor dan tidak terjaga
dapat memberikan kesan bahwa sekolah tidak peduli terhadap kebersihan dan
kesejahteraan siswa. Hal ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku siswa
terhadap kebersihan, serta mengurangi rasa bangga dan identifikasi mereka
terhadap sekolah.
Masalah kebersihan lingkungan sekolah juga dapat berkaitan dengan
kesadaran dan kepedulian individu terhadap kebersihan. Kurangnya pengetahuan
dan pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan, serta kurangnya
partisipasi aktif dari semua pihak, seperti guru, staf sekolah, siswa, dan orang tua,
juga dapat menjadi masalah yang perlu diidentifikasi.
Dalam identifikasi masalah kebersihan lingkungan sekolah, penting untuk
mengumpulkan data secara komprehensif melalui observasi, wawancara, dan

19
kuesioner kepada stakeholder terkait. Dengan memahami masalah-masalah yang
ada, langkah-langkah dapat diambil untuk meningkatkan kebersihan lingkungan
sekolah, menciptakan kondisi belajar yang optimal, dan menjaga kesehatan serta
kesejahteraan siswa dan staf sekolah.

4.2 Analisis Akar Masalah


Dalam menganalisis akar masalah kebersihan lingkungan sekolah, kita
perlu melihat faktor-faktor yang mendasari terjadinya masalah tersebut. Salah satu
akar masalah yang dapat diidentifikasi adalah kurangnya kesadaran dan
pemahaman tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekolah. Ketika individu,
baik siswa, guru, staf sekolah, maupun orang tua, tidak memahami pentingnya
menjaga kebersihan dan dampak negatif dari lingkungan yang kotor, maka
kecenderungan untuk mengabaikan kebersihan lingkungan sekolah akan
meningkat.
Masalah juga dapat berasal dari kurangnya perhatian dan komitmen dari
pihak sekolah dalam menciptakan budaya kebersihan yang kuat. Jika sekolah
tidak memberikan prioritas yang cukup pada kebersihan, tidak menyediakan
fasilitas yang memadai, atau tidak menerapkan kebijakan dan tindakan yang
mendukung kebersihan lingkungan, maka siswa dan staf sekolah akan cenderung
mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan.
Faktor lingkungan juga dapat berperan dalam masalah kebersihan
lingkungan sekolah. Jika infrastruktur sekolah tidak memadai, seperti kurangnya
tempat sampah yang cukup, kurangnya fasilitas sanitasi yang memadai, atau
sistem manajemen limbah yang buruk, maka sulit bagi individu untuk menjaga
kebersihan dengan efektif.
Faktor sosial juga dapat mempengaruhi kebersihan lingkungan sekolah.
Jika norma sosial di sekolah tidak mendukung kebersihan, misalnya dengan
adanya budaya yang membiarkan sampah berserakan atau kurangnya dorongan
untuk menjaga kebersihan, maka individu cenderung mengikuti norma tersebut
dan tidak memperhatikan kebersihan lingkungan.
Dalam menganalisis akar masalah kebersihan lingkungan sekolah,
penting untuk melibatkan berbagai pihak terkait, seperti siswa, guru, staf sekolah,

20
orang tua, dan mungkin juga pihak-pihak eksternal, seperti pemerintah atau
organisasi lingkungan. Dengan melibatkan semua pihak, dapat diidentifikasi akar
masalah secara komprehensif dan langkah-langkah yang holistik dapat diambil
untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini meliputi peningkatan kesadaran dan
pemahaman tentang kebersihan, peningkatan komitmen sekolah terhadap
kebersihan, perbaikan infrastruktur dan fasilitas, serta pembentukan norma sosial
yang mendukung kebersihan lingkungan sekolah.

4.3 Dampak Masalah


Masalah kebersihan lingkungan sekolah memiliki dampak yang
signifikan pada berbagai aspek kehidupan sekolah. Salah satu dampak yang dapat
terjadi adalah terganggunya kesehatan siswa, guru, dan staf sekolah. Lingkungan
yang kotor dan tidak higienis dapat menjadi tempat berkembangnya berbagai
penyakit dan infeksi. Siswa yang terkena penyakit atau infeksi akan mengalami
absensi yang lebih tinggi, mengganggu keteraturan proses pembelajaran, dan
menurunkan produktivitas belajar. Selain itu, guru dan staf sekolah yang tidak
sehat juga akan sulit memberikan pengajaran dan pelayanan yang optimal kepada
siswa.
Masalah kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak pada proses
pembelajaran dan konsentrasi siswa. Lingkungan yang kotor, berantakan, atau
berbau tidak sedap dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar. Siswa
akan sulit fokus dan terganggu oleh keadaan lingkungan yang tidak nyaman. Hal
ini dapat menghambat pemahaman dan pencapaian hasil belajar yang baik.
Sebaliknya, dengan lingkungan yang bersih, rapi, dan nyaman, siswa dapat lebih
fokus dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Selain dampak kesehatan dan proses pembelajaran, masalah kebersihan
lingkungan sekolah juga mencerminkan nilai-nilai dan sikap yang diajarkan di
sekolah. Lingkungan yang bersih dan terjaga mencerminkan sikap tanggung
jawab, kepedulian, dan rasa saling menghargai. Sebaliknya, lingkungan yang
kotor dan tidak terawat mencerminkan sikap yang kurang peduli terhadap
lingkungan dan orang lain. Kebersihan lingkungan sekolah juga dapat menjadi

21
sarana pembelajaran bagi siswa dalam menginternalisasi nilai-nilai seperti
kebersihan, kerapihan, dan keindahan.

Dalam jangka panjang, masalah kebersihan lingkungan sekolah juga


dapat berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Lingkungan yang
bersih dan terjaga menciptakan atmosfer yang positif dan kondusif untuk belajar.
Hal ini berkontribusi pada peningkatan motivasi belajar, partisipasi siswa, dan
pencapaian akademik yang lebih baik. Sebaliknya, lingkungan yang kotor dan
tidak terawat dapat menciptakan lingkungan yang tidak kondusif, menurunkan
semangat belajar, dan berdampak negatif pada hasil akademik siswa.
Dengan demikian, masalah kebersihan lingkungan sekolah memiliki
dampak yang luas dan signifikan. Dampaknya meliputi kesehatan siswa dan staf
sekolah, proses pembelajaran dan konsentrasi siswa, serta nilai-nilai dan sikap
yang diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, penting bagi pihak sekolah dan seluruh
anggota komunitas sekolah untuk mengatasi masalah kebersihan lingkungan
dengan serius dan menjadikannya sebagai prioritas dalam menciptakan
lingkungan belajar yang optimal dan mendukung.

4.4 Implementasi dan Evaluasi


Implementasi dan evaluasi kebersihan lingkungan sekolah merupakan
langkah penting dalam memastikan bahwa upaya pemeliharaan kebersihan
dilakukan secara efektif dan berkelanjutan. Implementasi melibatkan pelaksanaan
tindakan-tindakan konkret untuk menjaga kebersihan lingkungan, sedangkan
evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan upaya tersebut dan
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Dalam mengimplementasikan kebersihan lingkungan sekolah, langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah menyusun kebijakan dan prosedur yang jelas
terkait kebersihan. Hal ini mencakup penetapan standar kebersihan, tata cara
pengelolaan sampah, kebijakan penggunaan ruang, dan prosedur pembersihan
secara berkala. Kebijakan dan prosedur tersebut harus disosialisasikan kepada
seluruh anggota komunitas sekolah, termasuk guru, staf sekolah, siswa, dan orang

22
tua, agar semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya
kebersihan dan tanggung jawab masing-masing.

Selanjutnya, implementasi dilakukan melalui berbagai kegiatan rutin,


seperti pembersihan ruang kelas, koridor, kantin, toilet, dan area lainnya.
Pelibatan semua anggota komunitas sekolah dalam menjaga kebersihan juga
menjadi kunci sukses implementasi. Guru dan staf sekolah dapat memberikan
edukasi kepada siswa mengenai pentingnya kebersihan dan melibatkan mereka
dalam kegiatan membersihkan lingkungan sekolah. Orang tua juga dapat berperan
aktif dengan mendukung kebersihan lingkungan sekolah dan memberikan contoh
yang baik di rumah.
Selama proses implementasi, evaluasi secara terus-menerus perlu
dilakukan untuk mengukur efektivitas upaya kebersihan. Evaluasi dapat dilakukan
melalui observasi visual, pengukuran kualitas udara, survei kepuasan anggota
komunitas sekolah, dan analisis data kebersihan. Hasil evaluasi tersebut
digunakan untuk mengidentifikasi keberhasilan yang telah dicapai, menemukan
kelemahan atau masalah yang perlu diperbaiki, dan merancang strategi perbaikan
yang sesuai.
Selain evaluasi internal, keterlibatan pihak eksternal juga penting dalam
mengevaluasi kebersihan lingkungan sekolah. Dinas kesehatan atau instansi
terkait dapat melakukan inspeksi rutin untuk memastikan kebersihan lingkungan
sekolah memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan. Mereka juga dapat
memberikan rekomendasi dan saran untuk perbaikan yang diperlukan.
Dalam rangka menjaga keberlanjutan kebersihan lingkungan sekolah,
penting untuk membuat jadwal pembersihan yang teratur dan melibatkan semua
anggota komunitas sekolah. Selain itu, program penghargaan dan pengakuan
dapat diberikan kepada individu atau kelompok yang secara konsisten berperan
aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Dengan implementasi yang baik dan evaluasi yang terus-menerus,
diharapkan kebersihan lingkungan sekolah dapat terjaga dengan baik. Lingkungan
yang bersih dan nyaman akan menciptakan suasana belajar yang kondusif,
meningkatkan kesehatan anggota komunitas sekolah, dan membentuk sikap peduli

23
terhadap lingkungan. Selain itu, kebersihan lingkungan sekolah yang terjaga juga
dapat mencerminkan profesionalisme dan komitmen sekolah dalam memberikan
pendidikan berkualitas.

BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Kesimpulannya, kebersihan lingkungan sekolah memiliki peran penting
dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal dan sehat bagi siswa.
Dampaknya meliputi kesehatan siswa dan staf sekolah, proses pembelajaran dan
konsentrasi siswa, serta nilai-nilai dan sikap yang diajarkan di sekolah. Dengan
menjaga kebersihan lingkungan sekolah, seperti ruang kelas yang bersih, fasilitas
yang terawat, dan program edukasi yang teratur, dapat menciptakan lingkungan
yang nyaman, mendukung proses pembelajaran, dan membentuk karakter siswa
dalam menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan. Upaya menjaga kebersihan
lingkungan sekolah perlu melibatkan semua pihak, termasuk guru, staf sekolah,
siswa, dan orang tua, serta memerlukan tindakan rutin dan kerjasama yang terus
menerus.

1.2 Saran
Untuk meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah, ada beberapa saran
yang dapat diimplementasikan.
Pertama, penting untuk membentuk komite kebersihan sekolah yang
terdiri dari guru, staf, siswa, dan orang tua, yang bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan kegiatan kebersihan secara rutin.
Kedua, perlu adanya sosialisasi dan edukasi yang kontinyu kepada
seluruh anggota sekolah tentang pentingnya kebersihan dan cara menjaganya.
Ketiga, diperlukan pengaturan sistematis untuk pengelolaan sampah,
termasuk pemasangan tempat sampah yang cukup, pemilahan sampah, dan
pengadaan layanan pengelolaan sampah yang efektif.

24
Keempat, perlu melibatkan siswa dalam kegiatan kebersihan, seperti
membersihkan kelas dan lingkungan sekolah, agar mereka memiliki kesadaran
dan tanggung jawab terhadap kebersihan.
Kelima, perlu kerjasama dengan pihak terkait, seperti pemerintah
setempat atau lembaga lingkungan, untuk mendapatkan dukungan dalam
pengelolaan kebersihan lingkungan sekolah.
Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan kebersihan lingkungan
sekolah dapat terjaga dengan baik, menciptakan suasana belajar yang sehat dan
optimal bagi siswa.

25
DAFTAR PUSTAKA

Sutopo, W. (2012). Pentingnya Kebersihan Lingkungan Sekolah dalam


Menciptakan Kondisi Belajar yang Optimal. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 18(1), 79-90.
Sudaryanto, A. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebersihan
Lingkungan Sekolah. Jurnal Pendidikan, 2(1), 32-41.
Rokhman, F., & Siti, R. (2020). Peran Siswa dalam Meningkatkan Kebersihan
Lingkungan Sekolah. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 34-41.
Ardianto, Y., & Azzahra, D. (2017). Peningkatan Kesadaran Kebersihan
Lingkungan Sekolah Melalui Pendidikan Lingkungan Hidup. Jurnal
Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan, 1(1), 23-36.
Hariani, N., & Widyastuti, I. (2015). Hubungan Kebersihan Lingkungan Sekolah
dengan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan, 4(1), 45-56.
Astuti, D., & Wijayanti, L. (2021). Pengaruh Kebersihan Lingkungan Sekolah
terhadap Kesehatan Siswa. Jurnal Kesehatan, 9(1), 56-67.

26

Anda mungkin juga menyukai